Tatapan Lekat

"Aku pergi dulu ya, Sayang. Kamu masih ada waktu untuk menghabiskan makananmu sampai Raksa tiba. Nanti hati-hati, ya. Selamat tidur dan semoga mimpi indah."

Kalimat yang dilontarkan Nero begitu cepat, pun dengan kecupan yang ia daratkan di puncak kepala Anne. Tak ada kesan manis atau pun romantis, yang ada hanya ketidaksabaran untuk segera hengkang dari sana.

Anne tak menyahut, apalagi menoleh dan memberikan senyuman. Dia hanya mematung sambil mencengkeram garpu yang ada di tangan.

Rasa kesalnya sudah tak bisa lagi diungkap dengan kata-kata, terlebih saat mendengar ucapan 'selamat tidur' barusan. Anne paham, itu artinya nanti Nero tak akan menghubungi lagi, sekalipun hanya lewat chat. Anne sudah hafal betul karena bukan kali ini saja, melainkan sudah berulangkali Nero melakukannya.

Akan tetapi, Nero tak terlalu memikirkan kekesalan Anne saat ini. Walaupun wajah kekasihnya itu amat sangat masam, tetapi Nero tetap pergi juga. Bekerja sama dengan Morgan adalah prioritasnya, jauh lebih utama dibanding Anne, yang menurutnya lebih mudah dibujuk. Itu sebabnya, Nero tak berpikir dua kali untuk pergi meski Anne baru saja mengambil garpu dan belum sempat menyuap makanannya.

"Dasar brengsek! Sampai kapan kamu akan seperti ini, Nero?" umpat Anne sambil membanting garpu dengan keras, sampai-sampai benda itu terpental dan jatuh ke lantai.

"Anda baik-baik saja, Nona?"

Anne enggan menoleh. Tanpa menatap pun dia sudah tahu siapa yang datang, Raksa. Dan benar saja, dalam hitungan detik lelaki itu sudah duduk di hadapan Anne, seraya meletakkan garpu yang baru saja menjadi pelampiasan amarah.

"Pesan makanan!" perintah Anne dengan nada datar, membuat Raksa merasa bingung antara menolak atau menurut. Sampai akhirnya, ia hanya diam sampai beberapa saat.

"Kamu pikir aku bisa menelan makanan ini, sementara di depanku ada orang yang kelaparan?" sambung Anne. Meski pelan, tetapi kesannya sangat tegas dan dingin, seolah mengisyaratkan bahwa dia tak mau dibantah.

"Baik, Nona."

Tak ada pilihan, akhirnya Raksa menerima tawaran tersebut. Selain tak ingin menambah emosi Anne, dia juga sebenarnya memang lapar. Perutnya sudah keroncongan sejak di kantor tadi, hanya saja belum ada waktu untuk makan. Sialnya, suara cacing-cacing yang memberontak itu barusan di dengar oleh Anne. Ahh, sangat memalukan.

"Inilah alasanku kenapa sampai sekarang nggak menjalin hubungan dengan wanita, karena semua waktu sudah habis untuk kerja. Nanti saja kalau Mama sudah sembuh dan Raina sudah lulus kuliah, aku akan resign dan menata masa depanku," batin Raksa sambil sesekali melirik ke arah Anne. Ya, hanya melirik. Terlalu menakutkan untuk dipandang lama-lama, bisa-bisa ganti dirinya yang diamuk.

Tak lama berselang, pesanan Raksa telah dihidangkan di atas meja, berikut dengan garpu baru untuk Anne. Lantas, keduanya pun mulai menyantap makanan masing-masing.

Namun, Raksa tak bisa menikmatinya. Ia terganggu dengan denting nyaring dari garpu yang beradu dengan piring Anne. Akan tetapi, Raksa tak berani menegur. Demi keselamatan diri sendiri. Karena ekspresi Anne tak seperti seseorang yang hendak menyantap makan malam, tetapi lebih mirip seseorang yang akan menyantap sesama manusia.

Untungnya, situasi itu tak berlangsung lama. Dalam hitungan menit saja, keduanya sudah selesai menyuap semua makanan. Raksa sedikit lega ketika sudah melangkah keluar dari restoran. Setidaknya, sekadar mengantar Anne saja sekarang. Setelah itu, dirinya pula bisa pulang dan bergegas istirahat. Punggung sudah mau patah rasanya.

"Nona!"

Raksa tersentak saat melihat Anne ditabrak seorang lelaki yang setengah berlari. Tubuh sintal itu terjatuh di hadapan Raksa, karena tadi Anne memang berjalan di hadapannya.

Dengan gerakan cepat, Raksa langsung menyambar kerah kemeja lelaki yang menabrak Anne, yang sepertinya berniat kabur.

"Maaf, Tuan. Saya sedang terburu-buru. Saya tidak sengaja menabraknya." Lelaki itu ketakutan kala mendapat cengkeraman dan tatapan tajam dari Raksa.

"Buru-buru juga harus berhati-hati! Jangan sampai mencelakai orang lain, paham!" bentak Raksa sambil mendorong kasar, hingga lelaki itu terhuyung-huyung dan nyaris terjungkal.

Namun, Raksa tak peduli. Ia lebih mengutamakan Anne yang kala itu masih meringis sambil memegangi kakinya.

"Anda baik-baik saja, Nona?" tanyanya sembari berjongkok di samping Anne.

"Kakiku sakit, sepertinya terkilir," jawab Anne dengan pelan. Tangannya belum berhenti memegangi pergelangan kaki yang luar biasa sakitnya.

"Jika tidak keberatan ... saya bisa membantu memijitnya, Nona." Raksa bicara dengan hati-hati, takut Anne malah salah paham padanya.

Sementara itu, Anne hanya tertegun. Ada yang aneh dalam benaknya saat mendengar tawaran Raksa, karena sejauh ini Nero tak pernah melakukan itu. Pernah suatu ketika, Anne terjatuh dan Nero tak menyadarinya karena sibuk menerima telepon dari rekan. Akhirnya, malah orang lain yang menolongnya. Bahkan setelah Anne berjalan pincang pun, Nero belum juga sadar. Lelaki itu malah izin pergi karena ada jadwal pertemuan yang dimajukan.

"Dia hanya sekretarismu, tapi lebih tahu caranya peduli padaku," batin Anne sambil menatap Raksa.

Detik berikutnya, Raksa menoleh ke arah Anne. Maksud hati ingin mencari jawaban atas tawarannya tadi, tetapi malah dihadapkan dengan sepasang mata sendu yang begitu lekat menatapnya.

Detak jantung Raksa berpacu cepat seketika. Wajah Anne yang berada di dekatnya, perlahan menjadi objek menarik yang membuatnya sulit berpaling. Belum lagi wangi tubuh yang tiba-tiba menyeruak dalam hidung, membuatnya merasa nyaman dan ingin menghirup lebih lama lagi.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Biarkan aku menangis

Biarkan aku menangis

njirr
kesempatan

hajar ayoo

2023-12-02

1

Rahma Inayah

Rahma Inayah

mulai nya akab terjdi perselingkhn antar sekertaris dan tunagan big bos

2023-11-28

1

яσяσ мєη∂υт

яσяσ мєη∂υт

ciummmm aja raksa 🙈sayang atuh pacar org dianggurin mulu 😃

2023-11-27

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!