Permintaan Putus

Anne melempar tas dan kartu kredit milik Nero dengan asal ke atas meja. Lantas, mendaratkan tubuhnya dengan kasar pula ke atas sofa yang berada di dekat meja. Tak sampai di situ saja, high heels yang ia kenakan juga dilepas dan dilempar asal-asalan. Sampai-sampai yang sebelah masuk ke kolong meja.

"Tahu gini aku nggak akan pernah tertarik sama kamu, apalagi sampai pacaran dan merencanakan tunangan! Kamu itu cowok paling brengsek yang pernah aku kenal!" umpat Anne sambil menatap foto dirinya ketika bersama Nero.

Seiring desa-han kasar yang keluar dari bibirnya, ingatan tentang dulu kembali terlintas dalam pikiran Anne. Saat dia pertama kali bertemu dengan Nero, dan langsung jatuh cinta pada pandangan pertama.

Kala itu, keduanya bertemu di acara peresmian kantor cabang milik Cakra Adiguna. Penampilan Nero yang elegan dan penuh kharisma mencuri perhatian Anne. Sampai akhirnya, ia memutuskan untuk mendekati dengan alasan membahas bisnis.

"Aku mencintaimu. Maukah kamu menjadi kekasihku?"

Setelah tiga bulan saling mengenal, kalimat itu terucap juga dari bibir Nero. Sebuah ungkapan yang disambut baik oleh Anne, karena sejatinya ... Nero adalah orang pertama yang berhasil mencuri hatinya.

Di awal hubungan, semua berjalan indah. Sikap manis Nero menjadi warna teristimewa dalam hidup Anne. Dia layaknya wanita yang paling bahagia sedunia.

Namun, perlahan segalanya berubah sedikit demi sedikit. Sikap manis dan romantis dari Nero lambat laun tergeser oleh kesibukan kerja. Dua tahun menjadi sepasang kekasih, nyatanya malah makin jarang menghabiskan waktu berdua.

"Aku sibuk kerja karena memikirkan masa depan kita. Aku ingin memberikan kehidupan yang terbaik untuk kamu dan anak-anak kita nanti," ucap Nero ketika Anne melayangkan protes atas waktunya yang habis untuk kerja—empat bulan lalu.

Pada mulanya, Anne tetap kesal. Namun, hati itu luluh mana kala Nero menyematkan cincin permata di jari manisnya.

"Ini adalah bukti keseriusanku. Tunggu aku ada waktu senggang, kita ke rumah orang tuamu dan aku akan melamarmu secara resmi."

Janji yang kala itu terdengar manis dan penuh untaian mimpi, kini tak ubahnya angin lalu yang tak ada arti. Karena kenyatannya, sampai saat ini Nero belum juga meluangkan waktu untuk datang ke Jakarta dan melamarnya di depan orang tua. Masih mengurus kontrak kerja sama, masih ada pertemuan dengan klien, masih ada pembahasan dengan rekan. Selalu saja ada alasan.

Meski diakui Nero memang sangat royal, tetapi sejatinya bukan itu yang Anne inginkan. Anne sendiri adalah wanita kaya yang sukses dalam karier, tak pernah kekurangan uang sedikit pun. Tak perlu mengandalkan laki-laki jika hanya ingin belanja perhiasaan atau barang-barang branded lainnya. Yang paling Anne butuhkan adalah perhatian dan kebersamaan, yang sayangnya malah sulit didapatkan.

Tak lama setelah Anne terdiam dalam kekesalan, tiba-tiba ia dikejutkan dengan dering ponsel.

Dengan sedikit malas, Anne mengambilnya. Setelah membaca nama 'Nero' di layar, Anne kembali meletakkannya. Ia biarkan benda itu berdering sampai beberapa saat dan diam dengan sendirinya.

Akan tetapi, tak cukup satu kali Nero menghubungi, melainkan berulang kali. Sampai telinga Anne bosan sendiri mendengarnya. Lantas pada panggilan kelima, dengan sedikit terpaksa Anne menjawabnya.

"Sayang, aku benar-benar minta maaf. Malam ini___"

"Nggak perlu dijelaskan. Hari ulang tahunku memang nggak sebanding dengan pekerjaanmu kok," pungkas Anne. Tak mau lagi mendengar alasan dari bibir Nero, sudah bosan dia.

"Bukan seperti itu, Sayang. Tadi memang ada urusan yang nggak bisa ditinggalkan."

Anne tak menyahut.

"Kartu kreditku sudah ada di kamu, kan? Belanjakan sesukamu, anggap itu hadiah ulang tahun dariku." Nero kembali bicara, dan tanpa ia sadari itu justru memancing kembali emosi Anne.

"Nggak perlu khawatir, udah kugunakan dengan baik kok. Besok notifnya pasti masuk. Kamu jangan kaget ya kalau nominal yang kupakai cukup tinggi," jawab Anne dengan asal.

"Nggak masalah, aku kerja salah satunya memang untuk kamu."

"Baguslah kalau begitu," sahut Anne.

"Kamu___"

"Sudah, jangan bicara lagi! Matikan saja teleponnya. Kamu tahu, aku akan menggunakan uangmu untuk membayar gigo-lo! Jadi, sekarang jangan menganggu waktu kami! Aku ingin bersenang-senang."

"Aku tahu kamu nggak akan melakukan itu, Anne. Aku mengenalmu lebih dari siapa pun."

Mendengar ucapan Nero, Anne hanya tertawa. Lantas berkata, "Kamu sama sekali nggak mengenalku, karena memahami mauku saja kamu nggak bisa."

"Bukan nggak bisa, memang waktuku yang nggak ada. Masa depan itu nggak cukup dengan cinta saja, Anne, harus diimbangi dengan materi."

"Yang kamu lakukan sekarang bukan untuk masa depan kita, tapi untuk kepuasan obsesimu sendiri, Nero. Aku pribadi sudah kaya, dan orang tuaku punya aset di mana-mana, kamu sendiri juga sudah mapan. Ibaratnya kita nggak kerja saja masa depan sudah cerah, tidak akan kekurangan. Lalu kenapa harus menghabiskan semua waktu untuk mengejar materi? Setidaknya sisakan sedikit waktu untuk bersantai. Harta dan kemewahan bukan poin utama yang membuat bahagia, Nero, melainkan cinta dan kebersamaan. Pahami itu!"

Embusan napas kasar keluar dari bibir Nero, usai Anne melontarkan kalimat panjang. Lantas, cukup lama keduanya terdiam. Sampai kemudian, Anne-lah yang kembali membuka suara.

"Jemput aku besok. Jika masih nggak ada waktu, kita putus aja. Aku udah lelah dengan hubungan ini, Nero."

Setetes air mata jatuh saat kalimat itu terucap dari bibirnya. Anne sangat mencintai Nero, putus darinya dan membiarkan lelaki itu dengan wanita lain pastilah menyisakan luka yang dalam. Namun, mau bagaimana lagi? Prinsip Nero tak bisa diubah, selalu mengutamakan harta, kedudukan, dan kekuasan di atas segalanya. Sebuah prinsip yang seringkali membuat Anne terbakar emosi.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

𝓙𝓾𝓶𝓲 🤳

𝓙𝓾𝓶𝓲 🤳

yuhuuuuu aku datang ☺satu kata untuk nero "egois" krn sllu mementingkan diri sendiri, inget nero suatu hari nanti kau akan menyesal klo udh kehilangan anne, disaat dia ada kau sia2kan, 😌

2023-11-26

1

ria

ria

semangat anne..
lebih baik putus😁😁
sama dg aq si nero..materi🙈

2023-11-25

1

Dian Rahmawati

Dian Rahmawati

seru nih ceritanya

2023-11-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!