“ Mila ! Milo !” teriak oma Bella, sangking kesalnya Oma Bella membawa sapu untuk menakut – nakuti mereka. Justru ini menjadi permainan yang disukai si kembar. Kejar – kejaran. Oma Bella mau berangkat arisan, tapi si kembar menyembunyikan tas oma.
Oma Bella sudah lelah kejar – kejaran. Beliau duduk di sofa sembari menata nafasnya yang tersenggal. Oma Bella menghubungi Arfan.
“Ar, mama sudah sangat lelah bin capek. Segera carikan pengasuh untuk mereka. Tingkat kan gajinya. Mama sampai gagal ikut arisan, ini sudah ketiga kalinya mama absen.” Keluh oma Bella.
Arfan yang mendengar keluhan sang mama hanya bisa memijat kening. “Iya, Ma. Arfan usahakan. “
“Jangan cuma iya – iya saja, cepat Ar!”
“Iya, Ma ....” Arfan pun mengakhiri panggilan lebih dulu. Ia sendiri juga sudah capek mengurus si kembar. Mulai bangun tidur, Arfan sudah menjadi tunggangan mereka secara bergantian. Mereka mau mandi jika sudah naik kuda om Arfan. Tak berhenti di situ, saat makan juga, mereka hanya mau disuapi. Terlalu mudah jika membayangkan menyuapi itu hal ringan. Nyatanya, Arfan harus main kejar – kejaran dulu saat menyuapi. Waktunya habis untuk mengurus si kembar. Arfan baru tiba di kantor setelah pukul 08.00. Untung saja Johan sang asisten sangat cepat kaki ringan tangan.
Arfan pun mulai membuat pengumuman, mencari seorang pengasuh dengan biaya 50 juta di awal masuk.
.
“Bisma, Ya Allah kamu mimisan lagi!” panik Resti sambil mengambil tisu lalu menyumbat hidung Bisma. Bisma terlihat lesu karena banyak darah yang sudah ke luar. Dua kotak tisu tak bisa mengatasi.
Lala yang baru saja pulang dari mencari pekerjaan pun ikut panik. “Bu, darah yang keluar tak sewajarnya. Kita bawa Bisma ke rumah sakit.” Setelah memantau banyaknya tisu yang berada di keranjang sampah.
“Tapi, uangnya dari mana?” Resti mau saja memeriksakan Bisma ke rumah sakit, tapi kendala uang yang menjadi masalahnya.
“Ibu tenang saja, aku masih punya tabungan. Nanti aku akan ambil di ATM mini.” Lala menyarankan ibunya, “ Sekarang, Ibu persiapkan apa saja yang perlu di bawa untuk periksa ke rumah sakit. Termasuk baju ganti milik Bisma.”
Resti pun bergegas menyiapkan berkas seperti foto kopi akte dan KK.
.
“Anak Ibu mengalami kanker rongga hidung dan harus segera dioperasi.” Terang dokter setelah melakukan serangkaian pengecekan.
Tentu saja berita ini membuat Resti sangat shock. “ Kan – ker hidung? Operasi Dok?” mulut Resti sedikit bergetar.
Dokter mengangguk dan mulai menerangkan jenis penyakit yang dialami Bisma. Jika Bisma tak segera dioperasi maka mungkin nyawa Bisma pun ikut terancam.
Resti mengabarkan berita ini pada Lala yang baru saja tiba mengambil uang. Resti mengira biaya berobat ke rumah sakit akan menelan biaya sekitar 800 juta an.
“ Operasi Bu !” Lala tak kalah kagetnya mendengar berita ini.
Resti mengangguk dan menceritakan seperti apa yang diterangkan dokter barusan.
“Berapa biaya operasi Bisma, Bu ?” tanya Lala yang mulai ragu jika uang 2 juta yang ia bawa tidak akan mampu untuk biaya operasi.
“Sekitar 30 juta.”
“Hah, 30 juta !” Mata Lala membola sempurna. Ke mana ia harus mencari pinjaman. Ke Bank kah? Tapi biaya pengembalian sangat mahal. Lala mengurungkan niatnya mencari pinjaman ke Bank. Lala meninggalkan rumah sakit untuk mencari pekerjaan dan akan meminta bayaran di muka. Sudah sampai menjelang maghrib, Lala baru tiba menemui ibunya.
“Lala belum mendapatkan uang, Bu.” Sesal Lala mendapati reaksi ibunya yang teramat cemas.
“Lalu, bagaimana ini ? Bisma tidak akan dioperasi jika kita belum melunasi administrasinya.”
“Ibu jangan cemas. Masih ada Allah yang akan mengentaskan kita dari masalah ini. Lala pamit membersihkan diri dulu ya Bu,” setelah menyalami tangan wanita paruh baya itu Lala menuju kamar mandi.
Adzan magrib pun mulai menggema di area rumah sakit. Lala segera menunaikan kewajibannya. Setelah selesai Lala mengadahkan tangan untuk berdoa.
Kini Lala menyusuri area kantin untuk mencari makanan yang pas di kantong. Lala harus bisa menghemat untuk berjaga – jaga saja.
Saat menunggu pesanan, Lala mendengar obrolan dua wanita yang membahas pekerjaan menjadi pengasuh dengan gaji 50 juta. Lala sangat tertarik dan mencoba bicara dengan kedua wanita itu. Lala berhasil mendapatkan alamat orang yang mencari pengasuh itu.
.
“Saya Lala Innara. Umur 23 tahun. Pekerjaan, baru saja dipecat dari restoran sebagai pramusaji.” Terang Lala di depan seorang wanita cantik yang seusia dengan ibunya.
“Cukup.” Oma Bella mengangkat tangannya. “ Sekarang kamu langsung bisa bekerja di sini sebagai seorang pengasuh dari dua bocah kembar. Mereka bernama Mila dan Milo. Jika sehari saja kamu bertahan bekerja mengurus mereka. Maka, uang 50 juta akan menjadi milikmu. Tapi, jika kamu menipu kami dan membawa kabur uang itu. Maka, kamu akan dituntut dan denda dua kali lipatnya.” Ancam oma Bella.
Lala mengerti dan langsung beranjak menuju kamar si kembar setelah mendapat arahan dari oma Bella.
Lala mengetuk sambil mengucap salam. Tak ada sahutan, Lala pun mendorong pintu. Baru saja Lala menampakkan diri dihadapan mereka berdua, Lala menjerit sekeras – kerasnya . Bagaimana tidak ? Seekor ular karet mendarat dibagian dada nya. Lala melompat sambil mengibaskan tangannya hingga ular karet itu jatuh. Milo sang pelaku tertawa cekikikan.
Oma Bella yang mendengar teriakan Lala pun sontak menutup kedua kupingnya, “Gagal lagi, gagal lagi.” Gumamnya sembari mendesah kasar.
Menit berikutnya tak terdengar lagi suara jeritan si Lala. Oma Bella sedikit lega berharap ada harapan baru dari pengasuh baru.
“Kamu pasti Milo kan? “ Lala mendapati Milo mengambil ular karet itu. Lala melihat gadis cantik yang sedang bermain boneka. “Dan kamu pasti Mila. Perkenalkan, aku Mbak Lala. Pengasuh kalian yang baru. Semoga kita menjadi partner yang baik.” Lala mengulurkan tangan untuk salim. Milo tahu artinya itu, ia pun menghentikan tawanya dan menjabat tangan Lala. Milo anak yang patuh sebenernya, tapi karena emosinya yang masih labil membuat diri nya susah dikendalikan. Milo mengamati penampilan Lala.
“Mbak Lala kok nggak takut sama ini,” Milo menunjukkan mainannya.
“ Cuman kaget saja.” Lala mengusap dadanya.
Mila menuruni kasur dan wus, wus, wus. “Aku ngompol,” ujarnya dengan santai tanpa malu. Mila pikir setelah tahu Mila ngompol, Lala bakal meninggalkannya seperti pengasuh sebelumnya.
“Nggak apa – apa, sini mbak bantu lepas dan ganti baju. Ayo, kita bersihkan di kamar mandi !” ajak Lala menuntun ke sebuah kamar yang Lala duga itulah kamar mandi. Lala dengan telaten membersihkan Mila tanpa mengeluh, justru Lala mengajak Mila bernyanyi. Bernyanyi adalah kesukaannya. Selesai mendandani Mila, Lala mengepel lantai bekas ompol Mila tanpa jijik.
Mila dan Milo tak menyerah untuk mengerjai Lala. Ada saja ulah mereka yang membuat Lala harus tahan banting. Mulai didandani ala badut lah, minta main kuda – kudaan lah dan yang paling parah mereka meminta Lala untuk menari ala Michael Jackson. Lala menarik nafasnya panjang sebelum memulai atraksi nya. Si kembar tertawa puas mengerjai Lala.
Arfan baru saja tiba. Ia melihat pengasuh baru itu sedang bermain dengan keponakannya. Oma Bella mendatangi Arfan dan menceritakan ketangguhan Lala si pengasuh baru.
“Aku capek. Nggak mau main lagi. Mbak Lala ngebosanin.” Tukas Mila. Milo pun mengiyakan saja.
“Eum, bagaimana kalau kita berkreasi?” tawar Lala dengan ide cemerlangnya.
“Berkreasi?” sahut mereka antusias.
“Iya. Siapa yang mau di ajak berkreasi?” Lala mengangkat jari telunjuknya ke atas.
“Saya !” sahut mereka kompak sekali.
Lala mengajak mereka ke dapur. Ada bik Darsih yang sedang membersihkan dapur. Lala meminta izin mengunakan dapur. Bik Darsih tak keberatan dan memberi mereka kelonggaran.
Lala mengajak si kembar membuat puding coklat yang lembut. Ternyata mereka menyukai puding buatannya.
Kegiatan Lala berakhir sudah setelah menidurkan mereka. Terlalu kenyang membuat mereka cepat tidur. Oma Bella sampai rela mendatangi Lala dan mengacungi dua jempol. “Kamu hebat, Lala !”
.
Saat Lala hendak pamit pulang, disambut langsung oleh Arfan.
“Selamat malam Tuan Arfan!” sapa Lala sopan.
“Ya, malam.” Sahut Arfan. Dan langsung mengutarakan keputusannya. “Kamu menjadi pengasuh si kembar adalah 24 jam terhitung dari sekarang. Itu artinya kamu harus tinggal di sini. Dan ini uang 50 juta yang aku janjikan.” Arfan mengeluarkan amplop coklat yang begitu tebal. “Ini, hitunglah!”
“Terima kasih, Tuan. Saya percaya dengan Tuan. Tapi saya mohon izin dulu untuk pergi membawa uang ini.”
“Kamu ingin kabur setelah mendapatkan uangku?” geram Arfan yang tak tahu pasti niat Lala.
“Tidak Tuan. Saya sangat takut dengan hukum Tuhan. Saya akan kembali besok pagi. Saya janji. Izin kan saya pulang sekarang. Ada seseorang yang membutuhkan uang ini.” Lala tak menceritakan langsung kejadian yang menimpanya.
Arfan memegang janji Lala. Jika saja Lala menipunya, Arfan tidak segan akan mengejarnya sampai ke ujung dunia sekalipun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Natha
Lala bisa membuat Arfan ter tra Lala Lala🥰🤣
2024-01-11
4
sella surya amanda
lanjut
2023-11-24
1