Perjalanan

Natasya terbangun  dengan mata yang bengkak, akibat menangis semalaman. Perempuan yang memiliki paras cantik itu yang mempunyai rambut panjang, mengingat kejadian semalam saat dirinya meminta izin kepada Paman dan Bibinya.

Tidak mau memikirkannya lagi lebih tepatnya yang membuatnya sakit hati nantinya, Natasya langsung beranjak ke kamar mandi.

Mengingat hari ini dia akan berangkat ke kota, dan akan dijemput jam 7 pagi.

Setelah selesai mandi, Natasya memakai pakaian dan seragam pelayannya tidak lupa dia juga memoles wajahnya dengan make up tipis.

Kemudian dia bergegas ke dapur menyiapkan sarapan untuk keluarga Bibinya, mumpung waktunya tinggal setengah jam lagi.

Sebelum keluar, Natasya mengedarkan pandangannya melihat sekeliling untuk memastikan Bibi dan Pamannya belum terbangun.

Saat memastikan keadaan yang terlihat sepi dan tidak ada orang satu pun, dia langsung menuju dapur.

Perempuan itu mengambil bahan-bahan di kulkas. Dia mengambil ayam dan sayur kangkung.

Hari ini Natasya akan membuat menu yang simpel saja, yaitu ayam goreng dan tumis kangkung. Dirinya mulai memotong cabe, bawang merah dan juga bawang putih, setelah itu menumisnya.

Di kompor sebelah dia menggoreng ayam itu. Tidak butuh waktu lama untuk memasak, hanya dengan waktu 20 menit saja makanan itu sudah siap untuk disajikan.

Setelah selasai memasak, Natasya langsung menata masakannya itu diatas meja makan.

Natasya kembali masuk kekamarnya untuk mengambil tas yang sudah diisi dengan baju dan juga peralatan yang dibutuhkannya nanti.

Secara pelan-pelan dia membuka pintu, agar tidak kedengaran oleh Bibinya. Pasti Bibinya akan mencegahnya pergi jika Bibinya tahu.

Seperti biasa Natasya berjalan kaki menuju restaurant. Selama 15 menit membutuhkan waktu hingga dirinya sampai di restauran tempat Natasya bekerja.

Disana sudah ada Anisa dan suami Anisa menunggu sopir didepan restaurant.

“Huh...huh...Mbak Nisa udah lama disini?” Sapa Natasya mulai bicara dengan nafas yang tersenggal kehabisan nafas.

“Tidak Nat! Baru sampai juga,” jawab Anisa yang memang sampai lima menit yang lalu.

“Kamu kenapa ngos-ngosan begitu?” sambungnya lagi.

“Tadi aku takut bakalan telat, makanya aku berlari kesini. Hitung-hitung joging pag, Mbak,” jawab Natasya.

“Oalah kamu toh ada-ada saja. Sekalian kamu ikut saja lomba lari maraton," canda Anisa.

“Besok, Mbak. Mbak Anisa daftarkan aku saja kalau ada lombanya," jawab Natasya yang sedang mengatur nafasnya.

“Kang Tono, kamu pulang saja ya! Disini sudah ada Natasya. Sebentar lagi juga Akang akan berangkat kerja," ucap Anisa kepada suaminya.

“Huff. Sebenarnya Akang ingin menemani Adek hingga Adek sudah jalan,” Jawab Tono dengan nada sedih, sebenarnya dirinya tidak mau berpisah dengan istrinya. Tetapi apalah daya dengan keadaan ekonominya yang sangat sulit. Gajinya hanya bisa untuk menutupi hutangnya ketika mengadakan resepsi pernikahan dengan Anisa.

“Sudah Akang jangan sedih begitu. Akang kan sudah berjanji sama Adek! Bahwa Kang Tono akan mengunjungi adek tiga bulan sekali,” Anisa menenangkan suaminya. Anisa juga sudah berbincang dan meminta izin kepada suaminya, meski berat untuk meninggalkan suaminya. Tetapi mau tidak mau dirinya harus mau demi masa depan dirinya dan juga suaminya itu.

“Tenang saja, mas Tono! Aku akan menjaga dan merawat Mbak Anisa dengan baik disana. Aku sudah menganggap Mbak Anisa seperti Kakak kandungku sendiri," timpal Natasya, sejujurnya juga dirinya merasa kasihan kepada sepasang suami istri itu.

Natasya juga sudah tahu keadaan yang menimpa keluarga Anisa. Anisa sendiri menceritakan masalahnya itu kepada Natasya. Benar memang Natasya sudah menganggap Anisa sebagai Kakak kandungnya. Sikap baik, ramah dan peduli Anisa yang membuat Natasya nyaman berada didekat Anisa.

“Jagain Anisa ya, Natasya. Jangan biarkan ada jantan lain yang mendekatinya. Secara orang kota toh ganteng dan sugih,” Pinta Tono khawatir istrinya berpaling darinya.

“Tenang saja mas Tono. Natasya akan melindungi mbak Anisa dari godaan lelaki yang bukan mahramnya.” Sahut Natasya dengan lantangnya.

“Hahaha, astaga Akang-Akang... Adek tidak akan berpaling toh. Sudah-sudah. Sebaiknya Kang Tono pulang saja.” Timpal Anisa tertawa renyah.

“Akang pulang dulu dek. Kamu baik-baik disana.” Pamit Tono tak lupa juga lelaki itu mencium kening istrinya dan menaiki motor bututnya.

“Natasya ingat pesan Mas, jaga mbakmu baik-baik.” Teriak Tono yang hendak mengendari motornya. Ditanggapi dengan acung jempol dari Natasya.

“Hati-hati Kang.” Teriak Anisa juga melambaikan tangannya.

“Mbak Nisa, bawa apa saja nih?” Tanya Natasya menunjuk tas yang dibawa oleh Anisa.

“Cuman pakaian dan peralatan mandi Nat. Hanya itu saja.” Jelas Anisa.

“Sama dong mbak. Aku juga bawa yang penting saja! Sepertinya itu mobil yang menjemput kita mbak Nisa.” Tunjuk Natasya kearah mobil yang menghampirinya.

Anisa mengedarkan pandangannya ke arah yang ditunjuk Natasya. Seorang lelaki paruh baya yang baru turun dari mobil itu menghampiri mereka. Memang benar mobil itu yang akan mengantarkan mereka ke kota. Karena Natasya mengingat plat nomor mobil yang sering dikendarai Pak Adi. Ya lelaki paruh baya yang keluar dari mobil  itu adalah Pak Adi seorang kurir restaurant yang bekerja sebagai pengantar makanan dan juga mengambil barang serta bahan-bahan masakan restaurant.

“Selamat Pagi neng Anisa, Natasya.” Sapa Pak Adi setelah menghampiri mereka berdua. Pak Adi memang terkenal ramah dan suka menolong. Umurnya yang sudah 50 tahun seharusnya dia tidak bekerja. Tetapi Pak Adi sama nasibnya seperti mereka yang serba kekurangan ditambah anaknya yang pemalas dan sering berfoya-foya dan  meminum miras. Itu yang membuat dirinya terpaksa untuk bekerja.

“Selamat pagi jug Pak Adi.” Jawab mereka berdua bersamaan.

“Apa kalian sudah siap? Biar sekarang kita berangkat.” Ucap Pak Adi memastikan.

“Iya sudah toh Pak Adi kita berangkat saja.” Jawab Anisa.

“Iya sudah kalau begitu,barang bawaan kalian taruh saja dibagasi.” Suruh Pak Adi.

“Sini Mbak Nisa, biar aku saja yang memasukkan barang Mbak.” Tutur Natasya mengambil barang Anisa.

“Ya Gusti, kamu baik sekali memang Natasya. Kalau begitu Mbak tunggu di dalam.” Anisa masuk kedalam mobil duluan. Natasya mulai memasuki barang bawaan mereka berdua kedalam bagasi mobil. Setelah itu perempuan itu masuk kedalam mobil dirinya duduk bersebelahan dengan Anisa di jok belakang. Pak Toni melihat mereka dari kaca mobil. Dia mulai melajukan mobilnya.

“Pak Adi berapa jam kita menempuh perjalanan menuju kota?” Natasya mulai membuka suara memecah keheningan didalam mobil. Semenjak mobil ini dilajukan tidak ada yang memulai berbicara mereka berdua sibuk memainkan ponselnya dan Pak Adi sibuk mengemudi.

“Sekitar 6 jam lagi neng.”Jawab Pak Adi dan Natasya tidak menjawabnya lagi.

“Kamu sudah sarapan Nat?” Tanya Anisa yang sudah berhenti memainkan ponselnya. Tadi dirinya mengabari suaminya bahwa dia sudah  berangkat.

“Belum Mbak Nisa. Aku hanya memasak saja tadi untuk keluarga bibiku. Aku buru-buru karena takut bibiku itu terbangun.” Jelasnya.

“Astaga neng geulis. Untung mbak buat lebih ini kamu makan saja. Mbak sudah sarapan tadi sama Kang Tono sebelum berangkat.” Anisa menyodorkan nasi goreng yang dirinya buat banyak. Dia sengaja membawa bekal. Siapa tahu dirinya akan lapar lagi.

Terpopuler

Comments

Cinta Aini

Cinta Aini

lanjutx mana

2023-11-27

1

lihat semua
Episodes
1 Dipermalukan
2 Sadar Diri
3 Perjalanan
4 Marchel
5 Masalah Bertubi-Tubi
6 Ingin Dipermalukan
7 Pijatan Seorang Pelayan
8 Perlakuan Kasar
9 Pingsan
10 Sebuah Dendam
11 Pencuri?
12 Sebuah Fitnah
13 Dipecat
14 Tidak Ingin Berurusan Dengan Rifki
15 Mencari Pekerjaan
16 Koma
17 Uang 50 juta
18 Memikirkan Sebuah Tawaran
19 Keterpaksaan
20 Pernikahan
21 Sah Menjadi Istri
22 Sebuah Tawaran
23 Lingerie Merah
24 Kehilangan Keperawanan
25 Ada apa dengan Gina?
26 Dijodohkan?
27 Menerima Perjodohan
28 Lebih Cepat Lebih Baik
29 Undangan Pernikahan
30 Nekat Menghadiri Acara Pernikahan
31 Kecurigaan
32 Kecelakaan
33 Fitnah Marchel
34 Kabar Mengejutkan
35 Marchel Kabur
36 Video Viral
37 Anisa Emosi
38 Memilih Pergi?
39 Merasa Bersalah
40 Meminta Maaf
41 Kabar Duka
42 Akhirnya Terbongkar
43 Mulai Bertindak
44 Aksi Berhasil
45 Pemakaman
46 Halusinasi?
47 Sebuah Buku Kecil
48 Tertipu Dengan Sikap
49 Marchel mulai stress
50 Menceritakan Semuanya
51 Aku Merindukanmu
52 Manis di depan
53 Apa Benar Galang Selingkuh?
54 Terjatuh
55 Kesal Sendiri
56 18+ Penolakan
57 Menelan Ludah Sendiri
58 Posisi Terancam
59 Kepergok
60 Penolakan Marchel
61 Ingin Menyerah?
62 Jebakan
63 Sebuah Nontifikasi Pesan
64 Langsung Melabrak
65 Pingsan
66 Bayi Kembar
67 Ada Apa Dengan Kinan
68 Menghadiri Acara Two Z-Group
69 Siapa Sebenarnya CEO?
70 Rumah Disita
71 Berpura-Pura Tidak Tau
72 Kelaparan
73 Menjijikkan
74 Dilaporkan Ke Polisi
75 Kejutan Buruk
76 Bayi Kembar Mirip Marchel
77 Natasya?
78 Pertemuan Membawa Musibah
79 Flashback
80 Perdebatan
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Dipermalukan
2
Sadar Diri
3
Perjalanan
4
Marchel
5
Masalah Bertubi-Tubi
6
Ingin Dipermalukan
7
Pijatan Seorang Pelayan
8
Perlakuan Kasar
9
Pingsan
10
Sebuah Dendam
11
Pencuri?
12
Sebuah Fitnah
13
Dipecat
14
Tidak Ingin Berurusan Dengan Rifki
15
Mencari Pekerjaan
16
Koma
17
Uang 50 juta
18
Memikirkan Sebuah Tawaran
19
Keterpaksaan
20
Pernikahan
21
Sah Menjadi Istri
22
Sebuah Tawaran
23
Lingerie Merah
24
Kehilangan Keperawanan
25
Ada apa dengan Gina?
26
Dijodohkan?
27
Menerima Perjodohan
28
Lebih Cepat Lebih Baik
29
Undangan Pernikahan
30
Nekat Menghadiri Acara Pernikahan
31
Kecurigaan
32
Kecelakaan
33
Fitnah Marchel
34
Kabar Mengejutkan
35
Marchel Kabur
36
Video Viral
37
Anisa Emosi
38
Memilih Pergi?
39
Merasa Bersalah
40
Meminta Maaf
41
Kabar Duka
42
Akhirnya Terbongkar
43
Mulai Bertindak
44
Aksi Berhasil
45
Pemakaman
46
Halusinasi?
47
Sebuah Buku Kecil
48
Tertipu Dengan Sikap
49
Marchel mulai stress
50
Menceritakan Semuanya
51
Aku Merindukanmu
52
Manis di depan
53
Apa Benar Galang Selingkuh?
54
Terjatuh
55
Kesal Sendiri
56
18+ Penolakan
57
Menelan Ludah Sendiri
58
Posisi Terancam
59
Kepergok
60
Penolakan Marchel
61
Ingin Menyerah?
62
Jebakan
63
Sebuah Nontifikasi Pesan
64
Langsung Melabrak
65
Pingsan
66
Bayi Kembar
67
Ada Apa Dengan Kinan
68
Menghadiri Acara Two Z-Group
69
Siapa Sebenarnya CEO?
70
Rumah Disita
71
Berpura-Pura Tidak Tau
72
Kelaparan
73
Menjijikkan
74
Dilaporkan Ke Polisi
75
Kejutan Buruk
76
Bayi Kembar Mirip Marchel
77
Natasya?
78
Pertemuan Membawa Musibah
79
Flashback
80
Perdebatan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!