Zena membawa kedua anaknya kedalam pelukannya "Maaf, maafkan Mommy" Usapnya pada kedua anaknya terutama Zei lalu melerai pelukannya.
"Zei, untuk saat ini tolong dengarkan Mom dulu ya, kita harus pergi sekarang" Seru Zena yang di jawab anggukan oleh Zain dan Zein
Selesai memasukan semuanya, Zena bergegas turun dan menuju pintu depan namun langkahnya terhenti kala Ia melihat Nevis, Paman Martin dan lainnya yang masuk ke halamannya.
"Zena...." Panggil Paman Martin
"Bibi jangan dibuka" ucap Zena menghentikan langkah Bibi Zhuo "Ayo kita lewat pintu belakang" Zena menarik anak-anak
Ceklek
Zena hampir jatuh jika tangan kekar itu tak menolongnya dengan sigap "Kau akan kabur lagi?"
deg
Suara yang tak asing bagi Zena, suara yang sudah lama tidak didengar oleh telinganya, Zena berdiri menopang tubuhnya dan kini Ia bisa melihat wajah sang pemilik suara.
"Hade.... Tu-Tuan Zack" Ucapnya terbata
"Mommy" Zein mengeluarkan kepalanya dari belakang Zena dan Zack melihat itu.
"...." Zack mengepalkan tangannya melihat Zein yang menggemaskan, matanya sangat mirip dengan Zack, hal itu tak luput dari tatapan Zena, Ia dapat melihat jika Zack menahan amarahnya.
"Jangan mengambil anak-anakku" Ucap Zena tiba-tiba
Zack menatap Zena dengan pandangan yang sulit di artikan "Ikut denganku" Zack menarik pergelangan tangan Zena
"Aku tidak mau" Zena mencoba untuk melepaskannya
"Lepaskan Mommyku" Sura tegas terdengar dari dalam dan perlahan bocah laki-laki tampan itu keluar
Zack terkejut melihat Zain, benar-benar jiplakan Zack, tidak ada satupun yang luput, dari rambut, hidung, mata, bibir, bahkan ekspresi nya saat ini, benar-benar Zack versi mini.
"Aku bilang lepaskan Mommyku" Ucapnya lagi
Saat ini semua orang tengah berkumpul di dalam, sebab Paman Martin membuka pintu depan, dan mereka bergegas menuju halaman belakang.
Zack menunduk agar setara dengan Zain "Hai, siapa namamu" tanya Zack
"Aku tidak bicara dengan orang asing" ketus Zain
"Baiklah, aku tidak akan menyakiti Mommy mu aku hanya akan bicara dengannya sebentar" Tutur Zack namun Ia melihat Zain masih ragu dengannya.
Zack merogoh ponselnya lalu mengotak-atik nya sebentar "Aku menyetel waktu disini, aku akan mengembalikan ibumu sebelum waktunya berbunyi, bagaimana" tawar Zack menyerahkan ponselnya pada Zain
Zain menatap ponsel itu lalu menoleh lada ibunya yang menggeleng kepala kepadanya
"Mom tidak ingin bicara padamu" Zain mengembalikan ponselnya
Zack menghela nafas, sangat sulit bernegosiasi dengan Zain, Ia pun mendongakkan kepalanya menatap Zena
"Aku hanya ingin bicara" Ia berdiri agar setara dengan Zena "Hanya bicara Zena, tidak lebih dan hanya 10 menit" Zack terlihat sungguh-sungguh.
Zack mengulurkan tangannya, namun Zena terlihat ragu-ragu.
"Nak...." suara Bubi Zhuo menginterupsi "Aku tidak tahu apa yang terjadi di sini tapi apa salahnya kau mendengarkan perkataannya, tidak baik jika kalian membicarakan perihal orang dewasa di depan anak-anak" tutur Bibi Zhuo
Zena tampak berpikir sebentar, pikirannya kacau, Ia lalu mengambil nafas lalu berjongkok didepan Zain dan Zein "Kalian tunggu disini bersama Nenek Zhuo, ibu tidak akan lama" Seru Zena
"Mom, uncle itu tidak akan jahat sama Mommy kan" taya Zein yang di balas gelengan oleh Zena
"Berikan ponselmu, aku memberi mu waktu delapan menit saja" ujar Zain yang membuat Zack membelak, bagaimana cukup delapan menit!??
Nevis yang mendengar sekilas di belakang hendak tertawa "Tuhan sangat adil, akhirnya Tuhan mengirim malaikat kecil ini untuk membalasnya, rasakan itu" gumam Nevis
Zack merasa de ja vu, Ia merasa pernah mengatakan hal yang sama dulu sekali, pada Zena dan juga Nevis, dan saat ini Ia yang mendapat kata-kata seperti itu.
"Ya sangat cukup" ucap Zack
Bibi Zhuo membawa anak-anak masuk kembali kedalam rumah sedang Zack dan Zena kini berada di pondok di bawah pohon halaman belakang.
Zena sedari tadi menunduk dan memainkan jari-jarinya, Ia sangat gugup. Dan hal itu terlihat jelas oleh Zack.
Zack menghela nafasnya
"Maaf"
Kalimat yang sukses membuat Zena mematung sekaligus mengangkat wajahnya dan bertemu tatap dengan Zack, kedua mata biru mereka saling memandang.
"Maaf karena membuatmu melewati ini semua sendiri, maaf terlambat menyadari perasaan mu, dan maaf tentang Bella" Ujar Zack
Zena merinding kala Zack menyebutkan nama Bella, seakan ada hal yang membekas dalam dirinya
"Kenapa kau pergi Zena" tanya Zack
"Kenapa kau tidak memberitahuku tentang malam itu?"
"Kau memilih menanggungnya sendiri?
Banyak pertanyaan dalam kepala Zack, Ia sungguh tak mengerti jalan pikiran Zena, dan Ia ingin tahu cerita sebenarnya bagaimana.
"....." Zena menelan susah salivanya, bingung harus memulai semua dari mana, trauma?! Jujur Ia benar-benar merasakan trauma jika Ia kembali menceritakan perjalanan hidup matinya jujur ia belum sekuat itu untuk menceritakan pengalaman hidupnya.
"Bella mengancammu saat itu?" Lagi Zena memejamkan matanya mendengar pertanyaan Zack.
"Bi-bisakah kita tidak membahasnya" Zena memandang ke arah lain, Ia gelisah tidak nyaman dan itu di tangkap oleh Zack.
"Kau tidak ingin membahasnya?" Zena menggeleng "Baiklah, kalau begitu aku tidak akan membahas apapun soal lima tahun lalu" Serunya dan Zena menghela nafas lega
"Bagaimana kabarmu Ze?" Pertanyaan yang basi namun Zena terdiam sesaat
"Aku baik, seperti yang anda lihat"
"Aku bukan bosmu, kau bisa bicara santai denganku"
"B-baik" Kebiasaan susah untuk dirubah bukan...
"Aku kesini untuk menjemput mu dan anak-anak" Zack langsung to the point
"Apa, menjemput" Zena menggelengkan kepalanya, yabg ia dengar hanya menjemput anak-anak.
"Kau tidak bisa mengambil anak-anak dariku" Seru Zena sontak berdiri
"Ze kau tidak mendengar ku" Zack berucap dengan lembut "Aku mau menjemput mu dan juga anak-anak, aku kesini untuk membawa kalian bertiga pulang" Seru Zack berkata seakan mereka sudah menjadi keluarga.
Pulang?! Pulang kemana....
"Waktumu sudah habis Tuan" Zain tiba dengan ponsel Zack yang berbunyi menandakan waktu delapan menit miliknya telah habis.
. . .
Zena duduk di bawah sinar remang di dapur miliknya dengan segelas susu hangat di tangannya, Ia menghela nafas berkali-kali.
"Mom" sebuah suara membuat Zena menoleh
"Zain, kenapa belum tidur?" Zena menarik kursi dan Zain naik ke atasnya
"Zain belum mengantuk" Ucapnya, dan untuk beberapa saat keduanya saling diam "Boleh Zain bertanya Mom?"
"Ya sayang silahkan" Zena tersenyum
"Pria tadi...." Zain terdiam sejenak "Apa dia Daddy?" Zain menatap lamat wajah sang ibu begitu pun dengan Zena.
Zena hanya mengangguk dengan senyuman, Ia tidak bisa berbohong, mungkin dengan Zein bisa namun dengan Zain Ia tidak bisa, entah mengapa kadang Ia merasa anak laki-lakinya itu bisa mengerti meski Zena hanya berbicara dengan tatapan atau sikapnya.
"Kenapa Zain sedih" tanya Zena yang memperhatikan raut wajah Zain yang berubah "Seharusnya Zain senang, akhirnya Daddy datang" sambung Zena lagi.
"Maafkan Mommy yang bersikap tidak baik tadi" Zena menyesali perbuatannya yang membentak Zein "Mom haha sedikit terkejut" ucapnya
Zain menundukkan kepalanya, Ia tiba-tiba menjadi diam "Zai, ada apa" kini Zena mengubah posisi duduknya menghadap anak laki-lakinya.
Zain memeluk Zena dengan terisak membuat Zena sedikit terkejut Ia mengusap pundak putranya "Kenapa hem?" Tanya Zena lembut
"Mom, Zain inginnya Mom selalu bahagia, Zain gak mau melihat Mok sedih apalagi sakit, Zain gak mau melihat Mom yang menangis di dapur dengan lampu kecil seperti ini" isaknya membuat hati Zena menghangat sekaligus teriris.
Selama ini Zena tidak tahu jika Zain diam-diam memperhatikannya, Ia pikir selama ini Zain tertidur dikamar dengan lelap.
Zena semakin erat memeluk putranya "Ji-hiks... Jika, jika pria itu menyakiti hati Mommy, Zain rela tidak memiliki seorang Daddy" Ucapnya dalam isak tangis nya
"Ssshh, Zain gak boleh ngomong begitu" Zena mengusap pundak putranya sembari Ia juga menyeka airmata yang jatuh di pipinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Afrendo Edo A
bagus banget alurnya, langsung like dan subscribe deh
Jangan lupa mampir juga ya di novel berjudul 'BEHIND THE CAMERA' saling like dan subscribe yuk!
Readers lain bisa juga mampir ya, seru loh tentang kisah Romansa idol dan aktor di dunia entertainment 💓
2023-12-11
1
+86
aku nangis lagi.. otor 😭😭😭
2023-11-30
1
Arum Sekar
lanjut kakk
2023-11-25
1