A - Kematian Orangtua Zara

Pagi menjelang...

Zara terbangun dari tidurnya, ia menatap dokter yang tengah memeriksa dirinya. Al dan Ilyas juga memperhatikan gadis itu dengan seksama. Dokter mengatakan jika Zara sudah bisa pulang setelah infusnya habis.

"Kak belikan kami makan" pinta Ilyas.

"Enak aja loe, beli sendiri" sentak Al.

"Kakak kamu jahat ya, gak pengertian sama sekali" sahut Zara.

Ilyas mengangguk setuju, ia beranjak dari duduknya dan menanyakan apa yang ingin Kakak iparnya makan. Al mendengus kesal, ia menahan Ilyas dan pergi usai mendengar apa yang ingin mereka makan untuk sarapan. Pemuda itu berjalan menuju area luar rumah sakit, ia masuk kedalam restoran terdekat dan memesan makanan disana. Ketika kembali ke kamar Zara, Al merasa semakin kesal karena mereka sudah berkemas untuk pulang. Ilyas tertawa terbahak-bahak melihat sang Kakak yang merasa di tipu.

"Kenapa nih anak?" Celetuk Elan terkejut melihat sikap sang adik bungsu.

"Wah sialan kalian" umpat Al.

"Aku gendong ya Kak" tawar Ilyas sembari menunjukkan punggungnya pada Zara.

Al berjalan mendekat dan memberikan bungkusan makanan pada Ilyas. Ia menggeser tubuh sang adik dan menggendong istrinya. Zara sedikit tersentak kala Al menyentuhnya, namun ia berusaha untuk baik-baik saja. Mereka berjalan menuju mobil Elan, Zara dan Al duduk di kursi belakang.

Sampai di rumah, Al kembali menggendong Zara menuju kamar mereka. Ia menidurkan Zara diatas tempat tidur, Al meminta salah seorang pelayan untuk membantu Zara membersihkan diri. Pemuda itu dan Ilyas juga mandi di kamar mandi lain.

"Kak nonton film yuk" ajak Ilyas yang melompat ke arah kasur Zara. Ia sudah selesai mandi dan terlihat sangat segar.

"Kamu sudah makan? Kak Zara mau makan dulu" ucap Zara mencari makanan yang suaminya belikan.

Al masuk kedalam kamarnya, ia membawa nampan berisikan makanan dan minuman untuk istrinya. Ilyas menyipitkan matanya, ia berlari keluar dan mengambil sarapannya di dapur. Al duduk diatas ranjang dan menyuapi Zara, ia terlihat sangat kaku saat menyuapi Zara.

"Aku makan sendiri saja, kamu sudah makan?" Ucap Zara mengambil alih makanannya.

"Setelah kamu selesai makan aku akan makan" jawab Al.

"Hoeek, Kak Zara mau nonton film apa?" Tanya Ilyas seraya mengotak-atik remot televisi. Ia mengetik di keyboard mencari film yang hendak mereka tonton.

"Gak mau yang serem, gak boleh ada kekerasan, gak boleh ada hantu-hantunya juga"

Ilyas menoleh menatap Zara, selain kedua film itu rasanya semua film terlihat sangat payah. Al beranjak dari duduknya dan mengambil alih, ia tau film apa yang cocok dengan selera istrinya. Begitu film di putar, Zara menikmati makanannya sambil menonton film di televisi. Ia terlihat sangat serius menontonnya, Ilyas juga menikmati sarapannya dengan lahap.

Al memastikan jika Zara sudah selesai meminum obatnya barulah ia pergi turun kebawah. Pemuda itu duduk di sofa ruang tamu sambil memainkan ponselnya. Baru saja Al ingin bersantai, tiba-tiba ada telepon masuk dari Papanya. Al mengangkat nya dan mendengarkan sang Papa berbicara.

"Kakaaaakkk" teriak Ilyas.

Al bergegas naik ke atas menuju kamarnya, ia melihat Zara yang terduduk dilantai sambil menangis. Gadis itu meraung-raung dan menyalahkan dirinya, suara tangis Zara menggema di seluruh penjuru rumah saat ini. Tak ada yang mengatakan apapun, mereka tau bagaimana rasa sakit dan sedihnya Zara.

"Menangislah sampai kamu puas, Zara" tutur Al sembari memeluk istrinya.

Berita tentang kematian kedua orangtua Zara pun tersebar. Kakek dan Papa pulang dari kantor secepat yang mereka bisa. Setelah itu mereka semua pergi menuju kediaman rumah Zara, Kakek meminta beberapa karyawan di rumahnya untuk mengurus pemakaman kedua orangtua Zara. Seluruh keluarga besar Zara datang untuk melayat. Para teman dan tetangga Zara pun turut hadir untuk mengucapkan belasungkawa.

Zara terduduk dengan pandangan kosong menatap kedua orangtuanya yaang terbujur kaku. Ia hanya bisa menangis tanpa mengatakan apapun. Hancur, dunia Zara benar-benar hancur, ia tak lagi memiliki tempat dan alasan untuk hidup.

...----------------...

Zara berdiri memandangi makam kedua orangtuanya, ia masih tak bisa berhenti menangis. Semua orang telah pergi, hanya ada Zara dan suaminya di pemakaman. Tak berselang lama, seluruh teman-teman Al datang untuk mengucapkan turut berdukacita. Mereka berdiri di belakang Al dan menatap Zara yang kehilangan semangatnya.

"Zara" panggil seseorang yang berjalan mendekat.

Kini Vernon dan teman-temannya turut hadir untuk mengantarkan kepergian kedua orangtua Zara. Gadis itu menatap Vernon dengan sendu, tanpa sadar Zara berlari memeluk Vernon dengan erat. Sakit, Zara tak bisa menahan rasa sakit kehilangan seseorang yang sangat ia cintai. Pertama ia kehilangan Vernon, sekarang kedua orangtuanya meninggalkan dia untuk selamanya.

Vernon membalas pelukan Zara, lalu berkata, "Kamu tidak sendiri Zara, aku ada disini. Jangan pernah berpikir jika kamu tidak memiliki siapapun, kamu punya aku yang menjadi alasanmu untu melanjutkan hidup"

Suara tangis Zara kembali terdengar, Al mengulurkan tangannya hendak menarik Zara dari dekapan Vernon. Namun tangannya terhenti kala melihat Vernon menangis sambil mendekap istrinya. Sedekat itukah hubungan mereka? Kesedihan Zara merasuki diri Vernon hingga pemuda itu menangis.

"Kamu menangis?" Tanya Zara ditengah isak tangisnya. Ia melepaskan pelukannya dan menghapus air mata yang jatuh di pipi Vernon.

"Bagaimana bisa aku baik-baik saja usai melihatmu seperti ini? Sayang dengar ya, kamu terlihat lebih cantik saat tersenyum. Papa dan Mama juga lebih suka melihatmu tersenyum kan? Jadi jangan menangis lagi ya" jawab Vernon sambil mengusap air mata Zara. Ia membentuk senyuman di wajah Zara dengan kedua jarinya.

Gadis itu tersenyum kecil, ia mengangguk dan berjalan perlahan. Tubuh mungilnya terhuyung hendak jatuh usai beberapa langkah. Al tidak bisa membiarkan Vernon membuat kenangan dengan Zara lagi, ia bergegas menghampiri Zara dan berdiri di depannya.

"Aku gendong ya, kamu masih sakit. Badan kamu juga panas" tutur Al yang menggenggam tangan Zara. Ia menatap Zara yang terdiam lalu menggendongnya pergi meninggalkan pemakaman.

Zara memandangi Al dengan seksama, ia lalu melingkarkan tangannya pada leher pemuda itu. Ia tidak sendiri, ia memiliki Al, Ilyas, Elan, Papa dan Kakek. Pasti Papa dan Mama mengirim Zara kepada mereka agar ia tak merasa sedih berkepanjangan. Saat di rumah, suhu tubuh Zara naik tinggi, gadis itu terbaring diatas tempat tidur sambil menutup matanya. Al yang masuk ke kamar untuk mengecek Zara pun terkejut sebab gadis itu kejang-kejang.

Keluarga Al kembali ricuh, mereka segera membawa Zara menuju rumah sakit terdekat. Ilyas menangis melihat Kakak ipar nya kejang-kejang dengan suhu badan yang sangat tinggi.

Terpopuler

Comments

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

ishhhh si zara....
msh jg peluk2an ma vernon..
Hello...Zara!!
ingat!!!
kamu sdh pny suami loh..

2023-11-26

0

lihat semua
Episodes
1 A - Keputusan
2 A - Pernikahan Zara dan Al
3 A - Terpaksa
4 A - Zara Demam
5 A - Kematian Orangtua Zara
6 A - Kembalinya Zara
7 A - Kepemilikan
8 A - Kencan Pertama
9 A - Aoda
10 A - Pria jahat
11 A - Al si selingkuhan
12 A - Menebar rasa
13 A - Ciuman sang Pangeran
14 A - Markas Kedua Aoda
15 A - Tipu-tipu
16 A - Ospek yang kacau
17 A - Minuman pertama
18 A - Hadiah ulangtahun Zara
19 A - Orang yang sama
20 A - Firasat
21 A - Bulan madu di Jepang
22 A - Firasat Buruk terwujud
23 A - Peringatan
24 A - Hadirnya Fara
25 A - Al dan Zara kembali bersama
26 A - Percikan api
27 A - Zara di bully
28 A - Hari yang Panjang
29 A - Rahasia yang terungkap
30 A - Keputusan Vernon sebagai ketua
31 A - Niat Al
32 A - Kesalahan siapa?
33 A - Target sasaran
34 A - Jalan-jalan
35 A - Malam yang berkisah
36 A - Masih penuh kisah
37 A - Rencana Al
38 A - Di hari hujan turun
39 A - Kematian Anak Asuh Zara
40 A - Sembunyikan luka
41 A - Hari bersama para adik ipar
42 A - Sepucuk Surat
43 A - Berita Kehamilan
44 A - Keras kepalanya Zara
45 A - Hadiah Akuarium
46 A - Di hari kita terluka
47 A - Amnesia Sementara
48 A - Hari penuh cinta
49 A - Zara yang manja
50 A - Nona Muda
51 A - Menikmati liburan
52 A - Versus
53 A - Zara Hamil
54 A - Dua
55 A - Kematian buah hati
56 A - Kehilangan Zara
57 A - Sebuah permintaan
58 A - Perubahan Nyata
59 A - Di balik cerita
60 A - Switch
61 A - Meramal
62 A - Hari Terberat
63 A - Tujuh Tahun kemudian
64 A - Kejutan Ulang tahun Al
65 A - Lahirnya Drama
66 A - Permintaan
67 A - Al yang paling bahagia
68 A - Pesta perusahaan
69 A - Penerus
70 A - Seputar Tahta
71 A - Didih
72 A - Kesalahpahaman
73 A - Makan malam
74 A - Pertengkaran karena amarah
75 A - Kehilangan Harapan
76 A - Buah Hati
77 A - Melelahkan
78 A - Sebuah Janji
79 A - Dua Putri Raja
80 A - Hadiah Kesalahpahaman
81 A - Akhir yang Indah
Episodes

Updated 81 Episodes

1
A - Keputusan
2
A - Pernikahan Zara dan Al
3
A - Terpaksa
4
A - Zara Demam
5
A - Kematian Orangtua Zara
6
A - Kembalinya Zara
7
A - Kepemilikan
8
A - Kencan Pertama
9
A - Aoda
10
A - Pria jahat
11
A - Al si selingkuhan
12
A - Menebar rasa
13
A - Ciuman sang Pangeran
14
A - Markas Kedua Aoda
15
A - Tipu-tipu
16
A - Ospek yang kacau
17
A - Minuman pertama
18
A - Hadiah ulangtahun Zara
19
A - Orang yang sama
20
A - Firasat
21
A - Bulan madu di Jepang
22
A - Firasat Buruk terwujud
23
A - Peringatan
24
A - Hadirnya Fara
25
A - Al dan Zara kembali bersama
26
A - Percikan api
27
A - Zara di bully
28
A - Hari yang Panjang
29
A - Rahasia yang terungkap
30
A - Keputusan Vernon sebagai ketua
31
A - Niat Al
32
A - Kesalahan siapa?
33
A - Target sasaran
34
A - Jalan-jalan
35
A - Malam yang berkisah
36
A - Masih penuh kisah
37
A - Rencana Al
38
A - Di hari hujan turun
39
A - Kematian Anak Asuh Zara
40
A - Sembunyikan luka
41
A - Hari bersama para adik ipar
42
A - Sepucuk Surat
43
A - Berita Kehamilan
44
A - Keras kepalanya Zara
45
A - Hadiah Akuarium
46
A - Di hari kita terluka
47
A - Amnesia Sementara
48
A - Hari penuh cinta
49
A - Zara yang manja
50
A - Nona Muda
51
A - Menikmati liburan
52
A - Versus
53
A - Zara Hamil
54
A - Dua
55
A - Kematian buah hati
56
A - Kehilangan Zara
57
A - Sebuah permintaan
58
A - Perubahan Nyata
59
A - Di balik cerita
60
A - Switch
61
A - Meramal
62
A - Hari Terberat
63
A - Tujuh Tahun kemudian
64
A - Kejutan Ulang tahun Al
65
A - Lahirnya Drama
66
A - Permintaan
67
A - Al yang paling bahagia
68
A - Pesta perusahaan
69
A - Penerus
70
A - Seputar Tahta
71
A - Didih
72
A - Kesalahpahaman
73
A - Makan malam
74
A - Pertengkaran karena amarah
75
A - Kehilangan Harapan
76
A - Buah Hati
77
A - Melelahkan
78
A - Sebuah Janji
79
A - Dua Putri Raja
80
A - Hadiah Kesalahpahaman
81
A - Akhir yang Indah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!