A - Zara Demam

Malam tiba...

Zara masih terlelap dalam tidurnya, para pelayan membangunkannya berkali-kali namun tak ada jawaban.

"Apa Zara baik-baik saja? Coba kalian masuk dan periksa" pinta Papa pada pelayannya.

"Kakak dan Kakak ipar bertengkar tadi siang" celetuk Ilyas.

Papa hendak mengatakan sesuatu, namun salah seorang pelayan berteriak mengatakan jika Zara demam tinggi. Semua orang bergegas pergi menuju kamar Zara, gadis itu terlihat sangat pucat. Al mengecek suhu tubuh Zara, ia terkejut dengan panas suhunya. Ia menggendong Zara dan turun kebawah untuk pergi menuju rumah sakit. Selama perjalanan menuju rumah sakit, Zara beberapa kali menyebut mama Vernon.

Al ingin marah tapi Zara sakit pasti karena dirinya. Sampai di rumah sakit, dokter segera memeriksa keadaan Zara. Al berpamitan pergi, ia hendak menemui seseorang. Pemuda itu hendak menghampiri Vernon dan meminta penjelasan darinya. Mereka janjian di sebuah kafe, sudah sejak lama mereka tak pernah berbicara berdua.

"Mau tau tentang apa?" Tanya Vernon tak ingin berbasa-basi.

"Hari ini, apa kalian janjian bertemu?"

"Tidak, mana mungkin Zara mau. Dengar, dia adalah gadis yang baik dan lugu. Jangan menyakitinya, jika loe tidak mau bersama nya, gue yang akan jagain dia"

Al benar-benar yakin jika Vernon sangat mencintai Zara. Pemuda itu mencoba bertanya sekali lagi alasan Zara tidak menyukai anak geng motor.

"Dulu dia dan temannya hampir di lecehkan oleh anak geng motor. Itulah pertama kali kami bertemu, dia sangat ketakutan. Karena itulah ia sangat membenci anak geng motor, dia sangat polos dan manis" tutur Vernon dengan tawa kecilnya. Ia tak bisa menyembunyikan senyuman jika membahas mengenai Zara.

Al berpamitan pergi usai mendapatkan telepon dari Papanya. Bagaimana bisa Ia menumbuhkan kebencian pada istrinya yang tidak tau apa-apa. Al sampai di rumah sakit, ia menatap Zara yaang tersenyum saat berbincang dengan sang adik. Ilyas terlihat kesal karena Kakak iparnya membuat ia khawatir.

Elan yang baru saja kembali menarik Al keluar ruangan. Ia menunjukkan sebuah roomchatnya dengan mantan kekasih sang adik. Jelas terlihat jika mantan pacar Al masih ingin kembali kepadanya.

"Loe gak bilang kalau loe udah nikah?" Tanya Elan.

"Males berurusan dengan dia, kalau gue bilang mau nikah pasti buat ulah tuh anak. Udah block aja, gue cuma main-main sama dia" jawab Al.

"Baiklah, tapi jangan coba permainkan Zara ya. Kakek, Papa bahkan Ilyas sangat menyukainya, gue tidak pernah melihat Ilyas tersenyum lebar setelah kematian Mama" ucap Elan sebari menepuk pundak Al.

Terlambat, bagaimana jika Zara meminta cerai atas perlakuan buruk Al. Pemuda itu menyandarkan tubuhnya ke dinding dan menutup mata. Kini harus bagaimana Al menghadapi Zara, ia yakin istrinya terluka. Usai dokter mengatakan jika Zara harus menginap, Kakek, Papa dan Elan pergi meninggalkan rumah sakit. Mereka menyerahkan Zara pada Al dan Ilyas yang bersikukuh ingin tinggal bersama Kakak iparnya.

Al masuk kedalam ruangan usai Zara dan Ilyas tertidur. Pemuda itu menyelimuti sang adik yang tidur di tempat tidur lain. Ia berbalik dan duduk di kursi disamping Zara. Al kembali merasa bersalah atas perlakuan buruknya.

"Kamu masih ingin pembuktian?" Celetuk Zara seraya membuka matanya.

"Maaf" lirih Al.

"Jika suamiku saja tidak percaya aku, bagaimana dengan pendapat orang lain tentangku? Apakah aku terlihat sangat murahan?"

"Kamu ngomong apa sih? Bukan kamu, tapi aku yang bodoh. Maaf sekali lagi atas sikapku, lain kali akan aku lakukan dengan lebih lembut"

Plakkkkk.....

Zara memukul kepala Al dengan kesal, bisa-bisanya pemuda nakal itu memikirkan hal tersebut. Al memeriksa suhu tubuh Zara, masih terasa sangat panas. Ia menggenggam tangan Zara yang tak bertenaga itu, memainkan jemarinya seraya menatap mata istrinya. Al bercerita jika ia bertemu dengan Vernon, mencaritahu alasan Zara membenci geng motor.

Gadis itu mengeluh tak percaya jika Vernon adalah anggota geng motor. Pemuda ramah yang selalu tersenyum kepada Zara, Vernon bahkan tak pernah membuat Zara menangis ataupun terluka. Saat berdebat Vernon juga selalu mengalah dan membiarkan Zara memaksakan pemikirannya itu. Al melihat bagaimana Zara sangat menyukai Vernon dari caranya bercerita, harusnya ia tak memulai membicarakan laki-laki lain.

Zara meminjam ponsel Al untuk menelepon kedua orangtuanya. Ia ingin berbicara dengan mereka karena tiba-tiba merasa rindu.

"Papa dan Mama kapan pulang dari luar kota? Aku sedang sakit, aku ingin makan masakan Mama" rengek Zara. Ia menunjukkan wajah sedihnya pada panggilan video.

Mama Zara tertawa, beliau berjanji akan pulang secepatnya untuk menemui putrinya. Beliau juga mengingatkan Zara agar tak nakal dan harus mendengarkan perkataan suaminya mulai sekarang. Zara kembali berceloteh, ia merasa jika dirinya dijual kepada keluarga Al karena Papa dan Mamanya seolah tak lagi mempedulikannya. Setelah berbincang cukup lama, Zara pun memberikan ponsel Al kembali ke pemiliknya.

"Zara, kamu tidak mengalami trauma denganku kan?" Tanya Al dengan hati-hati.

"Jangan memaksaku lagi, aku benar-benar takut" jawab Zara kembali menangis.

"Aku hanya bertanya, sudah jangan menangis ya. Aku janji itu tidak akan terulang, maafkan aku sekali lagi" ucap Al seraya menghapus air mata istrinya.

"Aku ingin es krim" pinta Zara.

"Tentu saja, akan aku belikan semua rasa es krim untukmu" ucap Al. Ia mengambil ponselnya dan langsung menelepon seseorang. Meminta seseorang di seberang sana membelikan berbagai rasa es krim saat ini juga.

Zara tersenyum lalu berbaring ke samping, dahinya sedikit berkerut menahan sakit. Al mengelus dahi istrinya, ia juga mengatur ranjang Zara agar gadis itu bisa duduk dengan nyaman. Pemuda itu menyalakan televisi, ia berjalan ke arah Ilyas dan menggeser sang adik mengambil alih tempat tidurnya.

Ilyas yang merasa risih terbangun dari tidurnya, ia menendang Al dari belakang hingga pemuda itu terjatuh. Terdengar Zara tertawa lirih, Al bangun sambil memegangi pinggangnya. Ia beranjak pergi usai mendapatkan telepon, tak berselang lama Al kembali dengan kantong besar di kedua tangannya. Sontak Ilyas bangun dari tidurnya dan duduk di ranjang Zara.

"Ngapain loe bangun? Sana tidur lagi" sentak Al kesal.

"Ssstt, jangan bertengkar!!! Aku mau es krim coklat" sela Zara.

Al dan Ilyas bergegas mengambil es krim rasa coklat untuk diberikan pada Zara. Gadis itu tertawa dan menerima keduanya, mereka menghabiskan es krim sambil menonton televisi bersama. Zara begadang semalaman karena ia merasa tak tenang saat tidur.

"Kak Zara kalau sudah sembuh mau hadiah apa?" Celetuk Ilyas.

"Hm.... Mau ketemu Papa dan Mama. Kak Zara rindu sekali kepada mereka" jawab Zara terdengar sedih.

"Tentu saja, aku akan mengantarkan Kak Zara ke Papa dan Mama Kakak"

Terpopuler

Comments

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

laaa ilyas...
jgn dekat2 x ma ipar...
BaHaYa....
mingggir dong...
kasi lbh byk wktu&kesempatan tuk mereka berdua...
Love 4 Al-Za😘😍

2023-11-25

0

lihat semua
Episodes
1 A - Keputusan
2 A - Pernikahan Zara dan Al
3 A - Terpaksa
4 A - Zara Demam
5 A - Kematian Orangtua Zara
6 A - Kembalinya Zara
7 A - Kepemilikan
8 A - Kencan Pertama
9 A - Aoda
10 A - Pria jahat
11 A - Al si selingkuhan
12 A - Menebar rasa
13 A - Ciuman sang Pangeran
14 A - Markas Kedua Aoda
15 A - Tipu-tipu
16 A - Ospek yang kacau
17 A - Minuman pertama
18 A - Hadiah ulangtahun Zara
19 A - Orang yang sama
20 A - Firasat
21 A - Bulan madu di Jepang
22 A - Firasat Buruk terwujud
23 A - Peringatan
24 A - Hadirnya Fara
25 A - Al dan Zara kembali bersama
26 A - Percikan api
27 A - Zara di bully
28 A - Hari yang Panjang
29 A - Rahasia yang terungkap
30 A - Keputusan Vernon sebagai ketua
31 A - Niat Al
32 A - Kesalahan siapa?
33 A - Target sasaran
34 A - Jalan-jalan
35 A - Malam yang berkisah
36 A - Masih penuh kisah
37 A - Rencana Al
38 A - Di hari hujan turun
39 A - Kematian Anak Asuh Zara
40 A - Sembunyikan luka
41 A - Hari bersama para adik ipar
42 A - Sepucuk Surat
43 A - Berita Kehamilan
44 A - Keras kepalanya Zara
45 A - Hadiah Akuarium
46 A - Di hari kita terluka
47 A - Amnesia Sementara
48 A - Hari penuh cinta
49 A - Zara yang manja
50 A - Nona Muda
51 A - Menikmati liburan
52 A - Versus
53 A - Zara Hamil
54 A - Dua
55 A - Kematian buah hati
56 A - Kehilangan Zara
57 A - Sebuah permintaan
58 A - Perubahan Nyata
59 A - Di balik cerita
60 A - Switch
61 A - Meramal
62 A - Hari Terberat
63 A - Tujuh Tahun kemudian
64 A - Kejutan Ulang tahun Al
65 A - Lahirnya Drama
66 A - Permintaan
67 A - Al yang paling bahagia
68 A - Pesta perusahaan
69 A - Penerus
70 A - Seputar Tahta
71 A - Didih
72 A - Kesalahpahaman
73 A - Makan malam
74 A - Pertengkaran karena amarah
75 A - Kehilangan Harapan
76 A - Buah Hati
77 A - Melelahkan
78 A - Sebuah Janji
79 A - Dua Putri Raja
80 A - Hadiah Kesalahpahaman
81 A - Akhir yang Indah
Episodes

Updated 81 Episodes

1
A - Keputusan
2
A - Pernikahan Zara dan Al
3
A - Terpaksa
4
A - Zara Demam
5
A - Kematian Orangtua Zara
6
A - Kembalinya Zara
7
A - Kepemilikan
8
A - Kencan Pertama
9
A - Aoda
10
A - Pria jahat
11
A - Al si selingkuhan
12
A - Menebar rasa
13
A - Ciuman sang Pangeran
14
A - Markas Kedua Aoda
15
A - Tipu-tipu
16
A - Ospek yang kacau
17
A - Minuman pertama
18
A - Hadiah ulangtahun Zara
19
A - Orang yang sama
20
A - Firasat
21
A - Bulan madu di Jepang
22
A - Firasat Buruk terwujud
23
A - Peringatan
24
A - Hadirnya Fara
25
A - Al dan Zara kembali bersama
26
A - Percikan api
27
A - Zara di bully
28
A - Hari yang Panjang
29
A - Rahasia yang terungkap
30
A - Keputusan Vernon sebagai ketua
31
A - Niat Al
32
A - Kesalahan siapa?
33
A - Target sasaran
34
A - Jalan-jalan
35
A - Malam yang berkisah
36
A - Masih penuh kisah
37
A - Rencana Al
38
A - Di hari hujan turun
39
A - Kematian Anak Asuh Zara
40
A - Sembunyikan luka
41
A - Hari bersama para adik ipar
42
A - Sepucuk Surat
43
A - Berita Kehamilan
44
A - Keras kepalanya Zara
45
A - Hadiah Akuarium
46
A - Di hari kita terluka
47
A - Amnesia Sementara
48
A - Hari penuh cinta
49
A - Zara yang manja
50
A - Nona Muda
51
A - Menikmati liburan
52
A - Versus
53
A - Zara Hamil
54
A - Dua
55
A - Kematian buah hati
56
A - Kehilangan Zara
57
A - Sebuah permintaan
58
A - Perubahan Nyata
59
A - Di balik cerita
60
A - Switch
61
A - Meramal
62
A - Hari Terberat
63
A - Tujuh Tahun kemudian
64
A - Kejutan Ulang tahun Al
65
A - Lahirnya Drama
66
A - Permintaan
67
A - Al yang paling bahagia
68
A - Pesta perusahaan
69
A - Penerus
70
A - Seputar Tahta
71
A - Didih
72
A - Kesalahpahaman
73
A - Makan malam
74
A - Pertengkaran karena amarah
75
A - Kehilangan Harapan
76
A - Buah Hati
77
A - Melelahkan
78
A - Sebuah Janji
79
A - Dua Putri Raja
80
A - Hadiah Kesalahpahaman
81
A - Akhir yang Indah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!