Bab 4 : Susan yang tau segalanya.

"Aku pulang!"

"Kakak!" tiba-tiba Helena memeluk Galan dengan kencangnya.

"Ada apa ini?" tidak biasanya berpelukan padahal tidak berpisah.

"Gak papa kok, cuma kangennya aja" ucapnya beralasan.

"Kita jadi pergi kan?"

"Ohh, jadi dong! Sekarang kamu siap-siap dulu ya, kakak mau ke atas dulu ambil jaket. Kita pakai motor!"

"Yeyy!"

Sudah lama Helena tidak keluar dengan kendaraan bermotor, selalu pakai mobil kemanapun.

"Ayo!" ajaknya saat sudah siap di garasi dengan motor hitamnya.

"Jangan lupa pakai helm!" Helena hampir saja lupa mengenakannya.

Dalam perjalanan, Galan masih terpikirkan dengan perkataan teman-temannya.

Tadi sebenarnya, dia membatalkan janji siang dengan Helena untuk memulai penyelidikan. Namun sampai sore pun belum dapat ditemukan.

"Helen" panggilnya.

"Iyaa?!" Helen sedikit berteriak karena angin yang cukup kencang.

"Kamu sama Malvin baik-baik aja kan?" Helena bukan orang bodoh untuk mengetahui maksud pertanyaannya itu.

"Baik-baik aja kok!" Helena sengaja menyembunyikan kedatangan Malvin hari ini tadi.

Dia juga yang meminta penjaga dan pelayan untuk tutup mulut. Tentu mereka tidak bisa tidak mematuhi nona kecil mereka.

"Bagus kalau begitu.." gumamnya.

"Kakak ngomong apa?! Helena gak bisa dengar!"

"Gak ngomong apa-apa, kamu yang salah dengar!"

"Hah?!" ucap Helena bingung.

Sampai di toko kesukaannya, Helena dengan semangat mengambil kotak kue dan mulai memilih.

"Jangan banyak-banyak, nanti gigi mu sakit" Galan tidak ingin Helena mengambil terlalu banyak.

"Kakak tenang aja, nggak banyak kok."

Namun hal itu hanya sebuah ucapan, "katanya gak banyak.." godanya.

"Hehehehe, nggak banyak kok kak. Kotaknya aja masih muat" Helena tersenyum cengengesan.

Ia menghela nafas, "baiklah, sini kotaknya. Kamu tunggu di motor biar kakak bayar dulu."

Dengan berjalan riang, Helena naik ke motor hitam kakaknya. Bukan di belakang, tapi di depan.

"Kamu mau menyetir?" ucapnya menawarkan.

"Tentu saja mau!" Helena langsung mengambil alih kunci motor dan menyalakannya.

"Jangan melebihi batas, normal aja bawanya."

"Ya ampun, sekali aja!" ucapnya memohon.

Dan tanpa mendengarkan balasan dari kakaknya, dia langsung menarik stang motor dan melajukan nya dengan cepat.

"Woww!!" Galan tersentak dan cepat-cepat memeluk pinggang Helena.

"Aku bisa jatuh jika kau tidak bilang-bilang!!" teriaknya sedang kesal.

"Maaf kak!! Aku menikmatinya!!"

Mereka berdua bersenang-senang hingga larut malam. Pergi ke pantai, makan di restoran, dan melajukan motor dengan cepat.

"Baiklah, ini sudah malam. Dan kamu harus tidur!" perintahnya.

"Okee!" sahut Helena.

"Kakak juga. Tidurlah!" ucapnya dari balik pintu kamar.

.......

Suara tamparan menggema di jam 12 malam.

"Papa sudah bilang jika kamu dihukum Malvin. Kenapa masih berani keluar?!"

"Hanya ingin."

"Hanya ingin?" ucapnya tak percaya.

"Ini bentuk tanggung jawabmu Malvin, papa sudah mengajarkan dengan cara lembut sebelumnya. Tapi kamu tetap tidak mendengarkan!"

Kali ini, orang tua Malvin benar-benar marah. Mama nya bahkan tidak berkata apa-apa.

"Jika kalian sayang pada ku! Seharusnya kalian tidak berlaku seperti ini!!" Malvin sangat marah.

"Kami sayang pada mu Malvin! Kami melakukan yang terbaik untukmu! Dan itu selalu!"

"Papa lelah dengan sifat tempramen dan pembangkang mu itu Malvin!"

"Setelah ini.."

"Lakukanlah yang kamu inginkan, kami tidak akan bertanggung jawab setelahnya."

"Entah itu denda lalu lintas, ataupun penjara karena memukul orang sampai koma. Kami tidak peduli lagi."

Orang tua Malvin, Kristian dan Jasmine benar-benar akan melakukannya. Mereka sudah sangat lelah dengan kelakuan yang diperbuat oleh anak mereka.

Selama ini, mereka lah yang menutupi semua kasus anaknya.

"Silahkan saja! Aku tidak peduli!" dan inilah balasan yang mereka dapatkan.

Padahal, jika Malvin meminta maaf saat ini juga. Orang tuanya masih akan memaafkan dan membantunya.

"Lagi pula, aku bisa melakukan semuanya sendiri.." lanjutnya bergumam.

Ia sangat lelah dengan hari ini.

Munculnya foto yang membuatnya curiga dan pertikaian dengan orang tuanya. Ini adalah hari yang berat daripada biasanya.

......

"Loh, Malvin?" Helena terkejut dengan kedatangan kekasihnya di pagi hari.

"Bukannya masih satu hari?" tanyanya bingung.

"Aku mendapat keringanan satu hari, jadi aku bisa berangkat bersamamu."

"Kamu senang?"

"Tentu aku senang Malvin. Tunggu dulu sebentar, aku akan bilang ke kakak dulu."

"Rencananya, tadi aku mau berangkat bareng kakak."

Helena kemudian naik ke lantai atas dan membicarakan nya dengan Galan. Galan sedikit melirik lantai bawah. Lirikannya terasa mencurigakan.

Saat Helena turun menuju pintu, Galan terlihat memandang Malvin dengan intens.

"Kenapa dia memandangku seperti itu? Tidak seperti biasanya" Malvin kebingungan.

"Ayo berangkat!"

Pikiran tentang pandangan Galan segera ia singkirkan. Mungkin perasaannya saja.

"Nanti pulang tunggu aku ya, aku ada urusan sebentar dengan Marcell."

"Hanya sebentar?"

"Hanya sebentar" ucapnya pasti.

"Hai Susan!" panggilnya.

"Hai Helen? Bagaimana weekend mu?"

"Menyenangkan! Kau harus tahu bagaimana lukisan Monalisa mendapatkan tiruannya."

"Ternyata itu hanya untuk mengecoh orang" Helena sangat antusias untuk membahas kunjungannya pada teman akrabnya.

"Aku dengar kamu dimarahi Malvin lagi.." ucap Susan berbisik.

"Bagaimana kau tau?" Helena tampak terkejut.

"Bodoh! Apa kau lupa?"

"Aku kan sepupu Simon! Dia yang menceritakan.."

Helena tersenyum bodoh, "iya juga ya, aku lupa.."

Susan memutar bola matanya, "jadi benar?!"

"Syuut! Diamlah, nanti ada yang dengar" Helena memperhatikan sekitar, suara Susan sedikit keras.

"Aku terkadang bingung dengan pikiranmu" dia menyingkirkan tangan Helena dari mulutnya.

"Hahh..kau tau bagaimana aku mencintainya Susan.." ia begitu bimbang.

"Cinta tak harus merasakan sakit Helena.." Susan sangat sedih untuk hubungan percintaan temannya.

"Aku tau Susan, tapi..rasa cintaku lebih besar dari rasa sakit itu."

"Lalu bagaimana jika suatu saat, rasa sakit itu lebih besar dari cintamu untuknya?" Susan menatap serius Helena.

"Aku tidak tau.."

Dia menghindari tatapan Susan. Temannya itu tau bagaimana ia menjalani hubungannya dengan Malvin selama ini. Awal yang manis, namun perlahan semakin pahit.

"Jawablah Helen!" temannya itu memaksanya untuk menjawab.

"Mungkin aku akan pergi jauh dan menghilang dari pandangannya."

Tiba-tiba dia terpikirkan satu hal, "jika itu terjadi, apa kau masih mau berteman denganku?"

"Tentu saja, berapa lama kita berteman? 1 tahun? 4 tahun? 17 tahun Helena! Kita berteman dari bayi bahkan sebelum Simon mengenalmu."

"Baiklah Susan, kau sangat cerewet!" ucapnya dengan candaan.

"Apapun yang terjadi nantinya, aku dan Simon akan terus bersama mu Helena. Percayalah kami! Kami akan melindungi mu" Susan mengucapkannya dengan penuh keyakinan.

"Aku percaya Susan."

"Inilah mengapa aku tidak setuju saat kamu menerimanya!" sekarang Susan sedikit kesal.

"Ya Tuhan! Kau mengucapkan hal yang mirip dengan Simon!" takjubnya.

"Terserah kau Helen!"

Susan kini lelah dengan ledekan Helena. Karena Helena tau jika Susan akan dijodohkan dengan Simon yang adalah sepupunya sendiri.

Bukan sepupu dekat sebenarnya, hal ini dia ketahui dari Simon sendiri. Itulah mengapa, dia senang menjahili Susan dengan mengaitkan nama Simon.

Episodes
1 Bab 1 : Kilas balik masa lalu
2 Bab 2 : Salah paham berujung pertikaian
3 Bab 3 : Pentingnya kepercayaan
4 Bab 4 : Susan yang tau segalanya.
5 Bab 5 : Hubungan yang pahit
6 Bab 6 : Spanyol, negara yang indah
7 Bab 7 : Buket bunga dari Lucy
8 Bab 8 : Kenangan buruk membawa luka
9 Bab 9 : Perawatan
10 Bab 10 : Pembalasan dendam untuk Helena
11 Bab 11 : Kebenaran yang sebenarnya
12 Bab 12 : Penyesalan terdalam
13 Bab 13 : Kembali pada kenyataan
14 Bab 14 : Kenangan itu muncul lagi
15 Bab 15 : Pengusiran
16 Bab 16 : Malam yang ramai
17 Bab 17 : Girl time bareng Aletha
18 Bab 18 : Romantisnya Galan
19 Bab 19 : Pelelangan
20 Bab 20 : Julio Kahil (POV)
21 Bab 21 : Bertemu denganmu
22 Bab 22 : Sekali dayung, dua pulau terlewati
23 Bab 23 : Malvin vs Julio
24 Bab 24 : Mendapat lampu hijau
25 Bab 25 : Persiapan penyerangan
26 Bab 26 : Siapa yang menang?
27 Bab 27 : Pengobatan
28 Bab 28 : Makan siang bersama
29 Bab 29 : Pulang ke Amerika
30 Bab 30 : Hari pernikahan
31 Bab 31 : Malam pertemuan kembali
32 Bab 32 : Kencan?
33 Bab 33 : Mulai ada rasa nyaman
34 Bab 34 : Berikan aku kesempatan!
35 Bab 35 : Akal sehat yang bermasalah
36 Bab 36 : Seorang kakak yang tidak mudah
37 Bab 37 : Akhirnya, kencan sesungguhnya
38 Bab 38 : Bertemu teman lama
39 Bab 39 : Melawan provokasi
40 Bab 40 : Sekelompok preman mengejar Helena
41 Bab 41 : Lolos dari kejaran preman, tetapi...
42 Bab 42 : Khawatir
43 Bab 43 : Dia yang akan menyelesaikannya
44 Bab 44 : Malam harinya
45 Bab 45 : Atmosfer 3 orang
46 Bab 46 : Galan dan Aletha menjenguk
47 Bab 47 : Pria gila (siksaan untuk Sienna)
48 Bab 48 : Eksekusi Sienna (she's a dead)
49 Bab 49 : Kegelisahan Julio
50 Bab 50 : Berpamitan
51 Bab 51 : Membinasakan musuh
52 Bab 52 : Gadis menyebalkan
53 Bab 53 : Pihak militer (penyelundupan senjata)
54 Bab 54 : Pertarungan yang sia-sia
55 Bab 55 : Anak kesayangan
56 Bab 56 : Seperti kucing dan tikus
57 Bab 57 : Mengobati
58 Bab 58 : Kedatangan yang dinanti
59 Bab 59 : Tunggu sebentar lagi
60 Bab 60 : Kabar gembira
61 Bab 61 : Wejangan kakek Gilbert
62 Bab 62 : Yuan
63 Bab 63 : Akhirnya orang tau
64 Bab 64 : Sangat indah dan sejuk...
65 Bab 65 : Lora
66 Bab 66 : Menginap semalaman
67 Bab 67 : Masa lalu Zero dan rumor
68 Bab 68 : Iya atau tidak
69 Bab 69 : Insiden
70 Bab 70 : Wanita lain
71 Bab 71 : Canada
72 Bab 72 : Kembali
73 Bab 73 : Mengumumkan pernikahan
74 Bab 74 : Jepang
75 Bab 75 : Menawarkan lanjut sekolah pada pekerja
76 Bab 76 : Kekhawatiran
77 Bab 77 : Kegilaan
78 Bab 78 : Lumpuh
79 Bab 79 : Wanita misterius (pencarian)
80 Bab 80 : Gagal
81 Bab 81 : Menemukannya
82 Bab 82 : Jurang gelap
83 Bab 83 : Bukan anak kandung
84 Bab 84 : Awal kita bertemu
85 Bab 85 : Hasil
86 Bab 86 : Bahagia bersamanya
87 Bab 87 : Selalu ada hama masuk
88 Bab 88 : Kata hati
89 Bab 89 : Kolaborasi
90 Bab 90 : Membeli perlengkapan bayi
91 Bab 91 : Kelahiran
92 Bab 92 : Sebentar lagi
93 Bab 93 : Fitting gaun
94 Bab 94 : Yang dinantikan
95 Bab 95 : Sampai jumpa di kehidupan selanjutnya...
96 Ucap-Ucap Author
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Bab 1 : Kilas balik masa lalu
2
Bab 2 : Salah paham berujung pertikaian
3
Bab 3 : Pentingnya kepercayaan
4
Bab 4 : Susan yang tau segalanya.
5
Bab 5 : Hubungan yang pahit
6
Bab 6 : Spanyol, negara yang indah
7
Bab 7 : Buket bunga dari Lucy
8
Bab 8 : Kenangan buruk membawa luka
9
Bab 9 : Perawatan
10
Bab 10 : Pembalasan dendam untuk Helena
11
Bab 11 : Kebenaran yang sebenarnya
12
Bab 12 : Penyesalan terdalam
13
Bab 13 : Kembali pada kenyataan
14
Bab 14 : Kenangan itu muncul lagi
15
Bab 15 : Pengusiran
16
Bab 16 : Malam yang ramai
17
Bab 17 : Girl time bareng Aletha
18
Bab 18 : Romantisnya Galan
19
Bab 19 : Pelelangan
20
Bab 20 : Julio Kahil (POV)
21
Bab 21 : Bertemu denganmu
22
Bab 22 : Sekali dayung, dua pulau terlewati
23
Bab 23 : Malvin vs Julio
24
Bab 24 : Mendapat lampu hijau
25
Bab 25 : Persiapan penyerangan
26
Bab 26 : Siapa yang menang?
27
Bab 27 : Pengobatan
28
Bab 28 : Makan siang bersama
29
Bab 29 : Pulang ke Amerika
30
Bab 30 : Hari pernikahan
31
Bab 31 : Malam pertemuan kembali
32
Bab 32 : Kencan?
33
Bab 33 : Mulai ada rasa nyaman
34
Bab 34 : Berikan aku kesempatan!
35
Bab 35 : Akal sehat yang bermasalah
36
Bab 36 : Seorang kakak yang tidak mudah
37
Bab 37 : Akhirnya, kencan sesungguhnya
38
Bab 38 : Bertemu teman lama
39
Bab 39 : Melawan provokasi
40
Bab 40 : Sekelompok preman mengejar Helena
41
Bab 41 : Lolos dari kejaran preman, tetapi...
42
Bab 42 : Khawatir
43
Bab 43 : Dia yang akan menyelesaikannya
44
Bab 44 : Malam harinya
45
Bab 45 : Atmosfer 3 orang
46
Bab 46 : Galan dan Aletha menjenguk
47
Bab 47 : Pria gila (siksaan untuk Sienna)
48
Bab 48 : Eksekusi Sienna (she's a dead)
49
Bab 49 : Kegelisahan Julio
50
Bab 50 : Berpamitan
51
Bab 51 : Membinasakan musuh
52
Bab 52 : Gadis menyebalkan
53
Bab 53 : Pihak militer (penyelundupan senjata)
54
Bab 54 : Pertarungan yang sia-sia
55
Bab 55 : Anak kesayangan
56
Bab 56 : Seperti kucing dan tikus
57
Bab 57 : Mengobati
58
Bab 58 : Kedatangan yang dinanti
59
Bab 59 : Tunggu sebentar lagi
60
Bab 60 : Kabar gembira
61
Bab 61 : Wejangan kakek Gilbert
62
Bab 62 : Yuan
63
Bab 63 : Akhirnya orang tau
64
Bab 64 : Sangat indah dan sejuk...
65
Bab 65 : Lora
66
Bab 66 : Menginap semalaman
67
Bab 67 : Masa lalu Zero dan rumor
68
Bab 68 : Iya atau tidak
69
Bab 69 : Insiden
70
Bab 70 : Wanita lain
71
Bab 71 : Canada
72
Bab 72 : Kembali
73
Bab 73 : Mengumumkan pernikahan
74
Bab 74 : Jepang
75
Bab 75 : Menawarkan lanjut sekolah pada pekerja
76
Bab 76 : Kekhawatiran
77
Bab 77 : Kegilaan
78
Bab 78 : Lumpuh
79
Bab 79 : Wanita misterius (pencarian)
80
Bab 80 : Gagal
81
Bab 81 : Menemukannya
82
Bab 82 : Jurang gelap
83
Bab 83 : Bukan anak kandung
84
Bab 84 : Awal kita bertemu
85
Bab 85 : Hasil
86
Bab 86 : Bahagia bersamanya
87
Bab 87 : Selalu ada hama masuk
88
Bab 88 : Kata hati
89
Bab 89 : Kolaborasi
90
Bab 90 : Membeli perlengkapan bayi
91
Bab 91 : Kelahiran
92
Bab 92 : Sebentar lagi
93
Bab 93 : Fitting gaun
94
Bab 94 : Yang dinantikan
95
Bab 95 : Sampai jumpa di kehidupan selanjutnya...
96
Ucap-Ucap Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!