Bab 2 : Salah paham berujung pertikaian

"Kak, Helen pergi ke galeri seni ya."

"Gak bareng Malvin dek? Dimana dia?"

"Enggak kak, Malvin masih di hukum papanya untuk tidak keluar rumah selama seminggu."

"Pasti gara-gara balapan" tebaknya tepat sasaran.

"Haishhh, kapan anak itu berubah?" dia terlihat kesal.

"Bukannya kakak juga begitu!" tudingnya.

"Sial!" batinnya.

"Itu beda dek" ucapnya mencari alasan.

"Entahlah kak, Helen mau pergi dulu ya.."

"Iyaa! Hati hati, nanti kamu akan lewat jalan diskotik itu kan? Berhati-hatilah saat lewat sana, jangan sekali-kali turun dari mobil jika belum sampai galeri seni!" teriaknya saat Helena sudah sampai di depan.

Manusia ini adalah kakak kandung Helena, namanya adalah Galan Tarso Jackson.

Meskipun usia mereka terpaut satu tahun, Galan cenderung lebih dewasa dengan sifatnya yang terkadang jahil. Dia sangat menyayangi adiknya itu, Helena adalah berlian kesayangan keluarga Jackson.

"Bagaimana dengan balapan minggu depan?" ucap seseorang di seberang telepon.

"Tentu aku ikut!"

Seseorang di seberang telepon itu tertawa terbahak-bahak, "dan kau pasti akan dihukum lagi."

"Itu hanya sedikit menyusahkan" jawab Malvin.

Malvin menutup log panggilan dan berjalan menuju cermin, "tidak ada yang bisa menghalangiku, walau itu orang terdekatku."

"Tuan dan Nona, di depan kalian ini terdapat lukisan tiruan paling fenomenal yaitu Monalisa."

"Tentu kalian sudah tau jika lukisan ini berada di Prancis, dan kami hanya bisa membuat tiruannya saja. Tapi jangan asal melaporkan kami, tentu kami sudah memiliki izin untuk ini.."

"Lagipula, meskipun tiruan harganya tidak sedikit."

"Baiklah kita beralih ke sampingnya yaitu ....." petugas itu terus menjelaskan semua yang ada di galeri seni tersebut.

"Apakah ada pertanyaan?"

"Saya!" sahut Helena.

"Itu adalah nona yang sangat cantik" Helena tersipu malu.

"Jadi, apa pertanyaannya?"

"Begini, jika ada yang asli kenapa harus membuat tiruan yang begitu mirip? Maaf jika kalian tersinggung.."

"Waw, itu pertanyaan yang berani. Tidak papa nona, kami tidak tersinggung" pengunjung lainnya ikut tertawa dengan interaksi tersebut.

"Jadi begini, memang barang tiruan tidak bisa di sandingkan dengan yang asli. Setidaknya, setiap seniman akan memiliki ciri khasnya masing-masing untuk membedakan karyanya."

"Tiruan ini ada untuk menggantikan karya yang asli agar dapat di kenalkan kepada dunia. Dengan maksud, bahwa lukisan yang asli akan sangat dilindungi dan tidak dapat keluar dari museum."

"Tiruan-tiruan ini sangat berbeda, dimana mereka memiliki hak cipta masing-masing dan diakui oleh pengelola karya asli. Hal ini ditujukan untuk membingungkan penjarah ketika akan mencurinya."

"Jadi begitu, terimakasih atas penjelasannya."

"Ohh, itu tidak masalah. Terimakasih kami ucapkan kembali, kamu adalah orang satu-satunya yang bertanya tentang hal menakjubkan."

"Nona, kamu sungguh mengagumkan!" petugas itu bertepuk tangan atas keberanian Helena.

Sudah lama Helena berada di galeri seni ini, dia segera pulang saat jam menunjukkan angka 10 malam. Orang tuanya sudah berkali-kali menelpon.

"Iya mommy, Helena udah di jalan kok, jadi tenang aja ya..kan ada pak sopir juga" Helena saat ini sedang menenangkan mommy nya yang overprotektif padanya.

"Baiklah, putri mommy.. bilang pada sopir untuk membawa kendaraan dengan hati-hati ya.."

"Iya mom, Helena tutup oke?!"

"Nyonya sangat sayang dengan nona" ucap sopir tiba-tiba.

"Benar pak, meskipun mommy sering berlebihan, tapi Helen tidak merasa risih, justru Helena merasa di lindungi oleh mereka."

Sopir itu tersenyum di balik kaca mobil.

Keesokan harinya adalah hari minggu. Helena masih saja tertidur di kamar indahnya.

Seseorang membuka pintu kamarnya, itu kakaknya Galan. Dia mengendap-endap berjalan pelan. Galan berdiri di ujung kaki Helena dengan senyum jahilnya.

"Akhhh!" Helena teriak.

Galan tergelak karenanya. Tidak lama, Helena melempar semua bantalnya bahkan bonekanya dan selimut.

"Kakak!!"

Bagaimana dia tidak terima jika Galan menarik kakinya cepat hingga membuatnya terbangun dan terkejut.

"Helen kaget kak!" dia masih merasa marah.

Apalah daya, Galan malah semakin menjadi jadi.

Ketika Galan selesai dengan tawanya, dia menggendong Helena untuk turun di lantai bawah ruang keluarga.

"Bagaimana? Apa masih marah?" godanya.

Helena mendengus, "aku tidak akan marah lagi jika kakak membelikan aku cake keju dan coklat!"

"Baik, setelah makan siang nanti aku akan membawa adik kecilku yang paaaling manis ini ke toko dessert" Galan dapat melihat binar bintang di mata Helena.

"Setuju!"

Mereka berdua sekarang ini sendiri di rumah tanpa orang tua mereka. Orang tua mereka pergi keluar negeri untuk mengurus perusahaan, dan Daddy mereka tidak bisa tanpa kehadiran istrinya.

"Kira-kira, kapan mommy dan daddy akan pulang?"

Galan tampak berpikir, "kalau kata mereka, sekitar 1 bulan tapi bisa lebih cepat."

"Ohh.."

.....

"Bukankah ini Helena?" tanya seseorang.

Malvin tampak marah dengan foto yang dikirimkan padanya, "sepertinya iya.."

"Tapi Vin, menurutku itu bukan dia" tebak temannya yang lain.

"Itu Helena Marcell! Dia pergi ke diskotik itu, padahal dia bilang padaku kalau akan pergi ke galeri seni!"

Malvin begitu marah, tidak ada yang bisa menghentikannya ketika seperti itu. Malvin tidak mendengarkan orang lain, dan langsung percaya dengan sekali lihat jika menyangkut orang terdekatnya.

"Aku merasa kasihan dengan Helena" ucap Marcell saat Malvin sudah pergi.

Mereka saat ini sedang berada di markas, Malvin melanggar peraturan papanya. Dia diam-diam pergi ke luar.

"Aku juga berpikir seperti itu, Malvin tidak akan mendengar pendapat orang lain."

"Lihatlah ini, disini memang seperti Helena, tapi aku hafal dengan rambutnya. Dia memiliki rambut hitam berkilau dan tidak pernah mewarnai rambutnya" ucap Simon yang merupakan teman Helena dari kecil.

"Jika lebih diperhatikan, rambut wanita ini sedikit pirang di beberapa rambutnya."

"Aku hanya bisa berharap, Malvin tidak melakukan kesalahan yang akan menyakiti Helena lagi.." sahut orang lain.

"Aku merasa tidak berdaya sebagai sahabatnya" ucap Simon.

Disi lain, Malvin mendatangi Helena di rumahnya langsung dan ini masihlah pagi.

"Malvin? Kenapa datang tanpa kabar dulu" ucap Helena.

Ia akan bertanya lagi, namun diurungkannya. Helena melihat Malvin yang seperti orang marah, seketika ia ketakutan. Disini tidak ada Galan, tidak akan ada yang melindunginya.

"Kau bilang akan pergi ke galeri seni kemarin malam, tapi kau malah pergi ke diskotik Helena!"

Tidak ada panggilan sayang dan tidak ada kalimat yang sedikit sopan.

"Diskotik?!" Helena terkejut, kapan dia pergi kesana? Tidak pernah!

"Aku tidak ke diskotik Malvin, aku benar-benar pergi ke galeri seni."

"Tapi kau disana Helena!! Aku memiliki buktinya!"

"Tidak Malvin! Aku tidak pernah ke diskotik, jika tidak percaya kamu bisa tanya ke kakak aku atau bahkan orang tuaku! kamu bisa bertanya juga ke sopir yang mengantarku kemarin."

"Seperti ini lagi?" Batin Helena.

"Jelas-jelas kau ke sana Helena, ini fotomu kan?!"

"Mungkin kau sudah merencanakannya!" Malvin hanya bisa menuduh Helena tanpa mau berpikir tenang.

Malvin mulai berkata kasar kepada Helena, dia merasakan sakit ketika mendengarnya. Kata yang paling membuatnya sakit adalah, "dasar pelacur!"

Setelah mengucapkan itu, Malvin pergi dari rumah Helena dengan masih merasakan amarah.

"Tidak papa Helena..kamu pasti baik-baik saja.."

Namun tidak! Air matanya mengalir, isakan tangis muncul. Ini kali pertamanya mendapat sebutan pelacur.

Episodes
1 Bab 1 : Kilas balik masa lalu
2 Bab 2 : Salah paham berujung pertikaian
3 Bab 3 : Pentingnya kepercayaan
4 Bab 4 : Susan yang tau segalanya.
5 Bab 5 : Hubungan yang pahit
6 Bab 6 : Spanyol, negara yang indah
7 Bab 7 : Buket bunga dari Lucy
8 Bab 8 : Kenangan buruk membawa luka
9 Bab 9 : Perawatan
10 Bab 10 : Pembalasan dendam untuk Helena
11 Bab 11 : Kebenaran yang sebenarnya
12 Bab 12 : Penyesalan terdalam
13 Bab 13 : Kembali pada kenyataan
14 Bab 14 : Kenangan itu muncul lagi
15 Bab 15 : Pengusiran
16 Bab 16 : Malam yang ramai
17 Bab 17 : Girl time bareng Aletha
18 Bab 18 : Romantisnya Galan
19 Bab 19 : Pelelangan
20 Bab 20 : Julio Kahil (POV)
21 Bab 21 : Bertemu denganmu
22 Bab 22 : Sekali dayung, dua pulau terlewati
23 Bab 23 : Malvin vs Julio
24 Bab 24 : Mendapat lampu hijau
25 Bab 25 : Persiapan penyerangan
26 Bab 26 : Siapa yang menang?
27 Bab 27 : Pengobatan
28 Bab 28 : Makan siang bersama
29 Bab 29 : Pulang ke Amerika
30 Bab 30 : Hari pernikahan
31 Bab 31 : Malam pertemuan kembali
32 Bab 32 : Kencan?
33 Bab 33 : Mulai ada rasa nyaman
34 Bab 34 : Berikan aku kesempatan!
35 Bab 35 : Akal sehat yang bermasalah
36 Bab 36 : Seorang kakak yang tidak mudah
37 Bab 37 : Akhirnya, kencan sesungguhnya
38 Bab 38 : Bertemu teman lama
39 Bab 39 : Melawan provokasi
40 Bab 40 : Sekelompok preman mengejar Helena
41 Bab 41 : Lolos dari kejaran preman, tetapi...
42 Bab 42 : Khawatir
43 Bab 43 : Dia yang akan menyelesaikannya
44 Bab 44 : Malam harinya
45 Bab 45 : Atmosfer 3 orang
46 Bab 46 : Galan dan Aletha menjenguk
47 Bab 47 : Pria gila (siksaan untuk Sienna)
48 Bab 48 : Eksekusi Sienna (she's a dead)
49 Bab 49 : Kegelisahan Julio
50 Bab 50 : Berpamitan
51 Bab 51 : Membinasakan musuh
52 Bab 52 : Gadis menyebalkan
53 Bab 53 : Pihak militer (penyelundupan senjata)
54 Bab 54 : Pertarungan yang sia-sia
55 Bab 55 : Anak kesayangan
56 Bab 56 : Seperti kucing dan tikus
57 Bab 57 : Mengobati
58 Bab 58 : Kedatangan yang dinanti
59 Bab 59 : Tunggu sebentar lagi
60 Bab 60 : Kabar gembira
61 Bab 61 : Wejangan kakek Gilbert
62 Bab 62 : Yuan
63 Bab 63 : Akhirnya orang tau
64 Bab 64 : Sangat indah dan sejuk...
65 Bab 65 : Lora
66 Bab 66 : Menginap semalaman
67 Bab 67 : Masa lalu Zero dan rumor
68 Bab 68 : Iya atau tidak
69 Bab 69 : Insiden
70 Bab 70 : Wanita lain
71 Bab 71 : Canada
72 Bab 72 : Kembali
73 Bab 73 : Mengumumkan pernikahan
74 Bab 74 : Jepang
75 Bab 75 : Menawarkan lanjut sekolah pada pekerja
76 Bab 76 : Kekhawatiran
77 Bab 77 : Kegilaan
78 Bab 78 : Lumpuh
79 Bab 79 : Wanita misterius (pencarian)
80 Bab 80 : Gagal
81 Bab 81 : Menemukannya
82 Bab 82 : Jurang gelap
83 Bab 83 : Bukan anak kandung
84 Bab 84 : Awal kita bertemu
85 Bab 85 : Hasil
86 Bab 86 : Bahagia bersamanya
87 Bab 87 : Selalu ada hama masuk
88 Bab 88 : Kata hati
89 Bab 89 : Kolaborasi
90 Bab 90 : Membeli perlengkapan bayi
91 Bab 91 : Kelahiran
92 Bab 92 : Sebentar lagi
93 Bab 93 : Fitting gaun
94 Bab 94 : Yang dinantikan
95 Bab 95 : Sampai jumpa di kehidupan selanjutnya...
96 Ucap-Ucap Author
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Bab 1 : Kilas balik masa lalu
2
Bab 2 : Salah paham berujung pertikaian
3
Bab 3 : Pentingnya kepercayaan
4
Bab 4 : Susan yang tau segalanya.
5
Bab 5 : Hubungan yang pahit
6
Bab 6 : Spanyol, negara yang indah
7
Bab 7 : Buket bunga dari Lucy
8
Bab 8 : Kenangan buruk membawa luka
9
Bab 9 : Perawatan
10
Bab 10 : Pembalasan dendam untuk Helena
11
Bab 11 : Kebenaran yang sebenarnya
12
Bab 12 : Penyesalan terdalam
13
Bab 13 : Kembali pada kenyataan
14
Bab 14 : Kenangan itu muncul lagi
15
Bab 15 : Pengusiran
16
Bab 16 : Malam yang ramai
17
Bab 17 : Girl time bareng Aletha
18
Bab 18 : Romantisnya Galan
19
Bab 19 : Pelelangan
20
Bab 20 : Julio Kahil (POV)
21
Bab 21 : Bertemu denganmu
22
Bab 22 : Sekali dayung, dua pulau terlewati
23
Bab 23 : Malvin vs Julio
24
Bab 24 : Mendapat lampu hijau
25
Bab 25 : Persiapan penyerangan
26
Bab 26 : Siapa yang menang?
27
Bab 27 : Pengobatan
28
Bab 28 : Makan siang bersama
29
Bab 29 : Pulang ke Amerika
30
Bab 30 : Hari pernikahan
31
Bab 31 : Malam pertemuan kembali
32
Bab 32 : Kencan?
33
Bab 33 : Mulai ada rasa nyaman
34
Bab 34 : Berikan aku kesempatan!
35
Bab 35 : Akal sehat yang bermasalah
36
Bab 36 : Seorang kakak yang tidak mudah
37
Bab 37 : Akhirnya, kencan sesungguhnya
38
Bab 38 : Bertemu teman lama
39
Bab 39 : Melawan provokasi
40
Bab 40 : Sekelompok preman mengejar Helena
41
Bab 41 : Lolos dari kejaran preman, tetapi...
42
Bab 42 : Khawatir
43
Bab 43 : Dia yang akan menyelesaikannya
44
Bab 44 : Malam harinya
45
Bab 45 : Atmosfer 3 orang
46
Bab 46 : Galan dan Aletha menjenguk
47
Bab 47 : Pria gila (siksaan untuk Sienna)
48
Bab 48 : Eksekusi Sienna (she's a dead)
49
Bab 49 : Kegelisahan Julio
50
Bab 50 : Berpamitan
51
Bab 51 : Membinasakan musuh
52
Bab 52 : Gadis menyebalkan
53
Bab 53 : Pihak militer (penyelundupan senjata)
54
Bab 54 : Pertarungan yang sia-sia
55
Bab 55 : Anak kesayangan
56
Bab 56 : Seperti kucing dan tikus
57
Bab 57 : Mengobati
58
Bab 58 : Kedatangan yang dinanti
59
Bab 59 : Tunggu sebentar lagi
60
Bab 60 : Kabar gembira
61
Bab 61 : Wejangan kakek Gilbert
62
Bab 62 : Yuan
63
Bab 63 : Akhirnya orang tau
64
Bab 64 : Sangat indah dan sejuk...
65
Bab 65 : Lora
66
Bab 66 : Menginap semalaman
67
Bab 67 : Masa lalu Zero dan rumor
68
Bab 68 : Iya atau tidak
69
Bab 69 : Insiden
70
Bab 70 : Wanita lain
71
Bab 71 : Canada
72
Bab 72 : Kembali
73
Bab 73 : Mengumumkan pernikahan
74
Bab 74 : Jepang
75
Bab 75 : Menawarkan lanjut sekolah pada pekerja
76
Bab 76 : Kekhawatiran
77
Bab 77 : Kegilaan
78
Bab 78 : Lumpuh
79
Bab 79 : Wanita misterius (pencarian)
80
Bab 80 : Gagal
81
Bab 81 : Menemukannya
82
Bab 82 : Jurang gelap
83
Bab 83 : Bukan anak kandung
84
Bab 84 : Awal kita bertemu
85
Bab 85 : Hasil
86
Bab 86 : Bahagia bersamanya
87
Bab 87 : Selalu ada hama masuk
88
Bab 88 : Kata hati
89
Bab 89 : Kolaborasi
90
Bab 90 : Membeli perlengkapan bayi
91
Bab 91 : Kelahiran
92
Bab 92 : Sebentar lagi
93
Bab 93 : Fitting gaun
94
Bab 94 : Yang dinantikan
95
Bab 95 : Sampai jumpa di kehidupan selanjutnya...
96
Ucap-Ucap Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!