1 minggu sudah berlalu, tapi peristiwa malam itu masih membuat Nara sangat Trauma. Setelah kejadian malam itu, ia memutuskan pulang dengan naik ojek dan minta diantar sampai depan rumahnya, karena ia benar-benar sangat takut jika harus berjumpa lagi dengan pria misterius itu.
Walau harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk membayar Ojek pangkalan, tapi ini semua demi kebaikannya. Nara juga belum sempat bercerita pada sang ibu, karena takut bu Sukma menjadi khawatir dan akan selalu menunggu kepulangannya.
Untung saja hari ini Nara libur kuliah dan juga libur bekerja, jadi ia bisa bersantai didalam rumah tanpa di hantui rasa takut setiap ia pulang malam. Nara harap ucapan pria itu hanya lelucon, walau nantinya akan bertemu kembali, semoga pertemuan itu menjadi terasa asing seperti mereka tidak pernah bertemu.
"Argh.. Stress banget ya Allah." Ucapnya berkeluh kesah.
"Stress kenapa?" Tanya bu Sukma, yang mendengar teriakan Nara didalam Kamar.
"Mama, bikin kaget aja." Sahut Nara.
"Stress kenapa, cerita sama mama." tanya bu Sukma.
"Gak ada mah, aku cuma capek aja kuliah sambil kerja." Jawabnya berbohong.
"Terus gimana, kamu mau cuti kuliah apa mau berhenti bekerja?" Tanyanya balik.
"Enggak dua-dua si mah, hehehe." Jawab Nara bercanda.
"Mama kan sudah bilang, cari pacar jadi kalo lagi stress bukan diam dirumah, tapi jalan-jalan." Ledek bu Sukma.
"Hmmm.. mulai deh. Mama tuh yang harusnya ngajak aku jalan-jalan, bukannya malah nyuruh aku untuk cari pacar. Nanti kalo aku udah punya pacar, mama bakal semakin kesepian karena kesibukan ku bertambah. Mau Kaya gitu?" Ucap Nara.
"Mama Justru akan sangat bahagia, kalau kamu bisa menemukan seorang pria yang bisa menjaga mu dengan baik. Jadi mama gak perlu khawatir, kalo tiba-tiba mama meninggal Kamu udah...." Jelas bu Sukma, namun dibantah oleh Nara.
"Mama ngomong apa si, udah ach Nara malas bahas kaya gitu." Sela Nara. Bu Sukma hanya menghela Nafas mencoba menerima keputusan sang anak.
"Nara, bisa bantu Mama gak?" pinta bu Sukma, mencoba mencairkan suasana.
"Bantu apa?" Jawab Nara dingin.
"Sekarang mama ada kerjaan, jadi mama titip makanan ini buat tetangga sebelah ya." Pintanya.
"Kenapa enggak mama sendiri aja si sekalian jalan. Aku kan gak tau orang nya Mah." tolak Nara.
"Cuma ngasih aja kok, habis itu pulang. bilang aja dari Mama." pesan bu Sukma.
"Iya nanti Nara kasih." Balasnya.
"Makasih ya sayang. Yaudah, Mama berangkat ya, itu ada makanan dimeja makan. Jangan sampai gak dimakan." bu sukma pun pergi meninggalkan Nara sendirian dirumahnya.
Setelah kepergiaan bu Sukma, Nara pun pergi menuju rumah yang hanya berjarak beberapa meter dari rumahnya, lingkungan rumah Nara memang terbilang sangat sepi, karena informasi yang didapat lingkungan tersebut akan digusur dan dijadikan sebuah apartemen milik PT.xxxxx. Jadi banyak rumah kosong terbengkalai ditinggal oleh penghuninya.
Nara dan bu Sukma, memang sudah memiliki rencana untuk pindah. Tapi rasanya berat meninggalkan rumah peninggalkan sang Suami. Jadi untuk sementara waktu, mereka memilih untuk tinggal disana sampai ada pemberitahuan lagi.
Saat ini Nara sudah berpakaian rapi dan sopan tentunya untuk menuju rumah ibu atau Pak Darma, dengan membawa beberapa tumpuk makanan dirantang jinjing, Nara mengetuk rumah tersebut, dan tak lama pemilik rumah pun membukakan pintu.
"Assalamualaikum?" Nara mengucap salam, sambil mengetuk-ngetuk pintu rumah tetangganya.
"Wa'alaikumsalam..... Nara ya?" Tebaknya, mendengar namanya disebut Nara pun tersenyum karena tetangganya sudah mengenalnya lebih dulu.
"Ini Bu dari Mama." ucapnya menyodorkan rantang berisi makanan kepada bu Darma.
"Masuk sini, yaa ampun ibu mu ini selalu aja ngasih-ngasih makanan ke kami." Ucapnya membanggakan bu Sukma, Nara hanya tersenyum canggung mendengar bu Darma senang menceritakan ibunya.
"Iya bu." Jawabnya sungkan.
"Tunggu sebentar ya." Pinta bu Darma.
Nara duduk disebuah ruang tamu minimalis, dimana banyak sekali foto-foto tertata rapi diatas rak dan dinding. Nara berjalan menuju sebuah lemari kaca, dimana banyak sekali piala-piala dan piagam penghargaan tentang olahraga.
"Waaah banyak sekali." ucapnya kagum.
"Nara sedang apa?" Tanya bu Darma.
"Ini bu, aku lagi liat-liat ini." jawabnya canggung sambil menunjuk isi dalam lemari kaca itu.
"Itu semua penghargaan anak ibu, dia memang suka sekali dengan olahraga." Jelas Bu Darma, Nara hanya mengangguk kagum.
"Oia, nanti malam kesini lagi ya ajak ibu mu." pinta bu Darma.
"Ada acara apa memangnya bu?" tanya Nara.
"Bukan acara besar kok, cuma sekedar makan malam aja." Jawab Bu Darma.
"Iya bu nanti Nara sampaikan ke Mama, kalau gitu Nara pamit ya bu, nara mau istirahat lagi mumpung lagi libur." ucapnya.
"Loh kok cepet banget si, padahal kita baru juga ketemu." Ucap Bu Darma.
"Iya bu, lain kali Nara main bareng sama Mama." jawab Nara.
"Iya, Jangan lupa nanti malam ibu tunggu ya." Bu Darma mengingatkan.
"Baik bu. Nara pulang ya bu. Assalamualaikum." Nara pun Pamit dan meninggalkan rumah Bu Darma.
Nara berjalan keluar dari rumah bu Darma, tanpa dia sadari ada seseorang yang sudah memperhatikannya dari awal ia datang, sampai ia keluar dari rumah bu Darma. Setibanya dirumah, Nara masuk kedalam sambil menutup pintu tanpa menguncinya dan berjalan kearah kamar, lalu menjatuhkan tubuhnya diatas kasur miliknya.
"Ahh... Rasanya nikmat sekali bisa rebahan kaya gini. Aku mau tidur sampai besok." Ucapnya dan benar saja, baru juga ia sampai tak lama ia pun tertidur dengan lelap.
Jarang sekali Nara mendapatkan waktu seperti ini, biasanya ia mendapatkan jatah libur bekerja tapi tetap harus berangkat kuliah, atau sebaliknya saat libur kuliah ia tetap harus berangkat bekerja. Dan hari ini menjadi kesempatan baginya untuk benar-benar beristirahat seharian full.
Saat Nara sedang beristirahat, masuklah seseorang kedalam rumahnya. Ia datang dengan langkah pelan, melihat-lihat isi rumah Nara. Lalu orang itu berdiri tepat di depan foto Nara yang saat itu sedang tersenyum manis menggunakan pakaian kebaya diacara kelulusan sekolah.
Pria itu tersenyum saat ibu jarinya mengusap lembut bibir Nara dalam foto itu, Lalu ia berpindah tempat untuk mencari keberadaan Nara. gadis itu benar-benar sangat ceroboh, ia tidur pulas didalam kamar, tanpa menutup pintunya. sehingga orang tersebut dengan mudahnya masuk kedalam kamar, dan duduk di tepi ranjang milik Nara.
Orang itu terus memperhatikan gadis berusia 20 tahun, yang memiliki wajah cantik dan manis. Nara memiliki kulit putih dan rambut hitam panjang. Dia benar-benar gadis yang sempurna.
Karena asik terus memperhatikan wajah Nara yang Ayu, lambat laun orang tersebut bergerak mendekati Nara yang sedang tertidur, ia semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Nara. tanpa ia sadari, orang itu langsung mengecup bibir Nara. lalu ia berpaling dan berbisik ditelinga Nara dengan berkata.
"Sekarang kau sudah menjadi milik ku." Tukasnya.
"Aaaaargh......" Sontak saja kalimat itu membuat Nara menjerit mendengar bisikan tepat digendang telinganya. Suara seseorang yang amat ia kenal, suara seseorang yang ingin ia hindari sejak pertama bertemu.
Nafasnya tidak berarturan, memburu seperti orang kelelahan. jantungnya pun berdetak begitu cepat sampai-sampai rasanya sesak didada. Nara segera bangun dari tidurnya, ternyata itu hanya Mimpi, mimpi yang membuat ketakutannya bertambah.
"Ha.. hanya Mimpi...Tapi kenapa terasa begitu nyata." Ucapnya.
Waktu sudah menunjukan pukul 7 malam, bu Sukma pulang dalam keadaan rumah masih gelap gulita. Nara benar-benar tertidur dengan pulas tanpa ia sadari malam sudah menyapanya.
"Naraaa... kenapa kamu duduk diam dalam keadaan lampu padam?" Tanya sang Mama, yang melihat anaknya duduk di tepi ranjang.
"Enggak apa-apa Mah, Nara baru bangun tidur setelah mendengar suara mama." Ucapnya lagi-lagi harus berbohong. Bu Sukma sudah datang, membuat perasaan Nara menjadi membaik, lampu-lampu rumah pun sudah menyala tak ada lagi rasa takut dalam diri Nara. karena ia menganggap hal tadi hanya mimpi, jadi bukan masalah besar yang harus dipikirkan.
"Oia Mah, aku tadi udah nganter makanan ke Bu Darma. terus dia minta kita untuk datang kerumahnya sekarang." Ucap Nara.
"Oh ya, kenapa gak ngabarin mama via chat. Biar mama bisa pulang cepet. Yaudah kalau gitu mama mau mandi dulu, kamu juga jangan lupa mandi dandan yang rapi ya." Pintanya.
"Aku gak ikut ya mah, aku mau lanjut tidur aja." Tolak Nara.
"Ech gak boleh gitu.. kita harus menjalin silahturahmi yang baik dengan sesama tetangga. Jangan sampai karena kamu gak datang, bu Darwa kecewa dan jadi tidak suka sama kamu." jelas bu Sukma.
"Kamu datang sebentar aja, makan, habis itu pulang. Paling enggak kita harus menghormati undangan bu Darma. Biar gak dibilang sombong." Lanjut bu Sukma.
"Iya mama ku yang baik hati. tidak sombong dan cantik tentunya." Balas Nara memeluk sang Mama. Mereka berdua kemudian bersiap-siap untuk datang memenuhi undangan dari Bu Darma.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments