Bertemu kembali

 Dua hari kemudian, Seojun telah mengajukan sebuah kesepakatan damai dengan cara mengajukan pernikahan. Dengan berat hati ia mau tak mau harus mengorbankan putri semata wayangnya itu kepada musuhnya sendiri, Park Janghyun.

 Janghyun pun tanpa merasa curiga sama sekali menerima kesepakatan tersebut dengan balasan hanya mengembalikan 35% dari saham perusaan Kim ke tangan Seojun. Seojun sendiri pun, mau tak mau menerimanya dari pada tak sama sekali.

"Dasar si tikus licik itu, beraninya hanya memberikanku 35% dari saham milikku sendiri yang dia ambil!!" geram kesal Seojun saat di dalam mobilnya.

"Bersenang-senanglah di atas keberhasilan mu itu dulu Janghyun, suatu saat semua yang telah kau rampas dariku beserta segala asetmu akan jatuh ke tanganku!" Seojun mulai tertawa sambil menyeringai dengan membayangkan kematian dari Janghyun akibat rencananya.

...✧・゚: *✧・゚:*✧・゚: *✧・゚:*✧・゚: *✧・゚:*...

Sementara itu di kediaman keluarga grup Kim

 Di dalam kamarnya, Hana terus saja mondar mandir karen gugup. Ia gugup karena memikirkan bagaimana caranya berekspresi di saat bertemu dengan sang calon suaminya itu, yang tak lain adalah musuh dari ayahnya sendiri.

 Bayangan sosok pria bertubuh gendut, botak, pendek, dan memiliki perut buncit yang terus saja Hana bayangkan tentang calon suaminya itu.

"Oke Hana, tenanglah...mau bagaimana pun rupanya kau tetap tidak akan menaruh hatimu kepadanya sebab, ini hanya rencana balas dendam!" ucap batin Hana sambil mencoba menenangkan dirinya sendiri.

Tok... Tok...

 Suara pintu kamar milik Hana kini di ketuk oleh salah seorang pelayan. Awalnya Hana tampak terkejut karena di kagetkan dengan suara ketukan pintu kamarnya yang tiba-tiba.

"Nona, anda di minta tuan muda Jiho untuk menemui calon suami nona di taman belakang." ucap sang pelayan kepada Hana.

"Baiklah saya akan segera ke sana." Hana kembali mengatur nafasnya terlebih dahulu.

"Baik nona, saya permisi." sang pelayan itu segera pergi dan melanjutkan pekerjaannya lagi.

 Dengan penuh keyakinan dan keberanian yang telah Hana kumpulkan, ia pun akhirnya langsung melangkahkan kakinya menuju taman yang berada di belakang rumahnya tersebut untuk menemui calon suaminya itu.

 Baru saja Hana ingin bersuara untuk menyapa sang calon suaminya itu di saat ia tiba di taman belakang rumah, tiba-tiba saja suara Hana langsung tertahan di saat melihat sosok sang pria.

"Kamu?!" seketika Hana langsung menunjuk ke arah sosok pria bertubuh tinggi dan berdada bidang nan tegap tersebut sangat terkejut.

 Bagaimana tidak terkejut, ternyata ia baru tahu kalau sang calon suaminya sekaligus musuh terbesar ayahnya adalah Park Janghyun, ayah dari anak muridnya sendiri saat di TK dulu.

"Ternyata kau masih ingat denganku!" Janghyun menatap ke arah Hana dengan tatapan yang tampak dingin dan juga datar.

"Tentu saja aku masih ingat, kau orang tua dari muridku sendiri." Hana masih menatap ke arah Janghyun masih taj percaya dan tak menyangka.

"Baguslah jika kau masih ingat denganku?" Janghyun mulai menyeruput secangkir kopi yang tah di hidangkan untuknya di atas meja.

"Duduklah dahulu." lanjut ucap Janghyun.

 Dengan sangat gugup Hana akhirnya menuruti perkataan dari Janghyun tersebut. Ia akhirnya mulai duduk di kursi yang tepat berhadapan dengan Janghyun saat itu.

 Detak jantung Hana kini tiba-tiba saja mulai tak dapat di kontrol lagi. Ia benar-benar sangat gugup sekali di saat mengetahui bahwa pria duda tampan yang selama ini Hana kagumi akan menjadi suaminya.

"Jadi anda..." belum sempat Hana menyelesaikan ucapannya tersebut, Janghyun langsung memotong ucapan tersebut.

"Benar sekali, perkenalkan nama saya Park Janghyun. CEO grup Park sekaligus calon suamimu!" Janghyun tersenyum dengan penuh karisma dan wibawa.

 Sungguh, nikmat tuhan mana lagi yang ingin Hana dustakan. Dengan melihat dan tahu bahwa sosok pria yang selama ini ia kagumi ternyata akan menjadi suaminya saja sudah sangat-sangat membuatnya senang tak terduga.

"Namaku Kim Hana, salam kenal tuan Janghyun." Hana tersenyum dengan sangat manis.

"Sungguh sangat cantik sekali." Batin Janghyun di saat menatap wajah Hana saat itu.

 Entah apa yang telah terjadi di hati mereka berdua, sepertinya tuhan pun merestui hubungan yang akan terjalin di antara Hana dan Janghyun. Rasa dan ingatan untuk balas dendam pun sekejap sirna di benak Hana.

 Begitu pula dengan Janghyun, dia sungguh benar-benar tak menyangka rasa kagumnya itu kini akan menjadi istrinya sebentar lagi.

"Aku tahu, Eun-hye sudah menceritakan banyak hal tentang dirimu kepadaku..." Janghyun tersenyum kembali.

"Benarkah? Ya ampun!" Hana tampak terkejut namun seketika ia terkekeh gemas mengira bahwa Eun-hye menceritakan tentang kejahilannya kepada murid-murid itu kepada ayahnya.

"Ya, dia bilang kau adalah perempuan yang sangat hebat, baik, penyayang, dan juga adil kepada murid-murid yang kau ajari..." Janghyun menceritakan semua yang putrinya ceritakan tentang Hana kepadanya setiap hari.

"Itu terlalu berlebihan, aku melakukan dan bertindak sesuai yang seharusnya sebagai seorang guru." Hana terkekeh gas mendengarnya.

"Tetapi anak-anak tak mungkin berbohong bukan?" Janghyun ikut terkekeh pelan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!