Satu bulan kemudian, hari-hari yang menenangkan dan menyenangkan selalu Hana jalani seperti biasanya. Namun sayangnya hari ini mood Hana semakin memburuk.
Bagaimana tidak buruk, selama dua minggu ini Hana terus-terusan di telpon dan kirim chat oleh kedua abangnya dan Ayahnya. Mereka meminta Hana untuk segera pulang karena ada hal penting yang mau di sampaikan.
"Sebenarnya ada apa mereka terus-terusan memaksaku untuk pulang sih." gumam pelan Hana sambil memikirkan dan menebak-nebak apa yang sebenarnya terjadi.
"Bu guru, Eun-hye nangis karena di ejek mereka bu guru." seorang anak kecil mulai mengaduh kepada Hana sambil menunjuk ke arah Eun-hye yang menangis di mejanya karena di ejek beberapa anak di kelas itu.
Hana dengan sigap langsung berjalan ke arah kerumunan murid-muridnya yang mengejek Eun-hye saat itu.
"Anak-anak kalian kenapa membuat Eun-hye menangis?" ucap pelan Hana dengan nada sabar
Tak ada satu pun yang menjawab, mereka semua hanya diam saja. Hana menghela nafas sabar sambil berjongkok di hadapan mereka.
"Jika tidak ada yang mau jujur nanti ibu gak akan kasih kalian kue lagi." Mereka semua langsung protes tak terima dengan ucapan Hana barusan.
"Salah Eun-hye bu guru." ucap salah satu anak yang menindas Eun-hye.
"Memangnya Eun-hye berbuat apa kepada kalian?" Hana mulai mendengarkan penjelasan dari beberapa anak muridnya itu.
"Eun-hye berbohong, dia bilang kalau dia punya ibu padahal Eun-hye tidak punya ibu." jawab dari beberapa anak yang lain.
"Hueeee!!" tangis Eun-hye semakin pecah karena mereka kembali mengejek Eun-hye.
"Kata mommy ku, ibunya Eun-hye itu di bunuh papanya sendiri." beberapa anak perempuan mulai ikut berbisik.
"Kalau kata mamaku sih, mamanya Eun-hye itu gak sayang sama Eun-hye jadi di buang di tempat sampah deh." bisik anak perempuan yg lain ikut menanggapi ucapan temannya.
Segera Hana langsung berdiri menggendong Eun-hye lalu menghela nafas sedikit berat. Lalu Hana kembali menatap murid-muridnya itu.
"Anak-anak, tidak baik jika kalian berbicara buruk tentang mamanya Eun-hye." Hana mencoba menasehati murid-muridnya itu.
"Sepertinya mereka ini sudah tertular sifat gosip dari ibu-ibu mereka." gumam Hana di dalam hati.
"Mau bagaimana pun mama Eun-hye, ia tetaplah mamanya...bagaimana jika mama kalian di gitukan seperti mamanya Eun-hye?"
Mereka semua langsung tertunduk diam bersalah dan takut. Hana kembali memberikan senyuman manisnya kepada murid-muridnya tersebut.
"Sekarang semuanya minta maaf ya, ke Eun-hye."
Mereka akhirnya menuruti perkataan Hana dan langsung meminta maaf kepada Eun-hye dan di balas pelukan hangat oleh Hana. Sebab, karena sifat mereka yang mau meminta maaf jika mereka salah selalu Hana tanamkan di hati murid-muridnya.
...❀❀❀❀❀❀...
Sementara Itu, di kediaman mewah milik keluarga Kim.
"AAARGK!!" teriakan penuh emosi terdengar diiringi suara tumpukan berkas yang kini sudah berserakan di lantai.
"Sabar dulu ayah." sang putra sulung mencoba menenangkan sang ayah.
"Sabar katamu!!" kepala keluarga Kim itu semakin emosi.
"Ayah benar yang di katakan kak Jiho barusan, ayah harus tenang dulu" kini putra bungsu yang mencoba menenangkan ayahnya. Dan tampaknya itu berhasil.
"Beraninya pembantu sialan itu membuat perusahaan ku bangkrut seperti ini!" Kim Seojun, kepala keluarga sekaligus CEO perusaan Kim yang bergerak di bidang properti.
"Aku juga sama herannya dengan ayah, bagaimana mungkin pembantu miskin itu menjadi CEO grup ternama" Jiho kembali berfikir.
"Entah apa yang sudah tikus jalanan itu perbuat, yang jelas dia sudah menghancurkan bisnis keluarga kita yang sangat terkenal ini dengan mudah!" Kim Hyunwoo, putra kedua dari grub Kim kini mulai kembali berfikir.
"Mau tak mau kita harus menyerahkan Hana demi penawaran damai." tegas Seojun setelah mengambil keputusan.
"Awas saja kau Park Janghyun, beraninya kau mengusik keluargaku!" ucap Seojun di dalam hati
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Bintang Ray234🌸🌸
Smangat trus ya kak,, btw ak mmpir ni, ad waktu luang janlup malik ya kak trimakasih🙏
2024-01-05
1
ς
semangat
2024-01-05
2