Terjerat Pesona Duda Tampan

Terjerat Pesona Duda Tampan

Pertemuan Pertama

Di pagi hari yang cerah ini, seperti biasa aku sudah berdiri di depan gerbang TK tempatku mengajar. Aku mulai menyapa para murid kelasku dan juga sedikit berbincang dengan beberapa orang tua mereka tentang perkembangan anaknya.

Jangan tanya alasan mengapa aku mau menjadi guru di sini. Sudah 4 tahun, sejak aku mulai memutuskan untuk hidup mandiri tanpa mengandalkan status keluargaku.

Namaku Hana, jika orang-orang bertanya tentang marga keluargaku maka akan ku jawab Tidak Ada.

"Selamat pagi ibu guru!" ucap seorang gadis kecil nan manis dari kelasku, yang baru saja datang.

"Selamat pagi juga Eun-hye, Di antar dengan pengasuhmu lagi seperti biasa?" ucapku dengan senyuman yang ikut ku berikan kepada gadis kecil yang ada di depanku saat ini.

"Tidak, hari ini Eun-hye di antar dengan ayah bu guru!" ucap riang Eun-hye sambil menunjuk sosok pria berparas tinggi serta berdada bidang, yang memakai setelan jas berwarna Navy mendekati mereka.

Debaran detak jantung dadaku kini mulai berdetak kencang di saat menatap pria tampan maskulin tersebut, yang mana adalah sosok ayah dari Eun-hye. untuk pertama kalinya aku bertemu orang tua dari muridku itu yang selama ini selalu aku sebut misterius. Sebab, di setiap acara orang tua murid dan di saat antar jemput Eun-hye selalu bersama pengasuhnya dengan alasan orang tua Eun-hye sibuk.

"Ayah, Ini gurunya Eun-hye yang selalu Eun-hye ceritakan ke ayah!" ucap antusias Eun-hye kepada ayahnya.

"Terimakasih telah mengajarkan putriku dengan sangat baik." ucap sang pria itu kepada Diriku.

"Tidak masalah, lagi pula itu sudah kewajiban saya menjadi guru di sini." ucapku sedikit gugup ketika pria itu menatap ke arahku.

"Eun-hye sayang, belajarlah dengan giat dan patuhi gurumu." pria itu mulai berjongkok di depan putrinya sambil mengusap puncak kepala putrinya penuh sayang.

"Baik ayah, Eun-hye akan belajar dan jadi orang pintar seperti Ayah!" jawab Eun-hye dengan penuh semangat.

"Anak pintar." pria itu terkekeh dan langsung berjalan pergi masuk ke dalam mobilnya.

Mobil tersebut mulai melaju pergi dari area TK tersebut. Dan kini bel pertama mulai berbunyi, pertanda seluruh murid untuk masuk ke dalam kelas mereka.

Hana pov end

Hana akhirnya masuk ke dalam kelasnya bersamaan dengan para murid kelasnya yang saling berjalan masuk ke kelas seperti kreta api. Hal sesederhana itu saja sudah membuat hati Hana menjadi hangat dan sangat senang.

Sejak dulu, Hana sudah sangat sayang dengan anak kecil. Bahkan ia selalu berharap bisa mendapatkan seorang adik. Tapi sayang sekali, kenyataan tak memihak kepada Hana. Sebab, Hana adalah anak bungsu di keluarganya.

"Baiklah anak-anak, waktunya kita belajar menghitung sambil bernyanyi!"

"Asyik!" teriak girang anak-anak di kelas itu dengan sangat-sangat senang.

"Mari kita mulai ya!" Hana mulai tersenyum dan mulai mengajari anak-anak didiknya itu berhitung sambil bernyanyi.

...✧・゚: *✧・゚:*✧・゚: *✧・゚:*✧・゚: *✧・゚:*...

Sementara itu, di sebuah gedung perusahaan ternama di Incheon

Tok..

   Tok...

Suara ketukan di pintu kaca mulai terdengar di pagi hari menjelang siang tersebut.

"Masuklah." ucap seseorang yang berada di dalam ruangan tersebut.

Seorang pria dengan berpakaian formal mulai memasuki ruangan tersebut setelah di beri izin oleh sang pemilik ruangan itu. beberapa amplop berisikan sebuah data seseorang tampak pria itu taruh di atas meja.

"Itu semua data yang anda minta pak." ucap pria itu.

"Kau yakin tidak ada yang terlewatkan Haru?" tanya sang pimpinan kepada bawahannya bernama Haru.

"Tidak ada pak." ucap haru sambil sedikit menunduk sopan.

"Kerja bagus, dengan data ini akan ku pastikan keluarga sombong itu akan bertekuk lutut di hadapanku seperti yang ia lakukan kepadaku dulu!" ucap sang pria itu sambil menyeringai.

Sang pria tersebut langsung melirik ke amplop berisikan biodata seorang gadis cantik. Putri dari pesaing bisnisnya, atau lebih tepatnya adalah mantan atasannya dulu yang bertuliskan Kim Hana.

...✧・゚: *✧・゚:*✧・゚: *✧・゚:*✧・゚: *✧・゚:*...

Pukul 12.05 pm.

Para guru TK 해바라기 (Bunga matahari), tampak berdiri di depan gerbang sekolah sambil mengawasi murid-murid mereka yang sedang menunggu jemputan dari orang tua mereka. Tepatnya, dua menit lalu adalah jam pulang bagi murid-murid TK di sana.

Sudah ada beberapa murid yang di jemput pulang, bahkan ada juga yang belum pulang di karenakan belum di jemput orang tua atau wali mereka.

"Kenapa belum pulang Eun-hye?" Hana kini mulai ikut duduk di ayunan samping Eun-hye.

"Ayah belum menjemput Eun-hye pulang bu guru." ucap Eun-hye sambil memanyunkan bibirnya dengan lucu.

"Tumben sekali, biasanya pengasuh Eun-hye yang menjemput seperti biasa?" Hana menatap penasaran ke Eun-hye.

"Karena ayah sudah janji mau menjemput Eun-hye pulang hari ini Bu guru!" Eun-hye tampak ngambek karena ayahnya telat menjemputnya.

"Bagaimana jika Eun-hye menelpon ayah Eun-hye untuk memberitahu kalau sudah pulang?" tawar Hana sambil memberikan ponselnya ke Eun-hye.

"Baiklah!" senyuman riang kembali terukir kembali di bibir Eun-hye dengan sangat manis.

Segera jari-jari kecil milik Eun-hye mulai menekan layar ponsel milik Hana dengan lihai. Masih belum ada tanda-tanda telpon tersebut di angkat oleh sang ayah membuat senyuman di bibir Eun-hye kembali luntur.

"Halo? Siapa ini?" ternyata telpon tersebut di angkat oleh sang pria di sebrang telpon sana.

"Ayah, ini Eun-hye!" ucap Eun-hye kembali tersenyum.

"Ada apa Eun-hye?" kini pertanyaan mulai di lontarkan dari sang ayah.

"Ayah kenapa belum jemput Eun-hye?"

"Astaga, Ayah lupa nak...Ayah langsung ke sana jemput Eun-hye ya." terdengar nada suara sedikit panik dari sebrang telpon saat itu.

"Baik ayah!" Eun-hye mulai mematikan telponnya dan memberikan ponsel itu kembali ke Hana.

"Terimakasih bu guru." Eun-hye kembali tersenyum.

"Iya sama-sama sayang." Hana mengelus gemas puncak kepala Eun-hye gemas.

"Kalau begitu, aku akan menemani Eun-hye kecil sampai Ayahmu datang." ucap lanjut Hana sambil tersenyum.

"Terimakasih bu guru!" ucap riang Eun-hye.

"Iya, sama-sama." Hana hanya terkekeh gemas melihat Eun-hye yang menurutnya sangat lucu.

Eun-hye dan Hana akhirnya duduk di salah satu bangku di depan gerbang sekolah sambil menunggu ayah dari Eun-hye menjemput.

Beberapa menit kemudian, sebuah mobil mewah berwarna hitam tampak berhenti di depan mereka. Itu adalah ayahnya Eun-hye, mereka pun berpamitan dengan Hana sebelum pergi. Namun, sekilas Hana melihat name tag milik ayah Eun-hye. Park Janghyung, itulah nama dari ayah Eun-hye.

Terpopuler

Comments

rain 🌧️

rain 🌧️

aku datanggggggg

2024-01-05

1

ς

ς

Jejak

2024-01-05

2

D351

D351

Semangat

2023-12-05

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!