Cahaya matahari menghangat seiring datangnya sore. Bersamaan dengan itu hati Iqbal juga ikut menghangat. Langkah kakinya ringan meski agak tergesa. Dia tidak mau membuat wanitanya menunggu. Sepanjang perjalanan Iqbal tersenyum membayangkan wajah cantik Leni. Cara gadis itu menatapnya, cara gadis itu tersenyum, semua melintas manis begitu saja. Dalam bahasa sederhana, Iqbal rindu Leni.
Motor bebek yang di kendarai Iqbal berhenti di depan gang kecil yang sepi. Semenjak pacaran, Leni hanya mengijinkan mengantarkan sampai tempat itu. Iqbal tidak mempermasalahkan apapun yang di minta Leni. Setahu Iqbal, Leni menumpang tinggal bersama kakak perempuannya. Sementara orang tuanya tinggal jauh di Jawa Barat sana.
Seperti dugaan Iqbal, dia sampai duluan.Baru beberapa menit kemudian Leni terlihat berjalan keluar dari gang sempit yang sedari tadi dia pandang. Gadis itu mengulas senyum tipis yang di balas senyuman lebar oleh Iqbal.
"Nunggu lama? "
Iqbal menggeleng, "Kalau di suruh nunggu kamu seabad pun, nggak masalah sih... "
Sekali lagi Leni hanya tersenyum tipis.
"Berangkat sekarang?"
"Gasss, ayok! " Iqbal membantu Leni memakai helem, lalu membuka footstep agar mempermudah Leni saat membonceng nanti.
Kurang apa coba!
*****
Mereka sudah berada ditengah rak-rak berisi gulungan kain yang beragam warna dan jenis. Leni butuh kain jarik dan kain brokat untuk menghadiri acara pernikahan pemilik perusahaan.
"Ini bagus ndak?" gadis itu menunjukan kain pilihannya berwarna nude.
"Bagus, tapi apa nggak terlalu kasar ini bordirnya?"
"Iya sih, agak kasar"
"Cari yang bagus sekalian, yang bordirnya halus biar kamunya kalau makai nyaman" Mereka berjalan lagi menyusuri rak lain.
Tangan Iqbal meraba kain brokat berwarna dusty purple. Entah mengapa dia langsung jatuh hati. "Ini gimana sayang? "
Leni ikut-ikutan menyentuh ujung kain itu. "Ini bagus... "
"Kamu suka?" tanya Iqbal antusias.
Leni mengangguk kecil, "Tapi wait! Kita lihat harganya dulu.. "
Begitu melihat bandrol harga pada kain itu, mata Leni membulat sempurna. "Huh... ini harga untuk satu meter hlo, kenapa bisa semahal ini? " Raut wajah Leni menjadi muram . Gadis cantik itu juga terlihat menggembungkan pipi. Membuat Iqbal tertawa sekaligus gemas sendiri.
"Memangnya kenapa?"
"Ahgggghhh... kita cari yang lain aja, harga kain ini sungguh di luar prediksi BMKG!"
"Bisa-bisa aku tidak makan sebulan kalau beli itu! " omel Leni sambil menarik lengan Iqbal untuk menjauhi rak kain sialan!
Iqbal tidak mau beranjak, dia justru memanggil pramuniaga toko.
"Kita ambil yang ini, tolong di ukur buat pacar saya"
Hati Leni serasa berubah menjadi taman bunga sakura yang berguguran. Ke loyalan Iqbal Sadewa memang tidak bisa di remehkan. Leni suka dan puas.
****
Keesokan harinya, terlihat seorang gadis sedang bertengkar dengan kekasihnya.
"Aku itu cuma temenan doang! kamu nggak percaya?"
"Mana ada temenan doang kayak gitu! Kamu lebih rajin bales chat dia ketimbang aku!"
"Balikin Hp ku!" wajah gadis itu sudah memerah menahan tangis sekaligus malu. Gadis itu berusaha merebut hp miliknya dari tangan sang pacar, namun gagal.
Prang!
Air mata Kiara menetes bersamaan dengan ponselnya yang pecah, di banting sang pacar.
Orang-orang yang melewati mereka otomatis curi-curi pandang dan berbisik.
Kiara berjongkok, memungut bangkai ponsel yang layarnya mati dan retak-retak. Pacarnya yang dia sayangi sepenuh hati, yang dia bangga-banggakan ternyata tega memperlakukannya seperti ini.
"Gimana nanti aku ngomongnya ke mama?" hiks... hiks.... hiks...
Pacar Kiara meninju udara. Frustasi. Terlalu emosi karena terbakar api cemburu, sekarang dia tiba-tiba menyesali sikapnya.
"Sorry, Ra! aku emosi"
"Udah terlanjur... hp ku juga udah rusak, mau gimana? " jawab Kiara pilu.
"Aku anter kamu pulang dulu, besok baru kita benerin hp kamu,"
"Nggak usah, aku bisa pulang sendiri"
Kiara berdiri sambil menyeka air mata dan ingusnya. Ego Kiara memerintahkan agar dia ngambek saja.
Minta maaf setelah banting hp-ku? Tak segampang itu!
Masa bodoh, pokoknya aku mau ngambek!
"Kiara tunggu! aku anter kamu pulang, ya?"
"Aku minta maaf banget"
Kiara tetep jalan. Tidak peduli dengan pacarnya yang tergopoh-gopoh menyamai langkahnya.
"Kiara, please... Jangan kayak anak kecil!"
"Barusan siapa yang tantrum!? Nggak ngaca bos! " Balas Kiara jutek.
Ini kaki udah pegel, mana sih halte busway terdekat?
Kiara memutuskan naik angkot saja. Pas sekali langsung ada yang lewat.
"Kiara...!!! "
Percuma berteriak, angkutan yang di tumpangi Kiara sudah berlalu, menyisakan asap hitam yang mengepul.
Tanpa mereka berdua sadari, ada sepasang mata yang dari tadi ikut menonton drama kisah kasih anak SMA.
_
_
_
See you... ☺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
❤️⃟Wᵃf✰͜͡ᴠ᭄ᴇʟᷜᴍͣuͥɴᷤ✪⃟𝔄⍣⃝కꫝ🎸
Boleh g gantian Kiara yg banting orangnya. ngeselin banget jadi cowok. emang dia yg beliin, sekate" berani di banting
2024-03-10
1
Rifa Mukherjee
😊😊😊😊
2024-03-06
0