Jangan di kira Iqbal beli siomay untuk orang di rumah juga. Sengaja dia bungkus banyak sebenarnya hanya untuk iming-iming mama dan kakak perempuannya. Berhubung yang satu bungkus sudah ia berikan pada Kiara, jadilah tinggal dua bungkus sebagai umpan.
"Enak tuh!"
"Enaklah... " jawab Iqbal cuek. Kakaknya yang biasa di panggil Ninis sudah ngiler di samping Iqbal. Sedangkan mama Iqbal yang keluar dari dapur lebih berhak menyombongkan diri.
"Halah, cuma siomay! Bentar Nis, mamah udah pesen gofood" Pas banget pintu depan terdengar di ketuk setelah sang mama membalas Iqbal.
Ninis tanpa di suruh langsung melompat dari sofa dan membukakan pintu. Selang beberapa menit saja Ninis kembali dengan kotak pizza sepanjang satu meter.
"Woahh... pesta kita mah"
"Yuhu Nis, kita berdua aja mampu ya Nis habisin ini"
"Gasss... nggak pakai lama"
"Bagilah ma... " tangan Iqbal udah mau mencomot sepotong pizza, tapi langsung di tangkas sang mama.
Yang punya tangan memekik lebay, "Attah!"
"Enggak ada pizza! turuti dulu kemauan mama!"
Iqbal tidak menjawab, dia merengut sambil memakan siomay miliknya dengan sebal.
Orang Leni blom ngasih jawaban, masak iya anak orang gue seret!
****
Pagi harinya masih sama. Tidak ada makanan apapun di meja. Iqbal lama-lama gedek sendiri. Lama-lama gue jual juga tuh meja makan, unfaedah!
Iqbal pun berangkat kerja dengan perut kosong. Setengah jam kemudian dia sampai di tempat kerja. Iqbal bekerja di pabrik farmasi. Sebagai lulusan SMA, dia hanya bisa di tempatkan di bagian lapangan. Meskipun begitu, pekerjaannya bukan pekerjaan berat yang bisa membuat tumbuhnya berkeringat. Tupoksinya hanya mengawasi stock kemasan obat yang masuk maupun keluar dari gudang penyimpanan.
Bicara pesona Iqbal Sadewa, jangan di tanya. Tiap kali Iqbal berjalan, pasti ada gadis yang melirik terus bisik-bisik membicarakan dirinya. Dikira Iqbal tidak sadar? Jelaslah dia sadar. Pesonanya bisa menembus dinding departemen lain. Jalankan cewek-cewek muda, janda-janda kembang pun tak kalah berusaha menarik perhatian Iqbal.
Seperti pagi ini, entah dari siapa, sekotak bekal sudah berada di meja kerjanya. Iqbal lebih dulu membuka bungkusan plastik dan menemukan sepucuk surat di sana.
To: Mas Iqbal
From: Seseorang yang mengagumimu.
Dimakan ya, spesial aku sendiri yang masak lho. Semoga Mas Iqbal suka😍
Dih! kayak hidup di era 90-an, males banget harus mikir dari siapa. Yang penting gue lapar, gue makan kalo layak.
Baru ingin menyedok isi bekal yang ternyata nasi goreng dengan temanya telor dadar, tiba-tiba dia ragu.
Wait, kalau ada sianidanya bagaimana? bisa mati gue! kalau mati nggak bisa nonton bokep diakhirat, yang ada mah di siksa gasik!
"Son, soni!" Kebetulan ada temannya yang lewat. Iqbal paham betul Soni ini tipe orang yang tidak bakal menolak rejeki. Apalagi bab makanan.
"Kenapa woi! "
"Makan nih! gue udah sarapan dari rumah. Tapi nggak tahu ini dari siapa" Soni manggut-manggut. Tidak mau pusing juga, akhirnya dibawalah nasi goreng itu dengan senang hati.
"Makasih ya, besok-besok kalau ada lagi, gue nggak nolak"
"Hoooo... seneng lu! " Soni ngakak-ngakak meninggalkan Iqbal.
Tiba-tiba Iqbal ingat Kiara. Gadis yang dua kali tidak sengaja dia temui.
Penasaran gue!
Berbekal nama depan Kiara dan asal sekolah gadis itu, Iqbal mulai searching di akun Facebook. Biasanya lebih gampang. Kalau sudah ketemu barulah bisa dicari di Instagram. Urusan seperti ini Iqbal sudah pandai.
Tidak butuh waktu lama, identitas Kiara sudah dia dapat.
Jadi namanya Kiara Advanindya. Postingan 1 tapi followersnya, buset! udah ribuan dan kebanyakan cowok. Tck!
****
Hari berganti hari, awal bulan berubah jadi akhir bulan. Uang Iqbal masih banyak, jajan setiap hari tidak masalah. Sepulang kerja dia berencana mampir makan dulu ke warung nasi goreng langganan. Kebetulan hari ini dia juga lembur sampai jam sembilan malam. Kalau tidak makan Iqbal cemas belum sampai rumah dia bisa mati dijalan karena sangking laparnya.
Baru seperempat jalan, dia melihat seorang gadis yang dia kenali berdiri di jalan dengan wajah cemas. Ingin berlalu tidak peduli, tapi jiwanya yang pecinta wanita menolak. Iqbal memutar balik. Dan berhenti di depan gadis itu.
"Heh, bocil! ngapain malem-malem masih keliaran!? Nggak takut diculik emang!"
Kiara mengerutkan dahi. Panggilan itu seperti dia familiar. Tapi siapa orang asing ini?Karena belum ingat, Kiara cuek saja. Iqbal yang nangkring di motor jadi menelengkan kepala.
"Kita pernah ketemu pas beli siomay, gue kasih lo siomay gratis kalau lo lupa!"
Barulah Kiara ingat. "Oh, Mas yang itu. Pantesan kayak pernah lihat"
"Hmm... kebangetan sih kalau sampe lupa. Btw, lo nunggu siapa? masih pakai seragam jam segini, main teros! "
"Ngawur! Aku tuh dari latihan paskib tau! Terus main bentar sama temen, pas pulang malah kehabisan busway, sekarang jadi bingung pulangku gimana, he..."
"Haa... kalau udah gini baru bingung, makanya kalau main inget waktu" Karena Iqbal baik sekaligus punya modus, ini jadi kesempatan buat dia memuaskan rasa penasarannya.
"Buruan naik gih, gue anter pulang"
Kiara menggelengkan kepala tanda tidak mau. Kenal saja tidak, masak iya asal mau-mau.
"Malah bengong, nama lo Kiara kan? sekolah di SMA Kesatrian. Nggak usah khawatir, adek temen gue juga sekolah di situ, namanya Alvi. Satu angkatan sama lo kayaknya."
"Dari mana kamu tahu namaku?" Kiara heran sekaligus was-was.
Iqbal jadi salah tingkah. Malu juga kalau ketahuan stalkingin dia.
"Waktu itu abang siomay manggil nama lo, kan? "
Iqbal kira Kiara balak mendebat lagi. Ternyata gadis itu cuma meringis mengiyakan. Berawal dari mengantar pulang, Iqbal tidak menyangka kalau mereka bisa berteman dekat meski usia mereka yang terpaut cukup jauh.
Awalnya berteman, siapa yang tahu kedepannya?
_
_
_
_
Pengen rajin nulis, tapi apa daya kalo nempel bantal langsung molor sangking capeknya.
Terimakasih buat pembaca yang masih menunggu kisah ini.
😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
❤️⃟Wᵃf✰͜͡ᴠ᭄ᴇʟᷜᴍͣuͥɴᷤ✪⃟𝔄⍣⃝కꫝ🎸
Iqbal modusnya pas banget y. Berasa di atas angin dia
2024-03-10
0