The End Of Revenge
Madrid 01.30 pm
Suara langkah kaki dari luar kamarnya membuat anak laki-laki berusia 10 tahun itu terbangun.
"Dooorr"
Kedua mata anak itu membulat saat mendengar suara tembakan dan teriakan dari seorang wanita. Ketakutan mulai menghantui dirinya. Anak kecil itu menutup dirinya dengan selimut. Keringat mulai membasahi tubuhnya.
Gugup, anak itu turun dari atas tempat tidurnya. Melangkahkan kakinya menuju pintu kamarnya.
"Ceklek," perlahan pintu kamar itu terbuka. Betapa terkejutnya ia saat melihat dua orang pelayan wanita di rumahnya tergeletak di lantai dengan mata terbuka. Sungguh mengenaskan. Kepalanya mengeluarkan darah. Anak itu semakin ketakutan. Ia tidak tahu apa yang sudah terjadi. Pencahayaan di rumahnya sedikit redup. Ia tidak bisa melihat dengan jelas seluruh ruangan itu.
Langkahnya kembali mundur saat melihat dua pria bertubuh besar dengan tubuh yang dipenuhi tato memasuki pintu utama rumah mereka. Refleks membuat anak itu melangkah mundur dan mengunci kembali kamarnya.
"Mama.." gumam anak itu menangis ketakutan. Ia berlari menuju tempat tidurnya, mengambil ponselnya dan menghubungi ayahnya. Namun sayang sekali, ponsel ayahnya tidak aktif.
"Apa semuanya sudah beres?"
"Tentu saja, tidak ada yang tersisa. Aku sudah mengamankan yang lain. Sebaiknya kita pergi saja. Biarkan bos yang melanjutkannya."
Empat pria bertubuh besar itu lalu pergi. Mereka akan menunggu bosnya di gerbang utama.
Anak itu membuka pintu kamarnya dengan perlahan saat tidak mendengar suara dari luar kamarnya.
"Tidak... Lepaskan aku brengsek... Akhh..." teriak seorang wanita dari atas.
"Mama.. mama.." gumam anak itu berlari menuju lantai 2 rumah mereka. Suara ibunya terdengar semakin kuat. Anak itu semakin ketakutan. Ia tidak tahu harus melakukan apa. Ketakutan dalam dirinya membuatnya otaknya seketika menjadi blank. Tangannya yang gugup membuat membuka pintu kamar orangtuanya dengan pelan.
Betapa terkejutnya anak itu saat melihat ibunya yang sedang diperkosa oleh seorang pria yang tidak dikenalnya. Rasanya ia ingin berteriak, tapi suaranya seperti tertahan. Ia tidak berani masuk ke dalam kamar dan membantu ibunya. Sungguh anak yang tidak berguna. Seharusnya ia membantu ibunya. Tapi apa yang ia lakukan, ia hanya berdiri ketakutan dibalik pintu itu dengan mata sembabnya.
"Aku tidak tahu jika tubuhmu sangat menggiurkan," ucap pria itu.
"Seharusnya pria itu ada di sini dan melihatmu dalam keadaan seperti ini. Aku akan membuatnya hancur seperti apa yang dilakukannya pada keluargaku," ucap pria itu tertawa melihat wajah tersiksa wanita dibawahnya.
"Mati saja kamu jal*ng. Door.." pria itu menembakkan peluru di kepala wanita itu.
"Hahahahaha..." Pria itu tertawa kuat.
"Aku tidak sabar melihat wajahnya saat mengetahui istrinya sudah meninggal," kata pria itu merapikan celananya.
"Dia pantas mendapatkannya," katanya menyeringai lalu memutar tubuhnya, berjalan menuju pintu.
Sebelum pria itu mendekat, anak kecil itu bersembunyi. Bayangan wajah pria itu terekam jelas dibenak anak itu.
"Mama..." anak itu berlari menghampiri mayat ibunya. Darah berceceran di lantai.
"Mama.. jangan tinggalkan aku... Mama bangun.. jangan tinggalkan aku," ucap anak itu menangis memeluk tubuh ibunya yang penuh dengan goresan luka. Wanita yang sangat dicintainya. Sungguh, ia tidak ingin kehilangan ibunya.
"Mama..." pekik pria dengan tubuh setengah telanjangnya terbangun dari tidurnya.
"Ceklek.." seorang pelayan wanita masuk ke dalam kamar pria itu.
"Senor, anda baik-baik saja?" tanya wanita itu meskipun terlihat gugup dan sedikit ketakutan.
Pria itu menatapnya dengan tatapan tajam seperti biasanya.
"Ma..maafkan saya Senor. Saya pikir telah terjadi sesuatu dengan anda," ujar pelayan itu takut.
"Kalau begitu saya pamit dulu," ucapnya memutar tubuhnya.
"Tunggu.."
Pelayan wanita itu menarik salah satu sudut bibirnya.
"Layani aku," ujar pria itu sontak membuat pelayan wanita itu bersorak ria di dalam hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
ᵉᴸiˢ🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
harusnya ada tanda jeda nya tor, spy readers ga bingung
2024-11-08
1
Dede Mila
baca
2024-05-15
0
Fifid Dwi Ariyani
trussabar
2024-04-08
0