Aku Dan Rahasiaku

Aku Dan Rahasiaku

Bab 1 - Permulaan

"Bos sudah menunggumu di ruangannya," ucap seorang wanita bertubuh mungil dengan gaun yang sangat minim. Berpakaian seperti itu sangatlah lumrah di sini. Bahkan yang lebih parah juga ada.

Zendaya tersenyum tipis dan mengangguk. Dia segera menuju ruangan di mana bosnya itu berada. Zendaya masuk setelah mengetuk pintu dan mendapatkan ijin untuk masuk. "Ada apa bos memanggil Saya," ujar Zendaya. Walaupun pada dasarnya dia sudah tau untuk apa dia di panggil.

"Ada yang memesanmu, tetapi dia ingin membawamu bermain di luar," ucap seseorang yang di panggil bos tadi. Seorang laki-laki bertubuh tambun dan berkepala klimis dengan tangan kanan yang penuh tato bergambar mawar dan juga naga.

Zendaya mengeryit heran. Baru kali ini ada seseorang yang memesan jasanya untuk bermain di luar. Biasanya pelanggannya akan membawanya ke salah satu kamar yang di sediakan di sini.

"Kenapa tidak di sini?" tanya Zendaya. Dia masih mempertahankan posisinya berdiri di depan meja sang bos yang dengan santainya menyilangkan kakinya di atas meja, sedangkan tangan kanannya memegang lintingan tembakau yang sudah terbakar setengah.

Setelah mengepulkan asap dari bibir tebalnya, sang bos menjawab. "Dia adalah orang penting di negara ini. Dia tidak ingin meninggalkan rumor jelek tentang dirinya."

Lalu mengapa dia tetap menyewa seseorang untuk memuaskannya jika takut ketahuan publik?, batin Zendaya.

"Lalu, di mana orang itu sekarang?" ucap Zendaya. Tugasnya di sini hanyalah melayani dan mendapatkan bayaran. Tidak ada urusannya jika yang dia layani adalah seorang kepala negara sekalipun.

Si bos berdiri dari duduknya dan menyerahkan selembar kertas kecil kepada Zendaya. "Pergilah ke alamat ini. Dia menunggumu di sana."

Zendaya mengambil sobekan kertas itu dan segera keluar dari ruangan bosnya itu. Selama perjalanan menuju mobilnya, Zendaya melihat kembali sobekan kertas yang berisi alamat pelanggannya itu. Tidak begitu jauh, pikirnya.

Zendaya sudah menyalakan navigasi di mobilnya. Dia segera menginjak gas dan pergi meninggalkan club malam tempatnya bekerja.

Zendaya sudah menggeluti pekerjaan ini selama 4 tahun, sedari dia masih kuliah. Rahasia ini dia simpan rapat-rapat. Tidak ada yang tau jika dirinya adalah seorang wanita penghibur di salah satu club elit di pusat kota Brooklyn, New York City.

Zendaya bukanlah wanita dari kalangan bawah. Orang tuanya memiliki perusahaan agensi yang cukup besar di kota ini. Tetapi ketika Zendaya kuliah semester 6, dirinya di usir oleh ayahnya dan harus memilih pekerjaan ini karena menurutnya hanya pekerjaan ini yang bisa dengan cepat menghasilkan uang.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 25 menit, Zendaya sampai di pelataran salah satu apartemen mewah yang ada di pusat kota. Alamatnya sesuai yang tertera di sobekan kertas yang dia pegang. Kali ini pelanggannya sepertinya memang bukan orang biasa, karena hanya orang tertentu yang mampu menyewa maupun membeli unit apartemen ini.

Zendaya turun dari mobil dan mengenakan jaket sekaligus masker. Itu adalah pesan sekaligus perintah dari bosnya sebelum dia keluar dari ruangannya tadi. Menaiki lift menuju lantai 4 dan mencari kamar dengan nomor 404.

Zendaya menekan bel yang ada di atas pintu. Tak menunggu waktu lama pintu terbuka dari dalam, tetapi tidak ada seorang pun yang keluar. Zendaya membuka pintu lebih lebar dan masuk.

Seperti yang dia bayangkan, isi apartemen ini sangat mewah. 3 kali lipat dari apartemen yang sekarang ia tempati. Di depannya sekarang berdiri seorang pria dewasa dengan setelan rumahan yang melekat pas di tubuh atletisnya.

"Kau sudah tau kenapa aku memanggilmu ke sini, kan?" ucap pria itu.

"Yes, Sir!" jawab Zendaya. Awalnya ia kira pelanggannya ini adalah pria bertubuh tambun seperti bosnya dan juga pendek. Tetapi yang berdiri di depannya ini lebih mirip seperti seorang malaikat yang turun ke bumi. Wajah tampan dengan rahang tegas, hidung besar dan mancung, serta urat di kedua lengannya yang menonjol menggoda.

"Sebelum itu, aku ingin membuat kesepakatan terlebih dahulu," ujar pria itu. "Duduk," perintahnya dan menunjuk sofa empuk yang menganggur sedari tadi.

Pria itu pergi entah kemana, Zendaya duduk dengan tenang dan melihat lebih detail isi apartemen ini. Zendaya tidak se-kampungan itu untuk tidak mengetahui berapa harga perabotan serta pajangan yang aja di sini.

"Baca dulu, lalu tanda tangani," ujar pria itu yang sudah berada di hadapan Zendaya. Zendaya mengambil kertas itu dan mengeryit, sebuah kontrak?

"Untuk apa Tuan membuat kontrak? Bukankah Tuan hanya butuh partner one night stand?" tanya Zendaya bingung.

"Aku ingin menyewamu selama satu bulan penuh. Semua sudah tertulis di sana, silahkan baca," ucapnya datar.

Zendaya membaca setiap rangkaian kata yang tertulis di kertas itu. Zendaya merasa tidak ada yang salah, hanya satu poin yang mengganggunya. "Apa aku bisa mengubah satu peraturan?"

"Tentu. Yang mana?"

"Aku ingin Tuan memakai pengaman selama kita bermain," ujar Zendaya. Di kontrak itu tertulis jika pihak A tidak ingin menggunakan pengaman.

"Aku benci benda menjijikkan itu."

Sial! Ketika melayani pelanggan dia selalu menyuruh pelanggannya itu memakai pengaman, dan tidak ada yang menolak. Tapi kali ini? Zendaya juga tidak bisa menolak kontrak ini karena bayaran yang tertulis di kertas tersebut untuk sekali bermain saja bahkan 3 kali lipat lebih besar dari bayarannya satu malam. Dan dia harus melayani pria di depannya ini selama satu bulan. Bukankah jika menolak, Zendaya adalah wanita yang bodoh?

Menghela nafas panjang, Zendaya mengangguk. "Baiklah. Aku setuju. Kapan kita akan memulainya?" tanya Zendaya. Setelah itu dia menandatangi kontrak tersebut.

"Malam ini."

Pria itu berdiri dan menyuruh Zendaya untuk mengikutinya. "Lepas pakaianmu," ucap pria itu saat sudah sampai di dalam kamar.

Dengan sensual, Zendaya membuka pakaiannya di depan pria itu seperti yang biasa dia lakukan kepada pelanggannya. "Buat aku berdiri," ujar pria itu yang sekarang sudah duduk di tepi ranjang dengan kaki yang sudah di lebarkan.

Zendaya menggunakan semua pengetahuan dan pengalamannya selama ini untuk membuat pria di depannya ini puas. Dia sudah di bayar mahal, jangan sampai pria ini kecewa dengan servisnya.

...****************...

Pagi harinya Ayana dengan buru-buru memakai sepatunya dan keluar dari apartemen miliknya. Dia sudah hampir terlambat, sedangkan waktu yang dia perlukan untuk sampai di sekolah sekitar 20 menit, dan sekarang sudah jam 8 kurang 10 menit.

Sekitar jam 3 pagi dia baru pulang setelah selesai melayani pria yang telah mengontrak dirinya itu. Jadi sekarang dia terlambat untuk pergi mengajar.

Ah! Kalian pasti bingung kan kenapa ada 2 nama di sini? Kalian tidak perlu bingung, intinya 1 orang dengan 2 nama.

Ayana adalah nama yang dia gunakan di kehidupanya sehari-hari. Sedangkan Zendaya nama yang dia gunakan di dunia malam. Ayana adalah seorang guru taman kanak-kanak, sedangkan Zendaya adalah wanita penghibur. Paham kan?

Tidak ada yang mengetahui rahasia ini. Jika kalian penasaran kenapa Ayana melakukan 2 pekerjaan yang bertolak belakang ini jawabannya sangat mudah.

Cukup ikuti alur cerita ini. Mari kita lihat ada berapa banyak lagi rahasia yang di sembunyikan oleh Ayana. Ataukah kita panggil Zendaya?

Bersambung

Episodes
1 Bab 1 - Permulaan
2 Bab 2 - Pingsan
3 Bab 3 - Pesan singkat
4 Bab 4 - Sakit
5 Bab 5 - Sarapan
6 Bab 6 - Sky
7 Bab 7 - Rasa
8 Bab 8 - Yang Sebenarnya
9 Bab 9 - Pura-pura
10 Bab 10 - Makan Malam
11 Bab 11 - Taktik
12 Bab 12 - Ruang Tamu
13 Bab 13 - Club Malam
14 Bab 14 - Kegilaan Sean
15 Bab 15 - Lupakan
16 Bab 16 - Permintaan
17 Bab 17 - Dejavu
18 Bab 18 - Miss You
19 Bab 19 - Adik Sean
20 Bab 20 - Bajingan
21 Bab 21 - Pagi hari
22 Bab 22 - Amarah Sean
23 Bab 23 - Kerinduan
24 Bab 24 - Kembali
25 Bab 25 - Rumah sakit
26 Bab 26 - Berakhir
27 Bab 27 - ?
28 Bab 28 - Mr. and Mrs. Jerens
29 Bab 29 - Club malam 2
30 Bab 30 - Terjadi lagi
31 Bab 31 - "Anak kita"
32 Bab 32 - Pemeriksaan
33 Bab 33 - Rencana Pernikahan
34 Bab 34 - Sekolah
35 Bab 35 - Curiga
36 Bab 36 - Membutuhkan Ketenangan
37 Bab 37 - Semoga
38 Bab 38 - Siapa?
39 Bab 39 - Kebahagiaan sesaat
40 Bab 40 - A
41 Bab 41 - Anak
42 Bab 42 - 99%
43 Bab 43 - Impas
44 Bab 44 - Kehidupan baru
45 Bab 45 - Pergi
46 Bab 46 - Halang rintang
47 Bab 47 - Pertemuan
48 Bab 48 - A&A
49 Bab 49 - Titik terang
50 Bab 50 - Mungkin?
51 Bab 51 - Meminta izin
52 Bab 52 - Melihat
53 Bab 53 - Foto lama
54 Bab 54 - Poin penting
55 Bab 55 - Dokter Ricky
56 Bab 56 - Berdoa
57 Bab 57 - Tamparan
58 Bab 58 - Flashback
59 Bab 59 - Hipnoterapis
60 Bab 60 - Tugas Sean
61 Bab 61 - Keluarga
62 Bab 62 - Ulang tahun ke-11
63 Bab 63 - Sean Jerensky
64 Bab 64 - Bunga Pernikahan
65 Bab 65 - Parasit
66 Bab 66 - Sedikit demi sedikit
67 Bab 67 - Cafe
68 Bab 68 - Mimpi
69 Bab 69 - Pengganggu
70 Bab 70 - Malam itu
71 Bab 71 - Akhirnya bertemu
72 Bab 72 - Selamat datang Sean Jerensky
73 Bab 73 - Sayang semuanya
74 Bab 74 - Miliknya yang paling berharga
75 Bab 75 - ??
76 Bab 76 - Obsesi tak berdasar
77 Bab 77 - Aera
78 Bab 78 - Masih belum mampu
79 Bab 79 - Lokasi
80 Bab 80 - Akhir dari sumber kesakitan
81 Bab 81 - Selamat menempuh hidup baru
82 Bab 82 - Aku dan Rahasiaku
83 Bab 83 - Kebahagiaan yang sempurna (END)
84 Cerita baru - JINGGA SWASTAMITA
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 1 - Permulaan
2
Bab 2 - Pingsan
3
Bab 3 - Pesan singkat
4
Bab 4 - Sakit
5
Bab 5 - Sarapan
6
Bab 6 - Sky
7
Bab 7 - Rasa
8
Bab 8 - Yang Sebenarnya
9
Bab 9 - Pura-pura
10
Bab 10 - Makan Malam
11
Bab 11 - Taktik
12
Bab 12 - Ruang Tamu
13
Bab 13 - Club Malam
14
Bab 14 - Kegilaan Sean
15
Bab 15 - Lupakan
16
Bab 16 - Permintaan
17
Bab 17 - Dejavu
18
Bab 18 - Miss You
19
Bab 19 - Adik Sean
20
Bab 20 - Bajingan
21
Bab 21 - Pagi hari
22
Bab 22 - Amarah Sean
23
Bab 23 - Kerinduan
24
Bab 24 - Kembali
25
Bab 25 - Rumah sakit
26
Bab 26 - Berakhir
27
Bab 27 - ?
28
Bab 28 - Mr. and Mrs. Jerens
29
Bab 29 - Club malam 2
30
Bab 30 - Terjadi lagi
31
Bab 31 - "Anak kita"
32
Bab 32 - Pemeriksaan
33
Bab 33 - Rencana Pernikahan
34
Bab 34 - Sekolah
35
Bab 35 - Curiga
36
Bab 36 - Membutuhkan Ketenangan
37
Bab 37 - Semoga
38
Bab 38 - Siapa?
39
Bab 39 - Kebahagiaan sesaat
40
Bab 40 - A
41
Bab 41 - Anak
42
Bab 42 - 99%
43
Bab 43 - Impas
44
Bab 44 - Kehidupan baru
45
Bab 45 - Pergi
46
Bab 46 - Halang rintang
47
Bab 47 - Pertemuan
48
Bab 48 - A&A
49
Bab 49 - Titik terang
50
Bab 50 - Mungkin?
51
Bab 51 - Meminta izin
52
Bab 52 - Melihat
53
Bab 53 - Foto lama
54
Bab 54 - Poin penting
55
Bab 55 - Dokter Ricky
56
Bab 56 - Berdoa
57
Bab 57 - Tamparan
58
Bab 58 - Flashback
59
Bab 59 - Hipnoterapis
60
Bab 60 - Tugas Sean
61
Bab 61 - Keluarga
62
Bab 62 - Ulang tahun ke-11
63
Bab 63 - Sean Jerensky
64
Bab 64 - Bunga Pernikahan
65
Bab 65 - Parasit
66
Bab 66 - Sedikit demi sedikit
67
Bab 67 - Cafe
68
Bab 68 - Mimpi
69
Bab 69 - Pengganggu
70
Bab 70 - Malam itu
71
Bab 71 - Akhirnya bertemu
72
Bab 72 - Selamat datang Sean Jerensky
73
Bab 73 - Sayang semuanya
74
Bab 74 - Miliknya yang paling berharga
75
Bab 75 - ??
76
Bab 76 - Obsesi tak berdasar
77
Bab 77 - Aera
78
Bab 78 - Masih belum mampu
79
Bab 79 - Lokasi
80
Bab 80 - Akhir dari sumber kesakitan
81
Bab 81 - Selamat menempuh hidup baru
82
Bab 82 - Aku dan Rahasiaku
83
Bab 83 - Kebahagiaan yang sempurna (END)
84
Cerita baru - JINGGA SWASTAMITA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!