Aku Dan Rahasiaku
"Bos sudah menunggumu di ruangannya," ucap seorang wanita bertubuh mungil dengan gaun yang sangat minim. Berpakaian seperti itu sangatlah lumrah di sini. Bahkan yang lebih parah juga ada.
Zendaya tersenyum tipis dan mengangguk. Dia segera menuju ruangan di mana bosnya itu berada. Zendaya masuk setelah mengetuk pintu dan mendapatkan ijin untuk masuk. "Ada apa bos memanggil Saya," ujar Zendaya. Walaupun pada dasarnya dia sudah tau untuk apa dia di panggil.
"Ada yang memesanmu, tetapi dia ingin membawamu bermain di luar," ucap seseorang yang di panggil bos tadi. Seorang laki-laki bertubuh tambun dan berkepala klimis dengan tangan kanan yang penuh tato bergambar mawar dan juga naga.
Zendaya mengeryit heran. Baru kali ini ada seseorang yang memesan jasanya untuk bermain di luar. Biasanya pelanggannya akan membawanya ke salah satu kamar yang di sediakan di sini.
"Kenapa tidak di sini?" tanya Zendaya. Dia masih mempertahankan posisinya berdiri di depan meja sang bos yang dengan santainya menyilangkan kakinya di atas meja, sedangkan tangan kanannya memegang lintingan tembakau yang sudah terbakar setengah.
Setelah mengepulkan asap dari bibir tebalnya, sang bos menjawab. "Dia adalah orang penting di negara ini. Dia tidak ingin meninggalkan rumor jelek tentang dirinya."
Lalu mengapa dia tetap menyewa seseorang untuk memuaskannya jika takut ketahuan publik?, batin Zendaya.
"Lalu, di mana orang itu sekarang?" ucap Zendaya. Tugasnya di sini hanyalah melayani dan mendapatkan bayaran. Tidak ada urusannya jika yang dia layani adalah seorang kepala negara sekalipun.
Si bos berdiri dari duduknya dan menyerahkan selembar kertas kecil kepada Zendaya. "Pergilah ke alamat ini. Dia menunggumu di sana."
Zendaya mengambil sobekan kertas itu dan segera keluar dari ruangan bosnya itu. Selama perjalanan menuju mobilnya, Zendaya melihat kembali sobekan kertas yang berisi alamat pelanggannya itu. Tidak begitu jauh, pikirnya.
Zendaya sudah menyalakan navigasi di mobilnya. Dia segera menginjak gas dan pergi meninggalkan club malam tempatnya bekerja.
Zendaya sudah menggeluti pekerjaan ini selama 4 tahun, sedari dia masih kuliah. Rahasia ini dia simpan rapat-rapat. Tidak ada yang tau jika dirinya adalah seorang wanita penghibur di salah satu club elit di pusat kota Brooklyn, New York City.
Zendaya bukanlah wanita dari kalangan bawah. Orang tuanya memiliki perusahaan agensi yang cukup besar di kota ini. Tetapi ketika Zendaya kuliah semester 6, dirinya di usir oleh ayahnya dan harus memilih pekerjaan ini karena menurutnya hanya pekerjaan ini yang bisa dengan cepat menghasilkan uang.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 25 menit, Zendaya sampai di pelataran salah satu apartemen mewah yang ada di pusat kota. Alamatnya sesuai yang tertera di sobekan kertas yang dia pegang. Kali ini pelanggannya sepertinya memang bukan orang biasa, karena hanya orang tertentu yang mampu menyewa maupun membeli unit apartemen ini.
Zendaya turun dari mobil dan mengenakan jaket sekaligus masker. Itu adalah pesan sekaligus perintah dari bosnya sebelum dia keluar dari ruangannya tadi. Menaiki lift menuju lantai 4 dan mencari kamar dengan nomor 404.
Zendaya menekan bel yang ada di atas pintu. Tak menunggu waktu lama pintu terbuka dari dalam, tetapi tidak ada seorang pun yang keluar. Zendaya membuka pintu lebih lebar dan masuk.
Seperti yang dia bayangkan, isi apartemen ini sangat mewah. 3 kali lipat dari apartemen yang sekarang ia tempati. Di depannya sekarang berdiri seorang pria dewasa dengan setelan rumahan yang melekat pas di tubuh atletisnya.
"Kau sudah tau kenapa aku memanggilmu ke sini, kan?" ucap pria itu.
"Yes, Sir!" jawab Zendaya. Awalnya ia kira pelanggannya ini adalah pria bertubuh tambun seperti bosnya dan juga pendek. Tetapi yang berdiri di depannya ini lebih mirip seperti seorang malaikat yang turun ke bumi. Wajah tampan dengan rahang tegas, hidung besar dan mancung, serta urat di kedua lengannya yang menonjol menggoda.
"Sebelum itu, aku ingin membuat kesepakatan terlebih dahulu," ujar pria itu. "Duduk," perintahnya dan menunjuk sofa empuk yang menganggur sedari tadi.
Pria itu pergi entah kemana, Zendaya duduk dengan tenang dan melihat lebih detail isi apartemen ini. Zendaya tidak se-kampungan itu untuk tidak mengetahui berapa harga perabotan serta pajangan yang aja di sini.
"Baca dulu, lalu tanda tangani," ujar pria itu yang sudah berada di hadapan Zendaya. Zendaya mengambil kertas itu dan mengeryit, sebuah kontrak?
"Untuk apa Tuan membuat kontrak? Bukankah Tuan hanya butuh partner one night stand?" tanya Zendaya bingung.
"Aku ingin menyewamu selama satu bulan penuh. Semua sudah tertulis di sana, silahkan baca," ucapnya datar.
Zendaya membaca setiap rangkaian kata yang tertulis di kertas itu. Zendaya merasa tidak ada yang salah, hanya satu poin yang mengganggunya. "Apa aku bisa mengubah satu peraturan?"
"Tentu. Yang mana?"
"Aku ingin Tuan memakai pengaman selama kita bermain," ujar Zendaya. Di kontrak itu tertulis jika pihak A tidak ingin menggunakan pengaman.
"Aku benci benda menjijikkan itu."
Sial! Ketika melayani pelanggan dia selalu menyuruh pelanggannya itu memakai pengaman, dan tidak ada yang menolak. Tapi kali ini? Zendaya juga tidak bisa menolak kontrak ini karena bayaran yang tertulis di kertas tersebut untuk sekali bermain saja bahkan 3 kali lipat lebih besar dari bayarannya satu malam. Dan dia harus melayani pria di depannya ini selama satu bulan. Bukankah jika menolak, Zendaya adalah wanita yang bodoh?
Menghela nafas panjang, Zendaya mengangguk. "Baiklah. Aku setuju. Kapan kita akan memulainya?" tanya Zendaya. Setelah itu dia menandatangi kontrak tersebut.
"Malam ini."
Pria itu berdiri dan menyuruh Zendaya untuk mengikutinya. "Lepas pakaianmu," ucap pria itu saat sudah sampai di dalam kamar.
Dengan sensual, Zendaya membuka pakaiannya di depan pria itu seperti yang biasa dia lakukan kepada pelanggannya. "Buat aku berdiri," ujar pria itu yang sekarang sudah duduk di tepi ranjang dengan kaki yang sudah di lebarkan.
Zendaya menggunakan semua pengetahuan dan pengalamannya selama ini untuk membuat pria di depannya ini puas. Dia sudah di bayar mahal, jangan sampai pria ini kecewa dengan servisnya.
...****************...
Pagi harinya Ayana dengan buru-buru memakai sepatunya dan keluar dari apartemen miliknya. Dia sudah hampir terlambat, sedangkan waktu yang dia perlukan untuk sampai di sekolah sekitar 20 menit, dan sekarang sudah jam 8 kurang 10 menit.
Sekitar jam 3 pagi dia baru pulang setelah selesai melayani pria yang telah mengontrak dirinya itu. Jadi sekarang dia terlambat untuk pergi mengajar.
Ah! Kalian pasti bingung kan kenapa ada 2 nama di sini? Kalian tidak perlu bingung, intinya 1 orang dengan 2 nama.
Ayana adalah nama yang dia gunakan di kehidupanya sehari-hari. Sedangkan Zendaya nama yang dia gunakan di dunia malam. Ayana adalah seorang guru taman kanak-kanak, sedangkan Zendaya adalah wanita penghibur. Paham kan?
Tidak ada yang mengetahui rahasia ini. Jika kalian penasaran kenapa Ayana melakukan 2 pekerjaan yang bertolak belakang ini jawabannya sangat mudah.
Cukup ikuti alur cerita ini. Mari kita lihat ada berapa banyak lagi rahasia yang di sembunyikan oleh Ayana. Ataukah kita panggil Zendaya?
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments