Bab 3 - Pesan singkat

Sudah tiga hari berlalu sejak kepergian Sean pagi itu. Tiga hari itu juga Ayana belum mendapatkan panggilan dari pria itu. Ingat! Ayana adalah pihak kedua di sini. Dia hanya akan datang ketika di panggil. Hal itu juga sudah tertera di atas surat kontrak.

Apa mungkin Sean kecewa terhadapnya karena pingsan di saat pria itu hampir mencapai puncaknya? Nanti jika mereka bertemu, Ayana akan meminta maaf untuk hal itu.

Percayalah, hampir 5 tahun dia menggeluti pekerjaan kotornya. Baru kali ini dia merasakan permainan yang begitu kasar dan hebat. Ayana tidak memungkiri bahwa dia juga menikmatinya.

Tapi selama tiga hari ini juga Ayana bisa mengistirahatkan tubuhnya dengan baik. Ini bisa menjadi nilai plus untuk dirinya sendiri. Selama Ayana masih mengikat kontrak, dia juga tidak diperbolehkan pergi ke club maupun berhubungan dengan pria lain.

Hari ini Sky juga tidak masuk sekolah. Dari ijin yang masuk, itu mengatakan bahwa anak itu sedang ada acara keluarga. Hal ini membuat Ayana sedikit tidak bersemangat ketika mengajar. Ayana sangat menyukai anak muridnya itu. Jika bisa, dia ingin selalu berada di sisi anak itu.

Di tempat lain, seorang anak kecil terus menerus merengek kepada ayahnya agar di ijinkan untuk ikut. "Daddy! Pokoknya Sky mau ikut!"

Sang ayah memijat pelipisnya yang sedikit sakit karena mendengar suara rengekan anaknya itu. "Tidak bisa, Sky. Besok kau harus sekolah." jawabnya

Sky mencebikkan bibirnya. " Ayolah, Dad. Sky bisa berangkat sekolah dari sana. Lagipula, sudah lama Sky tidak tidur di apartemen!"

Padahal ayahnya itu sedang ingin sendiri. Jika anaknya ikut, dia tidak akan bisa tenang. Anaknya itu pasti akan mengajaknya untuk menemaninya bermain.

"Ajak saja. Jika tidak, dia akan merajuk sampai besok," ucap wanita berumur yang merupakan nenek dari Sky.

Mendengar dukungan dari neneknya, anak itu melompat girang. "Dengar kan, Dad?" ucapnya gembira.

Sang ayah dengan pasrah mengangguk dan membawa anaknya itu ke dalam gendongannya. "Aku pergi dulu, Mom!" pamitnya kepada ibunya dan melangkah menuju mobil untuk pergi ke apartemennya.

Sampai apartemen, anaknya itu bener-bener tidak mau diam. "Harusnya tadi aku membawa Jackie dan juga Charlie," ujar Sky.

"Tak perlu membawa mereka. Kita hanya menginap semalam di sini," jawab sang ayah dengan malas.

"Daddy tidak seru!" jawab Sky dengan bibir yang mengerucut seperti bebek. Jackie dan Charlie adalah mobil pemadam dan juga ekskavator milik Sky. Mainannya itu lumayan besar, tidak mungkin harus selalu di bawa kemanapun dia pergi.

"Ada yang harus Daddy kerjakan di ruang kerja. Kau bermain ini dulu ya," ujar sang ayah sembari menyerahkan iPad kepada anaknya. Melihat benda yang di pegang oleh ayahnya, Sky mengembangkan senyumnya. Biasanya dia hanya boleh bermain iPad saat weekend. Sekarang sudah hari senin, tentu saja dia gembira.

"Thank you, Dad!" ucapnya semangat dan segera mengambil benda itu dengan cepat. Ayahnya menggelengkan kepalanya pelan dan melangkah menuju ruang kerjanya berada.

Jam di dinding menunjukkan pukul 7 lewat 20 menit. Masih ada waktu, pikir Sean. Hari ini dia tidak pergi ke kantor karena ada urusan. Jadi dia akan mengecek perkejaan yang dikirimkan oleh sekretarisnya lewat email.

...****************...

Ayana tengah berguling-guling bosan di atas kasur. Tidak ada yang bisa dia lakukan. Sedari tadi dia terus mengecek ponselnya. Takut jika Sean tiba-tiba membutuhkannya.

Ting!

Sebuah pesan masuk. Ayana segera membukanya, tetapi wajahnya menunjukkan raut kecewa. Itu bukan dari orang yang dia tunggu. Dia melempar ponselnya begitu saja di atas kasur dan pergi ke kamar mandi.

Tanpa Ayana sadari, ponselnya kembali berbunyi. Panggilan masuk dari orang yang dia tunggu selama tiga hari ini. Sedangkan si pemilik ponsel sedang mencuci muka dan menggerutu.

"Hah. Apakah aku harus menghubunginya terlebih dahulu?" monolognya.

"Tapi bagaimana jika dia risih? Tetapi itu memang sudah menjadi tugasku untuk menggodanya, bukan?" Sebenarnya dia sudah memiliki niat itu sedari tadi. Tetapi dia tidak ingin "Tuannya" itu risih dengannya.

Setelah menyelesaikan semua urusannya di kamar mandi, Ayana keluar dengan wajah yang lebih fresh. Dia akan menggunakan rangkaian skincare malamnya. Dia mendengar ponselnya berbunyi, tetapi dia mengabaikannya. Takut jika tidak sesuai ekspektasi.

Ayana kembai naik ke atas kasur untuk tidur. Hatinya masih merasa gusar, jadi dia mengambil ponselnya yang tergeletak sedari tadi. Layar menyala. Matanya melotot dan dia tidak bisa menahan senyumnya.

"Kyaaaaaaaaaa!" teriaknya penuh semangat. Ayana terlihat seperti remaja yang sedang jatuh cinta hanya karena sebuah pesan.

"Datanglah pukul 11 malam."

Pesan singkat, namun mampu menumbuhkan bunga-bunga di hatinya. Dia segera menjawab pesan itu dan mengatakan jika dirinya akan datang.

Baru pukul 9 malam, tetapi Ayana sudah heboh memilih baju yang akan dia kenakan untuk menemui "Tuannya." Bolehkah Ayana menaruh hati kepada pria itu? Sepertinya tidak.

Meskipun dia seorang wanita penghibur, tetapi dia sama sekali tidak ingin merebut pria yang sudah mempunyai istri. Dia menyadari posisinya. Biarkan dia merasakan perasaan berbunga-bunga ini untuk satu bulan ke depan.

...****************...

"Aku ingin kau yang mendominasi," ujar Sean.

Zendaya menampilkan senyum miringnya. Dia segera melepaskan pakaiannya dan duduk di atas pangkuan Sean. Dia mendekatkan wajahnya ke arah bibir Tuannya, tetapi sebelum kedua belah ranum itu bersentuhan, Sean sudah terlebih dahulu menghentikan aksinya. "Aku tidak suka berciuman," ujar Sean.

Zendaya menggangguk mengerti dan melakukan tugasnya yang lain. Setelah satu ronde, Sean menyudahi permainannya. "Aku tidak ingin kelepasan seperti beberapa hari yang lalu," ujar Sean lalu beranjak menuju kamar mandi.

Zendaya menarik nafas berulang kali. Dia baru menyadari jika ini bukan kamar Sean. Dia mengedarkan pandangannya dan melihat jam di atas nakas yang sudah menunjukkan pukul 2 malam. Dia harus segera pulang dan beristirahat, agar besok ia tidak terlambat.

Zendaya sudah keluar dari kamar mandi dengan pakaian baru. Dia memang membawa ganti dari rumah. Kamar dalam keadaan kosong.

Di ruang tamu, Sean sedang menggendong anaknya yang terbangun dan menangis mencari dirinya. "Daddy sudah ada di sini. Sekarang tidurlah," ujarnya lembut dan menepuk punggung anaknya pelan.

Zendaya melihat pemandangan itu dari kejauhan, senyum teduh menghiasi wajahnya. Setelah melihat anak "Tuannya" itu tertidur kembali, dia mendekat. "Apakah dia anakmu, Tuan?" tanyanya.

"Hmm."

Zendaya mengulas senyum tipis. "Kalau begitu saya pulang dulu," pamitnya kepada Sean. Sean mengangguk singkat dan Zendaya langsung pergi. Jadi inilah alasan dia mengajakku bermain di kamar tamu? batin Zendaya. Tak dapat di pungkiri dia merasa bahagia karena bisa melihat anak dari pria itu.

BERSAMBUNG

Jangan lupa ya, kalau malam dia jadi Zendaya ☺️

Terpopuler

Comments

WiLsania

WiLsania

screenshot screenshot 🤣🤣

2023-11-21

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Permulaan
2 Bab 2 - Pingsan
3 Bab 3 - Pesan singkat
4 Bab 4 - Sakit
5 Bab 5 - Sarapan
6 Bab 6 - Sky
7 Bab 7 - Rasa
8 Bab 8 - Yang Sebenarnya
9 Bab 9 - Pura-pura
10 Bab 10 - Makan Malam
11 Bab 11 - Taktik
12 Bab 12 - Ruang Tamu
13 Bab 13 - Club Malam
14 Bab 14 - Kegilaan Sean
15 Bab 15 - Lupakan
16 Bab 16 - Permintaan
17 Bab 17 - Dejavu
18 Bab 18 - Miss You
19 Bab 19 - Adik Sean
20 Bab 20 - Bajingan
21 Bab 21 - Pagi hari
22 Bab 22 - Amarah Sean
23 Bab 23 - Kerinduan
24 Bab 24 - Kembali
25 Bab 25 - Rumah sakit
26 Bab 26 - Berakhir
27 Bab 27 - ?
28 Bab 28 - Mr. and Mrs. Jerens
29 Bab 29 - Club malam 2
30 Bab 30 - Terjadi lagi
31 Bab 31 - "Anak kita"
32 Bab 32 - Pemeriksaan
33 Bab 33 - Rencana Pernikahan
34 Bab 34 - Sekolah
35 Bab 35 - Curiga
36 Bab 36 - Membutuhkan Ketenangan
37 Bab 37 - Semoga
38 Bab 38 - Siapa?
39 Bab 39 - Kebahagiaan sesaat
40 Bab 40 - A
41 Bab 41 - Anak
42 Bab 42 - 99%
43 Bab 43 - Impas
44 Bab 44 - Kehidupan baru
45 Bab 45 - Pergi
46 Bab 46 - Halang rintang
47 Bab 47 - Pertemuan
48 Bab 48 - A&A
49 Bab 49 - Titik terang
50 Bab 50 - Mungkin?
51 Bab 51 - Meminta izin
52 Bab 52 - Melihat
53 Bab 53 - Foto lama
54 Bab 54 - Poin penting
55 Bab 55 - Dokter Ricky
56 Bab 56 - Berdoa
57 Bab 57 - Tamparan
58 Bab 58 - Flashback
59 Bab 59 - Hipnoterapis
60 Bab 60 - Tugas Sean
61 Bab 61 - Keluarga
62 Bab 62 - Ulang tahun ke-11
63 Bab 63 - Sean Jerensky
64 Bab 64 - Bunga Pernikahan
65 Bab 65 - Parasit
66 Bab 66 - Sedikit demi sedikit
67 Bab 67 - Cafe
68 Bab 68 - Mimpi
69 Bab 69 - Pengganggu
70 Bab 70 - Malam itu
71 Bab 71 - Akhirnya bertemu
72 Bab 72 - Selamat datang Sean Jerensky
73 Bab 73 - Sayang semuanya
74 Bab 74 - Miliknya yang paling berharga
75 Bab 75 - ??
76 Bab 76 - Obsesi tak berdasar
77 Bab 77 - Aera
78 Bab 78 - Masih belum mampu
79 Bab 79 - Lokasi
80 Bab 80 - Akhir dari sumber kesakitan
81 Bab 81 - Selamat menempuh hidup baru
82 Bab 82 - Aku dan Rahasiaku
83 Bab 83 - Kebahagiaan yang sempurna (END)
84 Cerita baru - JINGGA SWASTAMITA
85 Cerita Baru - Bukan Pilihan Gila
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Bab 1 - Permulaan
2
Bab 2 - Pingsan
3
Bab 3 - Pesan singkat
4
Bab 4 - Sakit
5
Bab 5 - Sarapan
6
Bab 6 - Sky
7
Bab 7 - Rasa
8
Bab 8 - Yang Sebenarnya
9
Bab 9 - Pura-pura
10
Bab 10 - Makan Malam
11
Bab 11 - Taktik
12
Bab 12 - Ruang Tamu
13
Bab 13 - Club Malam
14
Bab 14 - Kegilaan Sean
15
Bab 15 - Lupakan
16
Bab 16 - Permintaan
17
Bab 17 - Dejavu
18
Bab 18 - Miss You
19
Bab 19 - Adik Sean
20
Bab 20 - Bajingan
21
Bab 21 - Pagi hari
22
Bab 22 - Amarah Sean
23
Bab 23 - Kerinduan
24
Bab 24 - Kembali
25
Bab 25 - Rumah sakit
26
Bab 26 - Berakhir
27
Bab 27 - ?
28
Bab 28 - Mr. and Mrs. Jerens
29
Bab 29 - Club malam 2
30
Bab 30 - Terjadi lagi
31
Bab 31 - "Anak kita"
32
Bab 32 - Pemeriksaan
33
Bab 33 - Rencana Pernikahan
34
Bab 34 - Sekolah
35
Bab 35 - Curiga
36
Bab 36 - Membutuhkan Ketenangan
37
Bab 37 - Semoga
38
Bab 38 - Siapa?
39
Bab 39 - Kebahagiaan sesaat
40
Bab 40 - A
41
Bab 41 - Anak
42
Bab 42 - 99%
43
Bab 43 - Impas
44
Bab 44 - Kehidupan baru
45
Bab 45 - Pergi
46
Bab 46 - Halang rintang
47
Bab 47 - Pertemuan
48
Bab 48 - A&A
49
Bab 49 - Titik terang
50
Bab 50 - Mungkin?
51
Bab 51 - Meminta izin
52
Bab 52 - Melihat
53
Bab 53 - Foto lama
54
Bab 54 - Poin penting
55
Bab 55 - Dokter Ricky
56
Bab 56 - Berdoa
57
Bab 57 - Tamparan
58
Bab 58 - Flashback
59
Bab 59 - Hipnoterapis
60
Bab 60 - Tugas Sean
61
Bab 61 - Keluarga
62
Bab 62 - Ulang tahun ke-11
63
Bab 63 - Sean Jerensky
64
Bab 64 - Bunga Pernikahan
65
Bab 65 - Parasit
66
Bab 66 - Sedikit demi sedikit
67
Bab 67 - Cafe
68
Bab 68 - Mimpi
69
Bab 69 - Pengganggu
70
Bab 70 - Malam itu
71
Bab 71 - Akhirnya bertemu
72
Bab 72 - Selamat datang Sean Jerensky
73
Bab 73 - Sayang semuanya
74
Bab 74 - Miliknya yang paling berharga
75
Bab 75 - ??
76
Bab 76 - Obsesi tak berdasar
77
Bab 77 - Aera
78
Bab 78 - Masih belum mampu
79
Bab 79 - Lokasi
80
Bab 80 - Akhir dari sumber kesakitan
81
Bab 81 - Selamat menempuh hidup baru
82
Bab 82 - Aku dan Rahasiaku
83
Bab 83 - Kebahagiaan yang sempurna (END)
84
Cerita baru - JINGGA SWASTAMITA
85
Cerita Baru - Bukan Pilihan Gila

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!