"Lihat!" Paksa Karel, Aira kembali menggeleng dan dengan paksa Karel mengangkat bagian belakang kemeja Aira yang kebesaran itu dan menghela nafas panjang saat melihat perban anti air melekat di punggung Aira.
"Aku pikir kamu bodoh." Ucap Karel menghela nafas panjang, Aira mendorong tubuh Karel dan keluar kamar. Sebisa mungkin Aira menyembunyikan semburat merah yang sudah terlukis di pipinya.
Pagi itu akhirnya mereka sarapan bersama dengan perasaan Aira yang tak karuan karena merasakan sesuatu yang berdebar di dadanya. Sedangkan Karel yang melihat sekilas semburat merah di pipi Aira akhirnya memiliki sebuah siasat licik dalam benaknya.
Pagi itu Aira, Karel dan Amza akhirnya datang ke capil untuk melaporkan peridentitaskan Aira dan Amza yang menghilang hingga mendapatkan surat sementara.
Siangnya mereka akhirnya pergi ke KUA dan di sinilah momen paling mendebarkan dalam hidup Karel dan Aira. Setelah melihat semua data Karel dan Aira yang valid akhirnya akad nikah di lakukan.
Dengan uang sebanyak 1 juta rupiah Karel menghalalkan Aira. Memang itu sangat sedikit di mata Karel, namun itu adalah permintaan Aira dan dia mewujudkannya tanpa kurang se-sen pun.
Karel tahu bila kedua orang tua Aira masih hidup, nampak wajah khawatir Aira yang bingung dengan kondisinya. Karel menyerahkan ponselnya yang sudah tersambung dengan Papa Aira.
"Selamat siang Pak Karel?" Suara berat ayah Aira terdengar di balik telepon, Aira menelan salivanya dan menerima ponsel tersebut.
"Ini aku Pa." Lirih Aira, Sebuah sentakan dan makian tiba tiba terdengar dari balik telepon membuat Aira langsung menutup mulut.
"Untuk apa kamu menghubungiku Lagi? Bukankah sudah ku bilang, kamu bukan lagi putriku!" Teriak ayah Aira.
"A..ku tau Pa, hari ini a..ku aka..n menikah, Papa masih hidup. Bisakah menjadi waliku?" Tanya Aira lirih menhan tangisnya. Dia rindu pada Papanya dia juga rindu dengan suara itu, dia rindu keluarganya.
"Aku tidak perduli! Sudah aku katakan jangan ganggu aku!" Teriak lagi Papa Aira, Karel yang mendengar itu mengepalkan tangannya. Selama ini dia sangat baik pada keluarga Aira, mereka bahkan mengatakan bila Aira hamil dan bunuh diri, dan ternyata Aira masih ada di sini.
"Baik, saya mengerti!" Karel merebut ponselnya dan mengatakan hal tersebut dengan amarah. Saksi dan wali hakim yang melihat itu menggelengkan kepalanya.
"Kalian sudah lihat, apa kita masih bisa mengharapkan pria itu?" Tanya Karel pada orang orang di sana.
"Sungguh, ayah mana yang berani membuang putrinya karena kesalahan seperti ini? Kasihan kamu Nak." Ucap seorang wanita yang merupakan administrator di tempat tersebut.
"Dia tetap Papa saya Bu, seperti apapun dia. Tanpa adanya dia, saya juga tidak akan berada di sini." Ucap Aira, semua orang yang sudah tersulut emosi langsung merasa sesak mendengarnya.
"Baiklah, waktu sudah hampir sore. Ayo kita lanjutkan saja!" Seorang pria berpeci hitam memberi aba aba, melakukan khutbah nikah dan ijab qobul saat itu.
Setelah suara SAH menggema, mereka semua berdoa dan mengucap syukur. Tanpa sadar setetes air mata Aira terjatuh dan diam-diam mencuri pandang ke arah Karel.
Aira mengecup punggung tangan suaminya Karel, dan Karel mengecup kening istrinya Aira kemudian. Manusia yang sudah di anggapnya tiada itu ternyata masih baik-baik saja, putranya yang manis dan istrinya yang cantik, kini akhirnya Karel mewujudkan impian itu.
'Tidak akan aku biarkan siapapun melukai kalian lagi, aku berjanji pada diriku sendiri.' Karel tersenyum saat tiba tiba Amza datang dan memeluk kedua orang tuanya.
"Mama, Papa. Amza sayang kalian berdua." Ucap Amza, Aira tersenyum dan mengecup pipi putranya begitupun Karel.
"Buku nikahnya bisa di ambil hari hari senin ya, atau kami bisa kirim ke alamat kalian?" Tanya salah satu pegawai KUA.
"Kirim ke sini saja, tuliskan atas identitas saya saja." Karel memberi alamat perusahaannya membuat semua langsung tertegun dan melihat kembali biodata Karel.
"A...anda Karel Atmajaya itu ya?" Tanya seorang petugas KUA yang tertegun saat membaca kembali identitas Karel.
"Benar, itu saya." Jawab Karel tanpa beban, Aira yang sedari tadi menggenggam tangan Karel dan Amza hanya mampu tersenyum manis merasa canggung.
Semua orang terpaku seketika, mereka melihat kembali mas kawin yang di berikan Karel dan menatap Karel lagi. Mereka ragu, namun Karel langsung mengerti maksud mereka.
"Apapun yang Aira inginkan saya akan wujudkan, dia menginginkan mas kawin sekian. Jadi aku hanya berusaha melakukan apa yang diinginkan oleh Aira." Ucap Karel, dia menatap Aira yang kini gelagapan. Dia merasa malu di perlakukan semanis itu oleh Karel di depan banyak orang.
"Wah, baiklah. Nanti saya kirimkan ke sana melalui kurir Pos, mohon bersabar ya?" Petugas KUA itu tersenyum ramah dan membiarkan Aira dan Karel yang hendak kembali.
"Baik, kami permisi." Karel mengusap usap punggung tangan Aira dengan ibu jarinya. Aira yang dulu sudah terbiasa dengan sikap Karel hanya menunduk menahan malu.
Pikiran Aira dan Karel larut pada beberapa tahun lalu, setelah kejadian malam panas itu. Aira dan Karel memiliki waktu 1 bulan untuk bersama sebelum Karel akhirnya harus pergi ke luar Negri untuk melanjutkan study nya.
Aira menjadi semakin faham dengan sikap Karel yang dulu nampak acuh tak acuh kepadanya, namun ternyata selama ini Karel juga memiliki rasa yang sama seperti Aira dan berusaha sebisanya untuk menyembunyikan perasaan tersebut.
"Aku belum mampu melindungi mu, maaf. Kita harus sembunyi-sembunyi seperti ini sayang." Bisik Karel saat Aira bertanya mengapa harus sembunyi-sembunyi.
"Baiklah, aku akan tunggu kesayanganku untuk mampu. Kita akan menjalani hidup bahagiakan sayang?" Terdengar suara manja Aira yang sanggup membuat Karel kelepek-kelepek seketika.
"Tentu, tunggu aku kembali ya?" Bisik lagi Karel. Aira mengangguk dan menyatukan bibir mereka hingga tak berapa lama suara desa*han mereka akhirnya kembali terdengar.
Sebenarnya setelah kejadian malam itu paginya Karel langsung memutuskan Luna dan mengancam Luna agar jangan pernah mengganggu hidupnya lagi, Karel sudah cukup mengerti dengan dunia muslihat sekarang. Dia tidak ingin lagi terkecoh dengan permainan hiburan seperti itu.
Karel akhirnya pergi ke luar Negri dan meninggalkan Aira yang menunggu, dua bulan berlalu dan keadaan Aira malah terlihat aneh, Aira sering pusing dan mual hingga pingsan mendadak.
Hingga suatu hari, setelah Aira pulang dari sekolah dia merasa mual saat makan malam bersama keluarganya. Dia muntah sangat banyak hingga kepalanya terasa pusing dan pingsan.
Orang tua Aira khawatir dengan kondisi putrinya karena bagaimanapun Aira adalah gadis cerdas yang sangat di banggakan prestasinya, namun dokter yang memeriksa tubuh Aira seketika tersentak saat merasakan ada sesuatu yang lain dalam diri Aira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
jadi seperti itu ceritanya
2023-12-21
2