Kayla keluar dari toilet setelah membersihkan tangannya, ia berjalan menuju loker miliknya. Kayla mendengar priak priuk beberapa mahasiswi, banyak dari mereka membicarakan nama Griss dan membuat Kayla kesal.
"aku melihatnya tadi, dia sangat keren waktu turun dari mobil!"
"gimana ya kalau dia pacaran dengan Kayla, pasti akan meledak kampus kita!".
"amit amit deh, siapa yang mau dengan pria brengsek itu. lagian mimpi apa ya aku semalam, kok bisa apes banget dari pagi!" gumam Kayla, ia berjalan tidak melihat jalan didepannya. sampai akhirnya menabrak seseorang, Kayla yang merasa kesakitan langsung terkejut melihat barang berserakan.
"maafkan saya, saya tidak sengaja!" ucap seorang gadis, Kayla membantu membereskan bunga yang berjatuhan itu.
"Aduh aku yang salah, maaf ya!" ucap Kayla, setelah selesai gadis itu mendongakkan kepala nya.
"wah kamu Kayla ya?" ucap gadis itu, Kayla tersenyum ramah pada gadis itu.
"iya aku Kayla, hai!" ucap Kayla, gadis itu tersenyum dan mengulurkan tangannya.
"hai, aku Viona!" ucap gadis itu yang ternyata Viona, Kayla tersenyum dan melihat bunga yang dibawa Viona.
"bunga mu jadi berantakan, maafkan aku ya Viona!"
"tidak masalah kok Kay, tadi aku juga buru buru. aku pergi dulu ya, semoga kita bertemu lagi!" ucap Viona melambaikan tangan, Kayla pun tersenyum dan melambaikan tangannya.
"sampai jumpa lagi, gadis yang cantik!" gumam Kayla, ia pun berjalan cepat untuk menuju loker nya. dengan santai Kayla membuka loker nya, tiba tiba saja ia merasakan macet dikuncinya.
"loh kenapa sih ini, kok susah ihh ..." pekik Kayla yang berusaha membuka nya, dengan sekuat tenaga Kayla menarik kunci yang sudah masuk itu. " 1 ... 2 ... 3 ... " ucap Kayla kemudian menarik kunci itu, tapi kerasnya tenaga yang keluar Kayla harus terhuyung kebelakang.
Bruk !
Kayla menabrak seseorang dibelakangnya, bahkan ia harus berpegangan pada orang itu. saat beberapa menit Kayla sadar, ia membuka mata dan segera mendirikan tubuhnya.
"maaf maafkan aku, aku tidak se ..." ucap Kayla terhenti ketika melihat seseorang didepannya, siapa lagi kalau bukan orang Itu adalah Griss.
"kau !" ucap keduanya, kekesalan menyimuti mereka lagi. mereka tidak menyangka akan bertemu lagi, apalagi pada situasi yang mengejutkan. Griss kembali teringat pada motornya, ia padahal bersumpah tidak akan bertemu Kayla lagi. Kayla dan Griss saling menatap, mereka seakan ingin membunuh satu sama lain.
"kalian saling kenal?" tanya Roy yang sudah memperhatikan mereka, Kayla dan Griss menoleh ke arah Roy.
"tidak!" ucap mereka bersamaan, keempat orang disana merasa bingung dengan itu. Kayla menatap Griss, lebih tepatnya pada baju Griss disana. baju Griss kotor akibat ulahnya yang tidak sengaja, tapi dirinya masih sangat kesal pada Griss.
"a ... aku tidak sengaja, maaf !" ucap Kayla terbata, sebenarnya ini juga kesalahannya jadi harus mengakui kesalahannya. Kayla merasa takut bertemu Griss, karena teringat dengan ban motor yang sudah ia rusak.
"dasar tidak berguna, bocah tidak pantas belajar disini!" ketus Griss, kembali membuat emosi Kayla keluar. ia menoleh kearah Griss yang sudah melewatinya, Kayla benar benar tidak habis pikir dengan jalan pikir Griss.
"hei kau, kau memang pria brengsek yang kurang ajar!" teriak Kayla, seketika membuat semua heboh dan menatap kearah Kayla. "aku sudah minta maaf tapi kau malah menghinaku, lalu bagaimana denganmu?. menabrak dan merusak sepedaku dengan sengaja, bahkan tidak mengatakan maaf ataupun bertanggung jawab!. apakah itu orang berguna, itu tidak tahu sopan santun!" teriak Kayla yang sudah kesal, Griss tidak memperdulikan itu dan tetap berjalan meninggalkan Kayla.
"hei Griss kau menyinggungnya, jangan macam macam dengan gadis itu!" ucap Roy disamping Gris, bahkan ketiga sahabat Griss setuju dengan itu. tapi Griss hanya menyunggingkan senyumnya.
"kau pikir aku ta ... (bruk!)" belum Griss meneruskan perkataannya, Kayla melempar sepatunya untuk kedua kalinya kepada Griss. hal itu membuat semua orang terkejut, dua orang utama sedang saling melawan.
"aku tahu kau orang besar dan juga terkenal, tapi kau tidak bisa berlaga sombong dihadapan orang lain. jika kamu membuat kesalahan tentu saja harus minta maaf, bukannya malah meremehkan dan menghina orang lain!" ucap Kayla kesal, beberapa orang terdiam disana. "untung saja aku yang kau hina, aku bisa melawanmu karena aku tidak lemah. bayangkan jika melakukan hal itu pada seseorang, yang lebih tua ataupun lebih lemah darimu. apakah kau masih memiliki hati, untuk minta maaf pada mereka?" ucap Kayla lagi, kali ini Griss menoleh kearah Kayla dan berjalan perlahan kearah Kayla setelah melihat sepatu Kayla.
"berapa yang kau minta?"
"tidak semuanya bisa dibayar dengan uang, orang sepertimu hanyalah orang yang tidak punya akhlak sama sekali. aku dari keluarga besar, tapi tidak pernah aku sombong sepertimu! tentang berapa yang kumau, orang tuaku bisa memberikan harta seluruh dunia untukku, jadi uangmu pun tidak bisa menandinginya!" ucap Kayla lagi, semakin terbakar emosi Griss. Kayla sudah sangat mempermalukannya, bahkan dihadapan semua orang disana.
"Griss sudah, ayo pergi!" ucap John, Griss masih menatap Kayla seakan ingin membunuh Kayla.
"aku bisa mengurus hidupku sendiri, aku tidak perlu mendapat ajaran dari mu. bersikaplah seperti mahasiswi, jangan bersikap seperti guru yang mengajari murid sd nya!" ucap Griss kemudian pergi dari sana, Kayla kesal karena perkataan Griss yang terus mengoloknya.
"aku bersumpah, suatu saat kau akan memohon padaku!" teriak Kayla kesal ,kedua sahabatnya pun datang menghampiri Kayla.
"ada apa kay?" tanya Ana, Kayla kesal dan pergi dari sana tanpa mengatakan apapun.
"apa yang kalian lihat, tontonan selesai!" ucap Jenny, seketika beberapa penonton tadi berhamburan. Jenny dan Ana berlari kearah Kayla, dan Kayla kesal dan mengutuk diri Griss sepanjang dia berjalan. begitu juga dengan Griss yang terua mengumpat, ia memilih untuk pulang dan tidak ingin berada lama lama didalam Universitas itu. mereka masih tidak menyangka kalau bisa bertemu di sana, bahkan dalam keadaan yang lebih parah menyebalkan.
****
Griss sampai dirumahnya, ia mendengar beberapa hal kebisingan. hal itu membuat Griss penasaran, ia berjalan perlahan mendekat kearah ruang tamu. terlihat kedua orang tua Gris, dan juga nenek Griss disana. yang menjadi pertanyaan untuknya, siapa dua orang yang tampak asing baginya itu. tapi Griss tidak ingin peduli, ia memilih pergi dari sana.
"Griss, kamu sudah pulang nak?" panggil ibunya yang melihat Griss, dengan ramah Griss mengangguk dan tersenyum tipis.
"hari ini aku lelah, jadi aku lebih memilih pulang lebih awal!" saut Griss sopan, Griss berjalan kearah ibunya. tidak lupa Griss memberi salam pada dua orang asing disana, Griss sangat sopan menyapa mereka.
"dia putra bungsu kami, dia baru datang dari Inggris. namanya Grissham, dan Griss ini teman ayah dan ibu. itu tuan Albern, dan nyonya Albern mereka datang dari korea dan langsung tiba disini!" ucap ayah Griss, dengan sopan Griss menyalami mereka.
"bagaimana perjalanan kalian, semoga baik baik saja!" ucap Griss memulai obrolan, ia duduk disamping neneknya.
"perjalanan kami baik nak, kamu sudah besar dan tinggimu melebihi ayahmu!" ucap tuan Albern, Griss tersenyum ramah dengan itu.
"jangan lupa tampannya sama seperti ku, tapi sifatnya keras kepala seperti ibunya!" ucap ayah Griss, semua orang tertawa disana.
"aku sudah mengenal kalian sejak lama, bukankah kalian memiliki putri secantik dirimu!" ucap nenek Griss pada nyonya Albern, mereka semua tersenyum dengan itu.
"benar bibi, putriku juga seusia cucumu. disecantik diriku bahkan lebih cantik, tapi sifatnya tidak sepertiku. sifatnya keras kepala sama seperti ayahnya, suka marah jika seseorang mengganggunya!" ucap nyonya Albern, semua orang tertawa lagi disana.
"bisnis kita sudah dijalani bersama dalam beberapa tahun, bahkan sampai dekat seperti keluarga. bagaimana kalau kita membuat sebuah keluarga yang sesungguhnya?" ucap nenek Griss, semua orang terdiam dan menatap nenek Griss termasuk Griss sendiri.
"ibu maksudnya apa, Bukankah kita semua ini sudah termasuk keluarga?" tanya ayah Griss yang penasaran, nenek Griss tersenyum dan mengusap tangan cucunya.
"maksudnya, kita nikahkan Griss dengan putri mereka!" ucap nenek Griss, seketika membuat nyonya dan tuan Albern tersenyum bahagia. bukan hanya mereka, tapi juga ibu dan ayah Griss.
"ide bagus itu ibu, aku setuju sekali jika putri kalian menjadi menantuku!" ucap ayah Griss bangga, tuan Albern sangat senang mendengar itu.
"kita akan menjadi besan nyonya Winston!" ucap nyonya Albern, ibu Griss senang mendengar itu.
"aku tidak setuju!" ucap Griss tiba tiba, membuat semua orang menoleh kearahnya karena bingung.
"Griss apa maksudmu sayang, kenapa kau mengatakan itu?" ucap ibu Griss mengusap lengan Griss, dengan wajah datar Griss mendirikan tubuhnya.
"aku tidak setuju dengan perjodohan konyol ini, aku tidak ingin menikah dengan siapapun!" ucap Griss mengambil tasnya, ia menunduk sopan kepada semua orang. "aku permisi dulu, maaf jika aku berkata tidak sopan!" ucap Griss lagi kemudian pergi dari sana, ibu dan ayahnya merasa malu atas perkataan putranya itu.
"maafkan putraku tuan dan nyonya Albern, mungkin dia sedang kesal karena lelah!" ucap ibu Griss ramah, tuan dan nyonya Albern pun mengangguk dengan itu.
"tidak masalah, tidak perlu sungkan. lain kali kita akan membahas ini tuan Winston, mungkin putra kalian terkejut dengan rencana yang mendadak ini!" ucap tuan Albern, mereka semua tersenyum dengan itu. ayah Griss hanya terdiam memikirkan putranya, ia tidak menyangka Griss akan menolak permintaannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments