Hembusan angin di sore hari menerpa wajah Miranda yang sejak tadi duduk termangu di teras rumahnya, Dia merasa kesepian.
Sudah satu minggu Budenya sakit, dan tak kunjung sembuh.
“ Nda kenapa kamu duduk disini’.
“Disini dingin, nanti kamu masuk angin, ayo masuk kedalam”.
“ Ayah”..
“Apa bude akan sembuh”..
“ Kenapa kamu berkata seperti itu, bude kamu pasti sembuh”.
“Ayah mau kemana?’. tanya Miranda melihat penampilan ayahnya yang sudah rapih.
“ Ayah mau pergi sebentar. kamu cepat masuk”.
MIranda beranjak bangun, meraih tangan ayahnya dan menciumnya dengan takzim.
Miranda masuk kedalam rumah, ada kakaknya Rindi yang sedang asyik membaca buku komiknya…dan abangnya yang juga sedang menonton sepak bola di televisi,diruang keluarga.
“ Nda kamu mau kemana?”.. tanya Rendi saat melihat Miranda masuk dan malah berlalu melewatinya.
Miranda berhenti sejenak.
“Mau ke kamar bude”. sahutnya tanpa menoleh.
“Jangan ganggu bude, bude lagi tidur”.
“ Nda cuma mau lihat bude saja ko”. ucapnya lagi seraya melangkah pergi.
Rendi hanya menggeleng melihat Miranda yang tetap pergi .
Ceklek.. Miranda membuka pintu kamar budenya, terlihat budenya yang sedang berbaring tidur.
Miranda mendekat, duduk ditepi ranjang budenya dan memegang tangannya.
Miranda menangis,menangis dalam diam… dia sedih melihat budenya .
Hik.. hiks..hiks..
Akhirnya isakan tangis pun terdengar dan membuat budenya terbangun.
“Nda … kamu kenapa sayang, kenapa kamu menangis”
“ Bude,, bude akan sembuh kan.bude gak akan tinggalin Nda kan?”.. ucapnya tersedu .
“ Tentu bude gak akan pernah meninggalkan kamu Nda”.
“Bude akan selalu bersama kamu, menjaga kamu sampai kamu dewasa kelak”.
BUde Retno menggenggam tangan Miranda.Dan mengusap air mata Miranda.
“Sudah jangan menangis lagi, bude sebentar lagi juga sembuh,bude cuma butuh istirahat saja sebentar.besok juga sembuh”..
“Nda takut bude, nda takut bude pergi, kalau bude tidak ada, Nda dengan siapa di sini, sedangkan Ayah jarang sekali ada dirumah,Abang dan kakak bude tau sendiri mereka sibuk.Lalu dengan siapa Nda kalau bude ga ada. Hiks…hiks… Kembali Miranda menangis.
Tak kuasa melihat MIranda menangis, Akhirnya bude Retno pun memeluk Miranda.
“ Itu yang bude takutkan Nda,, bude sebenarnya juga takut kalau harus meninggalkan kamu sekarang”. Ucap Bude dalam hatinya. Hatinya terasa pilu mendengar perkataan dari MIranda.
Pagi harinya seperti biasa Miranda pergi ke sekolah dengan abangnya.
Tak seperti biasanya Miranda yang selalu cerewet dan mengoceh kali ini hanya diam.
Begitu pun dengan Rendi abangnya, .
Di sekolah pun Miranda tidak banyak bicara, tidak ikut bermain dengan teman-temannya .
Hingga bel pulang sekolah berbunyi, Miranda bergegas untuk pulang.Tiba-tiba saja kenapa dadanya terasa nyeri dan sesak.
Sampai dirumah, Miranda terpaku kenapa begitu banyak orang dirumahnya, ada apa?.. batin Miranda bertanya-tanya.
Pandangannya kini tertuju pada bendera kuning yang terikat di tiang rumahnya.
Deg… siapa, -siapa yang meninggal.
pikirannya sudah tak menentu, Miranda berlari masuk kedalam rumahnya.
Dia tertegun,di sana Miranda melihat sudah ada ibunya,Maya yang sedang menangis,disampingnya ada Rindi dan Rendi .MIranda juga melihat ada ayahnya di sana yang kini sedang menatap pada Miranda,seolah mengatakan bude mu sudah tiada Nda..
Pandangan Miranda mengikuti ayahnya.. dia melihat Budenya kini sudah terbujur kaku .
Miranda seketika berteriak histeris..
membuat semua orang yang ada di sana menoleh padanya.
“Bude!!!!... teriak Miranda menghampiri jenazah budenya, dia kini memeluk budenya yang sudah tak bernyawa lagi.
“Bude,, kenapa bude pergi meninggalkan Nda,”..
“Bude .bangun bude.. “ hiks..hiks.. air matanya kini mengalir deras,.Miranda menangis,menangisi kepergian budenya yang begitu tiba-tiba…
“Bude.. jangan tinggalkan Nda Bude…”
“Bude kan sudah janji sama Nda tidak akan pernah meninggalkan Nda disini sendirian, kenapa bude bohong,kenapa sekarang bude pergi meninggalkan Nda…”.. ucap Miranda sesenggukan.
Hiks…hiks… bude…
“ Sudah Nda… Jangan seperti ini” Ucap Rendi abangnya.
“Iya Nda, kamu masih punya kami disini yang slalu menyayangi kamu”.ucap Maya ibunya seraya memeluk Miranda.
Tapi Miranda menolak untuk Maya peluk, dia melepaskan pelukan Ibunya.
“Kalian bohong, tidak ada yang menyayangi Nda seperti Bude menyayangi Nda”..
“Nda mau BUDE… “teriaknya kini…
“Nda “... kini Rendi membawa Miranda kedalam pelukannya, menenangkan adiknya yang masih menangis histeris.
“Bude…”..
“ Jangan… jangan .. bawa bude..” teriak Miranda ketika melihat orang orang mulai mengangkat dan membawa jenazah budenya untuk dikebumikan.
“ BUDE…..”
**
“ Astagfirullah… “ seketika Miranda terbangun,memegangi kepalanya merasakan nyeri di kepalanya yang kini makin berdenyut nyeri.
“Kenapa, lagi-lagi aku selalu bermimpi tentang masa laluku..”
“Aku susah payah ingin melupakannya, tapi kenapa masa laluku terus saja hadir di mimpiku.”
“aaarght.. “Miranda meringis merasakan nyeri di kepalanya.
Miranda melihat ,disampingnya Jodi masih terlelap tidur.Lama MIranda pandangi wajah damai Jodi yang sedang tertidur .
“Bang aku tidak tau apa yang membuatmu memilih aku untuk berada disampingmu.aku juga tidak tau apa yang membuatmu mampu bertahan dengan aku yang seperti ini”.
“Terimakasih “... ucap Miranda kini membelai rambut Jodi.
“Mir..”
Jodi terbangun karena merasakan usapan dari tangan Miranda.
“Maaf bang, MIra ga bermaksud buat abang bangun”..
“kenapa”.. Jodi menatap lekat wajah Miranda.
“Apa kamu lagi lagi bermimpi buruk lagi?”.
Miranda hanya mengangguk kan kepalanya.
“Pukul berapa sekarang?”.
“Pukul 03.00 bang”.. ucap Miranda melihat kearah jam wekernya..
“Masih malam, ayo tidur lagi”..
“ Udah gak ngantuk bang”
Tiba tiba jodi memiringkan posisi tidurnya pada Miranda dengan satu tangan yang kini menyangga kepalanya.. Lalu menaik turunkan alisnya.
“A.. apa… bang”.. tanya Mira gugup.
Walau sudah lama menikah dengan Jodi, tapi tetap saja Miranda masih selalu malu dan gugup jika Jodi menginginkan Mira…
Tak banyak bicara, Jodi langsung menarik Mira kedalam dekapannya. sebelumnya dia mematikan lampu lalu menarik selimutnya untuk menutupi tubuh mereka berdua yang akan menyatu.
Skip ya netizen!! takut panas dingin.
******
“Mbak Mira… besok sibuk ga, ? tanya Lila.
saat ini mereka sedang ada di tukang sayur , mereka sedang berbelanja sayuran,seperti biasa nya .
“Nggak ko, memangnya kenapa?”.
“ Besok ada kajian mbak di mesjid besar, Penceramahnya ustadz yang terkenal itu loh mbak…!!
“ Kita kesana yuk mbak”...
“Ayo. .jam berapa?”.
“Jam 09.00 pagi mbak..pulangnya nanti kita mampir ke tukang bakso mbak ,gimana?’. jawab Lila semangat.
“Boleh…
“Besok aku jemput ya mbak”...
“ Sip. .” ucap MIra mengacungkan jari jempolnya.
Lila adalah teman satu–satunya Mira disini. sedangkan dengan tetangga yang lainnya Mira tidak terlalu dekat, Hanya dengan Lila ,MIra bisa akrab.
Sampai dirumah Mira langsung menghubungi Jodi,,
“Hallo Mir, ada apa tumben telpon abang di jam segini?”.
“Abang lagi sibuk ya?”.
“Kenapa?’.
“mm… Mira cuma mau minta izin besok Lila ngajakin Mira buat ke kajian Bang! Di Masjid Agung yang ada dikota”.
“Boleh kan Bang”..
“ Kirain ada apa Mir. Kan bisa nanti kalau abang pulang bilangnya.
“ Kalau nanti takut Mira lupa bang!!”.
“GImana boleh ga bang?”.
“iya boleh. Tapi sebelum Malik pulang kamu harus sudah ada di rumah ,kasihan dia kalau nanti pulang ga ada orang di rumah”.
“Iya abang!!!”...
“ Mira matikan telponnya ya bang”...
“Iya”...
Mira sangat senang jika bisa pergi keluar,. Dia juga senang karena Lila selalu mengajaknya.
Lila memang sangat baik pada Mira,.dia sudah seperti layaknya saudara untuk Mira.
Usia Lila jauh lebih muda 3 tahun dari Mira, dia juga sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak. Kehidupannya tak jauh beda dari Mira,hanya saja keadaan ekonomi Lila cukup Mapan.Dan dari keluarga yang kaya.
Terkadang Mira iri melihat hidup Lila yang selalu beruntung .
...
...
Berbahagialah dia yang telah belajar mengagumi tetapi tidak iri hati, mengikuti tetapi tidak meniru, memuji tetapi tidak menyanjung, dan memimpin tetapi tidak memanipulasi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments