Waktu menunjukan pukul 01.00 dini hari, terdengar deru sepeda motor berhenti didepan rumah.
langsung Miranda beranjak dari atas ranjangnya, dia memang belum tidur, sudah berkali kali Miranda memejamkan matanya tapi tetap tida tertidur juga, jadilah dia menunggu Jodi suaminya pulang.
“Abang”.
Bergegas Mira keluar dari dalam kamar dan segera membuka pintu.
“ Mir, kamu belum tidur? sudah malam lo ini?”. tanya Jodi sembari memasukan motornya kedalam .
“ Mira ga bisa tidur bang!”.
“ Kenapa, nungguin abang ya?” ucap Jodi mencolek dagu Mira.
“ hii,, geer!!”..
“ Yah kirain nungguin abang”.
“ Abang mandi gi sana , Mira siapin air angetnya, abang bau asem!!”.
“ Mana ada abang bau, wangi gini!”.
Jodi sudah selesai mandi, kini dia sudah bersiap untuk tidur.sedang Mira ternyata sudah tertidur .
“ Katanya tadi ga bisa tidur, sekarang malah sudah ngorok gitu!”.
Jodi pun menghampiri Mira , memeluknya dan tak lama dia ikut terlalap bersama Mira.
Pagi harinya…
“ Bang!”
“ Apa?”.
“ Kata Malik dia sekarang ada jadwal renang di sekolahnya bang!!”.
“Terus”.
“ Uang saku nya bang, dia minta ditambahin.
“ Oh ia nanti abang kasih”.
“ Apalagi”..
“ Aku gak dikasih uang saku bang!!”.
“ Memangnya kamu juga mau renang Mir?”.
“ Bukan mau renang , tapi mau jalan sama si Lila, tadi dia WA aku bang mau ngajakin makan bakso, boleh ya bang?”.
“ Emangnya uang yang waktu itu abang kasih sudah habis?’.
“ Udah ga ada bang, uang segitu mana ada sisa.aku juga kan pengen kaya yang lain bang”.
“Kaya yang lain apa”.
“Susah ya ngomong sama abang, ga ngertiin banget Mira.”
‘Iya abang tau,, tapi kan kamu tau sendiri Mir,gaji abang ga seberapa, cuma cukup buat kebutuhan rumah aja”.Nanti deh kalau abang dapat rejeki lebih kita jalan jalan.Sekarang abang pergi dulu udah telat”.
“ Ih, tunggu dulu , uang saku buat Malik belum!”..
jodi menghembuskan nafas berat kemudian mengeluarkan satu lembar seratus ribuan pada Mira dari dompetnya.
“Nih… sisanya buat beli bakso”. ucap Jodi.
“Cukupkan?”.
“Iya cukup”.. ucap Mira yang masih cemberut.
“Abang berangkat dulu,” ucap Jodi sambil mengulurkan tangannya pada Mira, Mira pun mencium punggung tangan Jodi.
‘Assalamualaikum”
“Waalaikum salam… hati hati bang!.
Miranda menghela nafas berat, selalu saja seperti ini.
kenapa hidupku sangat menyedihkan . Semua yang kulakukan seperti sia sia. Andai waktu itu tak pernah terjadi.
Selalu Miranda selalu saja merutuki hidupnya, bukan dia tak bersyukur tapi rasanya sangat sulit untuk bisa berdamai dengan masa lalunya.Bahkan dia membenci dirinya sendiri.
“ Ma…Papa sudah berangkat?”.
“ Kenapa ?”
“Yah… ko gak nungguin aku si ma.”
“memangnya kamu ada bilang sama papa mau berangkat bareng”.
“ Nggak sih.. tapi mama gak lupa kan bilang sama papa hari ini aku ada renang ma?”.
“ iYa … tadi mama udah bilang ko”.
“ Terus mana?.. ucap Malik seraya menengadahkan kedua tangannya ke depan MIra.
“ Apa?”.
“ Uang jajan nya ma, “.
“Hem,, ini tapi ingat ditabung sisanya”.
“ Oke.. dadah mama. “ ucap Malik.
Melihat Malik , Mira jadi teringat akan dirinya saat dia seusia Malik.
Hari dimana dia sangat membenci hari itu.
Flashback On…
“ Bude nanti pulang sekolah Bude jemput Nda ya!!”.
“ Tumben kenapa pengen dijemput biasanya kan pulang sendiri”.
“ Teman teman aku pulangnya pada dijemput sama ayah juga ibunya , masa aku nggak Bude!, aku kan juga mau kaya teman teman dijemput pulangnya”.
Sebenarnya Miranda iri dengan teman teman nya yang jika sekolah mereka di antar jemput oleh orangtuanya. bahkan setiap liburan teman temannya selalu pergi berlibur bersama keluarganya.
Ayahnya terlalu sibuk dengan pekerjaannya ,terkadang ayahnya juga sampai tak pulang,dalam seminggu mungkin Miranda akan bertemu dengan ayahnya hanya 2 kali. itupun hanya sebentar. Sedang abang dan kakaknya mereka terlalu sibuk dengan dunianya sendiri.
Dan Miranda hari harinya dia habiskan bersama budenya ,beruntungnya Miranda yang mempunyai bude sebaik Retno.
“ Iya itu karna teman kamu rumahnya jauh dari sekolah, kalau kamu kan deket.”
“ Tapi Nda mau dijemput bude”.. Miranda merengek pada budenya.Nanti bude tunggu aja di warungnya nek Romlah ya “..
“ Iya nanti bude tunggu di sana, sekarang berangkat gi, tuh abang kamu udah nungguin dari tadi”..
“ Nda pamit ya bude’...
“ Bang Ren tumben naik sepeda”.. Kenapa ga naik bis atau angkot bang kan cepat sampainya, ‘.
“Terserah abang Nda,, cepetan naik. “.
“ Nda kan cuma nanya bang!!”.
Sepanjang jalan Miranda terus saja mengoceh .”Bang kata bude abang bentar lagi lulus sekolah nya ya?”..
“Iya.”
“ Terus kata bude juga abang mau sekolah lagi di luar kota, iya bang?”.
“ cerewet banget sih kamu Nda?”.
“ jawab bang.. kalau nanti abang pergi siapa dong yang ngerjain PR aku bang?”.
“Abang’.. ko diem aja… “
“ Bang Ren ih”.
“ Udah sampe Nda, cepat turun”.
“ Abang mah… “
Miranda turun dari boncengan sepeda abangnya, lalu meraih tangan abangnya dan mencium bolak balik.
“Assalamualaikum bang”
“Waalaikum salam, belajar yang pinter”. Ucap Rendi abangnya Miranda seraya mengelus kepala Mira.
Miranda memang cukup dekat dengan abangnya ketimbang degan kakaknya Rindi, yang ada Miranda dan Rindi sering sekali bertengkar. padahal umur mereka berjarak 6 tahun,sedang dengan Rendi abangnya Miranda berjarak 9 tahun.
Sekarang Miranda sudah kelas 3 SD, sudah 3 tahun pula Miranda tidak pernah bertemu dengan ibunya.
Jika ditanya dia merindukan ibunya, pasti dia selalu menjawab nya dengan singkat jelas dan padat.bahwa dia sama sekali tidak merindukan ibunya itu.
padahal siapa yang tau hati Miranda, seperti apa. sejak berusia 5tahun dia sudah banyak memendam perasaannya.Perasaan sakit hati , kecewa pada orangtuanya sendiri.dia merasa seperti tidak diinginkan, selalu merasa dicampakkan di abaikan oleh ibunya,.
Bahkan sekarang di sekolah pun Miranda harus selalu mengalah pada teman-temannya. Dan perasaan itu ia pendam sendiri ,
Tanpa Miranda tau,bahwa memendam perasaan seperti itu akan menjadi bom waktu yang seiring waktu bisa meledak kapan saja dan melukai dirinya sendiri.
Bibir Miranda tersenyum tatkala melihat budenya datang untuk menjemputnya.
“ Bude…” Teriak Miranda .
Bude Retno hanya tersenyum melihat Miranda yang kini tengah melambai lambaikan tangannya.
“ Ayo”..
Miranda menggenggam tangan budenya dengan erat,.
Setibanya dirumah Miranda dibuat terpaku. Dia terdiam mematung pandangannya kini tertuju pada sosok wanita yang kini tengah berdiri tak jauh darinya.
MIranda memegang erat tangan Budenya seolah tak ingin melepaskan genggamannya.
Wanita itu tak lain adalah Maya,ibunya setelah 3 tahun Miranda bisa melihatnya lagi.
Matanya kini tertuju pada perut ibunya yang terlihat membesar.
“Apa ibu hamil?. Itulah yang ada dipikiran Miranda.
Tidak ada raut senang ataupun sedih pada wajah Miranda, dia menatap ibunya dengan ekspresi datar.
“Nda…” ucap Maya seraya menghampiri Miranda hendak memeluknya, namun siapa sangka Miranda malah mundur satu langkah dan bergeser berdiri dibelakang punggung budenya.
Maya tidak menyangka kalau Miranda akan menolak untuk dia peluk.
“ Nda … sayang kamu tidak boleh begitu sayang, ayo salim sama ibumu”.
Miranda tertunduk, tanpa melihat pada ibunya dia meraih tangan Maya, untuk menciumnya.
Setelah itu Miranda berlari masuk kedalam rumah,selama ada Maya, Miranda mengurung diri didalam kamarnya, walau dibujuk oleh budenya Miranda tetap tidak mau keluar.
Bulir bening dari kedua matanya kini terjatuh juga di pipinya , anak kecil itu terisak .
Sungguh dia bukan menangis karena sedih,kemarahan dan kekecewaan lah yang membuat air matanya keluar.
Dia marah dia kecewa pada ibunya kemana dia selama 3 tahun ini,tak pernahkah dia merindukannya atau sekedar menanyakan kabarnya,bagaimanapun juga Miranda hanyalah anak kecil yang masih membutuhkan kasih sayang dari kedua orangtuanya.
Flashback off..
“Mir…Mira!!”.
“ Abang?, kapan pulang, ko aku ga denger suara motor abang?”
“ dari tadi, abang panggil kamu, kamu ga denger?”.
“ Emang iya”.. jawab Mira tersenyum malu,dia terkekeh dalam hati.
Jodi hanya menggelengkan kepalanya,heran melihat Mira .
“ Abang pulang cepat hari ini, “.
“ Kamu kenapa Mir”.. Karena dari tadi Mira hanya diam..
‘Mir… !!”..
“Iya kenapa bang, ?”
“AStaga dari tadi abang ngomong kamu ga dengar?”.
“Sudahlah abang cape hari ini, abang mau istirahat, rasanya badan abang sangat lelah.kamu jangan ganggu abang dulu..Ucap Jodi sambil berlalu pergi masuk kedalam kamar.
Miranda hanya menghela nafas berat.
“Ganggu katanya”..
Selalu saja begitu,padahal diri ini berantakan,aku juga lelah bang,tapi tetap aku yang harus selalu memahami kamu.
Lalu.. siapa yang bertanya padaku, apa hari ini kamu baik baik saja? Apa senyumku sungguhan?...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
who i am ?
sedih banget emang berada di posisinya Miranda ini
2023-12-09
1
who i am ?
😢
2023-12-09
1