...Sederhana nya, aku rindu rumah yang di mana di sana ada aku.. ayah.. ibu.. dan kakak-kakak ku....
"Kenapa kamu selalu saja membuat ibu marah Nda... buat ibu sakit kepala.Lihat abang dan kakak kamu, mereka tidak pernah membuat ibu kesal, seharusnya kamu contoh mereka."
"Bisanya hanya main dan main saja, " Miranda hanya bisa diam dan tertunduk,tak berani dia menatap pada ibunya. hanya karna dia berantakin mainannya, ibunya sampai marah marah. biasanya dia juga suka membereskan mainannya sendiri tanpa disuruh.
" Kenapa lagi kamu May ?"
"ini keponakan kamu mbak, bisanya buat aku pusing aja".
"Memangnya kenapa Miranda? yo kamu jangan terlalu galak sama anak kamu sendiri May,dia itu anak kandung kamu, bukan anak tiri!".
" Sudahlah mbak, jangan mulai mengajak aku berdebat lagi"..
" Lebih baik kamu ajak pergi kemana ke, keponakan kesayangan kamu itu."
"Aku mau istirahat, dan kamu Nda jangan berantakin rumah lagi, beresin semua sekarang mainan kamu itu,kalau nggak ibu buang sekalian ".
Miranda hanya diam menunduk, dia tidak menangis hanya ada sorot kebencian dimatanya. Sedang Retno, dia hanya menatap sendu Miranda.
"Sudah ayo , bude bantu beresin mainannya.gak apa-apa,setelah ini ikut bude ke warung nek Romlah ya, bude mau beli sayur, kamu boleh jajan nanti di sana."
"Benar bude?".. seketika raut wajah Miranda yang tadinya murung berubah ceria.
"Iya, kamu boleh jajan apa saja bebas".
"Asyiik... bude memang baik, terimakasih bude". ucap Miranda memeluk budenya sayang.
Keesokan harinya,,
Miranda sedang duduk di teras rumahnya , melihat orang orang yang berlalu lalang di jalan, hari ini hari Minggu jadi jalanan cukup ramai, Tiba -tiba saja Miranda melihat ibunya keluar dari dalam rumah dengan membawa satu tas besar entah apa isinya Miranda tidak tau.
Maya hanya menatap Miranda sejenak menatapnya dengan tatapan yang sulit untuk diartikan, tanpa berkata apapun Maya melangkah pergi . Sama halnya, Miranda juga tidak berani mengatakan apapun pada ibunya.Sekedar untuk bertanya ibu mau kemana?,Miranda tidak melakukannya.Dia hanya menatap kepergian ibu nya saja.Dia terus menatap pada ibunya yang melangkah pergi menjauh dari rumah,sampai Miranda tidak lagi melihat ibunya itu.
Seolah tak peduli, Miranda sama sekali tidak pernah menanyakan ibunya kemana, baik kepada ayahnya budenya ataupun kakak-kakaknya.
TIga bulan berlalu.
Seakan tidak ada yang terjadi Miranda menjalani hari-harinya seperti biasa. Dia sama sekali tidak merasa kehilangan atas kepergian ibunya dari rumah, bahkan Miranda sama sekali tak pernah menanyakan kemana ibunya pergi dan belum juga kembali . Sedang Abang dan kakaknya sudah cukup dewasa untuk mengetahui keadaan yang terjadi dengan orangtuanya. Bude Retno sampai heran kenapa Miranda sama sekali tak pernah menanyakan ibunya.
" Nda sayang ... Bude boleh bicara sebentar". ucap bude Retno menghampiri Miranda yang sedang duduk di meja belajarnya.
"Iya boleh bude, ada apa?".
" Apa kamu tidak merindukan ibumu sayang?, kamu juga tidak pernah menanyakan ibumu ada dimana,apa kamu tidak ingin tau?".
"Tidak".. jawab Miranda tegas, tanpa menatap pada budenya yang kini sudah duduk disampingnya.
"Kenapa?".
"Karna sudah ada bude, aku tidak membutuhkan siapapun selain bude, cukup bude selalu ada disisiku itu sudah membuatku senang. Lagipula ibu tidak menyayangiku. " ucap Miranda.
Ya memang selama ini Retno lah yang mengurus ke-3 anak Maya.
Bude Retno sampai tertegun mendengar jawaban dari Miranda, anak kecil berusia 5 tahun bisa mengatakan itu.
" Kenapa kamu bicara seperti itu Nda, kamu tidak boleh berbicara seperti itu, mana mungkin ibumu tidak menyayangimu. ".
Miranda hanya menatap wajah budenya dengan tatapan yang tidak biasa.
Aku tidak lupa, bagaimana ibu menatapku saat itu bude, saat ibu pergi dari rumah... Aku tidak akan pernah lupa.
Deg,,,
Seketika Miranda terbangun dari tidurnya keringat membasahi keningnya.
"Kenapa ?..Kenapa aku selalu bermimpi tentang itu..?". Bayang -bayang Miranda ketika menatap kepergian ibunya selalu hadir dimimpinya. Miranda menutup wajahnya dengan kedua tangannya, dia terisak menangis setiap kali dia mengingat hari itu. Dadanya terasa nyeri dan sesak. Dia tidak pernah lupa bagaimana cara ibunya menatap padanya waktu itu.
" Mir .. kamu kenapa ?.. tanya Jodi dia terbangun karena mendengar suara isak kan tangis. Dan itu adalah Miranda.
Jodi memandang pada wajah Miranda , " Apa Kamu mimpi buruk lagi?" Miranda hanya diam , dia seperti tidak mampu untuk berbicara.
Jodi hanya menghela nafas, setelah itu dia memeluk Miranda,.
" Masih malam , sebaiknya kamu tidur lagi,"
Miranda hanya mengangguk kan kepalanya.tak lama dia sudah kembali terlelap dengan Jodi yang memeluknya.
******
Suara ponsel Miranda berdering, ada nama suaminya tertera di layar ponselnya. Segera Miranda mengangkat sambungan telponnya.
" Ya ASsalamualaikum Bang."
" Waalaikum salam. Mir Abang cuma mau bilang abang hari ini pulang malam, abang lembur banyak kerjaan". Terdengar suara Jodi dari sebrang sana.
" Iya bang ga papa, "
"Ya udah kamu sama Malik hati -hati di rumah,jangan lupa kunci pintu.
"Iya bang"..
"Abang matikan telponnya ya? Assalamualaikum..."
" Iya,, waalaikum salam...
tuuuut... Terdengar sura telpon dimatikan,dan panggilan pun berakhir.
Miranda hanya bisa menghela nafas, sudah sering Jodi pulang malam.
" Ma..."
"Apa"..
'Tadi itu papa yang telpon?".
" Iya , memangnya siapa lagi"..
" Papa pulang malam lagi ma?".
" Hem".. Miranda hanya mengangguk kan kepalanya saja..
" Ma.. "
"Apa Malik?".
" BEsok Jadwal Malik renang ma disekolah"..
" Iya , nanti mama bilang sama papa kamu,sudah sana masuk kamu, bentar lagi mau maghrib".
'Iya,,
Saat ini Miranda dan Malik sedang duduk di sofa ruang keluarga, Malik asyik sendiri menonton televisi yang sedang menayangkan film favoritnya. Sedang Miranda hanya diam sambil memainkan ponselnya,dia membuka aplikasi WA nya tak ada satu pun pesan yang masuk. Dia bergulir melihat story dari nomor yang ada di kontak nya.
Miranda melihat ada yang memposting makanan, ada yang menampilkan wajah seseorang , ada yang sedang jalan jalan.. ada yang membuat status galau, ada yang statusnya berjualan dari mulai skincare baju alat rumah tangga semua ada. Ada satu yang menarik dari perhatian Miranda salah satu nya postingan sebuah keluarga yang sedang makan di meja makan, mereka terlihat bahagia.
Sejenak Miranda teringat saat dirinya masih kecil. Dia juga pernah merasakan seperti itu, makan bersama dengan seluruh anggota keluarganya, menikmati berbagai macam hidangan,sungguh Miranda bahagia saat itu.
Tanpa terasa air matanya jatuh membasahi pipinya , Miranda merindukan masa itu.
"Sederhananya, malam ini aku rindu rumah di mana di sana ada aku, ayah, ibu, dan kakak-kakak ku."
"Bude.. aku juga merindukanmu ".. lirih Miranda pelan.
" Ma, mama kenapa?Tanya malik...
"Ah ,enggak mama cuma kelilipan,sudah malam kamu tidur,mama juga mau tidur".
"Papa jam berapa pulang Ma?"
"Mama gak tau Malik. sudah gak usah nunggu papa pulang, kamu tidur jangan begadang,mama gak mau ya kalau besok kamu susah dibangunin nya".
" Iya,,iya Malik tidur.Selamat malam ma".. ucap Malik mengecup pipi Miranda.kemudian masuk kedalam kamarnya.
" Hem, jangan lupa berdoa".
Tak lama Miranda pun beranjak dari duduknya masuk kedalam kamarnya.Disana dia termenung seorang diri,.
"Kalau tidak ada Malik , mungkin aku akan sangat kesepian".gumamnya pelan..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments