5. Penolakan Berujung Gelap Mata

...----------------...

Selena mengepal tangannya menatap Vella dengan pandangan permusuhan. Tidak pernah dalam hidupnya seseorang menentang perkataannya, hanya dua orang pelayan rendahan yang berani menentangnya.

Lantaran kesal Selena mendekati Vella, dan tanpa ijin ia membuka masker Vella secara paksa.

Sedetik kemudian Selena terkejut begitupula semua orang, tak terkecuali Mrs. Jela.

Semua pria dan wanita menutup mulutnya tak percaya dan tatapan berikutnya mereka menatap jijik Vela.

Cibiran, makian mereka layangkan kepada Vella, membuat Vella menunduk malu.

"Ups maaf, gak sengaja," ucap Selena dengan raut merasa bersalah.

Vella semakin menundukkan kepalanya malu.

Selena menjulurkan tangannya mengangkat dagu Vella.

"Ya ampun dekilnya... Bagaimana bisa wanita sepertimu bisa berani berkerja di sini. Apalagi menjadi bartender," cemooh Selena.

"Bentar bukannya wanita itu seorang OG yah, kenapa dia bisa jadi bartender," timpal seorang wanita memakai dress merah kekurangan bahan.

"Benar, bukannya wanita itu seorang OG yah, aku selalu lihat dia setiap hari membersihkan toilet," sahut seorang wanita berambut pirang.

Vella kembali menundukkan kepalanya malu.

Selena menepuk tangannya hingga membuat seisi ruangan terdengar suara tepuk tangannya.

"Wah! Konspirasi yang sangat bagus. Berarti aku salah menilai mu, kamu bukan pelayan rendahan tetapi pelayan yang sangat rendahan, bahkan seorang pemulung masih besar tingkatnya dari pada pelayan sangat rendahan sepertimu. Bahkan aku jijik menatap wajahmu membuat mataku sakit," cibir Selena.

Vella menghembuskan nafasnya kembali menahan emosi.

"Kumohon Nona jangan menghina saya."

"Hahaha... Hinaan itu pantas bagimu, kamu pantas dihina dan dimaki. Bahkan aku ragu padamu tak ada satupun pria yang menyukaimu karena apa? Karena wajahmu yang jelek!" cemooh Selena.

Vela mengepalkan tangannya."Baiklah aku akan membantumu mencari pria yang menyukaimu di sini, kurang baik apa aku sampai harus susah payah mencari pria yang menyukaimu." Tatap Selena menatap remeh.

Beralih menatap sekumpulan pria. "Maaf teman, hari ini aku akan mencarikan jodoh bagi wanita ini, apa diantara kalian ada menyukai wanita ini?"

Sekumpulan pria menggelengkan kepalanya menolak membuat Selena tersenyum puas dan beralih menatap Vella.

"Gimana? Apa kurang jelas perkataanku? Sudahlah terimalah nasibmu dan pergi dari sini." Tekan Selena menatap tajam Vella.

"Tidak! Aku tidak akan pergi sebelum Tuang Marves membalas perasaanku," ucap Vella bersih keras.

la menatap Marves dengan pandangan berharap agar perasaan cintanya dibalas.

Selena menatap menyelidik Marves begitupula Vella.

Marves yang ditatap, dengan santainya meminum minumannya.

Setelah dirasa minuman yang diminum telah habis, ia lantas menatap Selena dan beralih menatap Vella.

"Pergilah." Respon Marves dengan datar.

"Tidak! Aku tidak akan pergi sebelum kau menjawab perasaanku!" pekik Vella bersih keras.

"Aku tidak akan menjawab pergi!" perintah Marves kembali.

"Apa kau tak lihat Marves menyuruhmu pergi dasar tuli!" geram Selena.

"Tidak! Aku tidak akan berhenti sebelum Tuan Marves menjawab perasaanku!" sentak Vella tak kalah keras.

Mengepal tangan kuat, menatap tajam permusuhan.

"Kau!" geram Selena. Melayangkan tangannya ke arah Vella.

"Berhenti." Suara dingin dari pria berwajah datar. Selena seketika terhenti, menatap bingung Marves.

"Kenapa kamu menghentikan ku?" tanya Selena heran.

"Diam." Menatap tajam Selena. Ia beralih menatap Vella yang memancarkan harapan baginya.

"Kau mau tahu?" Tatap Marves tepat mata Vella.

Vela menganggukkan kepala dengan antusias.

Marves mendekatkan wajahnya ke telinga Vella."Aku... Tak... Menyukaimu... Kau hanya sekedar sampah yang harus dibasmi dari pandangan mata." Suara dingin seperti desiran dari telinga mampu membuat Vella seketika hancur.

Kalimat yang sangat menyakitkan terdengar dari mulut pria yang disukainya. Tak Vella duga akan sesakit ini.

Selena melihat itu, tersenyum remeh.

"Sudah aku bilang tak ada yang menyukainya. Karena apa? Karena kau jelek!" Hina Selena.

Vella hanya terdiam, tak begitu mendengarkan perkataan Selena, karena perkataan Marves terus berulang-ulang di telinganya.

"Penjaga!" teriak Selena.

Dua pria bertubuh kekar memakai seragam hitam menghampiri Selena.

"Iya Nona, ada yang bisa saya bantu?"

"Kamu berdua cepat keluarkan wanita ini dari sini. Saya sungguh muak dengan wajahnya," perintah Selena.

"Baik Nona," jawab dua penjaga secara bersamaan, mereka menyeret Vella yang masih terdiam seperti patung.Vella dikeluarkan dari club, ia tak menyadari bahwa dirinya telah berada di luar. Sedangkan pria bertubuh kekar telah pergi bertugas menjaga.

Beberapa menit Vella lantas tersadar dari lamunannya, ia menatap sekitar telah berada di luar. Air mata berjatuhan membasahi wajahnya. Kecewa, sedih, marah, frustasi, bercampur aduk menjadi satu. Ingin Vella berteriak kepada mereka yang menghinanya. Tapi apa? Percuma saja ia tetap akan kalah. Penghinaan pria itu padanya akan Vella ingat terutama wanita itu.

Vella mengusap air matanya. Mata yang dulu memandang kepasrahan akan berubah menjadi api yang membara.

Vella beranjak lantas melangkah menuju pintu belakang club, di mana hanya para karyawan yang berkerja menjadi OG yang melewati pintu belakang.

la memasuki pintu belakang, dilihatnya tak ada siapapun selain dirinya. Vella menatap sekitar memastikan jika dirinya tak ketahuan.

Di ruang ganti ia membuka loker miliknya yang berisi tas. Vella mengambil sebuah botol kecil berada dalam tas.

Topi, masker ia gunakan demi tak ada yang mengetahui wajahnya.

la melangkah keluar dengan tangannyamenggenggam sebuah botol kecil.

Vella memasuki ruangan tepat dimana ia diseret secara paksa.

Vella melihat Marves, pria yang menolak perasaanya dan menghinanya seperti sampah yang harus dibasmi akan membuatnya terikat dengannya, apapun yang terjadi.

Lantaran muak dengan hinaan, tatapan remeh, dikucilkan apalagi perasaan ditolak secara menyakitkan membuat Vella terlanjur sakit hati membuatnya gelap mata. Hingga tak menyadari perbuatan yang dilakukannya akan menimbulkan masalah.

Vella menundukkan kepala menghampiri Marves yang tengah duduk di bar seperti semula sedangkan Selena tengah berkumpul dengan para pria membuat Vella tak akan melewatkan kesempatan ini.

"Siapa kamu?" Seorang wanita bartender memakai dress kurang bahan menatap curiga wanita yang memakai masker serta topi hitam.

"Saya disuruh Mrs. Jela untuk mengantikan anda, anda ditugaskan menjadi bartender di ruangan lain Nona," jawab Vella menundukkan kepalanya.

"Bukannya tadi Mrs. Jela baru saja menyuruh saya menempati ruangan ini yah?" Tatap curiga bartender itu.

Vella memutar otaknya gelisah.

"Begini Nona, Mrs. Jela baru saja memberitahu saya kalau anda di tempati ruangan lain karena saya disuruh Mrs. Jela untuk menempati ruangan ini," jawab Vella berusaha tenang.

"Oh gitu yah baiklah." Wanita memakai dress kurang bahan lantas pergi. Vela menghembuskan nafas lega, ia mendekati Marves yang terhalang meja bar.

"Tuangkan." Suara dingin Marves menjulurkan gelas pada Vella.

Vella mengenggam botol kecil dan menuangkannya pada minuman keras dan memberinya minuman pada gelas Marves.

Vella menatap Marves perlahan meminum minumannya hingga tandas tak tersisa.

Kembali Marves meminta kembali minuman, Vella menuangkan minuman itu, hingga terjadi tiga kali.

Beberapa saat Marves mulai merasakan sesuatu badannya. Rasa panas yang menjalar seakan menginginkan sesuatu.Vella tersenyum menyeringai.

"Em.. Tuan Marves, ada yang bisa saya bantu?"

"Siapkan kamar."

"Baik Tuan, mari ikuti saya," ucap Vella mendahului Marves yang mengikuti dari belakang.

Sampainya di ruangan kamar mereka berdua memasuki ruangan, Vella lantas mengunci kamar, ia berbalik menatap Marves tampak bergerak gelisah.

Vella membuka masker dan topinya menatap Marves.

Marves terkejut tapi raut wajahnya tetaplah datar. "Kau!"

"Apapun yang terjadi kau akan menjadi milikku, hari ini juga." Tekan Vella penuh penekanan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!