Keesokan harinya Tante Ivy dan Andreas terbangun terlebih dahulu daripada Aurora lalu kemudian mereka berdua langsung mendekati Aurora yang masih tertidur dengan pulas entahlah kapan efek obatnya hilang.
"ndre, nanti kalian berdua tinggal dengan Tante ya Tante sudah bicara dengan kakakmu semalam tentang ini dan dia mengizinkan hari ini dia ingin menemui Aurora" Tante Ivy memberitahu.
"aku sih mau-mau aja kok Tan, lebih baik bersama dengan Tante daripada dengan mama atau papa kasian Aurora pasti dia akan semakin stres nantinya" Andreas merasa tidak masalah jikalau harus tinggal bersama dengan Tante juga kakak sepupu mereka.
Tak lama kemudian suster masuk membawakan sarapan pagi ini untuk Aurora yang kemudian di taruh di meja dekat ranjang Aurora sembari memeriksa infusnya.
"Bu, mohon di usahakan sekali pasien harus makan dan minum obat agar kondisinya lebih baik" ucap suster setelah memeriksa infusnya.
"baik sus akan saya usahakan" Tante Ivy hanya mengangguk.
"saya juga membawa obat yang diberikan oleh Dokter Arzan" suster memberikan obat khusus dari Dokter Arzan.
"saya permisi dulu Bu" ucap suster setelah menyerahkan obat lalu pergi dari kamar inap Aurora.
"ya ampun banyak sekali obat yang harus dia minum, apakah dia mau minum obat ini ndre" Tante Ivy menghela nafas.
"entahlah Tan aku juga tak tau, tapi kita coba aja dulu" Andreas juga bingung bagaimana cara membujuk adiknya agar mau minum obat.
Tak lama kemudian Aurora sudah terbangun dan melihat Tante Ivy juga kakaknya masih setia menemaninya namun entahlah apa yang ada dipikirannya sekarang.
"kamu sudah bangun nak, makan dulu ya lalu minum obatnya" bujuk Tante Ivy.
"aku tidak mau" tolak Aurora.
"ayolah Tante mohon makan ya, nanti kamu tidak sembuh-sembuh" rayu Tante Ivy.
Sebelum Aurora berbicara Dokter Arzan masuk ke dalam untuk memberikan bagaimana kondisi Aurora dan ternyata masih sama saja seperti kemarin.
"kamu kenapa tidak mau makan, sudah beberapa hari kamu tidak makan lihatlah tubuhmu sangat kurus sekali" Dokter Arzan tersenyum tipis.
Aurora hanya diam saja tidak mengatakan apapun sama sekali membuatnya hanya menghela nafas panjang pasiennya yang satu ini sungguh membuatnya harus banyak bersabar.
"dengarkan itu Rara ayo makan Tante suapi" bujuk Tante Ivy.
"aku tidak mau!" lagi-lagi Aurora menolaknya.
"kamu kalo tidak makan semakin sakit, apa kamu mau berlama-lama di rumah sakit jikalau kamu tidak makan kamu tidak bisa keluar dari rumah sakit apa memang kamu mau tinggal disini" Dokter Arzan mencoba untuk membujuk dengan cara yang lebih halus.
Mendengar perkataan Dokter Arzan membuat Aurora berpikir sejenak lalu dia geleng-geleng kepala dengan artian dia tidak mau berlama-lama berada di rumah sakit.
"kalo begitu makanlah dan minum obat mu, jikalau kondisi mu membaik kamu bisa segera keluar dari rumah sakit. kamu tidak ingin berlama-lama di sini kan" Jelas Dokter Arzan.
Aurora hanya menganggukkan kepalanya membuat Tante Ivy Andreas juga Dokter Arzan tersenyum tipis akhirnya Aurora mau makan juga dengan bujukan Dokter Arzan.
"Zan, memang kamu ini sangat pintar sekali membujuk orang" Tante Ivy tersenyum menatap Dokter Arzan.
"sudah biasa kok Tan" Dokter Arzan hanya tersenyum simpul.
"Tante suapi ya atau mau kakak mu yang menyuapi mu" tanya Tante Ivy.
"aku masih bisa makan sendiri Tan" Aurora membenarkan posisi tubuhnya lalu mengambil makanannya dan dengan sangat terpaksa dia harus makan karena dia tidak ingin lama-lama di RS.
"kamu harus makan yang banyak gadis kecil agar kamu bisa cepat keluar dari rumah sakit" ucap Dokter Arzan tersenyum.
Aurora hanya menganggukkan sekilas kemudian melanjutkan makannya meskipun dia makan dengan pelan tapi itu sudah membuat ketiga orang itu senang.
"Tan, maaf apa aku boleh berdua saja dengannya" Dokter Arzan meminta izin.
"tentu saja boleh Tante dan Andreas akan pergi" Tante Ivy mengajak Andreas untuk keluar dari kamar rawat inap Aurora membiarkan Dokter Arzan berdua dengan Aurora.
Dokter Arzan membantu Aurora mengambil minumnya lalu membantu Aurora untuk meminum obatnya yang cukup banyak membuat Aurora enggan sebenarnya tapi dia harus meminumnya.
"gadis kecil bicara lah kepada ku meskipun sedikit saja, anggap saja aku ini teman mu" Dokter Arzan menatap mata sayu Aurora yang terlihat kesedihan yang sangat mendalam.
Aurora masih saja terdiam tidak mengatakan apapun dia masih enggan berbicara dengan orang yang tidak dia kenali dengan Tante dan kakaknya saja jarang berbicara apalagi dengan orang lain yang tidak dia kenali.
"aku mau tanya kenapa kamu ingin sekali mengakhiri hidupmu apakah kamu pikir tidak ada jalan lain" Dokter Arzan mencoba untuk membuat Aurora berbicara.
Aurora hanya diam saja membuat Dokter Arzan menghela nafas dia sudah berbicara dari tadi tapi tidak satu patah katapun keluar dari bibir Aurora.
"baiklah kalo kamu tidak mau berbicara dengan ku, aku akan pergi memanggil Tante juga kakakmu" Dokter Arzan tidak mau terlalu memaksa mungkin dia bisa berusaha pelan-pelan.
Ketika Dokter Arzan ingin pergi tanpa diduga Aurora memegang tangannya membuat Dokter Arzan berbalik menatap Aurora yang juga menatapnya entah apa yang ingin Aurora katakan.
"apa yang ingin kamu katakan padaku" Dokter Arzan kembali duduk di sebelah Aurora.
"berapa lama aku harus berada disini" tanya Aurora lantaran dia sudah tidak betah di RS.
"tergantung kondisi tubuh mu gadis kecil, kalo kondisi tubuh mu sudah baik kamu baru bisa pulang ke rumah" jawab Dokter Arzan membuat Aurora menghela nafas.
"maka dari itu cepatlah sembuh agar kamu bisa keluar dari RS" Dokter Arzan tersenyum tipis.
"apa ada yang ingin kamu katakan lagi" harap Dokter Arzan.
Aurora hanya geleng-geleng kepala setidaknya Aurora sudah mau berbicara dengannya meskipun hanya sebentar saja baginya itu awal ya yang bagus.
"kalo begitu aku pergi dulu ya nanti aku ke sini lagi, aku akan memanggil Tante juga kakakmu" ucap Dokter Arzan yang dianguki Aurora.
Dokter Arzan tersenyum sekilas lalu segera keluar menemui Tante Ivy juga Andreas yang menunggu diluar kamar rawat inap Aurora.
"bagaimana Zan dia mau berbicara dengan mu" tanya Tante Ivy.
"hanya sedikit Tan tapi ini awal yang bagus, nanti aku akan kemari lagi untuk melihat kondisinya" jawab Dokter Arzan.
"syukurlah tidak apa perlahan-lahan, dia hanya belum kenal kamu saja" senang Tante Ivy.
Dokter Arzan hanya tersenyum tipis lalu segera pergi menemui rekan nya untuk menanyakan lebih lengkap tentang kondisi Aurora sementara Tante Ivy juga Andreas masuk ke dalam kamar inap Aurora untuk menemaninya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments