Aku benar-benar marah pada Crodia, dia tahu apa yang dia lakukan pada Daerah ini... Aku sebelum nya telah tahu siapa Crodia, dia merupakan pemilik Serikat perdagangan Mask Camela sekaligus merupakan Jendral Negri Yurian. Dia adalah Jendral sekaligus Bangsawan berpangkat Viscount, di tugaskan dari Benua Timur ke barat untuk menemukan tanah baru.
Yang berati ia tengah mencari Negri untuk di invasi, dan aku juga sudah tahu soal itu.
Aku berdiri menatap tajam padanya.
"Crodia, apa maksud nya ini? Apa kau mau membatalkan kerja sama kita? "
Dia merinding seketika dan wajah nya menjadi peluh dengan keringat.
"Aku tak tahu soal itu, pasti ini dilakukan oleh komandan pasukan yang ku bawa... "
Aku memerengkan kepala ku dan menatap nya tajam.
"Kau mau menyalahkan bawahan mu? Lagian yang salah pastinya Tuan nya kan? Kesalahan bawahan adalah salah Tuannya... "
Aku berjalan mendekat kearahnya.
Tangan ku mau menggapai wajah nya saat berjalan.
"Crodia, kau telah melanggar janji mu dan selama ini aku sudah cukup bersabar dan menutup mata atas perlakuan Bangsa Timur yang berlayar kemari termasuk kau... "
Crodia gemetar dan jatuh ke tanah.
"Aku tak ada hubungan nya dengan Teria dan Boiko bahkan dengan Negri Timur lainnya yang sudah mulai bergerak... "
Aku berdiri di depan dia yang lemas dan tertunduk menatap ke bawah.
"Apa kau masih di pihak ku? Atau mungkin, kau mau menjadi Kekaisaran sebagai musuh mu dan mulai dengan menjajah Daerah? "
Dia menggeleng kan kepala. "Saya tidak bermak-"
Aku mendecikan bibirku dengan kesal.
"Kalo gitu urus bawahan mu agar tidak mengulangi kesalahan ini... "
Aku menoleh kebelakang. "Yang Mulia Alva, maafkan aku atas semua yang terjadi... "
Dia melebarkan matanya dan wajah nya memerah.
"Ah, kau serius mereka takkan melakukan penculikan lagi? "
Aku menjawab nya dengan tersenyum lesu. "Aku akan menjamin hal itu... "
Gadis bernama Alva itu meneteskan air matanya namun hanya sekejap ia terlarut dalam harunya tiba-tiba dia memasang wajah marah lagi.
"Aku takkan memaafkan mu segampang itu, kembalikan para penduduk ku yang di culik... "
Aku tertunduk mendengar itu. "Kalo itu mustahil... "
Dia menggertakan giginya dengan air mata yang keluar deras.
"Aku takkan memaafkan mu! "
Byusshhh!
Dalam sekejap ia menyelam dan menghilang.
"Tunggu dulu, Yang Mulia Alva! " Ujarku mencoba menghentikan nya yang pergi begitu saja.
Crodia hanya bisa menunduk lesu.
"Takkan mungkin membawa para pengungsi dan duyung yang di culik kembali karna mungkin saja mereka sudah di jual sebagai budak di Benua Timur... "
Aku menatap nya Crodia yang lesu.
"Salahku karna terlalu mempercayakan nya padamu! "
Aku pergi dengan kesal, tangan ku terus mengepal sepanjang jalan.
Para tentara yang lalu lalang menyapa ku dan aku menatap mereka dengan wajah kesal sebagai balasan.
"Tunggu saja, pembalasanku Bangsa Timur! "
Suara kesal di hati ku mulai tumbuh seperti api yang menyala pelan dan membawa rasa marah.
Di Masion, saat aku telah sampai...
Duk!
"Ayah! " Aku berteriak di ruang depan saat memasuki Masion.
Ayah ku yang berada di ruang kantor nya langsung turun dari lantai dua Masion.
"Ada apa kau berteriak, Aldous? "
Aku menepuk dadaku. "Berikan aku jabatan mu sekarang juga, Ayah! "
Dia mengangkat dagu nya dan menunjukan wajah kaget.
"Ha? "
Lalu, bicara dengan nada agak khawatir.
"Mustahil, kau kan masih 8 tahun... Bahkan harusnya sekarang kau memikirkan pertemuan dengan Tunangan mu... "
Seketika aku mengencang mata dan kaget.
"Tunangan?! "
----
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments