I'Am Wizard, A Make Magic Tool
Sudah berapa lama aku berada di dunia ini? Sejak hari pemanggilan itu, aku bertukar nama menjadi Aldous Hermos. Namaku yang seharusnya Aldo Heriawan, seorang pemuda berusia 35 tahun yang membujang di usia tua sekarang berubah menjadi Aldous Hermos seorang anak Bangsawan berpangkat Baron. Umur ku sekitar 6 tahun, aku merupakan anak yang di panggil oleh ke2 pasangan Bangsawan yang tak memiliki Anak.
Kejadian itu, sekitar pukul 12.00 Bulan Merah Besar yang terjadi hanya 1000 tahun sekali.
Sebuah lingkaran di gambar di sebuah lantai, dengan tulang naga dan bara api dari gunung erpuan. Mantra sihir di bacakan oleh seorang Wizard kerajaan.
"Pemanggilan Manusia!" Penyihir mengangkat tangan nya.
Seketika lambang sihir dilantai menyala, cahaya biru keluar meluap.
Dua pasangan itu saling berpelukan, berharap akan sebuah keajaiban. Ritual pemanggilan manusia untuk pasangan yang tak dapat memiliki anak.
"Yah, dunia ini... "
Sihir sangat penting...
...*Dus hhh hhh!...
Seorang anak kecil, dengan switer biasa nya. Terduduk melamun tanpa banyak ucapan.
Dalam pikiran nya.
"Dimana aku? Aku tadi sedang merebus mie? Dimana mie ku?! "
Seorang wanita datang berlari memeluknya.
"Selamat datang, Nak! " Ujarnya seketika.
Lalu pria berotot dengan stylan yang kukenal sangat kuno namun terhormat. Rupanya bagai orang Eropa, dan itu membuat ku jadi paham.
"Selamat datang, mulai hari ini kau menjadi anakku... "
Seketika itulah, wajah ku memucat.
"Ehhh? "
Aku benar-benar tahu, hal itu terjadi seminggu yang lalu. Sejak saat itu namaku berubah menjadi Aldous Hermos putra Baron Chronic Hermos dan istrinya Helen Hermos.
Aku juga mengetahui bahwa di dunia ini orang-orang akan memiliki Job. Dan yah, Job ku adalah Wizard Magic tool. Itu sangat mirip dengan kehidupan ku yang sebelumnya, lebih suka menghabiskan waktu di rumah untuk belajar dan membuat sesuatu. Meski agak sedikit berbeda sih, yah dulu aku suka membuat sesuatu di dalam game.
"Hah, aku diberi kebebasan oleh ayah ibu untuk menikmati apa yang aku mau... "
duk!
Aku menepuk tangan ke meja dan menaruh wajah lelah ku di atas meja.
" Dan bisa-bisa nya, aku melupakan hidup ku yg dulu lalu setuju begitu saja dengan kehidupan di dunia lain... "
Aku melihat kearah buku, yang ada di sampingku.
"Daerah ini memiliki kekurangan akan mineral batu sihir, dan tentu saja batu sihir sangat di perlukan... "
Aku menatap lampu yang menyala di atas langit-langit ruangan.
"Bagi bangsawan seperti kami, memiliki lampu adalah hal normal. Bahkan kamar ku saja memiliki 8 buah lampu yang di pasang redup dan masing-masing nya ada satu batu sihir senilai 3 koin emas...
Berapa lama 1 buah batu sihir seharga 3 koin emas bisa bertahan?
Yah, hanya 1 bulan saja...
Bagaimana dengan nasib orang-orang biasa? Atau orang-orang di daerah kumuh didaerah ini?
"Hah, aku ingin semua orang punya lampu sihir masing-masing... " Ujarku mengela nafas keluh.
Dekkk!
Pintu terdengar terbuka, dan terlihat Ibuku Helen tersenyum lembut.
"Kau mengatakan sesuatu yang menarik nak... "
Aku berdiri dengan wajah lesu.
"Ibu, harus nya ketuk dulu pintunya... "
Dia berjalan dengan cepat, senyuman nya yang lebar menandakan sesuatu.
"Kau benar-benar membuat ibu bangga lo... "
Plok!
Pelukan berat nya membuat wajah ku terhimpit didada besar itu.
"Kuh! " Ujarku menahan sesak.
Ibu ku memikirkan sesuatu. "Apa kau lupa soal magic tool yang bernama kipas angin itu? Namanya sangat simpel namun sekarang terkenal di Semenanjung Negri... "
"Iyaa-iya Bu, tapi tolong menjauh dulu aku sesak... " Ujarku berkata dengan wajah kerut dan suara terpatah patah.
"Ara- maaf kan Ibu! " Ujarnya melepas ku secara reflek dan wajah nya jadi merah.
" Ibu terlalu terbawa suasana, lagian kau jarang sekali keluar bahkan udah satu minggu sejak kau datang ke Masion ini ... "
Aku mengusap pipiku dengan wajah kerut dan mengingat sesuatu.
"Ah, yang itu... "
Selepas aku datang ke dunia ini dan menjadi anak dari Bangsawan. Aku di berikan kamar oleh mereka. Lalu, ...
"Kalian jangan masuk tanpa izin kekamar ku, aku akan setuju menjadi anak kalian... "
Pria bernama Chronic itu menjawab ku dengan wajah tersenyum agak khawatir.
"Bagaimana pun kami menyeret mu kemari dengan paksa sehingga kau kehilangan kehidupan mu di tempat yang jauh... "
Wanita bernama Helen itu pun tersenyum dengan wajah sedih.
"Lakukan lah apa yang kau mau nak, dan nikmati lah apa yang ingin kau lakukan..."
"Kami mau kau bahagia... "
"Ayah mu benar, sekarang kami adalah orang tua mu... "
Aku mendengar itu mengangguk dengan wajah datar.
" Terima kasih, atas pengertian nya... "
*Duk!
Aku menutup pintu.
Kembali ke waktu sekarang.
Aku tersenyum dengan wajah tak enak.
"Aku lupa, ini sudah seminggu sejak aku mengurung diri... "
Ibuku memancung kan bibirnya dan memegang ke2 pinggang nya dengan wajah menggerutu.
"Aku tak mau bersabar lagi, ini sudah melewati batas bahkan saat menyerahkan kipas angin waktu itu kau hanya memanggil Ria untuk mengantar nya ke Serikat tanpa memberi tahu Ibu mu! "
"Aku minta maaf, Bu... "
Dia mengangkat kertas nya. "Lalu apa ini, nama samaran mu kenapa harus Aldo heriawan? Kenapa ga pakai nama keluarga kita? "
"Bukannya Ibu sudah merubahnya... "
Dia menarik ke2 belah pipiku. "Itu karna kau bertindak semau mu! "
"Bukannya aku disuruh milih untuk lakukan apa yang kusuka... "
"Tapi, bukannya Aku Ibumu! "
Aku memasang wajah lelah.
"Ah, sifat orang tua memang paling merepotkan... " Ujarku dihati.
----
Nama ; Aldous Hermos
Job ; Wizard.
Gift ; Magic Tool.
( Jumlah mana tampa batas, menguasai berbagai jenis gambar lambang sihir dengan ingatan super nya. )
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Filanina
Halo, aku mampir
2024-02-28
0