"Sebenarnya kamu ke mana, Mas? Kenapa sudah malam gini kamu masih belum pulang juga?" gumam Ambar seraya mengigit bibir bawahnya keras.
Wanita itu pun menatap jam dinding yang menempel di sudut dinding rumahnya. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 00.30. Rasa khawatir pun seketika mengusik relung hati wanita berusia 36 tahun itu. Namun, dadanya tiba-tiba saja terasa sesak tatkala otaknya mulai memikirkan hal yang bukan-bukan.
"Tidak, suamiku tak mungkin pergi keluar untuk bersenang-senang dengan wanita lain," gumamnya seraya berjalan mondar-mandir dengan perasaan gelisah, "Kalau dia sampai berani melakukan hal itu, maka hidupnya akan berakhir. Karir, harta bahkan semua yang dia miliki saat ini akan di ambil kembali oleh Ayahku," gumamnya lagi kembali mengigit bibirnya sendiri hingga memerah.
Ya, Jack Samuel menikah dengan Ambar tidak membawa apapun. Dia hanyalah laki-laki tanpa pekerjaan tetap. Semua yang laki-laki itu miliki saat ini adalah milik istrinya juga pemberian orang tuanya. Jabatannya sebagai Direktur di perusahaan pun, karena Jack Samuel adalah menantu satu-satunya keluarga Ambar.
"Ya Tuhan, kenapa perasaanku gelisah seperti ini?" gumam Ambar seraya memegangi dadanya sendiri yang semakin terasa sesak.
* * *
Keesokan Harinya
Pukul 05.00 pagi, Jack Samuel pulang ke rumah dengan mengendap-endap agar kedatangannya tidak diketahui oleh Ambar. Dia bahkan membuka pintu kediamannya dengan sangat-sangat hati-hati hingga tidak mengeluarkan suara sedikit pun. Laki-laki itu berjalan dengan berjinjit kaki seraya menenteng sepatu miliknya. Suasana rumah pun nampak masih minim pencahayaan karena tirai gorden benar-benar masih tertutup rapat.
"Bagus kamu ya, Mas. Semalam kamu menginap di mana, hah?" teriak Ambar dengan nada suara lantang, keadaan ruangan pun seketika terang benderang karena lampu tiba-tiba saja di nyalakan.
Jack memejamkan ke dua matanya seraya menghela napas panjang, dia pun berusaha untuk bersikap setenang mungkin.
"Semalam saya tidur di hotel," jawabnya menoleh dan menatap wajah Ambar yang saat ini berada di sisi sebelah kanan.
"Di hotel?" Ambar seketika membulatkan bola matanya, "Sama siapa kamu menginap di hotel, hah? Sama wanita murahan yang kamu bayar?"
Jack tersenyum menyeringai lalu berjalan ke arah kamar, "Saya sedang malas bertengkar dengan kamu, Ambar. Saya mau mandi dan berangkat ke kantor," ucapnya dengan nada suara sinis lalu membuka pintu kamar dan masuk ke dalamnya kemudian.
Ambar berjalan dengan tergesa-gesa mengikuti suaminya lalu menarik telapak tangannya kasar, "Katakan! Katakan dengan siapa kamu menginap di hotel, Mas?"
"Sendiri," jawab Jack sontak menghentikan langkah kakinya. Pergelangan tangannya pun di cengkram kuat oleh sang istri.
"Bohong!" bentak Ambar menatap tajam wajah suaminya.
Wanita itu nampak menyisir setiap jengkal tubuh suaminya dari ujung kaki hingga ujung rambut. Dia pun seketika mendekatkan wajahnya di tubuh Jack lalu membauinya dengan seksama. Kening Ambar seketika mengkerut heran tatkala mencium bau parfum wanita di pakaian yang dikenakan oleh suaminya.
"Baju kamu bau parfum wanita, Mas?" tanya Ambar membuat wajah Jack seketika memerah dan salah tingkah.
"Jangan ngaco, Ambar. Pakaian saya bau keringat, bukan bau parfum wanita," sahut Jack seraya melepaskan lingkaran tangan istrinya lalu hendak berjalan ke arah kamar mandi.
"Tunggu, Jack Samuel. Aku belum selesai bicara!" pinta Ambar tegas dan penuh penekanan membuat Jack sontak menghentikan langkah kakinya.
"Apa lagi, Ambar? Ini masih pagi dan saya sedang malas bertengkar dengan kamu," jawab Jack dengan nada suara dingin.
"Jangan sekali-kali kamu berani mengkhianati pernikahan kita, Mas. Ingat, kalau kamu berani melakukan hal itu, mencintai wanita lain dan berselingkuh dariku." Ambar menahan ucapannya sejenak seraya menghembuskan napas berat, "Kamu akan kembali menjadi gembel, aku akan menarik semua fasilitas yang kamu gunakan sekarang, dan jabatan kamu sebagai Direktur pun akan di copot, kamu tidak akan punya apa-apa. Camkan itu!"
Jack memejamkan ke dua matanya sejenak mencoba untuk menahan rasa sesak. Selalu! Selalu seperti ini, Ambar selalu mengancam dirinya dengan ancaman yang sama. Selama ini, Jack merasa terkurung di dalam sangkar emas. Istrinya ini tidak ada bedanya dengan pemilik sangkar yang hanya memeliharanya tanpa tahu bagaimana caranya merawat dan memberinya makan dengan benar.
Dia pun meneruskan langkah kakinya tanpa sepatah katapun. Ambar tentu saja semakin merasa murka karena suaminya ini benar-benar mengabaikan peringatannya. Pintu kamar mandi pun di buka lalu kembali di tutup bahkan di kunci setelah Jack benar-benar masuk ke dalam sana.
"Kamu mengabaikan aku, Mas?!" teriak Ambar berjalan ke arah pintu lalu mengetuknya kasar, "Buka pintunya, Mas! Aku belum selesai bicara!" teriaknya lagi, tapi diabaikan tentu saja.
Jangankan membuka pintu kamar mandi, mengeluarkan suara pun tidak Jack lakukan sama sekali. Hanya suara air kran saja yang mulai terdengar samar-samar.
"Jack Samuel!" Ambar kembali berteriak histeris juga kembali mengetuk pintu bahkan seperti hendak mendobraknya.
* * *
Keesokan harinya pukul 16.00 Ambar memarkir mobilnya tidak jauh dari gedung bertingkat di mana suaminya bekerja selama ini. Perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan adalah perusahaan milik ayahnya.
Wanita bernama Ambar itu ingin mematahkan kecurigaannya kepada Jack Samuel. Dia akan mengikuti Jack sore ini, firasatnya sebagai seorang istri tidak mungkin salah. Dia yakin betul bahwa suaminya ini pergi dengan wanita lain semalam. Meskipun dirinya benar-benar berharap bahwa apa yang dia pikiran itu salah.
"Maaf karena aku harus mengikuti kamu, Mas. Aku hanya ingin membuktikan bahwa firasatku ini salah. Kamu tidak mungkin berselingkuh dariku," gumam Ambar seraya menatap lurus ke depan.
Mobil mewah berwarna hitam mulai keluar dari area gedung. Ambar segera mengikuti mobil tersebut karena mobil itu adalah mobil suaminya.
"Akhirnya keluar juga kamu, Mas. Oke! Kita lihat, kamu mampir ke mana dulu sebelum pulang ke rumah," gumam Ambar seraya menginjak pedal gas guna mempercepat laju mobil.
* * *
Setelah menempuh perjalanan selama 1 jam lamanya. Mobil yang di kendarai oleh Jack akhirnya berhenti tepat di depan sebuah rumah. Ambar sontak menghentikan laju mobilnya tidak terlalu jauh dari mobil suaminya.
"Mau apa kamu ke sini, Mas?" gumam Ambar.
Tubuhnya mulai gemetar. Bola matanya seketika memerah juga menatap wajah suaminya yang mulai keluar dari dalam mobil di depan sana. Dada seorang Ambar seketika terasa sesak, tatkala melihat ekspresi wajah Jack Samuel yang terlihat begitu ceria. Raut wajah yang sudah sejak lama tidak pernah disaksikan oleh ke dua mata seorang Ambar.
"Sudah lama sekali aku tidak melihat kamu seceria ini, Mas. Sebenarnya siapa yang akan kamu temui?" tanya Ambar masih saja berbicara sendiri.
Ke dua mata Ambar seketika membulat sempurna ketika dia melihat seorang wanita keluar dari dalam rumah tersebut. Buliran air mata bergulir tanpa terasa, ternyata suaminya benar-benar berselingkuh dengan wanita lain.
"Mas--" gumamnya seketika menutup mulutnya menggunakan telapak tangannya sendiri.
Hal lain yang membuat dada seorang Ambar semakin terasa sesak adalah, ketika dia melihat anak kecil yang tengah berlari menghampiri suaminya seraya tersenyum lebar juga merentangkan ke dua tangannya.
Grep!
Jack Samuel meraih tubuh mungil anak itu lalu menggendongnya kemudian. Dia bahkan mengecup anak tersebut secara berkali-kali terlihat sangat bahagia.
"Kamu benar-benar, Mas--" Ambar menahan ucapannya. Dia tidak mampu untuk sekedar berkata-kata.
(Jangan lupa like ya, Reader ❤️)
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Aditya HP/bunda lia
disini kamu juga yang salah Ambar jangan karena takut tubuh jadi jelek rusak kalo punya anak kamu banyak duit anak orang kaya sekarang sudah pada canggih setelah melahirkan kamu bisa perawatan kan dasar kamu nya yang egois giliran suami selingkuh karena tidak bisa mendapatkan apa yang selama ini dia mau dari kamu yaitu anak kamu marah ....
2023-11-20
1