Kekasih Suamiku

Sesampainya di kamar, Lisa menangis tersedu-sedu. Walaupun dia tinggal di sebuah mansion mewah tetapi dirinya diperlakukan seperti seorang tahanan. Ia sangat merindukan kehidupannya yang sederhana dan juga sahabatnya Dandy.

Lisa teringat pada ponselnya yang Dion berikan padanya, ia mengusap layar ponselnya dan melihat pemberitahuan ada lima puluh delapan panggilan tak terjawab dari Dandy. Ia menarik nafasnya dan berdehem agar tidak terdengar seperti orang yang menangis. Lisa menelepon sahabatnya itu.

"Lisa? Kau dimana? Apa kau baik-baik saja?" tanya Dandy diujung telepon.

"Aku baik-baik saja, aku dirumah tanteku di Kalimantan," jawab Lisa berbohong. Dia tidak ingin Dandy mengetahui yang sebenarnya.

"Kamu yakin baik-baik aja? Kapan kamu pulang?" tanya Dandy.

"Mm.. nanti aku telepon lagi ya," ucap Lisa menyudahi teleponnya saat Erol masuk kedalam kamar.

Dandy adalah sahabat dekat Lisa. Rumah mereka juga berdekatan dan mereka seumuran, hal itu membuat Lisa dan Dandy bisa berteman akrab.

Erol duduk ditepi tempat tidur bersebelahan dengannya. Lisa mematikan teleponnya dan menunggu suaminya itu mengatakan sesuatu. Ia melirik ke arah suaminya yang menarik nafasnya dalam-dalam.

"Hubunganku dengan Sofia itu sudah ada bahkan sebelum Aku menikah denganmu," ucap Erol sembari menatap mata Lisa dalam-dalam.

"Aku nggak peduli!" tegas Lisa mengalihkan matanya.

"Dan soal pengawal, kamu harus ingat kalau kamu adalah istri dari Erol Oxley seorang pengusaha besar. Banyak orang yang ingin menjatuhkanku, dan kamu bisa menjadi sasaran empuk mereka, " ucap Erol menjelaskan.

Lisa memutar kedua bola matanya dan tampak berpikir, apa yang dikatakan suaminya itu memang benar

"Oke, tapi aku mau lanjutin kuliah." Ucap Lisa.

"C'mon, sekarang kamu punya segalanya. Uang atau apapun itu, bisa kuberikan sekarang juga,"

"Aku nggak butuh uangmu itu. Aku cuma mau kehidupanku yang dulu!" tegas Lisa.

"Dasar keras kepala! No excuse," ucap Erol meninggalkan Lisa.

Setelah Lisa melihat suaminya keluar dari kamarnya, kali ini Madam Lyli dan beberapa pelayan memasuki kamar Lisa dengan membawa banyak kotak besar. Rasa penasarannya bergejolak, Lisa mendekati kotak besar yang telah madam Lyli letakkan di sudut kamarnya. Ia membuka salah satu kotak besar itu yang ternyata berisi sebuah gaun berwarna merah marun yang mengkilat.

"Apa ini Madam?" tanya Lisa penasaran.

"Hadiah dari Tuan Erol untuk Nyonya pakai malam ini," jawab madam Lyli.

"Malam ini? Ada acara apa Madam?" tanya Lisa bingung.

"Ada acara tahunan dari perusahaan Tuan Erol. Nyonya akan mendampinginya dan akan di perkenalkan ke rekan bisnis Tuan Erol. Sebentar lagi perias profesional akan datang, mohon ditunggu Nyonya," Madam Lyli menjelaskan.

Madam Lyli dan beberapa pelayan melangkah keluar. Lisa membuka kotak itu satu persatu, ada yang berisikan tas, sepatu, dan ada juga kotak perhiasan. "Wow ini bagus sekali!" Guman Lisa seorang diri saat jemarinya menyentuh perhiasan yang berkilau. Tidak butuh waktu lama, seseorang datang untuk merias wajah Lisa.

"Mrs. Oxley you can open your eyes," ucap seorang perias saat selesai mengoleskan make up di wajah Lisa.

Lisa membuka matanya dan melihat dirinya dicermin. Wajahnya tampak berbeda, Ia melihat seorang gadis yang cantik dan elegan.

Melalui tangan perias secara ajaib wajah Lisa berubah menjadi cantik, bahkan semua tim perias memuji kecantikan Lisa. Seorang asisten perias menata rambut Lisa dan membantunya memakai gaun berwarna merah marun, warna kesukaan Lisa.

"Nyonya, Tuan Erol sudah menunggu Anda di bawah," ucap Madam Lyli.

Lisa menuruni anak tangga dengan berhati-hati karena mamakai gaun terusan semata kaki dengan belahan panjang dari pahanya. Ini pertama kalinya Lisa bertampilan seperti ini, ia senang tapi juga merasa tidak percaya diri. Dari atas Lisa bisa melihat suaminya bangkit Dari duduknya untuk menyambutnya.

"Malam ini kamu sungguh berbeda! You're perfect!" ucap Erol menatap Lisa dengan sebelah kening terangkat dan senyum tipis diwajahnya. Dia dengan cepat merangkul Lisa di sisinya.Tatapan mereka bertemu, namun dengan cepat Lisa mengalihkan.

Lisa hanya tersenyum malu menanggapi ucapan suaminya itu. Mereka berdua pergi meninggalkan rumah menuju tempat gala dinner. Dalam perjalanan, tidak ada obrolan antara Lisa dan Erol. Kurang lebih seratus meter sebelum tempat gala dinner Lisa melihat bendera yang bertuliskan King Company.

"Jadi kau adalah pemilik King Company?" tanya Lisa kepada suaminya itu.

Erol hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan istrinya. Lisa terkejut karena King Company adalah perusahaan impian Lisa sejak dulu. Dia tidak menyangka jika pemilik perusaan itu adalah pria mesum dan tidak bermoral yang tak lain adalah suaminya sendiri.

Sesampainya di gala dinner Lisa semakin heran, ternyata suaminya termasuk orang penting sampai-sampai banyak menteri dalam negri juga menghadiri acara ini. Erol Menggandeng tangan istrinya untuk di perkenalkan kesemua klien-klien pentingnya. Lisa sedikit merasa canggung saat suaminya memegang tangannya dengan mersa.

Erol menyambut para tamunya, Lisa yang tidak paham dengan pembicaraan mereka mencoba untuk berjalan-jalan mengelilingi taman yang berada di dekat aula.

"Disini juga? Bikin sakit mata aja ada kau di sini!" sindir Sofia.

"Ngapain kau disini?!" tanya Lisa yang heran melihat wanita di hadapannya itu.

"Aku model utama di King Mall," ucap Sofia pamer.

Pantas aja Lisa tidak asing dengan tampangnya ternyata dia seorang model, pantas saja dia cantik. Lisa hendak pergi meninggalkan Sofia tapi gadis itu menarik tangan Lisa. Dia meminta tolong kepada Lisa agar membantunya.

"Tolong anterin ke toilet, baju belakang aku kayak kurang nyaman gitu. Tolong lihatin ada apaan di punggung aku," ucap Sofia.

"Kenapa minta tolong sama aku?" ucap Lisa datar.

Lisa hendak menolaknya tapi Sofia sedikit memaksanya. Dengan terpaksa Lisa menyetujui permintaan kekasih suaminya itu. Mereka berjalan melalui taman menuju sudut taman yang sedikit gelap karena kurangnya penerangan.

"Kenapa ke toilet sini? Bukannya toilet di dalam aula lebih nyaman," ucap Lisa heran karena Sofia membawanya ke tempat gelap.

"Banyak yang antri di sana, nanti semua pada minta foto, secara aku itu model terkenal," sahut Sofia beralasan.

Lisa hanya mendengarkan ocehan Sofia sampai akhirnya mereka sampai di toilet yang remang-remang. Lisa sempat ragu untuk masuk ke dalam bilik toilet. Sofia masuk terlebih dahulu dan dengan berat hati kaki Lisa melangkah mengikuti Sofia. Entah bagaimana caranya, Sofia mendorong Lisa sampai ia tersungkur di dalam toilet, kepalanya mengenai keran air dan mengeluarkan darah. Lisa melihat pintu bilik itu telah tertutup dan ia mendengar Sofia tertawa dan mengunci bilik toilet itu.

"Sofia! Buka! Sialan!" teriak Lisa dari dalam bilik toilet.

Lisa hanya mendengar Sofia menelepon seseorang. Ia mengerang kesakitan karena kepalanya terbentur tapi tidak membuatnya menyerah untuk meminta tolong. Lisa tetap berteriak agar seseorang mendengar teriakannya.

Selang beberapa menit, Sofia membukakan pintu bilik itu, namun saat Lisa hendak menyerang Sofia ada sosok pria memeluknya dari belakang. Pria yang sudah berumur, berkumis putih berkepala botak hendak mencium leher belakang Lisa. Pria itu tertawa, Lisa sempat melihat Sofia berlari menuju aula.

"Lepaskan! Tolong! Tolong!" teriak Lisa mencoba melawan pria tua itu. Tapi pria tua itu malah menampar pipi Lisa dan membungkam mulutnya.

***

Erol menyadari bahwa istrinya tidak berada disampingnya. Kepalanya menoleh kekanan dan kekiri melihat sekeliling tapi nihil, ia tidak melihat keberadaan istrinya. Erol berjalan keluar dari keramaian.

"Dion, where's Melissa?" tanya Erol kepada Dion.

Dion tidak dapat memberikan jawaban karena ia tidak menemukan Lisa di sekeliling aula. Erol menyuruh semua pengawalnya untuk mencari Lisa di setiap sudut tempat ini.

"Cepat segera temukan Melissa!" perintah Erol pada semua pengawalnya.

Semua pengawal Erol berlari memencar mencari keberadaan istrinya, sampai pada salah satu pengawal berbicara pada earphone bahwa mendengar suara yang aneh di sudut taman.

"Seperti suara Nyonya Lisa!" kata pengawal itu.

Erol dan Dion saling bertatapan dan langsung berlari menuju tempat yang pengawalnya laporkan kepada mereka. Para pengawalnya pun juga berlari mengikuti Erol.

"Tunggu aku Melissa. Bertahanlah sebentar lagi," ucap Erol dalam hatinya.

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

semoga Sofia mendapat balasan dari Erol...

2024-04-17

0

4U2C

4U2C

𝐛𝐞𝐫𝐭𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐥𝐢𝐬𝐬𝐚 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐞𝐦𝐚𝐡..𝐩𝐞𝐫𝐭𝐚𝐡𝐚𝐧𝐤𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐝𝐢𝐫𝐢 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢,,𝐭𝐞𝐧𝐝𝐨𝐧𝐠 𝐬𝐢 𝐜𝐨𝐛𝐫𝐚 𝐧𝐲𝐚 𝐥𝐢𝐬𝐚 𝐚𝐲𝐨𝐨𝐨🤣🤣🤣..

2023-11-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!