Pernikahan Sederhana

Lisa tidak tahu harus bagaimana lagi. Kata-kata itu keluar dari mulutnya sendiri. Erol menyilangkan kedua tangannya di dada dan menatap Lisa dari atas sampai bawah , sebelah keningnya terangkat lalu setelahnya tersenyum miring.

"Kau dengar itu Dion? Segera siapkan penghulu agar aku bisa menikahi gadis ini," ucap Erol sembari mengusap pipi Lisa namun dengan cepat gadis itu menghempasnya.

"Baik Tuan Erol," jawab Dion lalu ia menelepon sesorang untuk menyiapkan segala urusan tentang pernikahan.

Tepat pukul delapan malam semua sudah dipersiapkan. Entah bagaimana cara anak buah Erol bisa mengedit poto Lisa dengan latar belakang warna biru. Lisa sudah merias wajahnya dengan bantuan seorang profesional dan memakai gaun putih yang sederhana. Pernikahan ini dilaksanakan dengan konsep sesederhana mungkin.

Kaki Lisa melangkah dengan berat menghampiri penghulu yang sudah siap menikahkannya dengan lelaki brengsek yang ia kenal beberapa jam lalu. Pernikahan ini bukanlah pernikahan yang ia bayangkan sejak kecil. Mata Lisa bertemu dengan tatapan Erol yang datar. Matanya seakan memerintah untuk segera menyelesaikan semua ini.

"SAH! Selamat Tuan Erol dan Nyonya Lisa. Kalian sudah sah secara negara dan agama," ucap penghulu memberikan selamat pada Erol dan Lisa.

"Selamat Tuan Erol dan Nyonya Lisa," ucap Dion juga dan beberapa pengawal yang lain.

Pada akhirnya, Lisa telah sah menjadi istri dari Erol Oxley, dia terdiam beberapa lama.

Dengan sedikit rasa canggung, Lisa mencium punggung tangan Erol sebagai tanda menghormati suaminya itu. Setelah itu ia melihat wajah suaminya itu tersenyum dengan puas. Tidak ada yang spesial dipernikahan itu baginya, setelah sah menjadi pasangan suami istri, Erol malah meninggalkan Lisa pergi entah kemana.

Malam semakin larut, Lisa menuju kamar utama dimana Erol sudah menunggunya dikamar dengan di antar oleh Dion. Dadanya berdetak dengan kencang, dia, sangat gugup dan sedikit takut. Kemudian saat ia telah sampai, di hadapannya, terlihat kamar yang lebih luas dari kamar Lisa sebelumnya. Lampu gantung dikamar ini sangatlah besar dan terlihat mewah. Lisa sangat kagum melihatnya.

Sampai kemudian sebuah suara mengejutkannya.

"Sudah siap sayang?" senyum tipis nampak jelas di sana.

Tatapan Lisa teralih menatap seorang di hadapannya, langkah Erol mendekat dengan rambut basahnya.

"A-apa maksudmu?" ucap Lisa terbata-bata.

"Ayolah, You know what i mean," jawab Erol sambil menggoda Lisa dengan menggigit bibir bawahnya.

"Ijinkan saya kekamar mandi sebentar," ucap Lisa mencari alasan. Dia begitu gugup.

Lisa melangkah menuju kamar mandi melewati Erol, namun Erol menarik tangannya hingga ia jatuh kedalam pelukan Erol. Lisa mencoba untuk melepaskan pelukan Erol tapi tenaganya kalah dengan tenaga lelaki bertubuh kekar ini. Dengan cepat Erol membopong Lisa menuju tempat tidur, lalu dengan cepat pria ini menciumi Lisa dengan sangat brutal.

Lisa hampir tidak bisa bernafas karena Erol tidak melepaskan ciumannya. Kedua tangan Erol memegang tangan Lisa sehingga gadis ini tidak sanggup lagi untuk melawan. Pada akhirnya Lisa membiarkan pria ini untuk menyentuh tubuhnya.

Karena sudah tidak ada lagi perlawanan dari Lisa, Erol pun memulai aksinya

"Ternyata tubuhmu sangat indah, aku suka!"

Lisa tidak berkutik saat Erol mendekatkan wajahnya lalu menciumi bibirnya. Lisa hanya mematung, untuk beberapa saat ia tidak bisa menggerakan tubuhnya sendiri.

Erol terus memimpin permainan panasnya dengan istri barunya dan gadis itu hanya mengikuti alur yang sudah suaminya mulai. Lelaki bertubuh kekar itu mencoba mengatur nafasnya dan menundukkan kepalanya menyatukan keningnya dengan kening istrinya itu.

"Thank you Melissa," ucap Erol sambil mengecup kening Lisa.

Erol bangkit berdiri melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan diri karena keringat mereka bercucuran padahal pendingin kamar tersebut sudah menyala dan berada dalah suhu enam belas derajat. Lisa masih mematung diatas tempat tidur, ia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Ia mengusap air matanya saat Erol keluar dari kamar mandi.

"Bersihkanlah tubuhmu, malam ini aku akan pergi. Tidurlah tidak usah menungguku pulang," ucapnya datar sembari melangkah keluar kamar.

Lisa yang masih menangis bangkit berdiri dengan tubuhnya yang ia tutupi dengan selimut, ia melangkah menuju kamar mandi.

***

Kaki Erol melangkah keluar menuju lantai satu, sudah ada asisten dan beberapa pengawal juga mengikutinya. Ia ingin pergi mengunjugi club miliknya untuk bertemu seseorang. Ini memang sudah menjadi kebiasaan Erol melepaskan kepenatan dengan alkohol.

Dreame adalah salah satu high class club dikota ini, banyak artis ibu kota datang untuk bermabuk-mabukan atau sekedar berkumpul dengan temannya dan menikmati musik. Erol duduk di depan meja bartender, seorang pelayan bar menghampiri Erol.

"Mixed drinks, please!" kata Erol memesan minuman alkohol.

"Me too!" kata seorang wanita yang datang menghampiri Erol dan duduk disebelahnya.

Erol menoleh ke arah sumber suara lalu tersenyum melihat wanita yang ada di sebelahnya sekarang. Gadis itu tidak sengaja melihat jari Erol yang memakai cincin.

"Cincin apa yang kau pakai itu?" tanya wanita itu penasaran karena tidak pernah melihatnya memakai cincin di jari manis.

Erol melihat ke arah jarinya dan berkaya, "Cincin nikah sayang,"

"Apa maksudmu?" tanya wanita itu bingung sekaligus kaget dengan jawaban yang ia dapat.

Wanita seksi itu bernama Sofia yang kini berstatus sebagai pacar dari Erol. Pria itu tersenyum dan mencium pipi Sofia. Erol mengajak pacarnya untuk turun ke lantai dan menari. Mereka menari diatas lantai club, menikmati minuman hingga mabuk. Dion yang melihat bosnya tidak bisa menjaga keseimbangan meraih tangan Erol dan menuntunnya ke mobil karena jam sudah menunjukkan pukul satu pagi.

Tampak Erol berjalan dengan sempoyongan karena pengaruh alkohol.

"Bawa Sofia bersamaku Dion. Aku tidak ingin berpisah dengannya," pinta Erol.

"Tapi Tuan," belum selesai Dion berbicara, jari telunjuk Erol sudah berada di bibir Dion menyuruhnya agar tidak banyak bicara.

"Baik Tuan," kata Dion mengangguk menuruti perintah Erol seperti biasa.

Asistennya memberikan kode kedapa pengawalnya untuk membawa pacar Tuannya itu. Dua orang pengawal berjalan ke arah Sofia yang masih duduk lalu pengawal itu menuntun Sofia masuk kedalam mobil bersama dengan Erol.

***

Di kamarnya, Lisa terbangun dari tidurnya, tenggorokannya terasa kering. Ia bangkit dari tempat tidurnya dan mencari air putih dikamar itu tetapi tidak berhasil menemukannya. "Dikamar luas ini tidak ada satupun yang bisa aku minum," guman Lisa pada dirinya sendiri.

Lisa berjalan keluar kamar. Rumah ini terasa sunyi, saat Lisa menuruni beberapa anak tangga ia mendengar sesuatu. Ia menghentikan langkahnya dan berusaha menebak suara apa yang ia dengar itu.

"Apa itu?" bisik Lisa sendiri dengan rasa penasaran ia melangkah pelan menuju sumber suara.

Suara itu berasal dari ruang kerja suaminya, didalam hatinya berkata ia harus membuka pintu yang berada didepannya sekarang. Tangan Lisa mengambang di udara, dia sangat ragu apakah harus membuka pintu itu atau tidak. Tapi, didalam sana seperti ada benda-benda terjatuh. Mungkinkah itu seorang pencuri? Tanpa keraguan gadis itu langsung membuka knop pintu itu.

Klek!

Lisa membuka pintu itu dan mendorong pintu itu, matanya melebar seakan tidak percaya dengan apa yang ia lihat dengan mata kepalanya sendiri.

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

apakah Erol dan Sofia melakukan hubungan intim.... sungguh sakit hati Lisa melihat nya...

2024-04-17

0

Ruk Mini

Ruk Mini

kampret...

2024-01-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!