Entah permainan takdir seperti apa yang kini sedang Tuhan persiapkan untuk Seno, karena tiba-tiba saja dalam sekejapan mata Seno sudah menjadi suami dari seorang anak konglomerat terkenal, namun sayangnya perempuan itu sama sekali tidak di kenalnya. Sempat merasa kalau dirinya terjebak dalam takdir, dan sempat ingin marah dengan garis nasib yang Tuhan berikan padanya, namun hal itu segera dia tepis jauh-jauh, dia tidak ingin berburuk sangka pada Tuhan. Menerima dan menjalani takdir kini menjadi pilihannya.
Dia selalu percaya jika Tuhan selalu baik padanya, bahkan kedua orangtuanya meninggalkannya, Tuhan selalu menjaganya dan tidak pernah meninggalkannya, begitupun untuk saat ini, dia hanya perlu menjalani takdirnya dengan baik, dan dia yakin Tuhan punya rencana baik untuknya.
Pernikahan dadakan antara Seno dan Erisa nyatanya bertahan sampai kini hampir menginjak satu tahun lamanya. Meski kehidupan manis rumah tangga mereka hanya terjadi di sebulan awal pernikahan mereka, namun hal itu mampu membuat Seno bertekad untuk menjalani pernikahannya dengan sungguh-sungguh, dia percaya jika pernikahannya membawa berkah tersendiri untuk hidupnya, terbukti saat sebulan setelah pernikahan antara dirinya dengan Erisa, tiba-tiba salah satu kampus swasta ternama yang pernah iseng dia layangkan lamaran untuk menjadi salah satu dosen seni rupa di sana memanggilnya untuk melakukan untuk wawancara, bukan hanya itu, hanya berselang kurang dari seminggu bahkan dia sudah mendapatkan kabar jika dia di terima menjadi pengajar di sana, ah,,, benar kata orang jika pernikahan membawa berkah tersendiri, dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan pada ku? pikir Seno saat itu yang semakin yakin untuk tetap bertahan dalam kehidupan rumah tangganya bersama Erisa.
Meskipun jujur saja bukan hal yang mudah untuk menjadi suami Erisa yang terbiasa bersifat dominan karena dikantor dia biasa tidak bisa di bantah, sehingga Seno harus banyak mengalah dari Erisa untuk banyak hal, namun sejauh ini dia masih bisa menerimanya, dan akan berusaha untuk tetap bisa menerimanya.
***
Hari belum beranjak siang, dan masih bisa disebut pagi saat Seno sampai di bandara Ngurah Rai, dia berangkat sendiri karena Erisa harus menemui tamu pentingnya pagi ini, namun istrinya itu berjanji akan menyusulnya siang ini setelah dia selesai dalam pertemuan itu. Tidak ingin berdebat dengan istrinya Seno memilih untuk mengalah dan menyetujuinya, toh hanya berselang beberapa jam saja, lagi pula dengan begitu dia bisa menyiapkan berbagai keperluan untuk anniversary mereka. Seno berencana untuk membuatkan masakan untuk istrinya, sehingga dia masih punya waktu untuk membeli bahan-bahan masakan yang diperlukan, dia akan memanjakan Erisa di hari spesial ini, dengan harapan hubungan mereka semakin erat kedepannya.
Sebuah resort mewah di pesisir pantai menjadi pilihan Seno untuk tempat dirinya dan Erisa merayakan hari jadi mereka, tempat itu sangat romantis, dengan pemandangan laut dan keindahan alam eksotis yang bisa langsung di lihat dari ranjang mereka melalui jendela kaca raksasa, sepertinya akan membuat mereka seperti berada di surga kecil dunia.
Berulangkali Seno memeriksa persiapan penyambutan kedatangan Erisa, mulai dari makanan yang sudah selesai dia masak, bahkan berkali-kali dia memindahkan letak bunga-bunga mawar merah yang sengaja dia pesan untuk di letakan di ranjang dan setiap sudut kamar yang akan mereka tempati.
untuk kesekian ratus kalinya Seno melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya, waktu sudah hampir menunjukkan pukul enam sore, langit pun sudah mulai gelap, namun Erisa belum juga sampai, penerbangan dari Ibukota menuju Bali hanya memakan waktu kurang dari dua jam, sehausnya dia sudah sampai di sini sejak tadi, puluhan kali dia menghubungi ponsel istrinya, namun tidak ada tanggapan, membuat dirinya semakin gelisah.
Waktu terus berlalu, masakan yang di buat Seno sudah dingin, pria itu juga seperti sudah lelah menanti, kini dia hanya duduk termangu di teras resort mewah yang disewanya.
Drrrrt,,,,,
Getaran ponsel yang dibarengi suara nada panggil membuyarkan lamunannya, seketika bibirnya menyunggingkan senyum bahagia, nama Erisa tertera di layar ponsel sebagai pemanggil, 'akhirnya,,,' gumam Seno dalam batinnya merasa lega.
"Ya sayang? Sampai mana? Apa perlu aku jemput?" sapa Seno dengan penuh semangat, meskipun telat, yang penting istrinya itu datang, bukan? Pikir Seno yang selalu berpikiran simple dan tidak pernah rewel itu.
"Apa???" kaget Seno setelah dia mendengar suara istrinya dari ujung telepon, tubuhnya bahkan terasa lemas seketika seusai mengakhiri percakapan dengan istrinya di telepon.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Ratih Arifin
/Frown/
2024-02-11
1
Dwisya12Aurizra
kecoa 🥺
2023-11-21
1