KEMAMPUAN LUAR BIASA YANG DIMILIKI ALICE

Malam itu, Beatrice menghubungi seseorang untuk menyiapkan tiket dan paspor akan keberangkatannya ke Melbourne besok pagi. Bukan hanya itu, Beatrice juga sudah membeli rumah yang ada di sana untuk mereka tinggali. Karena kepergiannya pagi-pagi sekali, Nevan dan sang ibu tengah mengemasi semua barang yang akan di bawa kesana. Saat melihat adiknya di kamar, ia mendapati jendela kamarnya terbuka. Beatrice pergi untuk menutupnya. Di luar dia melihat seorang pria yang mencurigakan. Saat melihat Beatrice, pria itu langsung melarikan diri.

"Apa pria itu yang dimaksud Alice tadi?" ucap Beatrice. "Jika memang benar, untuk apa ia mengawasi adikku sampai ke rumah ini? Ada yang tidak beres."

Beatrice segera menghubungi seseorang.

"Aku membutuhkan bantuan kalian. Perketat keamanan di bandara, jangan sampai ada hal buruk terjadi."

"Baik, sesuai perintah akan aku segera laksanakan." jawab orang itu di telepon.

Beatrice pergi menemui Helga.

"Bibi, apa kau memiliki tetangga pria di dekat sini?"

"Hanya beberapa orang, tapi mereka semua sudah tua. Dia adalah paman Hasan, Jack, dan Sulayman."

"Apa mereka memiliki seorang putra?"

"Tentu saja, tetapi putra mereka masih di bawah tujuh belas tahun."

Kecurigaan Beatrice ternyata benar. Pria yang sempat ia lihat tadi bisa saja orang yang akan mencelakakan Alice selanjutnya. Saat akan pergi ke kamar, Beatrice melihat karangan bunga yang sempat Alice beli di toko. Ada yang tidak beres dengan bunga itu. Saat diteliti, ternyata dalam bunga itu terdapat sebuah alat pelacak.

"Keterlaluan!" Beatrice langsung menghancurkan alat itu.

"Ada apa?" tanya Helga.

"Ketakutan adikku sangat beralasan, bibi. Seseorang mencoba mengincarnya. Aku menemukan alat pelacak dalam bunga yang ia beli tadi. Baru saja aku melihat pria yang sedang berdiri di luar rumahmu."

"Benarkah? Lantas apa yang harus kita lakukan?"

"Kita harus berhati-hati, terutama aku harus memastikan keselamatan adikku sampai tiba di Melbourne."

Malam itu, Beatrice dan Nevan berjaga semalaman. Mereka takut jika sampai lengah akan ada orang masuk dan berbuat jahat. Untuk menghilangkan rasa jenuh, mereka saling berbincang satu sama lain.

"Apa pekerjaanmu sebelumnya?" tanya Beatrice.

"Sebelum kembali ke London, aku dipercaya menjadi seorang bodyguard dari putri seorang bangsawan ternama."

"Oh, sepertinya kau sudah berpengalaman dalam hal itu. Tidak perlu lagi aku meragukan kemampuan bela dirimu."

"Apa kau tidak mencoba mencari pekerjaan lain?"

"Sudah, tapi sepertinya aku tidak berbakat dalam hal mengurus perusahaan. Tidak satupun perusahaan yang menerima ku bekerja di sana."

"Apa yang ingin kau lakukan sekarang?"

"Tentu saja menjaga adikmu," ucap Nevan.

Beatrice tersenyum kecil. Ia melihat sebuah ketulusan dari dalam diri Nevan. Bukan hanya Nevan yang akan menjaga Alice, tapi juga sudah menjadi kewajibannya untuk menjaga adiknya itu.

Jam menunjukkan pukul 05.30 pagi. Helga bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan. Saat akan ke dapur, ia melihat putranya bersama Beatrice yang tertidur di sofa. Ia pergi menyelimuti mereka. Tidak lupa Helga pun melihat keadaan Alice di kamarnya.

"Kemana nona Alice pergi?" Helga sangat panik saat tidak menemukan Alice di kamarnya.

"Nona Alice..." Helga mencarinya ke semua ruangan. Mendengar teriakan itu, Beatrice dan Nevan langsung bangun.

"Kenapa ibu?"

"Nona Alice tidak ada di kamarnya, ibu sudah mencari ke semua ruangan, tapi tidak dapat menemukannya."

Beatrice langsung bergegas mencari adiknya. Ia takut jika pria itu lebih dulu menemukannya. Di satu sisi, Alice tengah berjalan-jalan di taman kota. Ia merasa bosan berada di kamar seharian. Saat sedang berjalan, ia merasa ada seseorang yang sedang mengikutinya dari belakang. Alice mempercepat langkahnya. Ia langsung memberhentikan taksi, lalu pergi. Tidak sampai di situ, pria tadi terus mengikuti Alice dengan mobilnya.

"Pak, apa aku boleh meminjam ponselmu?"

"Silahkan, nona!"

Alice mencoba menghubungi kakaknya tapi dia tidak menjawab teleponnya. "Ayo, angkatlah kak! Aku butuh bantuanmu," ucap Alice.

Mobil putih itu menikung taksi yang dinaiki Alice. Dengan berani, Alice keluar dan menemui pria itu. Secara diam-diam pria itu memotret wajah Alice dan mengirimkannya langsung pada bosnya.

"Kenapa kau selalu mengikuti ku?" tanya Alice. "Apa urusanmu denganku?"

Pria itu hanya diam menunggu perintah dari bosnya. Sementara itu, sang bos sedang mencari data tentang Alice.

"Apa kau sudah mendapatkannya?" tanya bos pada anak buahnya.

"Dia adalah Alice Kanaya, putri kedua perdana menteri."

"Apa perdana menteri memiliki putri lain?"

"Entahlah, aku masih belum bisa menemukan data lain dari gadis itu."

Melihat pria itu diam saja, Alice mencoba mendekat. Ia menatap pria itu dengan tatapan tajam.

"Kau adalah pria yang sudah membunuh ibuku!" ucap Alice. "Jas hitam, kemeja putih, dan topi hitam. Itulah yang kau kenakan malam itu."

"Bagaimana kau begitu yakin jika aku adalah pembunuhnya?"

"Mungkin kau lupa jika sebelumnya kau menabrakku di dekat tangga. Suara mu itu sangat terdengar jelas di telingaku, bahkan aku pun bisa melihat luka di jari kelingking mu itu."

"Bagaimana mungkin aku menembak ibumu, sementara aku saja tidak membawa senjata apapun."

Alice tersenyum mendengar perkataan pria itu. Dia menganggapnya bodoh, tapi sebenarnya semua yang terlihat sudah terekam jelas dalam kepalanya.

"Benarkah kau tidak membawa senjata apapun? Lantas, benda apa yang kau sembunyikan dalam vas berwana biru di dekat ruang kerja ayahku? Tepat pukul 00.45 kau mengambil pistol itu dan menembakkannya pada ibuku."

Perkataan Alice di dengar juga oleh bos pria itu.

"Kemampuan hebat apa yang dimiliki gadis ini sampai ia hapal detail kejadian malam itu?" ucapnya.

Alice mengambil sebuah batu yang ada di pinggir jalan dan pergi memecahkan kaca mobil itu.

"Apa yang kau lakukan?" tanya pria itu. Alice mengambil sesuatu dalam mobil pria itu.

"Bukankah dari tadi kau merekamku dengan alat ini?" Alice langsung menghancurkan alat itu.

"Lain kali, jika akan memata-mataiku jangan sampai meninggalkan jejak apapun, karena hal sekecil apapun aku bisa mengetahuinya."

"Oh iya, kau pelakunya atau bukan akan aku cari tahu kebenarannya." Alice langsung pergi meninggalkan pria itu.

Bos menghubungi pria itu karena tidak bisa lagi memantau keadaan karena alat penyadapnya yang sudah Alice hancurkan.

"Bagaimana menurutmu? Sangat menarik bukan?"

"Tentu saja, bos. Aku dibuat diam karenanya."

"Kemampuannya itu sangat luar biasa, hal sekecil apapun, dia tidak melewatkannya. Terus awasi dia!"

"Baik, bos."

Saat dalam perjalanan, Beatrice melihat adiknya dalam sebuah taksi. Ia mencoba mengejar taksi itu dan memberhentikannya.

"Ada apa, pak? Kenapa mobilnya berhenti?"

"Lihatlah nona! Ada mobil lain yang menghadang kita." Alice langsung turun untuk melihatnya.

"Kakak?"

"Kau dari mana saja? Aku khawatir padamu. Kenapa tidak bilang dulu jika akan keluar?" Beatrice terlihat sangat khawatir.

"Apa kau mengenalnya, nona?" tanya sopir taksi itu. Alice menghampirinya dan memberinya uang.

"Dia kakakku, aku akan pulang bersamanya. Terima kasih, pak."

"Baiklah, jaga dirimu baik-baik. Jika pria tadi mencoba mengganggu mu lagi, hubungi saja polisi!"

"Apa kau bertemu dengan pria itu lagi?" tanya Beatrice.

"Ah,, tidak. Sudahlah ayo kita pulang!" Alice sengaja tidak menceritakan apapun karena takut jika kakaknya akan semakin khawatir padanya.

Sesampainya di rumah, mereka langsung bersiap untuk pergi ke bandara. Tetangga Helga mengantar kepergian mereka sampai di depan.

"Kau akan pergi kemana Helga?" tanya paman Jack.

"Kami akan pergi ke Mel.."

"Mexico, paman. Kami akan pindah ke sana." potong Beatrice.

Mereka semua menatapnya. Entah apa yang membuatnya berkata bohong. Tidak lama sebuah mobil datang.

"Kau masuklah bersama bibi Helga ke mobil itu, sementara aku dan Nevan akan menaiki mobil ini." pinta Beatrice pada adiknya.

"Kenapa tidak pergi bersama saja?"

"Sudahlah, jangan membantah."

Dalam perjalanan, Beatrice menerima telepon dari seseorang. Dia memberitahu Beatrice jika keadaan bandara aman. Semua sudah dikerahkan untuk berjaga-jaga. Nevan sempat bingung siapa Beatrice sebenarnya. Ia seperti bukan gadis biasa. Menjadi seorang putri perdana menteri mungkin membuat dia mendapatkan pengawalan yang khusus. Tidak lama mereka pergi, pria tadi datang kembali dan melihat keadaan rumah yang sudah kosong.

"Kemana gadis itu pergi?" ucapnya.

Pria itu melihat seorang pria tua yang sedang duduk di depan rumahnya. Dia pergi untuk menanyakannya.

"Permisi, tuan. Apa kau tau kemana pemilik rumah ini pergi?"

"Kau terlambat, nak. Mereka baru saja pergi."

"Kemana?"

"Ke bandara."

"Apa kau tahu mereka akan pergi kemana?"

"Tadi mereka bilang akan pindah ke Mexico," ucap paman Jack.

"Bukan Mexico, paman. Tapi ke Jepang. Kau ini mungkin salah dengar, " ucap seorang anak yang sedang bermain mobil-mobilan di sebelahnya. Paman Jack hanya bisa tertawa. Wajar saja ia sering lupa karena umurnya yang tak lagi muda.

"Mana yang benar?" ucap pria itu bingung.

"Mereka pergi ke Madrid, ayah. Kau tahu jika Nevan sangat menyukai sepak bola yang terkenal itu, apa namanya?" ucap seorang perempuan yang tiba-tiba muncul dari dalam dengan membawa secangkir teh.

"Maksudmu Real Madrid?" timbal pria itu.

"Ya, mereka pergi untuk melihat kejuaraan dunia."

Pria itu semakin bingung. Si paman mengatakan ke Mexico, cucunya bilang ke Jepang dan menantu perempuannya bilang ke Madrid. Tidak lama mereka semua pun masuk ke dalam. Di balik tirai mereka tertawa karena sudah mengerjai pria itu. Sebelumnya, Helga sudah mengatakan pada paman Jack jika ada seorang pria yang mengganggunya. Dia terus mengikutinya entah untuk kepentingan apa. Paman Jack sangat peduli pada Helga dan putranya, ia tidak akan membiarkan siapapun menyakitinya.

"Kita berhasil ayah," ucap menantu perempuannya.

"Iya, nak. Sekarang kita bisa melihat betapa bingungnya pria itu." ucap paman Jack sambil tertawa.

Episodes
1 KEMATIAN PERDANA MENTERI
2 PRIA MISTERIUS
3 KEMAMPUAN LUAR BIASA YANG DIMILIKI ALICE
4 TRAUMA ITU MASIH ADA
5 TEMPAT TINGGAL BARU
6 RENCANA ALICE
7 MENJALANKAN RENCANA
8 KEDATANGAN ALEXANDRA
9 BERTEMU PENGASUH LAMA
10 KOTAK RAHASIA
11 TERKUNCI DI RUANG PERPUSTAKAAN
12 MALAIKAT PENOLONG
13 AKSAN ZEESHAN
14 DATANG BERKUNJUNG
15 SARAPAN BERSAMA
16 HUBUNGAN YANG RENGGANG
17 KECELAKAAN YANG MENIMPA ALICE
18 MEREKA AKHIRNYA BERBAIKAN
19 MEMBANTU MENGERJAKAN TUGAS
20 MENUMPAS KASUS PERTAMA
21 MENYELIDIKI KASUS
22 BERBAGAI BUKTI DITEMUKAN
23 TIDAK ADA PILIHAN
24 YOU ARE MY SUNSHINE
25 DIHADANG PREMAN
26 PERGI KE PAMERAN LUKISAN
27 MENGHILANG DARI KAMPUS
28 MAKAN SIANG BERSAMA
29 MEMBUAT KERIBUTAN
30 MENANDATANGANI KONTRAK
31 TERBUKANYA KOTAK MISTERIUS
32 PENERBANGAN MENUJU PARIS
33 BERTEMU PUTRI ALBELLARD
34 PERBINCANGAN ALICE DENGAN RANNA
35 SEBUAH FIRASAT
36 PENGORBANAN TERBESAR ALICE
37 ALICE PERGI UNTUK SELAMANYA
38 LARUT DALAM KESEDIHAN
39 WAJAH LAIN
40 MEMIMPIKAN ALICE
41 MENGAMBIL BUKU DIARY
42 MENCARI PEKERJAAN BARU
43 KEDATANGAN NISAN DI PERUSAHAAN
44 KEMBALINYA ORANG YANG DICINTA
45 MENDAPAT KEBENARAN TENTANG ALICE
46 SEMUA DI LUAR DUGAAN
47 KERJA SAMA DEMI ALICE
48 MENYELIDIKI PELAKU KEJAHATAN
49 KECURIGAAN LEXA PADA KANAYA
50 SEMUA SUDAH JELAS
51 MAHASISWA BARU
52 PERGI KE KAMPUS BERSAMA
53 RAHASIA BUKU DIARY
Episodes

Updated 53 Episodes

1
KEMATIAN PERDANA MENTERI
2
PRIA MISTERIUS
3
KEMAMPUAN LUAR BIASA YANG DIMILIKI ALICE
4
TRAUMA ITU MASIH ADA
5
TEMPAT TINGGAL BARU
6
RENCANA ALICE
7
MENJALANKAN RENCANA
8
KEDATANGAN ALEXANDRA
9
BERTEMU PENGASUH LAMA
10
KOTAK RAHASIA
11
TERKUNCI DI RUANG PERPUSTAKAAN
12
MALAIKAT PENOLONG
13
AKSAN ZEESHAN
14
DATANG BERKUNJUNG
15
SARAPAN BERSAMA
16
HUBUNGAN YANG RENGGANG
17
KECELAKAAN YANG MENIMPA ALICE
18
MEREKA AKHIRNYA BERBAIKAN
19
MEMBANTU MENGERJAKAN TUGAS
20
MENUMPAS KASUS PERTAMA
21
MENYELIDIKI KASUS
22
BERBAGAI BUKTI DITEMUKAN
23
TIDAK ADA PILIHAN
24
YOU ARE MY SUNSHINE
25
DIHADANG PREMAN
26
PERGI KE PAMERAN LUKISAN
27
MENGHILANG DARI KAMPUS
28
MAKAN SIANG BERSAMA
29
MEMBUAT KERIBUTAN
30
MENANDATANGANI KONTRAK
31
TERBUKANYA KOTAK MISTERIUS
32
PENERBANGAN MENUJU PARIS
33
BERTEMU PUTRI ALBELLARD
34
PERBINCANGAN ALICE DENGAN RANNA
35
SEBUAH FIRASAT
36
PENGORBANAN TERBESAR ALICE
37
ALICE PERGI UNTUK SELAMANYA
38
LARUT DALAM KESEDIHAN
39
WAJAH LAIN
40
MEMIMPIKAN ALICE
41
MENGAMBIL BUKU DIARY
42
MENCARI PEKERJAAN BARU
43
KEDATANGAN NISAN DI PERUSAHAAN
44
KEMBALINYA ORANG YANG DICINTA
45
MENDAPAT KEBENARAN TENTANG ALICE
46
SEMUA DI LUAR DUGAAN
47
KERJA SAMA DEMI ALICE
48
MENYELIDIKI PELAKU KEJAHATAN
49
KECURIGAAN LEXA PADA KANAYA
50
SEMUA SUDAH JELAS
51
MAHASISWA BARU
52
PERGI KE KAMPUS BERSAMA
53
RAHASIA BUKU DIARY

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!