Chapter 4 - Rencana Bulan Madu

"Hei, aku hanya bercanda," ujar Abimanyu.

"Terserah." Kalandra malas menanggapi ia memilih pergi.

"Lan, tunggu."

Abimanyu menatap serius Kalandra. "Tapi aku bisa bersungguh-sungguh juga. Jangan lengah kalau kau tak mau aku mengambil istrimu."

Kalandra mengerutkan kening. "Kau mabuk ya."

Abimanyu terkekeh. "Tidak. Sepertinya aku jatuh cinta pada pandangan pertama dengannya."

Perkataan Abimanyu membuat Kalandra jadi heran. Apa Liliyana punya daya tarik yang begitu besar sampai Abimanyu mengaku jatuh cinta pada pandangan pertama.

Setelah sepupu Kalandra itu berpamitan pulang. Liliyana kembali ke kamar untuk membereskan baju. Saat itu Kalandra tengah membuka pakaian. Mata Liliyana sontak melebar tatkala tampilan otot perut Kalandra terekspose jelas di hadapannya.

"Matamu tidak bisa lebih lebar dari itu, hem?"

Liliyana langsung menunduk. "Maaf."

"Biasakanlah. Biar bagaimanapun kakek Anggara tak membiarkan kita tidur di kamar terpisah."

Liliyana bersusah payah mengendalikan degup jantungnya yang tak karuan. Hampir saja ia menjerit saking kagetnya melihat tampilan Kalandra bertelanjang dada. Memalukan kalau sampai teriakannya terdengar.

"Kenapa diam saja?" Kalandra baru saja selesai memakai pakaian.

"Angkat wajahmu."

Liliyana ragu-ragu menatap Kalandra. "Baik, Mas. Aku mengerti."

"Bagus. Tetaplah menjadi penurut begitu. Kau paham pernikahan ini seharusnya tidak terjadi."

Liliyana tidak bisa berkata-kata. Memang benar, tapi dia setuju menikah dengan Kalandra karena berharap Kalandra menyambutnya dengan baik dan hangat. Rupanya sikap Kalandra malah sedingin es di kutub utara.

"Jangan berharap banyak aku bisa memperlakukan dirimu selayaknya. Begini saja agar ada jarak yang jelas diantara kita."

"Jarak?" Liliyana bergumam tak paham. Jarak apa yang dimaksud Kalandra.

"Kau tahu kakek meminta kita berbulan madu. Aku menolaknya. Menurutmu bagaimana?"

Sambil meneguk ludah, Liliyana menggeleng takut salah menjawab. "Tidak tahu."

"Apa kau sebenarnya setuju kita berbulan madu?"

Liliyana terdiam lagi. Haruskah aku menggeleng dan berkata tidak, batinnya.

"Hei, jawab apa kau butuh?" tanya Kalandra.

Liliyana tersenyum lalu menatap Kalandra. "Lakukan saja apa yang menurut Mas Alan harus dilakukan. Jika tidak perlu, maka tak harus dilakukan. Begitu saja, Mas. Aku hanya menurut."

Kalandra berdecih sambil tersenyum meremehkan. Gadis polos, batinnya.

"OK. Kuharap kau tak berubah pikiran."

Liliyana membeku di posisinya berdiri. Kalandra keluar begitu saja sambil membawa ponselnya. Setelah memastikan Kalandra benar-benar keluar kamar, barulah Liliyana dapat bernapas dengan selayaknya. Jujur dia sering menahan napas saat bersama Kalandra.

"Ya Tuhan. Jantungku." Liliyana mengusap-usap dadanya dengan perasaan gugup. Meski dingin begitu, tapi Liliyana tak menampik dia mengagumi Kalandra diam-diam sejak dulu.

"Aku berharap suatu saat kamu bisa berubah Mas Alan. Aku tak menuntut banyak hal. Setidaknya tunjukkan sikap ramahmu saja. Mungkin kita bisa jadi teman yang hangat satu sama lain."

Kalandra sebal dengan situasinya sekarang. Dia tak bisa beralasan ke kantor karena tidak mungkin. Gerak-geriknya masih diawasi oleh kakek Anggara. Belum lagi sedikit saja dia bertingkah, kondisi kakek Anggara bisa menurun drastis. Bagaimanapun Kalandra sangat menyayangi kakeknya dan tak mau sesuatu yang buruk terjadi.

Ia duduk di balkon lantai dua rumahnya. Sambil memainkan ponsel sesekali memeriksa sosial media. Pekerjaaan membuatnya hampir tak pernah memainkan sosial media yang biasanya dimainkan oleh orang-orang kebanyakan. Memosting momen bahagia dan keseruan bersama keluarga dan kolega. Sama sekali Kalandra tak pernah begitu. Akun sosial media miliknya saja kosong tak pernah diisi apa-apa.

"Apa ini."

Kalandra baru saja melihat postingan akun sosial media milik Abimanyu. Sepupunya itu benar-benar tak tahu malu. Bisa-bisanya dia memosting foto Liliyana yang diambil diam-diam dengan caption—bidadari tercantik dimuka bumi. Ps : Sayangnya bukan milikku.

"Ya Tuhan. Apa dia sengaja? Dia pikir aku peduli?" Kalandra segera menaruh ponselnya. Heran, tapi kenapa dia tak senang. Bukankah seharusnya dia biasa-biasa saja.

"Mas Alan."

Kalandra menoleh. Liliyana berdiri di depannya setelah berganti pakaian.

"Ada apa."

"Hem, sebentar lagi makan malam. Apa aku perlu memasak? Aku bisa membuatkan sesuatu, mungkin?"

Kalandra mengambil ponselnya yang ia geletakkan di meja barusan. Lalu ia mengetikkan nomor telepon.

"Kita delivery saja. Aku tak terbiasa makan masakan orang asing."

Kemudian Kalandra meninggalkan Liliyana lagi.

Kenapa sikap Kalandra amat ketus begitu. Orang asing? Lalu apa makanan yang dibuat oleh restoran cepat saji bukan dibuat oleh orang asing?

"Apa aku se asing itu?"

Liliyana menghela napas panjang. Ia harus bersabar dengan sikap Kalandra. Apalagi dia yang memilih menerima lamaran daripada menolaknya sejak awal.

Tak lama kemudian ponsel Liliyana berdering. Rupanya kakek Anggara meneleponnya lagi. Kali ini kakek Anggara melakukan panggilan video.

"Astaga. Apa kakek mau bicara dengan Mas Alan? Tapi pasti langsung ke Mas Alan kalau gitu."

Akhirnya Liliyana menerima panggilan kakek Anggara. Tak lupa ia tersenyum agar kakek Anggara tidak kepikiran jika melihat raut masam diwajahnya.

"Halo, Kek?"

"Lily sayang, sedang apa, Nak?"

"Kakek, Lily baru saja berganti pakaian. Kami baru sampai rumah. Kakek gimana kabarnya?"

"Oh syukurlah Lily kalau sudah sampai. Kakek seperti yang kau lihat, sudah lebih baik berkatmu. Mana Alan?"

Liliyana tersenyum kikuk. "Mas Alan ...."

"Saya di sini, Kek." Kalandra tiba-tiba saja muncul.

"Oh kamu di sana, Lan. Begini, apa Abi sudah datang ke rumahmu?"

Kalandra mengangguk. "Sudah."

Sikap Kalandra langsung berubah saat berbicara dengan kakek Anggara. Liliyana sampai memperhatikan mimik wajah Kalandra yang berbeda seratus delapan puluh derajat ketika berbicara dengannya.

"Bagus. Jadi, besok kalian harus berangkat ya."

Liliyana hanya terdiam sambil memegang ponsel. Sementara Kalandra dekat sekali dengannya. Liliyana sampai bisa merasakan embusan napas Kalandra karena saking dekatnya.

"Begini, Kek, menurut saya tak perlu berbulan madu. Bukankah tak elok melihat kondisi kakek yang sedang sakit," ujar Kalandra.

Liliyana tersenyum. "Benar kata Mas Alan, Kek. Besok Lily akan ke rumah sakit saja menemani Kakek."

Kalandra melirik Liliyana. Rupanya gadis itu mencoba merayu kakeknya. Pintar juga, semoga dengan begitu dia tak perlu pergi berbulan madu segala.

"Tidak tidak. Lily, dengar kakek baik-baik ya. Kau juga Alan."

Kalandra dan Liliyana diam mendengarkan.

"Kalian harus tetap berbulan madu agar bisa mengakrabkan diri satu sama lain. Itu penting, kalian mengerti?"

Sialan! Batin Kalandra kesal.

Liliyana melihat raut wajah Kalandra yang tampak sebal. Ah, dia harus apa. Itu bukan keinginannya, karena tak ada yang bisa membantah titah kakek Anggara.

"Baik, Kek." Kalandra mau tak mau mengiyakan saja titah kakeknya. Kalau tidak, masalahnya akan runyam nanti.

"Lily, kau tidak keberatan, kan, Sayang?" tanya Kakek Anggara.

Liliyana melirik Kalandra yang keliatan pasrah.

"Baik, Kek. Lily ikut saja."

Terpopuler

Comments

Eka Bundanedinar

Eka Bundanedinar

apa alan main cewe ya kok bilang lily polos mau nya yg agresif gitu ya alan

2023-11-22

0

JianXu_Gege

JianXu_Gege

aowakqoak 😭😭😭

2023-11-17

0

JianXu_Gege

JianXu_Gege

ngakak sama Abimanyu aku mah da 🤣🤭

2023-11-17

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Pernikahan
2 Chapter 2 - Pengagum Liliyana
3 Chapter 3 - Aku Tertarik Dengan Lily
4 Chapter 4 - Rencana Bulan Madu
5 Chapter 5 - Bulan Madu
6 Chapter 6 - Hanya Improvisasi
7 Chapter 7 - Membeli Oleh-oleh
8 Chapter 8 - Kenapa Harus Celana?
9 Chapter 9 - Sikap Kalandra Yang Menyebalkan
10 Chapter 10 - Pemilik Hati Murni
11 Chapter 11 - Karena Dia Membenciku
12 Chapter 12 - Kedatangan Mama Mertua
13 Chapter 13 - Reaksi Alamiah Pria Dewasa
14 Chapter 14 - Kau Tak Suka Aku Cium?
15 Chapter 15 - Bolehkah Aku Meniduri mu?
16 Chapter 16 - Sayang, Jangan Menangis.
17 Chapter 17 - Tentang Semalam
18 Chapter 18 - Permintaan Maaf Kalandra
19 Chapter 19 - Aku Takkan Berhenti Menyukai Istrimu
20 Chapter 20 - Sudah Jelas Itu Cemburu
21 Chapter 21 - Rupanya Dia Memang Cantik
22 Chapter 22 - Hukuman Menyenangkan Atau Menyakitkan?
23 Chapter 23 - Sepertinya Aku Mulai Menyukai Liliyana
24 Chapter 24 - Aku Sangat Menyukai Mas Alan
25 Chapter 25 - Cinta Mulai Bersemi
26 Chapter 26 : Kencan (1)
27 Chapter 27 - Kencan (2)
28 Chapter 28 - Tamu Tak Diundang
29 Chapter 29 - Siapa Michele?
30 Chapter 30 - Aku Hanya Ingin Memiliki Anak Darimu
31 Chapter 31 - Kau Cemburu?
32 Chapter 32 - Aku Mau Bercinta Lagi
33 Chapter 33 - Pesta Pernikahan
34 Chapter 34 - Wanita Gila Vs Istri Sah
35 Chapter 35 - Apa Kau Bermimpi Basah?
36 Chapter 36 - Pillow Talk
Episodes

Updated 36 Episodes

1
Chapter 1 - Pernikahan
2
Chapter 2 - Pengagum Liliyana
3
Chapter 3 - Aku Tertarik Dengan Lily
4
Chapter 4 - Rencana Bulan Madu
5
Chapter 5 - Bulan Madu
6
Chapter 6 - Hanya Improvisasi
7
Chapter 7 - Membeli Oleh-oleh
8
Chapter 8 - Kenapa Harus Celana?
9
Chapter 9 - Sikap Kalandra Yang Menyebalkan
10
Chapter 10 - Pemilik Hati Murni
11
Chapter 11 - Karena Dia Membenciku
12
Chapter 12 - Kedatangan Mama Mertua
13
Chapter 13 - Reaksi Alamiah Pria Dewasa
14
Chapter 14 - Kau Tak Suka Aku Cium?
15
Chapter 15 - Bolehkah Aku Meniduri mu?
16
Chapter 16 - Sayang, Jangan Menangis.
17
Chapter 17 - Tentang Semalam
18
Chapter 18 - Permintaan Maaf Kalandra
19
Chapter 19 - Aku Takkan Berhenti Menyukai Istrimu
20
Chapter 20 - Sudah Jelas Itu Cemburu
21
Chapter 21 - Rupanya Dia Memang Cantik
22
Chapter 22 - Hukuman Menyenangkan Atau Menyakitkan?
23
Chapter 23 - Sepertinya Aku Mulai Menyukai Liliyana
24
Chapter 24 - Aku Sangat Menyukai Mas Alan
25
Chapter 25 - Cinta Mulai Bersemi
26
Chapter 26 : Kencan (1)
27
Chapter 27 - Kencan (2)
28
Chapter 28 - Tamu Tak Diundang
29
Chapter 29 - Siapa Michele?
30
Chapter 30 - Aku Hanya Ingin Memiliki Anak Darimu
31
Chapter 31 - Kau Cemburu?
32
Chapter 32 - Aku Mau Bercinta Lagi
33
Chapter 33 - Pesta Pernikahan
34
Chapter 34 - Wanita Gila Vs Istri Sah
35
Chapter 35 - Apa Kau Bermimpi Basah?
36
Chapter 36 - Pillow Talk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!