Save My Brother
"Selamat ulang tahun sayangku." Kakak ku langsung mengecup kening ku dengan sayang, di umurku yang sudah beranjak 13 tahun ini sikap nya kepadaku tidak pernah berubah, aku senang walaupun aku tidak ingat bagaimana orang tuaku tapi aku bersyukur ada dia yang bisa memberikan semua kasih sayang nya ke aku.
"Makasih kak !" Aku langsung mengecup wajah nya dan langsung memeluknya, karena umur kami yang lumayan jauh dan kakak ku yang sudah berumur 20 tahun dia sudah seperti orang tua bagiku ku.
Kakak ku balas memelukku sambil mengelus kepalaku.
"Oke sekarang saat nya Putri kecil kami tidur." Katanya langsung menggendong ku ke tempat tidur, aku memang sudah lelah akibat pesta perayaan tadi.
"Selamat malam kak." Kataku saat kakakku menyelimuti tubuh ku.
"Selamat malam juga Putri."
Setelah kakak ku keluar aku langsung memejamkan mata, gak sabar untuk hari esok.
........
Di tengah malam, di kediaman Sang Putri terjadi keributan dan membuat Agasy langsung terbangun.
Brak
"Cepat tangkap Sang Putri!" Perintah Kesatria yang baru saja masuk.
"Apa yang kalian lakukan? Penjaga!" aku langsung memanggil penjaga yang menjaga keamanan di istana ini, tapi tidak ada dari mereka yang datang bahkan semua pelayan yang biasa melayani ku pun tidak ada.
Tanpa menunggu reaksiku mereka langsung masuk dan menyeret tubuhku yang lemah keluar.
"Lepaskan! Berani nya kalian melakukan ini kepada Sang Putri?" kata ku sambil meronta tapi mereka tidak menghiraukan nya dan malah semakin memperlakukan ku dengan kasar.
"Beraninya kalian! dasar makhluk rendahan!"
Plak
Aku langsung terdiam saat wajahku melayang kesamping dan kuping ku langsung berdenging akibat tamparan yang keras tadi.
"K-kau berani nya kau!" Aku langsung memegang wajahku yang sudah terasa panas dan nyeri, baru kali ini aku diperlakukan seperti ini.
"Putri harus tau posisinya sekarang, kami menjalankan perintah untuk memasukkan Putri ke istana yang dingin." Kata kesatria itu dan langsung memerintahkan anak buahnya untuk melanjutkan menyeret ku keluar.
"Apa? Perintah dari siapa? Lepaskan tangan ini sekarang! Kakak!"
Aku berteriak dengan sangat keras tapi tidak ada satupun yang datang untuk menyelamatkan kan ku.
Bruk
Mereka langsung melempar kan ku begitu saja di lantai yang dingin dan segera mengunci pintu tersebut.
Aku langsung bangkit dan menggedor pintu dengan kuat tapi tidak ada respon sedikitpun, bahkan sampai tangan ku membiru dan suaraku hampir habis pun tetap tidak ada yang datang, aku hanya bisa menangis dan tidak mengerti mengapa semua ini terjadi.
Mereka bilang ini adalah perintah, tapi satu-satunya yang bisa memberi perintah seperti ini di istana hanya lah kakak ku, aku gak percaya ini adalah perintah dari kakak ku, aku yakin ini adalah kesalahan pahaman.
Sudah beberapa hari aku terkurung di dalam sini tapi tidak ada yang datang, aku berusaha untuk memanggil semua pelayan setiaku tapi tetap tidak ada respon sama sekali.
Sampai tubuhku semakin lemah pintu yang selama ini tertutup rapat akhirnya terbuka tapi yang datang bukanlah pelayan yang selama ini melayani ku.
"Waktunya makan." Katanya dan langsung meletakkan piring itu ke meja dengan tidak sopan.
"Apa yang kau lakukan? Dimana pelayan yang selama ini melayani ku?" tanya ku tidak senang dengan sikapnya yang kurang ajar.
"Mereka semua telah di pecat dan sekarang tugas melayani Putri adalah saya." Katanya dengan percaya diri.
Apa? Apa yang dikatakan pelayan ini?
Aku tersentak
"Kakak ! Aku ingin bertemu dengan kakak ku sekarang!" Aku langsung bangkit dan hendak keluar tapi pelayan itu langsung menahan ku dengan kasar dan melemparkan ku ke lantai.
"Apa Putri tidak tau posisinya sekarang? sekarang Putri sedang dalam masa tahanan dan tidak di ijinkan keluar dari sini." Kata Pelayan itu dan langsung keluar sambil membanting pintu dengan keras.
Aku hanya terdiam pasrah, masalah datang bertubi-tubi padaku dan mungkin ini semua adalah ulah kakak ku sendiri.
Melihat piring bobrok dan di isi dengan bubur encer, aku hanya bisa memakannya dengan pasrah
"Hiks kak, apa kesalahan yang telah aku perbuat sampai kakak memperlakukan aku seperti ini ?" tanya ku menangis sambil berusaha memakan bubur yang encer tadi.
Hari dan hari berlalu, bulan dan bulan berlalu, perlakuan mereka terhadap ku semakin kasar makanan, minuman, serta pakaian tidak ada yang layak mereka berikan padaku, jika aku melawan beberapa dari meraka akan bergiliran untuk memukuliku bahkan di saat suasana hati mereka tidak baik mereka akan melampiaskan nya padaku.
"Hiks hiks aku harap kakak juga sengsara, aku harap hidup kakak lebih sulit dari pada aku, aku harap kakak mati dengan penyesalan yang dalam." Aku selalu melontarkan kutukan itu ke kakakku yang telah menjadi penyebab semua ini sambil mengelap darah yang menetas di betis ku akibat cambukan dari beberapa dari mereka.
Tiba-tiba aku mendengar sesuatu di jendela kecil yang ada di pojok kamar, saat aku menghampiri nya dengan tertatih aku melihat bahwa yang datang adalah pelayan pribadi ku sekaligus teman ku.
"Kenapa kamu baru datang sekarang? Apa yang sebenarnya terjadi? Dimana kakakku? Kenapa dia memperlakukan ku seperti ini?"
Aku langsung melontarkan banyak pertanyaan, tapi temanku itu hanya terdiam melihat keadaan ku dan mengeluarkan botol yang berisi cairan.
"Tolong minum ramuan ini putri, itu untuk menyembuhkan semua luka putri ... tolong bersabarlah." Katanya dan hendak pergi.
"Tolong bawa aku pergi juga yah ... hiks aku sudah gak sanggup lagi mereka selalu menyiksa ku, tidak papa jika kakakku tidak menginginkanku lagi, aku akan pergi dari kekaisaran ini, tolong tolong ya ... bukankah kita teman ... " sambil menangis dan memohon tapi temanku tetap tidak menghiraukan ku dan menyuruh ku untuk bertahan.
"Kenapa? Kenapa kalian seperti ini ... " sambil membungkuk dan menutupi wajahku, aku tidak tahu bahwa temanku melihatku dengan mata terluka sambil memegang pinggangnya yang menetes banyak darah, setelah memperhatikan ku sekali lagi dia pergi dengan tertatih dan berhati-hati agar tidak diketahui oleh para penjaga.
Setelah lelah menangis dan melihat bahwa teman yang selama ini aku tunggu-tunggu sudah pergi aku hanya bisa tersenyum lirih, melihat botol yang berisi ramuan aku memutuskan untuk meminum nya sampai tuntas, melihat semua lukaku sudah sembuh aku langsung menutupinya dengan bajuku agar tidak di ketahui oleh para pelayan, untung saja baju yang mereka berikan walaupun usang setidaknya menutupi seluruh tubuhku.
Para pelayan sudah jarang memukuliku dan mencambuk ku karena beberapa bangsawan sering berkunjung untuk menemui ku di istana yang dingin ini dengan alasan penghiburan, padahal mereka datang untuk mengejek keadaan ku yang menyedihkan dan bahkan Laki-laki Bangsawan sering melontarkan perkataan yang melecehkan dan selalu berusaha untuk menyentuh tubuhku, aku sudah tidak tahan lagi, aku akan mencari cara untuk bisa keluar dari sini!
Di saat aku akan menyusun rencana untuk kabur, tiba-tiba terjadi goncangan serta suara pertempuran yang sangat kuat dan menyebabkan bangunan ini hampir roboh, di saat aku berhasil untuk keluar aku melihat awan yang sangat merah di langit padahal ini adalah tengah malam.dan banyak mayat berserakan di tengah lapang dan aku melihat beberapa mayat yang familiar.
"Gak ... gak kumohon enggak ... " sambil tertatih menuju tempat mayat-mayat itu tergeletak, aku langsung terjatuh ketika melihat mereka semua, mereka tidak lain adalah semua kesatria yang setia kepada anggota keluarga kekaisaran, ada Sekretaris kakakku yang adalah saudara laki-laki dari temanku sendiri dan tidak jauh dari sana aku juga melihat keadaan Teman ku yang sudah tidak bernyawa lagi dengan kondisi tubuh yang mengenaskan, sampai saat aku melihat mayat yang dalam kondisi berlutut sambil memegang sebuah bingkisan barulah aku sadar.
"Hiks hiks kak ... aku mohon tolong ... " sambil merangkak ke arah sana, akhirnya aku melihat ternyata itu memang benar adalah kakakku yang selama ini selalu aku kutuk.
"Aku bercanda aku gak pernah berharap kakak mati ... " Aku langsung memeluk kakakku dan langsung membaringkannya di pangkuanku.
"Kak ... tolong bangun ya hm ... " aku meraba wajah sebelah kanan kakakku yang sudah gosong dan menghitam.
"Hei kemana perginya wajah kakakku yang tampan ... " Kataku lagi sambil menangis melihat wajah kakakku yang sudah lama tidak aku lihat hancur seperti ini.
"Kalau Kakak gak bangun aku akan marah! bangun! tolong bangun!" Aku langsung memukul dada nya berkali-kali, setelah itu langsung meletakkan wajahku di dada nya yang sudah tidak berdetak lagi.
"Huhuhu ... aku salah ... aku gak akan pernah menyumpahi Kakak lagi ... tolong bangun kak ... ku mohon ini mimpi, ku mohon!"
...............
"Ahh!" aku langsung bangkit dan melihat bahwa aku berada di dalam kamar ku sendiri.
"Hiks hiks hiks kakak ... aku harus menjumpai kakak!" aku langsung berlari menuju kamar kakak ku melalui jalan rahasia.
Brak
Melihat keadaan kakakku yang baik-baik saja aku langsung melompat ke pelukan nya yang baru saja terbangun akibat kedatangan ku tadi.
"Huwaaa kakak! Hiks hiks hiks aku takut ! "
"Sayangku tenang lah kakak disini hm." Kakakku langsung memelukku dengan erat dan menghiburku dengan suara lembut.
"Kakak ... hiks ... aku melihat ... bahwa kakak mati ...huwaaa!"
"Sayang tenang lah semua cuma mimpi." Kakakku melepaskan pelukannya dan menghapus air mataku, sesaat kakakku terdiam dan menatap mataku lekat-lekat.
"Kakak ... kenapa?" tanyaku bingung dengan suara serak.
"Coba kamu ceritakan dengan berlahan apa yang kamu lihat di mimpi mu tadi Putri." Mendengar perkataan kakakku itu aku spontan langsung menangis kembali, mengingat semua yang terlah aku lalui di mimpi tersebut.
"Huwaa ... tiba-tiba aku di kurung ....... "
Aku langsung menceritakan semua yang terjadi di mimpi itu kepada kakakku, kakak ku hanya mendengar sambil memelukku dengan erat, saat aku sudah selesai menceritakan semuanya aku langsung mengantuk dan berlahan tertidur di pelukan nya.
Melihat adiknya yang tertidur dengan wajah penuh air mata, Zeno langsung menghapus air mata itu dengan lembut dan membaringkan adiknya di kasur.
"Ramalan masa depan." Kata Zeno pelan sambil mengelus mata adiknya yang tadi sempat bersinar, lalu berjalan menuju rak buku dan membaca buku yang di dalamnya terdapat silsilah keluarga kekaisaran dari turun temurun dan hanya dia yang bisa membacanya, setelah membaca buku tersebut Zeno melihat adiknya yang sudah tertidur lelap.
"Kenapa sesuatu yang seperti ini harus terjadi padamu adikku ... " tanya nya lirih dan langsung menyimpan buku itu kembali.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
DiOn Deondra
belum apa2 baca cerita nya sudah ketemu iklan 👎👎 aplikasi bacaan yang jelek
2023-12-15
1