Hukuman yang setimpal

"Hei kamu sudah dengar kabarnya? Katanya Putri menganiaya pelayan barunya dengan sangat kejam!" bisik pelayan itu.

"Hah masa sih? jangan ngaco kamu!" kata temannya tidak percaya.

"Hei aku dengar sendiri dari mereka, katanya Putri selalu memukuli mereka! Bahkan sampai mereka luka-luka." Katanya lagi sambil melirik kiri kanan karena takut ada yang dengar.

"Aku juga dengar katanya ada korban jiwa!" Lanjut nya lagi.

"Apa yang kalian lakukan di sini tidak berkerja?"

"Ah. Maafkan kami nona Bri."

Kata kedua pelayan itu dan langsung pergi dengan cepat.

"Siapa sebenarnya yang menyebarkan gosip gak sedap gini?" setelah mengatakan itu, Bri langsung pergi dan hendak melaporkan semua yang dia dengar kepada Putra Mahkota.

Saat Bri hampir sampai di ruangan Putra Mahkota, dia kebetulan bertemu dengan Putri Agasy, dia pun langsung menghampiri nya dengan cepat.

"Putri!" panggilannya panik.

"Oh kamu sudah di sini Bri? ayo masuk dulu!"

Setelah kami masuk di dalam sudah ada Putra Mahkota, Sekretaris nya Aris dan Kesatria bayangan yang selama ini sudah menyelidiki para pelayan itu.

"Kak, apa semua buktinya sudah terkumpul? " tanya ku langsung, melihat aku yang sudah datang dengan terburu-buru kakakku hanya mempersilahkan aku untuk duduk terlebih dahulu.

Saat aku duduk ternyata sudah ada cemilan kesukaan ku, walaupun sudah dalam keadaan sibuk seperti ini kakak masih sempat-sempatnya menyiapkan ini untuk ku.

"Ini kamu baca." Sambil menyerahkan beberapa berkas.

Aku langsung membaca semua isi nya sambil memakan beberapa cemilan, itu sama persis dengan apa yang aku lihat selama seminggu ini saat aku memeriksa masa depan mereka.

"Hah...yang satu selalu menyebarkan rumor buruk tentang aku ke semua rakyat dan temannya menyebarkan di antara sesama pelayan lainnya, sedangkan yang tiga lagi kerena mereka tidak bisa melampiaskan kebencian mereka padaku mereka selalu memukuli para pengemis jalanan, khusus nya anak-anak yang tidak punya orang tua, bahkan sebelum kejadian ini sudah ada korban jiwa? " tanya ku terkejut karena yang aku lihat hanyalah masa depan mereka bukan masa lalu mereka, sungguh para penjahat ini harus di musnahkan.

"Ya dan itu terjadi dua tahun yang lalu, mereka bertiga sudah kenal dari kecil dan hobi mereka tentu saja sama, jika ada saja yang membuat mereka tidak senang mereka akan melampiaskan nya kepada orang-orang yang lemah."

"Kak aku yang akan memberikan hukuman pada mereka, tolong ijin kan!" kataku lantang sambil meremas berkas tersebut.

"Oke, bawalah beberapa Kesatria dan Nona Bri tolong jaga Putri."

"Baik Yang Mulia."

"Yang mulia apa tidak masalah membiarkan Putri yang mengurus mereka?" tanya Aris khawatir.

"Biarkan dia melampiaskan semua kekesalan nya, bagaimana dengan para bangsawan dan kesatria itu?" tanya nya lagi.

"Masih belum ada gerakan yang Mulia."

"Oke, tetap awasi mereka."

Setelah itu Zeno hanya melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda tadi, melihat bahwa Putra Mahkota tidak khawatir sama sekali Aris pun membuang pikiran buruknya.

..............

Setelah kami di luar, Bri langsung memanggil beberapa Kesatria untuk mengawal ku, saat semua kesatria sudah datang aku langsung menyerahkan berkas itu kepada pemimpin nya.

"Tangkap orang-orang yang ada di berkas ini!"

Kataku, karena sudah tidak sabar menyiksa mereka habis-habisan.

"Baik putri!"

Setelah mereka pergi aku dan Bri bersama beberapa Kesatria yang tersisa langsung menuju ruang interogasi, tak lama setelah kami sampai, akhirnya para pelayan rendahan yang berani menyiksa ku akhirnya datang.

Bruk

"Akh !"

Saat mereka terjatuh dan berteriak serta melihatku duduk di atas mereka dengan angkuh mereka langsung terdiam.

"P-putri apa kesalahan yang telah kami perbuat?" tanya salah satu dari mereka.

"Masih berani bertanya kesalahan apa yang telah kalian lakukan! " melihat wajah tak tahu malu mereka emosi ku langsung naik.

Astaga padahal aku masih 13 tahun gimana kalau gara-gara mereka aku jadi cepat tua !

Aku langsung melirik salah satu kesatria yang tadi mengikuti ku ke sini, tau apa maksud ku dia langsung pergi dan mengambil beberapa baskom ember yang berisi semua makanan basi dan di campurkan dengan berbagai kotoran hewan.

Saat kesatria tadi pergi aku, Bri dan Kesatria lainnya sudah memakai penutup hidung dan mulut yang telah mereka persiapkan lebih dahulu.

"Emp ! Apa ini sangat bau!" kata salah satu dari mereka dan langsung menutup hidung nya.

"Itu adalah hidangan untuk kalian berdua yang sudah banyak menyebar kan rumor buruk tentang saya Putri Kekaisaran ini."

"A-apa H-hidangan?"

Belum sempat mereka bereaksi, beberapa kesatria yang ku bawa langsung menahan mereka dengan kuat.

"Akh! tolong lepaskan! Putri tolong ampuni kami!" teriak mereka histeris.

"Mulut dan perilaku kalian berdua sangat busuk! sama seperti hidangan yang akan kalian makan sekarang."

Setelah aku mengatakan nya kesatria yang ku bawa secara paksa memasukkan isi yang ada di dalam baskom itu ke mulut kedua nya.

"Emp! "

Melihat mereka yang berusaha menahan mulutnya agar tetap tertutup tapi tidak berhasil, aku hanya menatap nya dengan dingin.

Sudah lama aku memikirkan hukuman apa yang pantas mereka dapat kan karena tidak menghormati ku di masa depan dan ini lah akhirnya yang ku putuskan.

"Ueeekk!"

"Emmp!"

Saat mereka akhirnya pingsan barulah aku menyuruh kesatria ku berhenti.

"Singkirkan mereka dari hadapanku dan setelah ini usir mereka secara tidak hormat dan jangan sampai ada yang mempekerjakan mereka sebagai pelayan lagi!"

Setelah aku selesai mengatakan itu beberapa kesatria langsung menyeret tubuh mereka yang pingsan ke luar dan juga mengeluarkan makanan busuk dan kotoran tadi.

Setelah itu, aku langsung menghadap sisa nya lagi yang mengecilkan badan mereka di pojok tembok sambil menahan muntah mereka.

"Sekarang sisa kalian bertiga!"

Mendengar perkataan ku mereka langsung panik dan bersujud sambil membanting keningnya ke lantai.

"Tolong putri! kami tidak pernah melakukan kesalahan!" teriak mereka.

"Hah tidak pernah? setelah kalian selesai melakukan pekerjaan di sini, kalian sering mengunjungi daerah kumuh dan memukuli anak-anak lemah di sana, bahkan beberapa tahun yang lalu ada yang sampai mati!"

"I-itu bukan kami putri!" sanggah mereka langsung.

Hah ! Aku tau kalian akan mengelak jadi aku akan membuat kejutan untuk kalian bertiga

"Bawa alatnya!" kataku kepada salah satu kesatria.

Melihat para kesatria membawa berbagai alat penyiksa wajah mereka langsung pucat, tapi mereka tidak berani mengaku, jika mereka mengaku sama saja mereka bunuh diri.

Semua bukti sudah mereka hancurkan jadi mereka yakin asalkan mereka tidak mengaku dengan mudah Sang Putri pasti akhirnya akan melepaskan mereka juga.

Yang mereka tidak tahu adalah, bahwa semua kejahatan mereka sudah mendapatkan buktinya.

"Cambuk mereka, sampai mereka mengaku!"

Ya karena kalian sering mencambuk ku,aku juga akan membalas itu 1000 kali lipat

Mendengar perintah ku, mereka menahan ketiga pelayan itu dengan erat dan mencambuk punggung dan betis ketiga nya dengan cambuk yang terdapat duri di tali tersebut.

Clak

"Ahk!"

Sambil melihat mereka di cambuk, aku menahan tangan ku yang gemetar di balik rok ku karena teringat seperti itulah mereka menyiksa ku di masa depan.

Clak

"Akh, ampun Putri saya tidak pernah melakukan itu!"

Melihat betis dan punggung mereka sudah banyak mengeluarkan darah aku hanya menatapnya dengan dingin.

"Ternyata masih belum mau mengaku ... ganti dengan yang lain!" perintah Ku.

Para kesatria langsung mengeluarkan alat penjepit jari, melihat itu mereka langsung berusaha untuk bangkit dan lari tapi tidak bisa karena mereka langsung di tangkap dan kembali di lempar kan ke lantai oleh para kesatria.

"Akh ! tidak ! Putri telah memfitnah kami rakyat jelata!"

Mendengar perkataan pelayan itu, Bri langsung maju ke depan dan menampar wajahnya dengan sangat keras.

Plak

"Berani kamu memfitnah Sang Putri! cabut lidahnya agar dia tidak bisa mengoceh lagi! " perintah Bri kepada salah satu kesatria yang menahan pelayan itu.

"Baik Nona!" Kesatria itu langsung mengambil belati dan membuka paksa mulut pelayan itu dan langsung memotong lidahnya.

tttssssss

"Hmp! "

Melihat adegan berdarah di depan mataku sendiri, tidak mungkin aku tidak tergoncang, bagaimana pun mereka pantas mendapatkan nya, tidak hanya sembarangan menyentuh tubuh seorang putri tapi juga sering menyiksa nya.

Mendengar berbagai teriakan dari mereka yang di siksa dan masih tidak berniat untuk mengaku aku hanya diam saja, mungkin mereka berpikir tidak ada bukti yang tersisa padahal sebelum mereka menghancurkan bukti itu kesatria bayangan yang di perintahkan kakakku sudah mengamankan semua buktinya.

"Putri mereka telah pingsan." kata kesatria yang bertugas menyiksa mereka.

"Siram mereka dengan air dingin!"

Yaa itu juga yang kalian lakukan padaku jika aku pingsan saat kalian menyiksa ku

Byurrrrrr

"Akh sakit! tolong Putri!"

Kata pelayan yang memiliki rambut merah, dia lah yang paling kejam jika menyiksa ku dan bahkan menyiram luka ku dengan air dingin dengan alasan biar luka ku terhindar dari kotoran.

"Sebutkan apa kesalahanmu?" tanya ku sambil melipat tangan ku.

"S-saya tidak melakukan kesalahan apapun!" tidak mungkin dia mengaku, jika dia mengaku sekarang hidupnya lah yang akan hilang seketika.

"Oh begitu ... potong jari mereka satu-persatu sampai mereka mengaku!"

Membiarkan mereka yang masih kekeh untuk tidak mengaku, yaa itulah tujuan ku, sampai mereka di siksa habis-habisan barulah aku akan menunjukkan bukti ini kepada mereka.

Sudah beberapa jam berlalu, tubuh mereka bertiga sudah sangat hancur tapi aku masih belum puas, mereka bahkan berbulan bulan menyiksa ku dimasa depan.

"Ah mungkin kalian tidak mengaku karena kalian pikir tidak ada buktinya?" tanyaku mengejek.

"Semua bukti kejahatan kalian sudah ada di berkas ini." Kataku sambil memamerkan berkas-berkas yang berisi semua kejahatan mereka.

Melihat ekspresi mereka yang terkejut, aku pun tersenyum.

"K-kenapa? kenapa tidak bilang dari tadi jika Putri memiliki bukti nya? kenapa menyuruh kami mengaku dulu dan menyiksa kami?" tanya nya lemah.

"Karena aku ingin!" balasku dengan entengnya.

Yaa aku ingin kalian menderita secara berlahan seperti yang aku rasakan

"D-dasar I-iblis! Putri Kekaisaran ini adalah Iblis! " teriaknya histeris, sambil berusaha untuk menjangkau ku, tapi langsung di halangi oleh beberapa Kesatria.

Melihat itu aku hanya tersenyum sinis dan Bri yang marah langsung memerintahkan kesatria itu untuk memotong lidah nya juga, seperti teman nya yang pertama.

Melihat mereka yang hampir sekarat aku memerintahkan kesatria untuk melakukan hukum pancung kepada mereka besok pagi dan menyertakan semua kejahatan yang telah mereka lakukan.

Karena membunuh anak-anak yang tidak bersalah adalah pelanggaran yang sangat berat, karena di kekaisaran ini memiliki aturan yang cukup ketat untuk kasus pembunuhan, apalagi untuk mereka yang hanya pelayan biasa jika ketahuan, hukuman kematian yang akan di terima.

Setelah memerintah itu aku langsung pergi dengan cepat dan meninggalkan Bri di belakang yang memanggilku dengan panik, aku langsung menuju ke kamar ku dan langsung pergi ke lorong rahasia.

Brak

"Kakak! " setelah aku masuk ke dalam kamar, kakak ku langsung memeluk ku dengan erat.

"Kakak tahu Putri pasti akan datang kesini." kata kakak ku sambil memelukku dengan erat.

"Hiks hiks apa aku sangat kejam kak?" tanyaku karena teringat kata-kata pelayan tadi yang menyebut ku iblis.

"Putri kecil kami adalah anak yang paling baik sedunia."

"Mereka pantas mendapatkan nya! Aku benar kan kak? " tanya ku lagi memastikan.

"Benar, itu bahkan kurang, jika kakak yang mengurus mereka akan kakak buat lebih parah dari ini! " lanjut kakakku dengan marah.

"Benar?"

"Tentu!" kakakku langsung mengangkat ku dan membaringkan ku di kasurnya.

"Ayo tidur, agar Putri kami bisa cepat tumbuh tinggi."

"Aku ingin tidur dengan kakak ku." kataku manja.

"Oke kakak akan tidur di samping Putri tercinta Kakak."

Setelah kakak mematikan semua cahaya yang ada di kamar, dia langsung berbaring di sampingku dan memelukku dengan erat, persis seperti dulu dia sering memeluk ku saat aku mengalami mimpi buruk.

Karena kelelahan yang berlebihan gak tersadar aku langsung tertidur saat itu juga.

Melihat adiknya yang langsung tertidur, Zeno langsung mengecup keningnya dengan lembut.

"Maaf Putri, kamu harus mengalami semua ini karena Kakak yang tidak kompeten ... " katanya lirih.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!