...~Happy reading~...
Suasana dingin yang menusuk membuat tidur semua orang semakin lelap, berbalut selimut tebal menghangatkan. Tapi tidak dengan Alena, meskipun langit masih gelap ia sudah terjaga.
"Ya Allah, aku tidak berharap banyak pada pernikahan ini. Jika dengan begini bisa membuat Arsha bahagia, aku ikhlas ya Allah, " lirih Alena seraya menengadahkan tangannya meminta pada sang khaliq.
Selepas menunaikan kewajibannya seorang muslim, Alena beranjak keluar dari kamar. Ia melirik Ezra sekilas yang masih tertidur pulas di atas sofa.
Ya, setelah Arsha terlelap, Alena tetap memaksa untuk tidur terpisah dengan pria itu.
"Ibu masak apa? " tanya Alena mengejutkan seorang wanita yang tengah sibuk bergelut dengan peralatan dapur. Pelayan itu berbalik, ia menunduk hormat pada Alena yang baru saja tiba.
"Anu Non! Saya sedang memasak bubur ayam buat sarapan, dan ini soto ayam favorit Tuan Ezra! " jelas pelayan itu gugup.
Alena tersenyum seraya mengangguk. "Boleh saya yang masak sotonya, Bu? kebetulan ini juga sarapan kesukaan anak saya! " pinta Alena sopan.
Setelah mendapatkan persetujuan dari pelayanan wanita itu, dengan gerakan lincah Alena mulai mempersiapkan bahan-bahan yang akan ia masak.
"Memang buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, ternyata putra Tuan Ezra juga menyukai soto! " gumam pelayan itu senang mendengar fakta ini.
Ia terus memperhatikan Alena lewat ekor matanya, wanita itu bergerak dengan lincah tanpa ada rasa canggung saat memasak.
"Istri Tuan Ezra tidak hanya cantik, tapi ia juga pintar dan baik, " meskipun baru mengenal bahkan belum genap 24 jam. Pelayan itu bisa mengenali kepribadian majikan barunya itu.
"Hei kamu! " Pelayan yang mendengar suara lain, melangkah tergopoh-gopoh menuju majikannya.
"Bukan kamu, tapi dia! " protesnya membuat langkah pelayan itu berhenti. Ia mengikuti arah pandangan Mama Jesi yang menunjuk pada Alena.
Alena yang merasa seseorang sedang menatapnya, perlahan memutar badan. Sejenak pandangan kedua wanita itu beradu.
"Maaf, Anda memanggil saya? " tanya Alena formal, menunjuk dirinya sendiri. Kening Alena berkerut saat menangkap aura tidak bersahabat dari wanita di hadapannya.
"Kamu pembantu baru? "
"Hah? "
"Buatkan saya teh, jangan terlalu manis!" titahnya.
Tak berselang lama, Alena kembali dengan membawa secangkir teh di tangannya. Ia meletakkan gelas itu di atas meja dengan sangat hati-hati.
"Seperti aku harus banyak bersabar menghadapi mertua kucing garong seperti ini, " batin Alena yang baru tahu dari pelayan tadi, bahwa wanita itu adalah ibu dari Ezra yang artinya ibu mertuanya sendiri.
"Kenapa tehnya tawar? " tanya mama Jesi meninggi, ia menyemburkan teh yang ada dalam mulutnya.
"Ah, maaf! tapi bukankah mama ingin teh yang tidak terlalu manis? " tanya Alena mengingatkan apa yang wanita itu katakan sebelumnya.
"Saya hanya meletakkan gula satu sendok kecil, " ungkap Alena menjelaskan.
"Ganti lagi! "
"Ma! " suara bariton itu menghentikan langkah Alena yang hendak melangkah.
Ezra yang sedari tadi berdiri di anak tangga sembari memperhatikan mama Jesi dan Alena, akhirnya buka suara saat melihat perlakuan buruk Jesi pada istrinya.
"Alena istri ku, Ma bukan pembantu! " tegas Ezra penuh penekanan. Meskipun nada suaranya masih rendah, aura kemarahan jelas terasa.
"Tidak apa-apa. Aku akan ganti tehnya, " sela Alena yang tidak ingin memperkeruh keadaan.
"Ayo ke kamar! " Ezra meraih sebelah tangan Alena, menyeret wanita itu ke dalam kamar. Meninggalkan Jesi dengan muka merah padam, melihat bagaimana Ezra lebih memihak Alena dibanding dirinya. Semakin memupuk kebencian di hati Jesi pada Alena.
"Aku akan membuat perempuan itu tidak bisa betah di rumah ini, dan akhirnya dia akan pergi dengan sendirinya. " Senyum jahat tersungging di bibir mama Jesi.
"Tolong maafkan Mama! " pinta Ezra lirih, ia merasa tidak enak hati pada Alena.
"Aku sudah biasa, " balas Alena dingin. Kemudian ia berjalan ke arah tempat tidur dimana Arsha masih terlelap.
"Sayang! ayo bangun. Nanti telat sekolahnya! " ucap Alena lembut, menciumi seluruh permukaan wajah bocah tampan itu.
"Daddy mana? " Alena tersenyum kecut saat mendengar kalimat pertama yang anaknya katakan. Segitu berartinya Ezra di mata Arsha, sehingga hanya pria itu yang ia tanyakan.
"Daddy di sini, Boy! " sela Ezra tersenyum lima jari, ia turut menyusul istrinya yang duduk di atas ranjang sebelah kiri Arsha, sedangkan Alena di sisi kanan.
"Alsha mau kita sepelti ini selamanya, " memeluk erat lengan Alena dan Ezra. Ia menatap kedua orang tuanya bergantian.
"Pasti, Daddy akan selalu bersama Arsha! " jawab Ezra mantap, membuat aura kebahagiaan di wajah Arsha menguar begitu saja.
"Mom, " panggil Arsha menggoyangkan lengan Alena yang ia dekap.
"Ah, iya! "
"Ayo mandi! " ajak Alena seraya menarik diri dari anak dan suaminya.
"Alsha mau mandi sama Daddy, " sela bocah tampan itu dengan nada riang.
"Come on! " Arsha langsung meloncat naik ke atas punggung Ezra yang membelakanginya. Kedua pria berbeda generasi itu masuk ke dalam kamar mandi dengan Arsha di gendongan Ezra.
"Semoga kamu selalu bahagia! " gumam Alena, ia mengusap sudut matanya yang basah. Perasaan haru menyelimuti hati wanita itu melihat kebahagiaan Arsha saat bersama Ezra.
*
*
"Alsha ke sekolah di antar Daddy sama Mommy, boleh? " mata hitam nan bening itu menatap orang tuanya penuh harap.
"Gak bisa, Sayang. Daddy ada meeting pagi ini. Sama mommy aja ya! " bujuk Alena lembut sengaja berbohong. Ia enggan satu mobil lagi sama Ezra, cukup kemarin saat ke berangkat ke rumah suaminya.
Ezra mendelik mendengar Alena malah mengkambing hitamkan dirinya. Dengan senyum miringnya Ezra segera memasukkan tubuh Arsha ke dalam mobil.
"Kalau mommy tidak mau, biar Arsha di antar sama Daddy saja! " tegas Ezra, ia mengitari mobil, kemudian duduk di kursi belakang kemudi.
Alena dengan santainya berbalik menuju mobil kesayangannya, mengabaikan Arsha yang sudah bersama Ezra.
"Kok bocor sih? perasaan kemarin baik-baik aja! " kesal Alena saat melihat dua ban depan mobilnya kempes.
"Mana dua lagi! " sungut Alena. Ia menendang ban mobil saking kesalnya.
Sedangkan di dalam mobil Ezra.
"Daddy kenapa senyum-senyum sendili? " tanya Arsha, ia menatap bingung pada Ezra yang tersenyum sejak awal masuk mobil.
"Ayo bantu Daddy berhitung! " pinta Ezra membuat kening bocah tampan itu berkerut bingung.
"Satu, " meskipun tidak mengerti, Arsha tetap mengikuti apa yang ayahnya katakan.
"Ayo! " pinta Ezra lagi.
"Dua."
"Tiga, " begitu hitungan ketiga selesai, kaca mobil Ezra di ketuk dari luar. Menampilkan Alena dengan wajah kesalnya.
Tanpa menjawab ataupun menjelaskan, Alena langsung menghempaskan tubuhnya di kursi samping tempat duduk Arsha.
Ingin rasanya Ezra tertawa sambil beguling-guling, menatap wajah Alena yang berkerut kesal.
*
*
To be continue.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
ᝯׁ֒ꫀׁׅܻ݊ᥣᥣіᥒꫀׁׅܻ݊༅🪭
mertuamu kudu dimusnahkan sifat arogannya sama menantu Alena wkwk
2024-01-29
0
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ
Ezra jail juga ternyata sampai Alena kesell.
2024-01-28
0
akal bulus yg luar biasa/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2024-01-28
1