SAH

...~Happy reading~...

"Bagaimana saksi? " tanya penghulu.

"Sah? "

"Sah... " Alena memejamkan matanya saat kata sah itu menggema di dalam ruangan tamu di kediaman mempelai wanita.

Ya, karena tidak ingin perusahaan Harrison semakin kolaps, akhirnya Alena terpaksa menerima pinangan Ezra ayah dari anaknya. Sekaligus pria yang bertanggung jawab atas kondisi perusahaan Harrison saat ini.

"Ale, cium tangan suami mu! "

Wanita itu terkejut bukan main, saat mendengar mama Sania mengatakan kata suami.

"Ma! " Alena melirik mama Sania dengan tatapan nanar.

"Nanti kita bicarakan, sekarang salim dulu! " pinta mama Sania mengusap bahu Alena seraya tersenyum hangat. Ia bisa mengerti apa yang di rasakan anak angkatnya itu saat ini.

Dengan wajah lesu, Alena memutar badan 180 derajat menghadap pada pria yang sudah berstatus sebagai suaminya.

Ezra meletakkan tangan kirinya di atas kepala Alena sedangkan tangan kanan pria itu di cium oleh Alena. Bibir Ezra bergerak melafazkan doa, ia melabuhkan kecupan di ubun-ubun wanitanya.

Ya, semenjak malam itu, Ezra sudah mengklaim Alena sebagai wanitanya.

"I love you, " ucap Ezra tanpa sadar.

"Apa kau bicara sesuatu? " tanya Alena seperti mendengar Ezra mengatakan sesuatu.

"Tidak ada, lupakan! " jawab Ezra kikuk.

"Astaga Ezra, kenapa lo gak bisa nahan diri, sih! " batin Ezra merutuki dirinya sendiri.

Ezra mengambil cincin yang di berikan oleh papa Andre untuk ia pasangkan di jari sang istri. Lalu Alena melakukan hal yang sama pada Ezra.

Setelah acara ijab qobul selesai, Ezra menuntun Alena untuk meminta restu kepada kedua orang tua mereka.

"Aku titipkan Alena dan Arsha padamu. Meskipun dia bukan putri kandungku, tapi aku sangat menyayanginya. " Kata Tuan Harrison saat Ezra mencium tangannya.

"Pasti, " jawab Ezra mantap, tanpa ada keraguan di hatinya.

Tuan Harrison menepuk pundak Ezra dua kali sebelum pria itu beralih pada mama Sania.

"Pa, mama gak datang? " tanya Ezra saat meminta restu pada sang ayah. Gurat kecewa diwajahnya tidak bisa di sembunyikan, saat melihat papa Varo mengangguk.

"Papa akan membujuk mama mu! " ujar papa Varo mengelus punggung anaknya. Ia tahu Ezra pasti kecewa dengan sang mama, yang terang-terangan memperlihatkan rasa tidak sukanya pada Alena.

"Baiklah, " Ezra membuang nafas kasar. Kemudian ia kembali bergabung dengan Alena.

Acara pernikahan sederhana pun usai. Papa Varo memilih kembali lebih dulu, menyisakan Ezra dan Cakra yang masih tinggal di kediaman Harrison.

"Apa Arsha senang? " tanya Ezra pada bocah kecil itu yang duduk di pangkuannya.

"Senang Daddy, Alsha bahagia banyak-banyak! " jawab Arsha berbinar, seraya merentangkan tangannya lebar-lebar.

"Alsha tidak akan di bully lagi kalena tidak punya daddy, " imbuh bocah tampan itu lagi. Di detik berikutnya, Arsha menutup mulut dengan sebelah tangan.

"Arsha pernah di bully? kapan? kenapa tidak bilang sama mommy? " tanya Alena beruntun. Ia sangat shock mendengar hal ini. Alena tidak pernah tau kalau anaknya sering di bully, apalagi pengasuh Arsha tidak pernah mengatakan apa pun..

"Mmm.. Itu sudah lama mom, lupakan! " jawab Arsha tidak sepenuhnya berbohong. Ia sering di bully saat mereka masih tinggal di luar negri.

Ezra merasa hatinya tercubit mendengar apa yang di katakan Arsha. Ia merasa bersalah karena terlambat menemukan keberadaan mereka.

"Maafkan Daddy! " gumam Ezra mengeratkan pelukannya di tubuh kecil itu.

*

*

"Ma! bisa gak sih Alena tetap di sini aja gak usah pergi sama orang itu! " wanita itu sangat berat untuk meninggalkan orang tuanya.

"Sayang, kamu itu sudah menjadi seorang istri. Kemana suamimu pergi kamu harus ikut. Jangan kamu pikir mama keberatan dengan kalian di sini, tidak! bahkan kalau Ezra mau, mama ingin meminta kalian tinggal di rumah ini. " Wajah tua itu berubah murung. "Mama masih baru merasakan kebahagiaan ini, terlalu singkat untuk di sudahi, " mama Sania tak sanggup lagi membendung air matanya yang sedari tadi ia tahan. Ia sengaja mengikuti Alena yang sedang bersiap di kamar.

Hari ini Ezra akan membawa Alena dan Arsha ke rumahnya.

"Mama jangan nangis dong. Alena sayang sama mama, papa. Mama adalah wanita terhebat setelah almarhum bunda. Meskipun Alena tidak di sini lagi, tapi mama tetap ada di sini, " wanita itu menempelkan sebelah tangan mama Sania ke dadanya. "Alena akan sering-sering main kesini, Mama jangan sedih lagi. " Kata Alena lagi, mengusap mata basah mama Sania. Membawa wanita tua itu kedalam pelukannya.

"Mommy lama sekali, " keluh Arsha yang mulai merasa bosan menunggu.

"Uhh, apa Arsha sudah tidak sabar untuk meninggalkan Grandpa? " tanya Tuan Harrison bergurau, melirik pada cucunya yang tidak ingin lepas sari Ezra walau hanya sesaat.

"No!" potong Arsha cepat, seraya menggoyangkan jari telunjuknya yang ditegakkan. "Alsha hanya tidak sabal ingin tidul sama mommy dan daddy, sepelti teman-teman yang lain!" jelas bocah itu riang.

"Pa, Alena pamit dulu. Papa sama Mama jaga kesehatan. Kalau ada apa-apa hubungi Ale segera! " titah wanita itu, meskipun nada suaranya tegas, gurat kesedihan terukir jelas di wajah cantiknya.

"Kamu jaga diri baik-baik. Kalau dia menyakiti kamu, bilang sama papa! " seru Tuan Harrison, menatap Ezra lewat ujung matanya.

Alena mengangguk, kemudian memeluk orang tuanya bergantian.

 Suasana kembali hening saat Arsha sudah tertidur di pangkuan ibunya. Baik Alena maupun Ezra tidak ada yang ingin memulai percakapan. Cakra yang menjadi supir hanya bisa memantau pasangan suami istri baru itu lewat kaca spion.

Mobil yang membawa keluarga kecil Ezra berhenti di sebuah mansion mewah, bukan hanya mewah tapi sangat megah bak istana.

"Ayo turun! " pinta Ezra membukakan pintu mobil untuk Alena. Ia mengambil alih tubuh Arsha yang ada di pangkuan istrinya.

"Biar aku yang gendong! " pinta Ezra yang di balas anggukan oleh Alena.

"Kalian sudah datang? " tanya papa Alvaro tersenyum senang melihat kedatangan anak dan menantunya.

"Mama mana, Pa? " bukannya menjawab Ezra malah balik bertanya. Sedangkan Alena hanya tersenyum, ia juga penasaran dengan sosok mertuanya yang belum pernah ia temui.

"Mama belum pulang dari pagi, adik sepupunya kecelakaan! " jelas papa Alvaro berbohong. Ia tidak mungkin mengatakan apa adanya di hadapan Alena yang tidak tau apa-apa.

"Baiklah, kami ke kamar dulu! " balas Ezra. Ia berusaha menahan amarahnya saat mendengar mamanya tidak di rumah. Tidak datang saat acara pernikahan mereka, dan sekarang pun tidak menyambut kedatangan Alena.

"Mama memang keterlaluan! apa dia tidak bisa berpura-pura sedikit saja untuk menerima Alena. " Ezra hanya bisa menggerutu dalam hati.

Pagi harinya.

"Hei, apa kau pembantu baru? "

"Hah! "

*

*

To be continue.

Terpopuler

Comments

𝕸⃟✨ᵈⁱʸᵃʰ🏹

𝕸⃟✨ᵈⁱʸᵃʰ🏹

waahh.. udah sah. semoga samawa Alena dan Ezra.

2024-02-14

0

Vina Dawolo

Vina Dawolo

mmg kilat ya ..sampai mertua aj blom kenal ,😁

2024-02-01

0

ᝯׁ֒ꫀׁׅܻ݊ᥣᥣіᥒꫀׁׅܻ݊༅🪭

ᝯׁ֒ꫀׁׅܻ݊ᥣᥣіᥒꫀׁׅܻ݊༅🪭

ululu kata love you nya tertuju sama Alena tpi reader yg baper berjamaah wkwkw/Facepalm/

2024-01-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!