Bab 4 Makan Beras Mentah

  "Mikaaaa, setrikain baju CeKa gue, gue telat nih!" perintah Ciki sambil melempar kemejanya ke arah Mika. Mika tersentak dan mulutnya sedikit menganga saat baju itu luruh ke lantai. Mika benar-benar tidak menduga adik iparnya yang baru saja tinggal serumah sama dirinya berani berteriak dan melempar baju di hadapannya. Mika memungut kemeja itu, lalu dibawanya ke belakang.

  "Cepat, jangan bengang bengong kayak kucing beranak, mau gue gibeng, lu?" nyalaknya lagi persis srigala lapar. Mika meraba dadanya sambil beristighfar. Hari ini benar-benar jantungnya diuji oleh dua kejutan dari ibu mertuanya maupun adik iparnya.

  Mika segera menggosok kemeja CeKa milik Ciki. Tidak susah baginya menyetrika baju, sebab di kampung sebelah Mika sudah terbiasa menyetrika baju orang-orang. Kadang tetangganya menyuruhnya datang ke rumah untuk sekedar menyetrikakan bajunya. Mika senang-senang saja, sebab selain dapat upah, uangnya bisa dia tabung, selain itu sebagian untuk bantuin bayar listrik dan beli gas jika habis. Padahal kakeknya sudah melarang, tapi Mika keras kepala, karena Mika sangat sayang sama kakek dan neneknya.

   "Mana?" sentak Ciki langsung menyambar kemeja yang masih ditindih setrika, sebab hanya tinggal lengannya belum licin benar, sehingga setrika itu hampir saja jatuh, untung saja tangan Mika sigap menangkap gagang setrika.

  "Cikiii," tegurnya sedikit memekik saking kaget.

  "Kenapa, mau protes? Gue senang, deh, jika setrika tadi kena kulit elo," sentaknya sambil melotot. Mika menunduk, sebetulnya dia ingin melawan, tapi masih menghargai ibu mertua juga suaminya.

  "Ciki, kenapa, pagi-pagi begini sudah bikin ribut? Cepatan lho, katanya kamu kuliah pagi," peringat Wisnu yang tiba-tiba datang. Ciki bersyukur, Abangnya tidak melihat kelakuannya tadi yang merebut baju dengan setrika yang masih menempel dan hampir jatuh mengenai tangan Mika.

  Ciki pergi sembari melirik ke arah Mika dan berkedip memberi kode. Mika menunduk sedih, jika dia aduan maka hari itu juga akan dia adukan pada Wisnu suaminya, tapi ini baru hari pertama dia tinggal bersama di rumah ini, jadi sekuatnya dia harus berusaha bertahan.

  Mika pergi dan tiba-tiba Bu Rumi datang dengan setumpuk pakaian kotor. "Noh, baju kotor cuci. Setelah mencuci, jangan lupa ngepel seluruh ruangan lalu menyapu halaman," perintahnya sembari melempar semua pakaian kotor ke hadapan Mika, bahkan yang paling nyesek ada ****** ***** entah milik Ciki atau Bu Rumi yang mengapung langsung ke muka Mika, sehingga Mika tersentak dan menyeringai jijik.

   "Ibu, kenapa Ibu lempar baju kotor itu? Dan lagi itu ****** ***** siapa?" Wisnu tersentak melihat pemandangan pagi ini yang membuat dadanya bergejolak murka. Namun Wisnu tidak bisa berbuat apa-apa selain hanya sekedar menegur ibunya, karena percuma dilawan, sebab Wisnu tidak akan bisa mengimbangi mulut bawel Ibunya.

  "Celana siapa lagi kalau bukan milik Ciki, adikmu?" ujarnya seraya ngeloyor tanpa merasa bersalah. Mika diam terduduk melihat pakaian kotor di depannya yang banyak. Belum lagi tadi bau hangit ****** ***** Ciki yang menimpa kepalanya tercium langsung lewat hidungnya. Ternyata baunya sama hangitnya dengan ****** ***** dia yang kotor.

  "Tidak ada beda baunya, sama saja, malah ini lebih hangit," keluhnya dalam hati sembari mengusap-usap dadanya.

  "Sayang, maafkan Ibu, ya. Sini biar Abang bantu. Sepre kita juga harus dicuci, biar Abang ambilkan. Tenang saja mungpung Abang masih cuti, Abang bantuin deh nyucinya," hibur Wisnu seraya beranjak ke kamar mengambil baju kotor dan sepre bekas semalam.

  "Eh, eh, mau ngapain, kamu. Bantuin bini kamu? Gak usah, lebih baik kamu pergi ke rumah Aki kamu itu, cari perhatian di hadapannya supaya kamu cepat diangkat jadi Manager di perusahaannya. Jangan Supervisor melulu, gajinya pas-pasan," serobot Bu Rumi menghalangi Wisnu yang mau membantu Mika mencuci.

  "Ini cuciannya banyak, Bu, kan kasian bini aku," bela Wisnu.

  "Alah, kasihan, kasihan, ketimbang nyuci sama mesin cuci kamu bilang kasihan? Pergi kamu, ada guna sedikit biar masa cuti kamu tidak sia-sia," sergahnya mengusir Wisnu. Wisnu sejenak diam, lantas dia pergi ke depan. Di depan dia melihat halaman rumah yang berserakan sampah dan daun. Dengan cepat Wisnu meraih sapu lidi dan menyapu halaman rumah sampai bersih. Mika yang melihat merasa senang dan bahagia suaminya diam-dam membantu.

  Mika berjalan sedikit terseok sembari mengangkut baju kotor yang ibu mertuanya lempar tadi. Dalam hal pekerjaan rumah meskipun dia berasal dari kampung, dia mampu segalanya, pekerjaannya juga selalu rapi dan memuaskan. Mencuci, memasak, dan bebersih adalah kebiasaanya baik di rumah kakek dan neneknya maupun di rumah orang lain yang menyuruhnya. Sehingga rumah kakeknya yang terbuat dari papan mahoni selalu terlihat resik dan rapi karena ada tangan terampil milik Mika. Mika memang rajin, itulah penyebab kakeknya Wisnu menjodohkan Wisnu dengan Mika cucu sahabatnya.

  Mesin cuci mulai menderu pertanda mika sudah memulai mencuci. Mika bisa meninggalkan sejenak mesin cuci yang masih berputar. Lalu dia beranjak ke dalam untuk beberes rumah, menyapu dan ngepel sampai benar-benar wangi dan bersih. Pekerjaan membersihkan rumah beres, kini dia tinggal menuntaskan cucian di dalam mesin.

  "Dari pada bengong begitu, noh, cuci sepatu olah raga gue, besok gue mau olah raga di lapangan kota. Awas kalau tidak bersih," alungnya melempar sepasang sepatu yang dalamnya masih ada kaos kaki bekas yang lumayan bau terasi. Mika menahan nafasnya lewat hidung, menghindari bau busuk dari sepatu ibu mertuanya.

  "Kenapa, bau? Makanya, elo cuci sampai bersih dan baunya hilang. Kalau tidak, maka elo tahu akibatnya," ancamnya saat melihat Mika menahan nafas kebauan. Mika segera melaksanakan tugasnya dengan cepat dan bersih.

  Akhirnya cucian itu beres, setelah pakai pewangi tinggal dikeringkan saja. Mika mulai memasukkan satu persatu cucian ke dalam mesin pengering. Lalu diputarnya tombol pengering dan Mika meninggalkan mesin itu berputar. Sementara dia pergi ke dapur untuk memasak nasi di mejikom, supaya nasinya cepat matang, Mika sengaja merebus air untuk rendaman beras.

  Selagi menunggu pengering berhenti dan air mendidih, beras yang sudah bersih di dalam mejikom dia raup segenggam tangan untuk dia makan, karena perutnya terasa melilit terpaksa Mika memakan beras yang sudah bersih itu. Sejenak sebelum beras itu masuk mulut, Mika melihat kanan kiri takut ibu mertuanya melihat, setelah aman, hap, beras itu masuk dalam mulutnya dan dikunyah.

  "Apa yang elo makan?" Merasa terpergok, mejikom yang dia pegang hampir saja lepas dan isinya berhambur, nasib baik hanya sedikit.

  "Ini, Bu. Aku makan beras mentah karena lapar," jawab Mika jujur. Bu Rumi tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Mika, dia merasa puas dengan Mika yang menunjukkan betapa dia benar-benar udik. Bu Rumi pergi meninggalkan Mika sembari masih tertawa dan memegangi perutnya karena keasikan tertawa.

Terpopuler

Comments

FT. Zira

FT. Zira

emang kucing klo beranak bengong ya/Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2024-01-12

1

💞Amie🍂🍃

💞Amie🍂🍃

AMIT- amit

2024-01-11

1

adie_izzati

adie_izzati

awal2 sda jumpa mc yg bego...hmmm..

2023-12-14

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pagi yang Tidak Terduga
2 Bab 2 Pagi yang Riweuh
3 Bab 3 Sindiran Ibu Mertua
4 Bab 4 Makan Beras Mentah
5 Bab 5 Cuma dengan Air Masaki
6 Bab 6 Benda Asing Milik Siapa?
7 Bab 7 Saudara Jauh Ibu
8 Bab 8 Kemarahan Mika pada Wisnu
9 Bab 9 Benda Itu Lagi dan Bill Hotel
10 Bab 10 Marahnya Orang Lapar
11 Bab 11 Perubahan Mika
12 Bab 12 Mika yang Garang
13 Bab 13 Mika mulai menunjukkan Taringnya
14 Bab 14 Insiden Semburan Air
15 Bab 15 Mika Sakit
16 Bab 16 Maling Perempuan
17 Bab 17 Siasat Bu Rumi yang Gagal
18 Bab 18 Gerakan Gesit Mika
19 Bab 19 Buntil Pepaya
20 Bab 20 Mika Terlanjur Cerdas
21 Bab 21 Terbongkarnya Masa Bujangan Wisnu
22 Bab 22 Kejutan Pulang dari Pasar Malam
23 Bab 23 Emas Bu Rumi Hilang
24 Bab 24 Siapa Pencurinya?
25 Bab 25 Siapa Pencurinya Belum Ketemu
26 Bab 26 Jurus Baru Bau Menyengat
27 Bab 27 Titik Terang
28 Bab 28 Malik Teriak Maling
29 Bab 29 Mika Mengusir Maling
30 Bab 30 Bu Rumi yang Mulai Stress
31 Bab 31 Sindiran Buat Wisnu dan Bu Rumi
32 Bab 32 Pelakor
33 Bab 33 Apesnya Ciki
34 Bab 34 Pertengkaran Sengit
35 Bab 35 Menjadi Bulan-bulanan Tetangga
36 Bab 36 Bu Rumi dan Ciki Pindah
37 Bab 37 Mangga Muda Sebelum Bertempur
38 Bab 38 Firasat Wisnu
39 Bab 39 Garis Dua
40 Bab 40 Calon Ayah (Tamat)
41 Promosi Punya teman
42 Promo Karya Baru
43 Pengumuman Karya Baru #Pernikahan Rahasia Jabar
Episodes

Updated 43 Episodes

1
Bab 1 Pagi yang Tidak Terduga
2
Bab 2 Pagi yang Riweuh
3
Bab 3 Sindiran Ibu Mertua
4
Bab 4 Makan Beras Mentah
5
Bab 5 Cuma dengan Air Masaki
6
Bab 6 Benda Asing Milik Siapa?
7
Bab 7 Saudara Jauh Ibu
8
Bab 8 Kemarahan Mika pada Wisnu
9
Bab 9 Benda Itu Lagi dan Bill Hotel
10
Bab 10 Marahnya Orang Lapar
11
Bab 11 Perubahan Mika
12
Bab 12 Mika yang Garang
13
Bab 13 Mika mulai menunjukkan Taringnya
14
Bab 14 Insiden Semburan Air
15
Bab 15 Mika Sakit
16
Bab 16 Maling Perempuan
17
Bab 17 Siasat Bu Rumi yang Gagal
18
Bab 18 Gerakan Gesit Mika
19
Bab 19 Buntil Pepaya
20
Bab 20 Mika Terlanjur Cerdas
21
Bab 21 Terbongkarnya Masa Bujangan Wisnu
22
Bab 22 Kejutan Pulang dari Pasar Malam
23
Bab 23 Emas Bu Rumi Hilang
24
Bab 24 Siapa Pencurinya?
25
Bab 25 Siapa Pencurinya Belum Ketemu
26
Bab 26 Jurus Baru Bau Menyengat
27
Bab 27 Titik Terang
28
Bab 28 Malik Teriak Maling
29
Bab 29 Mika Mengusir Maling
30
Bab 30 Bu Rumi yang Mulai Stress
31
Bab 31 Sindiran Buat Wisnu dan Bu Rumi
32
Bab 32 Pelakor
33
Bab 33 Apesnya Ciki
34
Bab 34 Pertengkaran Sengit
35
Bab 35 Menjadi Bulan-bulanan Tetangga
36
Bab 36 Bu Rumi dan Ciki Pindah
37
Bab 37 Mangga Muda Sebelum Bertempur
38
Bab 38 Firasat Wisnu
39
Bab 39 Garis Dua
40
Bab 40 Calon Ayah (Tamat)
41
Promosi Punya teman
42
Promo Karya Baru
43
Pengumuman Karya Baru #Pernikahan Rahasia Jabar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!