Pembalasan Menantu Tangguh
Bismillahirrohmanirrohim....semoga sukses karya ini....aamiin.....
"Hoammmm." Mika Purnama terbangun dari tidurnya setelah terlelap dari mimpi indah semalam. Malam pengantin yang indah tapi menyakitkan tadi malam masih terbayang. Rintihan dan de~$ahannya yang dia gaungkan akibat dibobolnya lembah perawan oleh sang suami, Wisnu Semesta. Masih terbayang, terlebih Wisnu memperlakukannya sangat romantis.
Terbayar sudah rasa sakit di bawah pusarnya dengan sebuah perlakuan manis sang suami.
"Pagi, Sayang, cupppppp," sapa Wisnu sembari mengecup manis bibir sang istri yang masih ngulet di atas ranjang ukuran sang raja. "Ayo, mandilah. Kamu harus mandi besar, nanti keburu siang," ujarnya seraya mengangkat tubuh Mika yang masih bergeliat malas di atas ranjang. Mika menatap sendu sang suami. Tatapannya mengiba, inginnya pagi ini dia berbaring malas sebab sekujur tubuhnya terasa sangat lelah dan remuk akibat siksaan indah semalam.
"Sayang, bisakah habis mandi, aku tiduran lagi? Aku lelah, sekujur badanku pegal semua akibat guncangan gempa lokal semalam," pintanya manja sembari bergelayut di tangan Wisnu.
Wisnu menatap penuh cinta, lalu melambai-lambaikan tangannya di udara, menandakan bahwa permintaan sang istri ditolaknya.
"Ayo, jangan malas. Kalau malas, nanti tidak dapat guncangan lagi untuk malam nanti," ancamnya sembari tersenyum.
Mika bangkit sambil mengerucutkan bibirnya yang tipis, tanda kesal.
"Aduh, aduh," ringisnya seraya memegangi bawah perutnya merasakan sensasi sakit akibat kehilangan sebuah kesucian yang telah direnggut oleh sang suami.
"Sakit, ya? Aku minta maaf. Sebab semalam merupakan malam pertama kita. Dan aku sungguh menikmatinya. Persembahanmu sungguh luar biasa. Aku bangga padamu. Aku janji aku akan setia padamu," ungkapnya berjanji. Mika tersenyum bahagia atas pengakuan jujur sang suami.
"Ini, tidak akan lama. Nanti juga kalau sudah terbiasa, tidak akan begini lagi. Ini hanya pertama kali," bujuknya seraya mengantar sang istri di daun pintu.
Wisnu duduk di atas ranjang membayangkan kejadian dahsyat semalam. Mika yang masih orisinil mampu membuatnya melayang di udara, sampai-sampai Wisnu lagi dan lagi meminta padahal semalam Mika sudah sangat kesakitan.
"Tidak akan aku lepaskan, sebab dirimu hanya memberikannya untukku," gumannya tersenyum bangga.
Tidak lama dari itu, suara pesan WA dari HP milik Wisnu berbunyi. Sebuah pesan WA dari Kasbon teman satu kantornya masuk.
"Uhuyyy, yang belah duren ori, sombong nih. Tidak cerita-cerita sama kita-kita, mujur banget nasib lu. Sudah bukan perjaka tapi dapatnya perawan orisinil." Begitu isi pesan WA dari Kasbon dengan nada sirik.
"Kalau mau tirulah, Bon," jawab Wisnu sambil senyum-senyum.
"Lalu hobby lu, elu tinggal nih?"
"Gua tinggallah, gua sudah dapat yang ori."
"Setan," balas Kasbon mengakhiri pesan WAnya.
Wisnu tersenyum bahagia, sebab diantara teman-temannya dia termasuk paling mujur dalam hal mendapatkan gebetan selama bujangan. Sekarang pun Wisnu merasa lebih beruntung dari teman-temannya, sebab dia memiliki istri yang masih bersegel saat di belah durennya. Dan untuk yang kali ini dia berjanji akan setia sama Mika istri cantik plus menggairahkan dan menggemaskannya.
"Gebrus, gebrus." Suara air berguyur di kamar mandi terdengar nyaring dari dalam kamar mandi. Bunyinya sampai terdengar ke lantai atas di mana sang ibu mertua menempati kamar atas. Bu Rumi bangkit dari tidurnya seraya menggelung rambutnya sepinggang dengan karet gelang.
"Duhhhh, nih anak, baru saja masuk dalam keluarga ini, tapi berisiknya minta ampun. Tidak tahu gitu aku lagi tidur nyenyak akibat kecapean semalam akibat acara pernikahannya. Dasar anak kampung yang miskin," omelnya seraya menuruni ranjang.
Bu Rumi sang mertua yang masih ngomel segera beranjak dan menuruni tangga. Emosinya tiba-tiba bangkit seiring suara gebrusan air yang sedang mandi.
"Dor, dor, dor!" Pintu kamar mandi yang saat ini sedang dipakai mandi Mika digedor Bu Rumi dengan perasaan dongkol. Sejenak suara gebrusan air mandi itu berhenti, malah kini disusul suara sebrengan ingus yang dipaksa keluar dari hidung.
"Sialan, dasar tidak tahu diri. Baru saja digedor malah kasih ingus, dasar kampungan," omelnya lagi tidak kalah naik pitam dari pertama tadi. Lima menit kemudian Mika muncul dengan senyum yang bahagia. Namun bikin Bu Rumi pengen muntah entah kenapa.
Sejak pertama kali Wisnu memperkenalkan Mika sebagai calon istrinya, Bu Rumi sudah menolaknya dengan sikap yang tidak respon dari awal sudah ditunjukkannya. Namun, Wisnu tidak peduli, sebab dia sudah terlanjur cinta sama Mika. Sehingga pernikahan ini digelar, Bu Rumi masih memperlihatkan sikap tidak sukanya pada Mika.
Sayangnya, Mika sejak awal tidak sadar kalau ibu mertuanya tidak menyukainya, dia hanya berpikir semua orang tua yang baru dikenalkan dengan pacar anaknya pasti ada yang menerima dengan sikap ramah, ada juga dengan sikap yang kurang ramah. Dan pada saat itu, Mika menilainya mungkin ibu mertuanya belum mengenal dirinya lebih dekat. Mika masih positif thinking.
"Eh, Ibu. Ibu mau ke kamar mandi? Saya pikir tadi bukan Ibu yang gedor-gedor pintu," ujarnya sembari tersenyum sopan dan manggut meskipun dibalut rasa terkejut.
"Jangan banyak basa-basi, habis sholat subuh, kerjakan tugas rumah. Sarapan pagi harus sudah terhidang sebelum jam setengah tujuh pagi, paham?" ketusnya seraya mendilak dan beranjak pergi meninggalkan menantunya yang bengong.
Mika yang kaget masih belum percaya bahwa yang barusan berbicara adalah mertuanya. Padahal dari awal berjumpa, Mika sempat berpikir kalau mertuanya ini pendiam dan tidak cerewet, tapi pagi ini Mika melihat fakta lain.
Mika segera masuk kamar dan mengenakan bajunya, lalu melaksanakan sholat subuh yang sudah terlewat tiga puluh menit dari waktu seharusnya.
"Kemana, Sayang, kok buru-buru?" tanya Wisnu sembari meraih pinggang Mika dan mencumbunya. Mika berontak, sebab dia ingat perintah ibu mertuanya tadi.
"Lepaskan dulu, Bang. Tadi ibu memerintahkan aku untuk segera menyiapkan sarapan pagi sebelum jam setengah tujuh. Aku harus segera keluar," berontaknya melepaskan cekalan tangan Wisnu sang suami.
"Sudah, jangan takut! Ibu tidak akan apa-apa, lagipula ibu tahu kita masih pengantin baru, jadi walaupun kita telat bangun, ibu tidak akan apa-apa." Wisnu menahan lengan Mika yang akan pergi dan mengunci tubuhnya sehingga Mika tidak bisa apa-apa, terlebih kini Wisnu malah memberikan sentuhan penuh hasrat yang mengajak kembali Mika mengarungi dunia bianglala yang mengasyikan.
Pagi itu keduanya terbuai kembali dengan keindahan seperti semalam, di mana teriakan dan de~$ahan saling bersahutan di dalam kamar yang kini suasananya berubah syahdu dan penuh romantisme.
"Prangggg, gombrangggg." Suara wajan dan baskom jatuh terdengar sangat nyaring, mengejutkan kegiatan dua manusia yang dilanda cinta di kamar berukuran lima kali enam itu. Wisnu segera menyudahi, padahal dia masih belum tuntas. Terpaksa dengan tergesa dia sudahi walau perasaannya kesal.
"Sudah selesai main kuda lumpingnya? Awas jangan sampai lecet, nanti tidak bisa jalan." Teriakan sinis dari luar kamar Wisnu dan Mika cukup membuat keduanya terhenyak dan malu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Syhr Syhr
Amiin ya Allah
2024-01-27
2
F.T Zira
cara menyindir paling khas🤣🤣
2024-01-10
0
F.T Zira
diriku mampir ninggalin jejak dulu ya.. aku bacanya bertahap 🤗 tidak bisa maraton🤭
2024-01-10
1