Bab 2 Pagi yang Riweuh

  Mika segera bangkit lalu membenahi dirinya yang sudah awut-awutan gara-gara ulah Wisnu suaminya. Baju yang berhamburan di lantai, satu persatu dipakainya. Saat akan menapakkan kakinya ke lantai, tiba-tiba rasa nyeri di bawah perutnya terasa.

  "Jeletit, jeletit." Rasanya perih dan sangat tidak enak, seperti ada sesuatu yang mengganjal di bawah sana. Sejenak Mika mendudukkan tubuhnya di atas ranjang untuk mengatur nafas dan membuangnya. Dan benar saja rasa sakit yang ngejeletit itu kini hilang. Namun rasa tidak enak di bawah sana masih terasa, tapi Mika memaksa dirinya untuk bangkit.

  "Kenapa, Sayang, sakit, ya? Nanti juga tidak akan sakit lagi, ini sebentar kok," hibur Wisnu seraya membelai wajah Mika gemas.

  "Ayo, dong, Bang, keluar sama-sama. Kan gara-gara Abang juga Mika kena tegur ibu," ajaknya sambil menarik lengan suaminya yang terlihat masih malas-malasan. Wisnu akhirnya keluar kamar bersama Mika. Mika berjalan menuju dapur dengan keadaan jalan yang terlihat tidak biasa.

  Keadaan itu tidak luput dari pengawasan Bu Rumi, ibu mertuanya dan Ciki adik iparnya. Mereka melihat cara berjalan Mika sedikit berbeda seakan menahan sakit. Hal ini menjadi pertanyaan dalam benak mereka. Bu Rumi dan Ciki saling lempar pandang dan memberi kode satu sama lain. Bu Rumi tersenyum sinis, sementara Ciki mengangkat tangannya sembari menjulurkan lidahnya keluar. Mereka mengejek Mika dari belakang.

  Bersamaan dengan itu, saat tiba di dapur. Wisnu dikejutkan oleh suara token listrik yang bunyi "tit, tit, tit," pertanda listrik minta diisi. Wisnu sebetulnya sangat heran, biasanya mengisi token yang 100 ribu habisnya paling cepat delapan hari. Itupun untuk pemakaian yang banyak. Wisnu mencoba menghitungnya, hanya lima hari token seratus ribu sudah soak dan mau habis lagi. Wisnu sangat heran dan mengkerutkan keningnya.

   "Nu, beli token, noh sudah memanggil," teriak Bu Rumi sembari menunjuk meteran listrik dengan memonyongkan mulutnya.

  "Lho kok, sudah habis lagi, Bu? Bukankah kemarin Ibu isi yang 100 ribu? Masa sudah habis dalam lima hari, padahal bulan ini kita minum tidak pakai nyalain dispenser lho," protes Wisnu seolah mempertanyakan sebenarnya berapa ibunya membeli token.

  "Ibu membeli yang 100 ribu kok, PLNnya kali yang mengurangi jumlah KWH tokennya. Kamu ini mau nuding ibu, kalau token yang ibu beli hanya yang lima puluh ribu?" jawab Bu Rumi sedikit menyalak membuat Wisnu sang anak menciut. Memang selama ini Wisnu sangat takut dengan sang ibu, tidak pernah sekalipun berkata keras atau melawan.

  "Tidak, Bu, bukan nuding. Wisnu hanya heran saja. Kenapa harga token yang seratus ribu habisnya bisa cepat dan hampir sama dengan token yang isinya lima puluh ribu?" sahut Wisnu mengeluh.

  "Memang kamu tidak menuding secara langsung, tapi perkataan kamu itu seakan-akan tidak percaya sama ibu," kilah Bu Rumi merengut.

  "Iya nih Abang, bangun tidur malah nuding Ibu tidak benar, durhaka tahu," timpal Ciki membela sang Ibu.

  "Ya, sudah, tidak apa-apa, Bu. Wisnu minta uangnya sama Ibu. Kan uang token sudah dikasih ke Ibu," pinta Wisnu sembari menengadahkan tangannya.

  "Enak saja, dari kamulah, masa dari Ibu," tolaknya angkat tangan, Wisnu mengerutkan keningnya sebab setoran gajinya tiap bulan hampir setengahnya dikasihkan ke ibunya. Kata Bu Rumi biar dia yang ngatur keuangan berikut biaya listrik, air dan gas. Tapi sekarang malah tidak memberi saat Wisnu meminta uang token.

   "Ya, ampun, Bu, kan uangnya sudah Wisnu kasih ke Ibu. Buat listrik, air, gas, juga jajan dan bensin Ciki sudah disetor ke Ibu. Masa harus Wisnu lagi yang ngeluarin?" protes Wisnu pening kepalanya seperti mau pecah.

  "Ya ampun, Abang, ketimbang biaya listrik, air, gas, dan uang bensin aku saja Abang perhitungan. Abang ini benar-benar pelit sejak nikah. Padahal baru saja satu hari menikah, tapi udah sewot dan diatur istri. Ih sebel," rutuk Ciki membela Ibu dan dirinya.

  "Bukan perhitungan, Dek. Tapi, Abang bicara yang sebenarnya," elak Wisnu membela diri.

  "Alah, perhitungan, ya, perhitungan saja. Kamu ini dasar sudah dibutakan cinta oleh istrimu yang miskin itu. Coba menikah dengan Cimi anak sahabat Ibu yang kaya raya, mungkin hidup kita tidak pas-pasan begini," keluh Bu Rumi mendadak membandingkan Mika dengan Cimi anak dari sahabatnya yang katanya kaya raya itu.

  "Ya, sudah tidak perlu dibahas lagi, Bu. Aku mau beli token dulu ke depan," tukas Wisnu sembari beranjak.

  "Biar aku saja Bang yang beli, sini uangnya." Ciki meminta uang untuk membeli token dari Wisnu dengan menengadahkan tangan.

  "Tidak, biar Abang saja. Abang sekalian mau beli rokok dua batang sama kopi," tolak Wisnu seraya bergegas keluar. Perdebatan antara Bu Rumi, Wisnu, dan Ciki pun berakhir.

  Sementara Mika yang kini berkutat di dapur, sedikit banyak telah mendengar semua perdebatan antara suami dan Ibunya serta Ciki adik iparnya di ruang tengah. Mika mempersiapkan sarapan paginya yang pertama di rumah mertuanya. Karena bingung, Mika hanya memasak nasi goreng andalannya. Sebab hanya ada nasi di mejikom yang cukup untuk sarapan lima porsi lebih.

  "Woyyyy, cepat dong bikin nasi gorengnya, gue lapar, nih," teriak Ciki seraya mengubek sop daging sisa semalam di meja makan. Mika menoleh dan cukup terkejut dengan teriakan Ciki yang setengah membentak. Mika segera menggoreng nasi yang ada di mejikom.

  Mika sudah terbiasa lagi membuat nasi goreng, di kampung sebelah dia sering memasak nasi goreng untuk Nenek dan Kakeknya.

  Mika tinggal bertiga bersama nenek dan kakeknya setelah yatim piatu. Kedua orang tuanya telah tiada setelah tragedi naas menimpanya. Mereka tertabrak kereta api saat mau nyebrang. Padahal palang pintu masih terbuka, karena diserobot oleh kendaraan lain, motor yang ditumpangi bapak dan ibunya Mika jatuh dan pedal motornya nyangkut di rel kereta api. Akhirnya belum sempat menyelamatkan diri, kereta terlanjur menghampiri dan tabrakan pun tidak bisa dihindari. Mereka meninggal di tempat saat itu juga.

  Keadaan yatim piatu dan miskin inilah yang membuat Bu Rumi tidak setuju Wisnu menikahi Mika. Padahal tadinya Wisnu mau dijodohkan dengan anak sahabatnya, tapi gagal sebab Wisnu terlanjur lebih dulu memperkenalkan Mika pada Bu Rumi. Terlebih Mika memang jodoh yang ternyata dipilihkan kakeknya Wisnu.

  Kebetulan Mika merupakan cucu dari sahabat kakeknya Wisnu, alhasil sang kakek yang bersahabat dengan kakeknya Mika menyukai Mika untuk dijodohkan dengan cucunya. Dan rupanya Wisnu dan Mika memang sudah terlebih dahulu saling jatuh cinta dan saling kenal. Akhirnya kakeknya Wisnu mempersiapkan segala biaya pernikahan darinya. Mika dan Wisnu tahu beres. Dan sebagai hadiah pernikahan darinya, kakeknya Wisnu memberi hadiah rumah pada Wisnu untuk ditempati dan dimilikinya.

  Namun kakeknya Wisnuu berpesan kepada Wisnu, jika Wisnu menyia-nyiakan Mika dan mengkhianati penikahannya, maka hadiah rumah dan pekerjaan sebagai Supervisor di perusahaannya akan ditarik kembali. Jika Wisnu mengingkarinya maka dia akan dimiskinkan. Begitu pesan kakeknya Wisnu yang terdengar kejam. Tapi itu semua demi kebaikan Wisnu supaya tetap setia pada Mika si gadis kampung yang baik hati dan jago bela diri.

Terpopuler

Comments

FT. Zira

FT. Zira

🌹 ku daratkan untukmu thor

2024-01-10

1

FT. Zira

FT. Zira

aku malah jadi curiga kalian bersekongkol😖

2024-01-10

1

Rini Antika

Rini Antika

Semangat terus Up nya Kak,

2024-01-10

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pagi yang Tidak Terduga
2 Bab 2 Pagi yang Riweuh
3 Bab 3 Sindiran Ibu Mertua
4 Bab 4 Makan Beras Mentah
5 Bab 5 Cuma dengan Air Masaki
6 Bab 6 Benda Asing Milik Siapa?
7 Bab 7 Saudara Jauh Ibu
8 Bab 8 Kemarahan Mika pada Wisnu
9 Bab 9 Benda Itu Lagi dan Bill Hotel
10 Bab 10 Marahnya Orang Lapar
11 Bab 11 Perubahan Mika
12 Bab 12 Mika yang Garang
13 Bab 13 Mika mulai menunjukkan Taringnya
14 Bab 14 Insiden Semburan Air
15 Bab 15 Mika Sakit
16 Bab 16 Maling Perempuan
17 Bab 17 Siasat Bu Rumi yang Gagal
18 Bab 18 Gerakan Gesit Mika
19 Bab 19 Buntil Pepaya
20 Bab 20 Mika Terlanjur Cerdas
21 Bab 21 Terbongkarnya Masa Bujangan Wisnu
22 Bab 22 Kejutan Pulang dari Pasar Malam
23 Bab 23 Emas Bu Rumi Hilang
24 Bab 24 Siapa Pencurinya?
25 Bab 25 Siapa Pencurinya Belum Ketemu
26 Bab 26 Jurus Baru Bau Menyengat
27 Bab 27 Titik Terang
28 Bab 28 Malik Teriak Maling
29 Bab 29 Mika Mengusir Maling
30 Bab 30 Bu Rumi yang Mulai Stress
31 Bab 31 Sindiran Buat Wisnu dan Bu Rumi
32 Bab 32 Pelakor
33 Bab 33 Apesnya Ciki
34 Bab 34 Pertengkaran Sengit
35 Bab 35 Menjadi Bulan-bulanan Tetangga
36 Bab 36 Bu Rumi dan Ciki Pindah
37 Bab 37 Mangga Muda Sebelum Bertempur
38 Bab 38 Firasat Wisnu
39 Bab 39 Garis Dua
40 Bab 40 Calon Ayah (Tamat)
41 Promosi Punya teman
42 Promo Karya Baru
43 Pengumuman Karya Baru #Pernikahan Rahasia Jabar
Episodes

Updated 43 Episodes

1
Bab 1 Pagi yang Tidak Terduga
2
Bab 2 Pagi yang Riweuh
3
Bab 3 Sindiran Ibu Mertua
4
Bab 4 Makan Beras Mentah
5
Bab 5 Cuma dengan Air Masaki
6
Bab 6 Benda Asing Milik Siapa?
7
Bab 7 Saudara Jauh Ibu
8
Bab 8 Kemarahan Mika pada Wisnu
9
Bab 9 Benda Itu Lagi dan Bill Hotel
10
Bab 10 Marahnya Orang Lapar
11
Bab 11 Perubahan Mika
12
Bab 12 Mika yang Garang
13
Bab 13 Mika mulai menunjukkan Taringnya
14
Bab 14 Insiden Semburan Air
15
Bab 15 Mika Sakit
16
Bab 16 Maling Perempuan
17
Bab 17 Siasat Bu Rumi yang Gagal
18
Bab 18 Gerakan Gesit Mika
19
Bab 19 Buntil Pepaya
20
Bab 20 Mika Terlanjur Cerdas
21
Bab 21 Terbongkarnya Masa Bujangan Wisnu
22
Bab 22 Kejutan Pulang dari Pasar Malam
23
Bab 23 Emas Bu Rumi Hilang
24
Bab 24 Siapa Pencurinya?
25
Bab 25 Siapa Pencurinya Belum Ketemu
26
Bab 26 Jurus Baru Bau Menyengat
27
Bab 27 Titik Terang
28
Bab 28 Malik Teriak Maling
29
Bab 29 Mika Mengusir Maling
30
Bab 30 Bu Rumi yang Mulai Stress
31
Bab 31 Sindiran Buat Wisnu dan Bu Rumi
32
Bab 32 Pelakor
33
Bab 33 Apesnya Ciki
34
Bab 34 Pertengkaran Sengit
35
Bab 35 Menjadi Bulan-bulanan Tetangga
36
Bab 36 Bu Rumi dan Ciki Pindah
37
Bab 37 Mangga Muda Sebelum Bertempur
38
Bab 38 Firasat Wisnu
39
Bab 39 Garis Dua
40
Bab 40 Calon Ayah (Tamat)
41
Promosi Punya teman
42
Promo Karya Baru
43
Pengumuman Karya Baru #Pernikahan Rahasia Jabar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!