BSA 2

Karlina memberikan alamat ke aji mengenai restoran yang di dapatkan dari temannya dan mereka akan mendatangi restoran tersebut.

Lina, lisa dan aji mereka pergi setelah pulang kerja, sengaja lina mengajak lisa karena takut ada omongan jika hanya mereka berdua yang pergi.

"Di sini lin.?" tanya aji

"Seharusnya memang di sini mas aji." kata lina yang melihat restoran yang nampak bagus dan mahal.

Mereka bertiga masuk dan menanyakan kepada karyawan restoran karena sebelumnya lina juga sudah menelfon.

"Lina ya..." kata burhan

"Ya pak saya lina dan ini orang yang berkepentingan untuk masalah catering." kata lina mengenalkan aji.

"Sayang sekali yang punya restoran belum datang dan saya yang mewakili, silakan masuk." kata burhan

"Ini daftar menu masakan dan harga dari restoran kami, silahkan di lihat. " kata burhan

Aji dan lina juga lisa melihat lihat, ada banyak daftar menu sesuai dengan standar.

"Lis, lin sepertinya ini cocok dengan keuangannya, " kata aji

Lina melihat menu yang di tunjuk aji di daftar sepertinya itu untuk kalangan menengah ke bawah.

"Benar mas ini aja empat macam makanan dan sepertinya cocok untuk acara mas aji." kata lina dan di angguk i lusa mereka satu pikiran.

"Gimana mas aji mbk lina sudah ada yang di pilih." kata burhan

"Ini saja pak burhan." kata aji menunjukkan pilihannya.

"Baik, besok silahkan datang kembali, kami akan membuat tester makanan untuk di cicipi apa sesuai rasanya, sekalian bertemu dengan pemilik restoran dan urusan lainnya.," kata burhan

Aji dan lainnya berpamitan dengan burhan dan meninggalkan restoran tersebut.

Saat berjalan keluar lisa melihat seorang pria yang waktu itu di swalayan, pria itu berjalan ke arah mereka dengan telefon di telinga melewatinya.

"Lin tampan ya lin." kata lisa

Lina menepuk lisa karena kecentilan melihat pria yang melewatinya, dia merasa malu karena ada aji bersama mereka.

"ezzz... itu cocok buat ayahnya naya lin." kata lisa lagi

"Ada ada saja lisa.. malu ama mas aji. " kata karlina berbisik pada temannya.

Aji sepertinya tidak mendengar keributan yang terjadi pada teman temannya karena dia juga sedang fokus memberi pesan ke calon istri nya.

"Mas aji, lisa dan aku pamit ya." kata lina

"Loh.. aku terimakasih ya, apa kalian ngk ingin makan bakso, aku traktir sebagai ucapan terima kasih." kata aji

"Ngk usah mas kasihan naya kalau lama lama. " kata lina

"Ya sudah, terima kasih ya lisa,lina." kata aji lalu mereka berjalan masing masing.

Diangkot yang lina dan lisa tumpangi mereka masih asyik mengobrol, sampai lina turun dan melambaikan tangan ke lisa karena lisa masih satu gang lagi rumahnya.

Setelah menjemput kanaya di rumah mbk yuni lina mengajak naya untuk membeli makan untuknya.

Karena hanya hidup berdua bersama putrinya lina hanya memasak makanan di pagi hari dan itupun untuk kanaya.

Dia selalu memasak untuk makan siang dan sore buat maya, karena tidak mungkin dia menyerahkan semua kepada mbk yuni.

Selain itu lina sangat suka memasak untuk kanaya dan kata mak yuni maya selalu lahap makanannya.

Lina tahu sayuran sangat cocok untuk anaknya dan kenaya tidak bosan makan apa yang ibunya masak untuknya.

Karlina seperti biasa sangat sedih saat melihat putrinya yang tidak bisa melihat ayahnya.

"Apa benar yang di katakan lisa jika aku harus mencari ayah untuk kanaya.? " kata lina dalam hatinya.

Esok hari lina akan membersihkan rumah dan ini sudah tujuh bulan dia membersihkan rumah tanpa tahu pemiliknya.

"Ceklek" lina membuka pintu dan sepi seperti biasa dan lina mengambil sapu dan lap pel dan mulai membersihkan rumah.

Karena sepi lima selalu menyetel musik dangdut untuk menemaninya bekerja.

Saat mulai membersihkan "ceklek" pintu kamar terbuka dan nampak seorang pria berdiri dengan wajah bangun tidur karena terganggu oleh suara berisik.

Lina tertegun melihat orang yang di depannya, "pria swalayan." kata hati lina

"Maaf pak saya kira ngga ada orang di rumah." kata lina

"Ngk papa, tolong jangan kencang kencang musiknya. " kata bastian berjalan ke dapur dan mengambil air di dalam kulkasnya.

"Sepertinya aku pernah melihat wanita itu," kata bastian dalam pikirannya.

"Bastian namaku bastian dan jangan panggil pak. " kata bastian sebelum kembali ke kamarnya.

"Karlina," lina memperkenalkan dirinya

Itulah perkenalan pertama mereka berdua dan selanjutnya mereka selalu bertukar catatan jika ada yang di perlukan.

Lina sudah mulai tersenyum saat perkenalan dengan pemilik rumah yaitu bastian, tidak bisa di ragukan jika wajah tampan itu lah yang telah membuat lina tersenyum.

"Lin kamu sedang jatuh cinta ya.? " tanya lisa

"Apaan sih lis." kata lina tersipu

"Serius, siapa apa aku kenal." kata lisa penasaran

"Kenal ngk, tapi pernah lihat. " kata lina

"Siapa, di mana.?" kata lisa antusias

"Kepo." kata lina

Di ruangan bastian sendiri, bastian masih memegang memo yang lina tulis untuknya,

Kemarin lina membuat kue untuknya.

Tentu saja lima membuatnya di rumah karena di rumah bantuan tidak ada peralatan untuk membuat kue.

Sudah enam bulan bastian dan karlina semakin akrab dan rasa di hati tumbuh di kedua insan.

Karlina juga sudah mengenalkan kanaya kepada bastian dan mereka berdua sudah akrab, bantuan yang menginginkan seorang anak seakan mendapatkan kebahagiaan.

Apalagi kanaya adalah anak yang lucu dan manis itu membuat bantuan sayang kepadanya.

Hari minggu karlina membawa kanaya ke rumah bastian dan selama karlina mengerjakan tugasnya membereskan rumah dan kanaya bersama bastian.

"Lin ada yang ingin aku katakan kepadamu." kata bantuan setelah karlina selesai dan akan pulang.

Dalam hati karlina merasa berdebar dan di fikirannya mengatakan apa dia berbuat salah dan akan di pecat.

"Ya pak,ada apa ya.. " kata lina

"Lina aku merasa senang saat bersama kanaya dan kamu juga, sepertinya aku sudah mulai terbiasa bersama kalian dan merasa sepi saat tidak ada kalian. Lina maukah kamu menikah dengan ku. " kata bastian

Karlina sendiri diam dalam keterkejutannya memandang bastian tidak percaya jika pria yang dihadapinya telah melamarmu di hadapan putrinya.

"Jika kamu ingin berfikir aku akan..."kata bantuan tidak melanjutkannnya

"Ya, aku mau." kata karlina

Bastian yang sudah menyiapkan sebuah cincin memberikan cincin itu kepada karlina dan mereka berpelukan Bahagia.

"Aku antar kalian pulang, apa mau menginap." kata bastian

"Pulang saja." kata karlina tersipu karena dia tahu jika mereka menginap takut tidak bisa menahan diri.

Sampai di depan kontrakan karlina, bastian membukakan pintu mobil dan menggendong kebaya yang sudah tidur dan membawanya masuk ke rumah.

Rumah petakan kecil dan bastian membaringkan kanaya di kasur ukuran satu dan melihat sekeliling rumah karlina.

Tidak banyak perabotan di rumah itu hanya ada kulkas kecil, TV dan lemari baju, bastian duduk di depan TV bergelarkan karpet bulu warna merah.

"Maaf mas hanya ada teh di rumah." kata karlina

"Tidak apa apa ." kata bastian tersenyum

Mereka sungguh canggung berada dalam situasi seperti ini, masih malu malu karena baru beberapa jam tadi mereka resmi bersama.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!