SAH
Mendengar kata sah membuat desta yang dipingit didalam kamar menangis histeris. Tak terima di usianya yang baru 18tahun sudah menjadi istri ditambah ia tak tau jawab suaminya.
"Mama, huaaa"
Deswina dibuat gemas dengan kelakuan putri bungsunya.
"Ta, jangan nangis kayak gitu. Bedaknya bisa luntur dan make up nya jadi berantakan nanti."
"Ga, ga mau. Aku ga mau nikah, hiks hiks. Mama sama papa jahat."
Setelah berfikir selama dua hari darmawan memutuskan untuk menerima lamaran dari keluarga alan dan benar saja seminggu kemudian akad nikah dilangsungkan sesuai permintaan diwangsa.
"Ta, udah dong nak. Kamu jangan kayak gini, itu bentar lagi pasti disuruh keluar kalau tampilan kamu berantakan kan bikin malu."
"Biar, biarin aja."
Kesal karena desta terus menangis dan tidak bisa diatur membuat deswina sakit kepala.
"Mba tolong di touch up lagi ya itu make up nya. Saya mau ke toilet sebentar."
"Siap bu."
Deswina masuk kedalam kamar mandi yang ada dikamar desta, ia tak sanggup lagi menahan air matanya yang sejak tadi ditahan.
"Maafkan mama nak, semua diluar kuasa mama."
Bukan jahat, tapi darmawan dan deswina mengambil jalan ini karena ingin membalas budi keluarga diwangsa yang dengan sukarela memberi bantuan kepada mereka disaat semua orang tak satupun yang mau membantu.
. . .
Alan duduk dengan gelisah, dua hari iya berusaha menghafalkan kalimat ijab agar bisa diucapkan dalam satu kali tarikan nafas.
"Sudah berhasil lan, ga usah tegang gitu mukanya." Ledek diwangsa yang duduk disebelah kanan cucu kesayangannya.
"Hehehe, aku masih tegang opa." Jujur alan pada sang kakek.
"Memangnya ini lebih menegangkan dari presentasi proyek besar?"
"Hmm, tentu. Aku ga nyangka kalau akan semenegangkan ini. Huft."
"Ssstt, pengantin wanitanya udah keluar kamar."
Sontak saja bisikan sofia kembali membuat alan tegang, ia rikuh harus bersikap bagaimana setelah ini.
"Astaga, kenapa jantung gue mau copot begini sih? Padahal ini yang gue nikahin kan bocil, pasti dia masih polos banget." Batin alan merutuki dirinya sendiri yang tumben sekali kelimpungan begini.
"Slow, santai saja alan." Diwangsa kembali berbisik pada cucunya karena wajah alan kembali menegang seperti saat tadi sebelum acara ijab kabul dimulai.
Deswina menggandeng desta yang sudah kembali terlihat cantik setelah di touch up oleh periasnya.
"Mama, aku ga mau."
Beginilah sikap desta sehari-sehari sehingga kerap kali membuat deswina jengkel.
"Please ta, mama mohon bersikaplah yang cantik jangan bikin papa malu didepan tamu undangan."
"Senyum"
Deswina harus tegas tapi juga harus memperlihatkan senyumnya karena semua mata saat ini sedang tertuju pada si pengantin wanita.
"Duduk nak" Deswina kembali menginterupsi putrinya karena desta hanya berdiri mematung disebelah alan saat mereka sampai di tengah ruang tamu yang dijadikan tempat ijab kabul.
"Duduklah nak." Darmawan mengangguk pada putrinya dengan senyuman yang dipaksa.
"Papa" Air mata desta kembali menggenang di pelupuk mata.
Darmawan hanya mampu menganggukkan kepalanya. Jika tak malu dengan banyaknya tamu undangan, ingin rasanya darmawan merengkuh desta untuk masuk kedalam pelukannya. Sakit, darmawan merasanya hatinya hancur melihat bagaimana wajah desta yang memelas.
"Ayo sayang, duduk nak." Giliran sofia yang berdiri untuk meminta desta duduk disebelah alan karena mereka berdua harus menandatangani beberapa surat-surat penting setelah ijab kabul.
...___________...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments