Ditolak itu hal biasa tapi kalau sampai benar ditolak alan pastikan dirinya akan kehilangan arah.
"Des, wan." Suara danu membuyarkan keterkejutan pasangan suami istri itu.
"Maaf membuat kalian jadi linglung begini."
Tentu saja danu dan sofia dilanda perasaan tak enak hati. Datang datang ingin melamar apalagi anak yang dilamar masih sangat muda. 18tahun, tentu saja darmawan bisa marah besar atas kelancangan ini.
"Kami kaget mas." Jujur deswina.
"Pa" deswina memanggil suaminya yang masih belum sepenuhnya sadar dari rasa terkejutnya.
"Saya ga nyangka akan dapat kejutan begini mas, ini rasanya seperti saat dulu mas dan mba datang untuk memberi uluran tangan untuk saya."
"Wan, sudahlah jangan terus itu yang kamu ingat." Tegas danu.
"Maaf ya, kami lancang melamar desta yang masih belia untuk alan yang sudah tua bangka ini."
Kini giliran alan yang tercengang karena ucapan ibunya yang menyebut dirinya tua bangka. Padahal alan yakin penampilannya tidak akan membuat orang percaya kalau saat ini alan sudah berusia 30tahun.
"Jujur saja, alan memang sudah diharuskan menikah sama opanya jadi kami sekeluarga sudah bolak balik mencarikan jodoh tapi alan selalu menolak."
"Lalu kenapa desta mba?" Tanya deswina bingung.
"Ya ga tau des, kami ingat desta. Karena juga kita kenal dekat jadi aku dan mas danu mencoba siapa tau kalian sama gilanya dengan kami." Ejek sofia pada dirinya sendiri.
"Desta masih kecil mba, saya takut malah nanti merepotkan mba sofi dan mas danu." Elak deswina padahal ia secara sopan ingin melakukan penolakan.
Ibu mana yang rela anak gadisnya yang sedang ranum harus menikah. Sebagai orang tua tentu deswina memiliki mimpi tinggi untuk desta sama seperti mimpi desta yang masih ingin bebas dan meneruskan pendidikannya.
"Jangan bicara begitu des, kalau urusan merepotkan itu hal yang wajar. Wong alan yang sudah ga muda lagi ini juga masih terus merepotkan kami orangtuanya."
"Mas, saya ga bisa jawab. Bingung banget ini." Darmawan menyela.
"Wan, kami pilih desta atas pertimbangan yang matang karena memang kami sedang diburu sesuatu yang penting jadi kami harus bergerak cepat."
Danu tak mungkin menceritakan polemik yang terjadi didalam keluarganya bisa merosot reputasinya nanti.
Saling pandang, darmawan dan deswina kebingungan dibuatnya. Dalam hati ingin menolak tapi sadar tanpa bantuan dua orang didepannya mereka tidak akan mungkin bisa menikmati kehidupan nyaman seperti sekarang.
"Baik mas, kalau memang desta sudah menjadi pilihan kalian saya ga bisa menolak. Cuma ya itu, desta baru 18tahun masih bocah. Kelakuannya pasti nanti akan membuat kalian kelimpungan, sebelumny saya minta maaf bukan kami tidak mendidiknya dengan baik hanya saja desta memang sedikit meleset dari jalur yang semestinya."
Di relung hatinya, darmawan tak menyangka ia akan melepas anak gadisnya secepat ini. Bayi perempuan yang baru kemari ditimang sekarang sudah dilamar.
"Jangan bicara begitu wan, kami pasti akan memakluminya. Desta akan kami anggap seperti anak sendiri." Sofia menyeka air matanya karena ia paham betul apa yang sekarang darmawan dan deswina rasakan sekarang.
Melihat sofia menangis, deswina pun tak bisa menahan derai air matanya. Sore itu acara meminta anak orang malah diakhiri dengan tangis sofia dan deswina yang terlalu terbawa perasaan.
"Astaga, kenapa jadi pada nangis begini. Gue jadi ga bisa nangkep kesimpulannya, lamaran diterima atau ga ini."
Alan dibuat frustasi dengan tontonan didepannya.
...__________...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Dewi Fajar
lanjutt
2024-03-11
1