BAB 5

Setelah 3 hari berada di Polmas, barulah Ayu mendapat telepon dari ibunya. Awalnya Ayu sangat senang ketika handphonenya berbunyi tapi ia ragu untuk mengangkatnya. Ia takut mendapat caci maki dari ibunya. Kak Ima yang berada di dapur, bergegas ke depan melihat siapa gerangan yang menelpon di handphone adiknya karena telepon itu sudah berdering sampai 4 kali akan tetapi Ayu tidak mengangkatnya.

"Kok handphone nya tidak diangkat dek? Takutya dimarahi oleh Tante Sita?". Tanya Ima kepada adik sepupunya tersebut.

Ayu hanya menggelengkan kepalanya tanda menolak mengangkat handphonenya. Tapi setelah mendapat penjelasan dari kakaknya, akhirnya Ayu segera mengangkat telepon ibunya.

Belum juga Ayu mengucapkan salam, Ibunya dari seberang sudah memaki-maki Ayu Karen lama mengangkat teleponnya.

"Kenapa teleponnya lama sekali kamu angkat? Apa karena kamu berada di Polmas, kamu mau melupakan ibumu ini? Dasar anak tak berguna. Anak durhaka. Kamu kapan pulang? Ibu Capek mengerjakan semua pekerjaan rumah sendiri".Hardik Ibu Sita kepada putrinya tersebut.

"Bukan maksud Ayu begitu ibu. Tadi Ayu lagi di kamar mandi jadi lama mengangkat telepon ibu". Ucap Ayu terpaksa berbohong.

Sebenarnya Ayu sangat senang jika mendapat telepon dari ibunya. Itu berarti ibunya perhatian terhadap dirinya. Tapi apa yang Ayu harapkan sangat jauh dari kenyataan. Ibunya menelpon hanya ingin mencaci maki dirinya. Ima yang berdiri tidak jauh dari Ayu hanya bisa menatap sedih kepada Ayu. Ima tahu bagaimana rindunya Ayu kepada orang tuanya Akan tetapi ketika ibunya menelpon, malah Ayu mendapat caci maki. Sambil memegang pundak adik sepupunya tersebut, Ima memberi semangat dan memberi kode agar Ayu segera mengakhiri panggilan telepon tersebut.

Setelah mengakhiri panggilan tersebut, Ayu segera memeluk kakak iparnya dan menumpahkan segala kesedihannya. Ima lalu menghibur adiknya tersebut agar tidak terlalu larut dalam kesedihannya.

Menjelang siang hari, tetangga di samping rumah berkunjung ke rumah Ima untuk membawa aneka buah-buahan. Katanya buah-buahan itu dari kebun sendiri. Dan yang membawa buah-buahan itu adalah Udin. Kak Ima lalu menggoda adiknya tersebut setelah Udin pulang. "Kayaknya si Udin suka dengan kamu lho dek. Kakak perhatikan, semenjak kamu disini dia lebih sering berkunjung ke rumah ini dengan berbagai alasan. Ayo, jangan jangan kamu suka juga dengan Udin ya?" tanya kak Ima sambil tersenyum.

Mendapat pertanyaan seperti itu, Ayu hanya senyum senyum dan berkata kepada kakaknya " mungkin itu hanya kebetulan kak. Bisa saja kan hasil kebunnya banyak dan dia ingi berbagi dengan para tetangga. Tidak mungkin pemuda seperti Udin menyukai Ayu".

Mendengar jawaban adiknya, Ima hanya senyum senyum. Kemudian Ima meminta tolong kepada Ayu untuk memanggil Eda. Kak Ima ingin mengajak Eda menikmati buah-buahan itu bersama sama. Mendapat instruksi dari kakaknya, Ayu segera menyebrang jalan dan menuju ke rumah Eda. Tak di sangka. Di rumah Eda, Ayu melihat Udin berada di sana. Ternyata Udin memberikan buah-buahan juga kepada keluarga Eda. Melihat kedatangan Ayu, Udin langsung menghampiri Ayu dan mengajaknya duduk. Tak lama kemudian, Udin menanyakan kedatangan Ayu ke rumah Eda.

"Kak Ima memanggil Eda untuk menyantap bersama sama buah yang kak Udin berikan". jawab Ayu.

"Apakah saya juga tidak diajak? Kok hanya Eda yang diajak?" protes Udin kepada Ayu sambil tersenyum

"Jika kak Udin mau ikut, silahkan ikut bergabung. Saya Kak Ima tidak keberatan. Lebih banyak yang ikut lebih baik supaya lebih ramai kak". Ujar Ayu.

Mendapat jawaban seperti itu, Udin lalu berlalu masuk ke dalam rumah Eda untuk mengajaknya ke rumah Ayu. Sambil bersenandung kecil, Udin berteriak memanggil Eda. Merasa suara Udin sangat berisik, Eda lalu menyahut dan melarang Udin untuk tidak berteriak karena dirinya lagi bersiap-siap.

Selesai bersiap siap, mereka lalu ke rumah Ayu untuk menyantap buah buahan yang dibawa oleh Udin. Di rumah kontrakan kak Ima, Udin beberapa kali mencuri pandang ke Ayu dan itu disadari oleh kak Ima dan Eda.

"Hmmm... Ada yang jatuh hati nih". Goda Eda kepada temannya.

Mendengar omongan sahabatnya, Udin hanya diam sambil tersenyum. Tapi pandangannya tidak pernah beralih ke Ayu.

Selesai memakan buah bersama, akhirnya mereka membubarkan diri dan pulang ke rumah masing masing. Tapi Udin tidak beranjak dari tempatnya. Ia masih ingin mengajak Ayu untuk bercerita. karena ayu tidak dapat tidur siang, makanya ayu menerima tawaran Udin untuk berbincang bincang di teras. Udin ingin melakukan pendekatan kepada ayu. Jujur sejak awal bertemu, Udin sudah menyukai Ayu. Tapi dia masih segan untuk mengutarakan hatinya kepada ayu.

selang 25 menit berbincang bincang, akhirnya Ayu meminta izin untuk masuk ke dalam rumah karena hari sudah sore. Ayu ingin membantu kakak sepupunya tersebut untuk masak makanan malam.

Sehari kemudian ibunya Udin bertandang ke rumah kontrakan kak Ima yang berada di samping rumahnya. Ia ingin melihat bagaimana rupa gadis yang telah menarik perhatian anaknya. Setelah sampai di depan pintu, ibunya Udin lalu mengucapkan salam. Tak lama kemudian muncullah kak Ima yang ditemani oleh Ayu. Kak Ima merasa sangat senang karena kedatangan lagi tetangganya. Lalu kak Ima mempersilahkan tamunya untuk masuk.

Tak ingin berlama lama, ibunya Udin lalu memperkenalkan dirinya kepada Ayu. Beliau mengatakan jika dia adalah ibunya Udin. Lalu mereka berdua bersalaman akan tetapi ibunya Udin langsung memeluk dirinya. Jujur, ayu sangat kaget karena ibunya Udin langsung memeluk dirinya. Kehangatan seorang ibu dapat Ayu rasakan ketika ia dipeluk oleh ibunya Udin. Hal yang sangat berbeda dengan perlakuan ibunya kepada dirinya. Tak terasa air mata Ayu jatuh dan ini membuat ibunya Udin kaget.

"Kenapa nak? Apa ada sesuatu yang menyakiti hatimu atau kamu tidak betah di Polmas ya?" tanya ibu ya Udin.

"Tidak ada yang menyakiti saya Bu. Saya juga sangat betah liburan di Polmas karena Alhamdulillah Ayu sudah mendapatkan teman disini". Jawab Ayu.

Mendapat jawaban seperti itu akhirnya ibunya Udin merasa lega. Ia dapat menilai jika Ayu anak yang sopan dan baik. Makanya ia tidak keberatan jika anaknya menyukai gadis seperti Ayu. Setelah mendengar cerita Eda jika Udin menyukai adik sepupu pak Rul yang kebetulan adalah tetangganya, alangkah bahagianya ibunya Udin. Karena selama Udin ditinggal oleh kekasihnya setahun yang lalu, semangat Udin seolah olah ikut pergi dengan kekasihnya. Oleh karena itu, ibunya Udin bergegas menemui gadis yang ia sukai dan dari pandangan pertama, ibunya Udin dapat menilai kepribadian Ayu dan pantas jika anaknya menyukai gadis tersebut. Setelah berbincang bincang agak lama dan menikmati sajian yang telah dihidangkan oleh Ayu, ibunya Udin berpamitan. Ia mengajak Ayu dan kak Ima untuk berkunjung ke rumahnya yang berada di samping kontrakan Ima. Setelah tamunya beranjak pergi, kak Ima berkata kepada ayu " Ayu, kedatanganmu ke rumah kakak menambah hubungan harmonis antara kakak dan tetangga kakak. Kakak yakin jika kamu itu gadis pembawa berkah. Tapi kenapa Tante sita bersikap sangat kejam kepada dirimu?".

Mendapat pertanyaan seperti itu membuka lagi lembaran kepahitan kehidupan Ayu. Di kepalanya seolah olah terbayang sikap ibu kandungnya yang sangat membenci dirinya. Tapi beruntungnya karena masih ada bapak Ayu, Pak Ahmad, yang selalu siap membela dan sangat menyayangi Ayu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!