BAB 4

Menjelang subuh, Ayu beserta Rul dan Ima telah bangun. Mereka bersiap siap untuk melaksanakan shalat subuh. Selesai mengerjakan shalat subuh, Ayu membantu kak Ima memasak untuk sarapan. Mereka berencana memasak sayur tumis kangkung, ikan goreng sambel dan tak lupa lalapan. Wangi aroma masakan tercium sampai ke kamar dan ini mengundang suami kak Ima untuk menghampiri mereka.

" Wah, wangi benar masakan kalian. Perutku ini berteriak untuk segera diisi". Ucap kak Rul.

"Sabar kak. Sedikit lagi masakannya masak. Kakak seperti tidak makan setahun saja". Jawab Ayu sambil menertawakan kekonyolan kakaknya.

Tak lama kemudian menu sarapan telah tersaji di atas meja. Kak Ima memberi instruksi kepada Ayu untuk memanggil kakaknya.

"Yu, tolong panggilkan kakakmu. Makanannya sudah tersaji". Ucap Ima meminta tolong kepada adiknya tersebut.

"Siap kak". Jawab Ayu sambil menirukan gerakan orang yang sedang hormat.

"Kak, makanan sudah siap. Kakak sekarang boleh makan sepuas yang kakak mau". Panggil Ayu kepada kakaknya itu.

Tak lama kemudian, mereka bertiga telah menyantap sarapan yang telah tersaji. Sambil makan, kak Ima menyarankan kepada Ayu untuk mencari teman agar dia tidak bosan selama berada di Polmas.

"Ayu, nanti kakak kenalkan dengan tetangga di depan rumah ya. Semalam kakak sudah cerita ke ayu kan?" tanya kak Ima

"iya kak. Ayu akan merasa senang jika ayu mempunyai banyak teman. Makasih kak karena sudah baik kepada ayu". Jawab Ayu.

"Sama sama sayang". Ucap kak Ima sambil memegang tangan adiknya tersebut.

Selesai sarapan, Ayu membantu kak Ima membereskan semua peralatan makan dan mencucinya. Mereka berbagi tugas. Ayu bertugas membereskan bagian dapur dan kak Ima bertugas membersihkan bagian ruang tamu. Sebenarnya Ayu sanggup membersihkan dapur dan ruang tamu seorang diri karena pekerjaan tersebut biasa ia lakukan seorang diri di rumah. Tapi kak Ima juga tidak mau hanya berpangku tangan dan menyuruh Ima karena pekerjaan akan cepat selesai jika dikerjakan bersama.

"Ayu, apa hari ini om Ahmad atau Tante sita sudah menelpon?" tanya kak Ima.

"Hari ini belum Kak tapi kemarin bapak sudah menelpon. Malah sampai 3 kali". Jawab Ayu.

Sebenarnya Ima ingin bertanya kepada Ayu tentang kelakuan ibunya yang begitu kejam kepada Ayu akan tetapi niat itu dia urungkan karena takut nanti Ayu bersedih.

"Pasti kakak ingin bertanya kan soal sikap ibu selama ini kepada Ayu. Jujur sebenarnya Ayu juga bingung dengan sikap ibu. Seandainya Ayu ini anak tiri, pasti ayu mengerti tapi ayu ini anak kandung ibu yang seharusnya mendapat kasih sayang yang tulus ". Ujar Ayu.

"Tidak usah dipikir ya dek. Kan tujuan kamu kesini untuk liburan. Untuk bersenang senang. Hilangkan semua beban pikiran yang mengganggu dirimu". Ucap Ima sambil menghibur adiknya tersebut.

Menjelang sore hari, sambil menunggu suaminya pulang kerja Ima mengajak Ayu duduk di depan rumahnya. Sambil pandangannya menuju ke rumah Eda. Ia ingin memperkenalkan adiknya tersebut kepada Eda. Eda adalah tetangga kak Ima. Ia adalah adalah anak petani dan sekaligus seorang mahasiswa semester awal. Kak Ima berniat memperkenalkan adiknya dengan Eda karena Eda anaknya sangat baik dan sopan.

Tak menunggu lama, akhirnya orang yang ditunggu tunggu telah tiba. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, kak Ima segera memanggil Eda.

"Eda, ayo kemari. Singgah ke rumah ibu sebentar". Panggil Kak Ima dari depan rumahnya.

Mendengar namanya disebut, akhirnya Eda membalikkan badannya dan menuju ke sumber suara.

"Ada apa Bu?" tanya Eda.

"Ibu hanya ingin memperkenalkan adik ibu yang baru datang dari Makassar. Rencana dia akan berlibur di sini selama 2 Minggu jadi ibu harap kalian bisa berteman". Jawab kak Ima.

Kemudian Eda dan Ayu bersalaman. Dan ayu berharap jika Eda dapat menjadi temannya selama dia berada di Polmas.

"Nanti aku kenalkan dengan sahabatku ya. Namanya Udin dan rumahnya berada tepat di samping rumah ini". ucap Eda.

Ayu hanya tersenyum dan menganggukkan kepala. Tak lama setelah bertukar nomor telepon, akhirnya Eda mohon diri. Dia ingin mandi sore. Setelah Eda pamit, kak Rul akhirnya pulang sambil membawa jagung rebus. Kemudian mereka menyantap jagung rebus tersebut di teras rumah sambil menikmati senja.

Keesokan harinya, Eda bertandang ke rumah kak Ima dan ingin mengajak Ayu ke rumahnya. Eda ingin memperlihatkan kepada Ayu kebun sayur bapaknya dan kebutuhan hari ini mereka akan memanen sayur kangkung dan sayur bayam.

"Assalamu Alaikum". Teriak Eda dari depan pintu.

"Waalaikum salam ". Jawab kak Ima dari dalam rumah.

Kemudian kak Ima dan Ayu segera beranjak ke depan rumah.

"Ada tamu. Silahkan masuk dek". Ucap kak Ima sambil mempersilahkan tamunya untuk masuk ke dalam rumah.

"Tidak usah kak. Saya kesini untuk mengajak Ayu ke rumah. Kebetulan hari ini bapak lagi panen sayur bayam dan kangkung, jadi saya mau mengajak Ayu untuk panen sayur. Supaya Ayu tidak bosan di rumah". Ucap Eda.

"Bagaimana Ayu? Apa kamu mau ke rumah Eda?". Tanya kak Ima.

"Iya kak. Ayu ikut Eda saja ke rumahnya". Jawab Ayu.

Kemudian mereka berdua berjalan beriringan menyebrang jalan kemudian ke rumah Eda. Sesampainya di rumah Eda, Eda memperkenalkan Ayu kepada anggota keluarganya. kebetulan di rumah tersebut ada sahabat Eda yang bernama Udin. Eda memperkenalkan Udin kepada Ayu. Udin kemudian tersenyum kepada Ayu akan tetapi Ayu segera menundukkan wajahnya karena malu.

Tak lama setelah berkenalan dengan semua anggota keluarga Eda, Eda segera mengajak Ayu ke kebun. Tak lupa juga Udin menawarkan dirinya untuk ikut. Sejak pertama kali melihat dan berkenalan dengan Ayu, entah mengapa ada perasaan aneh yang terjadi pada dirinya. Sikap sederhana dan sopan walaupun berasal dari kota yang membuat Udin tertarik dengan gadis tersebut.

Tak menyia-nyiakan kesempatan, Udin selalu berada di samping Ayu. Dia menjelaskan setiap detail tentang tanaman yang ditanam oleh orang tua Eda. Mulai dari bibit, pupuk, dan hama apa yang bisa menyerang tanaman tersebut.

Eda hanya bisa tersenyum dan geleng geleng kepala melihat tingkah sahabatnya yang mencoba menarik simpati Ayu.

"Kamu sekarang sudah kelas berapa Yu?" tanya Udin kepada Ayu

"Alhamdulillah sekarang aku sudah kelas 3 SMA kak. Sebentar lagi ujian". Jawab Ayu.

"Trus kalau sudah lulus, mau lanjut kuliah ya?". Tanya Udin lagi.

"Insya Allah aku ingin melanjutkan ke fakultas Keguruan. Ayu ingin menjadi guru kak". Jelas Ayu kepada Udin.

"Sama dong dengan Eda. Eda juga kuliah di fakultas keguruan jurusan Pendidikan Agama Islam. Kak Udin juga sebenarnya dulu ingin kuliah tapi belum ada rejeki. Jadi kakak mencoba melamar kerja di perusahaan Pak Rul dan Alhamdulillah diterima. Lumayan gaji kakak untuk bantu bantu keuangan mama". Jawab Udin

Tak lama berbincang bincang, Eda kemudian menghampiri Ayu dan Udin dan mengajak mereka.untuk pulang. Sayur yang ingin dipanen telah habis dan Eda meminta bantuan kepada Udin untuk membantu mengangkat sayur yang telah dimasukkan ke dalam karung untuk dibawa ke dalam rumah. Tak lama lagi pembeli sayur tersebut akan datang mengambil sayuran tersebut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!