3

Rangga melepaskan masker yang menutupi sebagian wajahnya dan melihat ke arah Raka. Raka seperti orang yang tengah mengingat sesuatu. Dia yang memang jarang menatap lawan bicaranya membuatnya tak hafal dengan orang yang pernah berbicara atau bertemu dengannya.

" Saya Rangga, Pak. Dari bagian finance." Ujar Rangga memperkenalkan dirinya.

" Ohh.. Maaf saya lupa." Ucap Raka.

Rangga hanya melempar senyum canggungnya.

" Liam. Bawa dia ke rumah sakit." Perintah Raka pada Liam.

" Tapi sebentar lagi kita ada meeting." Ucap Liam mengingatkan Raka.

" Aku bisa menghandle sendiri." Ucap Raka tak ingin di debat. Liam hanya menuruti perintah Raka.

" Saya tinggal dulu. Biar Liam mengurus pengobatan kamu." Ujar Raka pada Rangga dan tanpa menunggu tanggapan dari Rangga. Raka langsung berjalan, kembali memasuki mobilnya.

" Kita cari taksi." Ucap Liam matanya sesekali mengedar mencari taksi yang lewat.

" Biar saya sendiri aja, Pak." Ucap Rangga sedikit sungkan dengan bantuan bos besarnya.

" Jika aku membiarkan kamu ke rumah sakit sendirian. Artinya kamu ingin aku tamat!" Sergah Liam dan tangannya langsung menyetop taksi yang lewat.

" Motor saya gimana, Pak?" Rangga tampak bingung dengan kendaraannya yang masih terparkir di pinggir jalan.

" Nanti ada orang bengkel yang jemput." Ucap Liam dan memapah Rangga yang terpincang- pincang memasuki taksi berwarna biru.

******

Kayra yang bosan karena sejak kemarin tidak diizinkan mertuanya untuk mengerjakan apapun. Secara diam- diam dia menyapu halaman yang tampak masih kotor karena Surti masih sibuk dengan pekerjaannya di dapur.

" Assalammu'alaikum." Sapa Rangga saat memasuki halaman rumahnya.

" Wa' aaaalaaikumsaalaamm.." Sahut Kayra sedikit terbata ketika mendapati Rangga berjalan dengan di papah rekan kerjanya. Celana panjang hitamnya terkoyak di bagian lutut.

" Ya Allah.. Mas. Kamu kenapa?" Tanya Kayra dengan wajah panik.

Rangga duduk di sofa tua yang ada di ruang tamu. Kayra menatap Rangga dengan tatapan prihatin. Walaupun luka- lukanya sudah di bersihkan saat di rumah sakit tadi. Tetapi tetap saja melihat suaminya terluka seakan Kayra ikut merasakan perihnya luka- luka itu.

" Tadi Rangga mengalami kecelakaan. Untungnya tidak ada luka yang serius. Ini obat- obatan dan juga barang- barang Rangga. Besok montir akan mengirimkan motor anda. Dan Pak Raka memberikan anda cuti tiga hari untuk memulihkan kondisi anda." Ucap Liam pada Kayra dan Rangga secara bergantian.

" Terima kasih banyak, Pak Liam. Sampaikan juga salam saya untuk Pak Raka." Ucap Rangga. " Maaf sudah merepotkan."

" Tidak masalah. Salam anda akan saya sampaikan." Ucap Liam dan melirik jam yang ada dipergelangan tangannya. " Saya harus kembali ke kantor." Ucap Liam dan berpamitan pada Rangga dan juga Kayra.

" Antarkan, Sayang." Bisik Rangga merasa tak enak jika tak ada yang mengantar Liam.

" Terima kasih banyak, Pak." Ucap Kayra dan mengantar Liam menuju halaman depan. Taksi yang membawa mereka masih menunggu Liam.

" Saya permisi dulu." Ucap Liam pada Kayra dan masuk ke dalam taksi.

Selepas kepergian Liam. Kayra buru- buru masuk kembali ke rumahnya menemui suaminya.

" Gimana bisa kamu jatuh dari motor, Mas?" Tanya Kayra pada Rangga yang berusaha melepaskan kemejanya yang sudah kotor.

" Tadi ada motor yang nyenggol mas, Sayang." Jawab Rangga. " Mas jatuh untungnya mobil di belakang mas bisa ngerem. Kalo engga.. Waahh mas bisa kelindes ban mobil terus jadi mister gepeng." Ucap Rangga diselingi dengan gurauan.

" Malah bercanda!" Omel Kayra. " Terus kok bisa bos yang mas bilang perfeksionis itu nolongin mas?"

" Mobil yang ngerem itu ternyata mobil bosnya Mas, Sayang." Jawab Rangga dan mencubit gemas pipi Kayra.

' Tok tok tok.'

Suara ketukan pintu terdengar lagi, Kayra buru- buru bangkit dan membuka pintu itu. Wanita yang beberapa hari lalu datang mencari Rangga. Kini datang lagi. Kayra menatap Mozza tak suka.

" Rangga ada?" Tanya Mozza pada Kayra.

" Siapa sayang?" Tanya Rangga yang mendengar seseorang menyebut namanya.

Belum juga Kayra menjawab. Mozza sudah menggeser tubuh Kayra yang memang lebih pendek darinya dan masuk begitu saja ke dalam rumah.

" Oh my god." Seru Mozza terkejut dengan keadaan Rangga yang beberapa bagian tubuhnya di tutup perban.

" Mozza." Gumam Rangga dengan mata yang membola. Seakan tak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini.

" Kamu kenapa sayang?" Tanya Mozza dan duduk di sebelah Rangga.

Kayra buru- buru menarik tubuh Mozza agar menjauh dari suaminya.

" Jangan dekat- dekat! Kalian bukan muhrim!" Seru Kayra dengan nada ketus.

Mozza melirik Kayra dengan tatapan sinis.

" Ada apa kamu kemari?" Tanya Rangga dengan nada dingin.

" Sesuai janjiku. Aku menemuimu setelah aku sudah mencapai karirku." Ucap Mozza dengan senyum menggoda.

" Aku sudah menikah. Dan ini adalah istriku. Kayra." Ucap Rangga menatap Mozza tajam.

Mozza tersenyum penuh arti. " Gak mungkin!" Sanggah Mozza. " Kamu cinta mati sama aku, Rangga!" Ucap Mozza tak terima dengan kenyataan.

" Itu dulu. Sekarang aku mencintai istriku." Ucap Rangga mempertegas kalimatnya.

" Rangga!"

" Apa?" Bentak Rangga tak kalah lantang dengan suara Mozza. " Kamu meninggalkan aku begitu saja hanya demi karir modeling kamu?!" Maki Rangga. Dia masih ingat betul bagaimana rasa sakit yang dia rasakan ketika Mozza sudah membulatkan tekadnya untuk terbang ke negara yang terkenal dengan fashionnya yang mendunia. Dia memutuskan hubungan mereka begitu saja dan meninggalkan Rangga yang terpuruk sendiri.

" Aku lakuin itu juga untuk masa depan kita juga, Rangga!" Sangga Mozza.

" Bukan masa depan kita! Tapi Kamu!" Ralat Rangga. Telunjuknya teracungkan tepat di depan wajah Mozza.

" Hah!" Mozza mendengkus kesal dengan kenyataan yang ada. Lelaki yang dia pikir akan tetap menunggunya. Ternyata kini sudah membangun rumah tangga dengan wanita lain. Bahkan standar kecantikan wanita itu jauh di bawahnya.

" Pergi kamu dari sini! Dan jangan ganggu keluargaku!" Usir Rangga pada Mozza.

Dengan gaya yang angkuh dan elegan. Mozza berdiri dan menatap sinis pada Kayra yang sejak tadi membisu dan segera berlalu dari hadapan mereka.

Kayra menatap Rangga dengan tatapan nanar. Pantas saja nama Mozza tak asing di telinganya. Ternyata dia perempuan yang dulu sering di sebut suaminya saat tertidur ketika awal pernikahan mereka dulu.

" Dia mantan pacar kamu, Mas?" Tanya Kayra dengan suara bergetar. Hatinya kembali tergores ketika mengingat bagaimana perlakuan Rangga dulu saat mereka baru menikah.

Rangga menatap Kayra. Langsung dipeluknya Kayra yang tengah menangis. Rangga tahu jika Saat ini hati Kayra tengah terluka karena kehadiran Mozza yang tiba- tiba.

Kayra menangis sesenggukan di pelukan Rangga. " Pantas saja kamu sering menyebutnya dalam mimpi kamu." Ujar Kayra di sela tangisnya.

" Sssttt." Rangga mengelus lembut punggung Kayra dan sesekali mengecup pucuk kepala Kayra dengan lembut.

Terpopuler

Comments

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

mozza hanya masalalu rangga kayra masa depan km adalah kayra n calon anknya sabar ya kayra....

2023-11-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!