Tresa merasa sedikit pusing saat membuka mata. Disampingnya ada Raka yang tengah tertidur pulas. Denyut jantung tresa seakan berdetak kencang ketika teringat siluet kisah manisnya waktu dulu ketika masih berpacaran dengannya.
'Kalau saja dulu kamu tidak mengecewakanku, mungkin dari dulu sampai sekarang aku akan tetap cinta sama kamu'. Batin tresa sedikit kecewa.
Dari dulu sampai sekarang, ia ingin tahu apa alasan sebenarnya Raka meninggalkannya waktu dulu. Namun,rasa gengsi menghalangi nya dan tak pernah bertanya sampai saat ini.
Saat tengah dalam keadaan tak karuan, tiba tiba Raka memegang lembut tangannya. Tresa bisa melihat senyum suaminya yang merekah.
"Tres?". Lenguh Raka.
Tresa hanya mendongakkan kepala dan tak membalas panggilan Raka. Sungguh ia tak tahu harus bersikap apa.
"Aku mau mandi dulu". Balas tresa akhirnya. Raka hanya mengangguk dan membuka ponselnya. Jam 6 tampak terkutip.
Ketukan pintu mulai terdengar beberapa kali. Raka lalu membukanya dan melihat mertuanya tengah membawa sepiring nasi.
"Tante?". Panggil Raka yang langsung mendapat reaksi mengkerut dari Rika.
"Kok manggilnya Tante sih? Kan sekarang kamu udah jadi menantu saya. Panggil mamih yah". Pinta Rika sembari tersenyum.
Raka mengangguk canggung. Ia lupa,bahwa hari ini adalah hari pertama ia menjadi seorang suami dan menantu. "Oh iya raka, ada tresa?". Tanya Rika mencoba mencari keberadaan anaknya.
"Lagi mandi tan… mamih". Jawab Raka hampir kelepasan memanggil panggilan Tante. "Oh gitu? Yaudah gih kamu kebawah dulu,yang lain pada nunggu. Mamih mau ngobrol sebentar dulu sama tresa". Ucap Rika yang lalu masuk kedalam kamar dan menunggu kemunculan tresa. Sedangkan Raka bergegas turun dan menghampiri orang tuanya yang tengah mengobrol dengan Harto.
Disisi lain, tresa yang baru saja selesai mandi dikejutkan dengan kehadiran Rika yang tengah duduk diatas kasur. "mamih lagi apa?". Tanya nya.
"Sayang, hari ini kamu bakal ikut mamih sama papih buat kunjungi rumah nenek yang dulu". Timbal Rika yang membuat tresa sedikit kebingungan. Untuk apa datang kerumah nenek nya yang sudah meninggal?kakeknya juga sudah tidak ada.
"Buat apa mih?".
"Dulu nenek kamu pernah ngasih wasiat, katanya kalau kamu udah nikah. Rumahnya pengen ditinggalin sama kamu dan suami". Jelas Rika.
Tresa hanya mengangguk sedikit tak rela. Sedari kecil ia adalah anak yang manja dan tak bisa jauh dari kedua orang tuanya. Harus secepat ini? Rasanya tresa tak kuat kalau harus hidup jauh dari mamih dan papihnya.
"Sekarang yuk kita makan dulu. Raka juga udah duluan". Ajak Rika yang diikuti oleh tresa turun dari tangga.
…
Sesuai janji, tresa dan Raka dibawa pergi ke sebuah rumah khas Jawa yang dimodifikasi modern. Rumah besar dalam tanah berukuran kurang lebih 800m², taman asri dan kolam ikan mas tampak menyejukkan.
"Nah ini dia tres, Raka rumah baru kalian". Ucap Harto memperkenalkan rumah peninggalan ibunya. Tresa dan Raka hanya saling menatap sambil menarik koper besar punya mereka.
"Oh iya raka, rumah ini kan cukup jauh dari rumah mamah sama papah. Jadi kalau ada apa apa telpon aja ya". Ingatkan Linda yang merasa tak rela melepaskan anak semata wayangnya Yang sudah hidup selama 23 tahun bersama nya.
"Iya mah, mamah tenang aja pokoknya aku bakal jaga diri dan sebisa mungkin jagain tresa". Timbal Raka memegang erat pergelangan tangan tresa.
Tresa tampak merona, Namun sebisa mungkin ia tutupi. "Yasudah, kalau begitu kami pergi dulu yah". Ucap Thomas bergegas pergi, saat Harto dan Rika akan membalikkan badan. Tiba tiba tresa memeluk erat tubuh kedua orangtuanya.
"Mih, pih. Janji yah jangan lupain tresa". Lenguh tresa membuat Rika maupun Harto mau tak mau melinangkan air mata. Berat sebenarnya Harto melepas gadis satu satunya yang sudah hidup 22 tahun bersamanya.
"Tresa, sekarang kamu udah punya raka. Andalin dia yah". Sahut Rika mengusap air matanya. Tresa hanya mengangguk dan melihat kepergian orang tuanya yang semakin lama semakin menjauh dan hilang karena padatnya kota Jakarta.
"Masuk yu tres". Ajak Raka sambil mengulurkan tangannya. Tresa awalnya tak berkutik, lalu ia tersenyum dan meraih genggaman tangan Raka. Mereka berdua lalu masuk kedalam rumah dan mulai menata beberapa pakaian didalam lemari.
Malam harinya…
"Aduh, berisik banget sih!". Teriak tresa kesal, bagaimana mungkin ia bisa tidur kalau di samping rumahnya ada kegaduhan. Tepatnya warung kopi yang terletak disisi rumah baru tresa.
Kegaduhan diwarung membuat tresa tak bisa tidur nyenyak, suara barang digeser, orang sibuk berbicara, dan drama Jawa dari kaset radio benar benar menyita seluruh otak tresa.
Raka yang melihat kegundahan tresa merasa khawatir, ia lalu membuka tas besar miliknya dan mengeluarkan sebuah earphone berwarna pink.
"Tres, pakai ini coba". Sahut Raka sambil menyodorkan nya pada tresa yang tengah merebahkan diri dengan kedua tangannya yang menutup telinga.
"Earphone?". Tanya tresa tak percaya, ia lalu melihat kearah Raka dan meraih perlahan earphone dari tangan suaminya.
"Pakai tres, biar kamu bisa tidur". Pinta Raka. Tresa yang mendengarnya sedikit tertegun. Sikap Raka yang perhatian memang dari dulu tak pernah hilang, inilah salah satu alasan dia mengapa dulu begitu mencintainya.
"Makasih". Balas tresa dingin. Ia lalu mulai memakainya satu persatu ke dalam telinga kanan dan kirinya.
…
Sudah sejak 2 Minggu pernikahan tresa terus mengalami mual mual, bahkan tak sesekali ia tak bisa tidur karena merasa pinggangnya begitu sakit. Raka selalu menjaganya dengan baik, bahkan tak sesekali ia yang selalu di repotkan ini itu oleh tresa.
Hari ini saja, tresa sudah beberapa kali terus masuk keluar toilet. "Tres? Kita coba cek yu ke dokter". Ajak Raka yang hanya mendapatkan anggukan dari tresa.
"Aku ganti dulu, kamu gih panasin dulu mobil". Pinta tresa, ia lalu masuk kedalam kamar sedangkan Raka mulai memanasi mobil sport hitam miliknya.
Tresa memilih memakai rok panjang cream bercorak bunga mawar orange Salim dan atasan kaos pas badan yang mungil tanpa kerah.
Raka tampak tertegun melihat tresa yang berpenampilan seperti ini, biasanya ia akan lebih suka memakai baju mini dan kurang bahan. Tapi sekarang lebih memilih baju yang sederhana namun memikat.
Keduanya lalu masuk kedalam mobil dan mulai melaju menuju arah rumah sakit yang cukup jauh dari rumah.
Sesampainya dirumah sakit, tresa sedikit gugup. Ia tahu bahwa mungkin saja hasil pemeriksaan akan membuatnya sedikit tersentak. Sebisa mungkin ia menenangkan hatinya dan berjalan masuk kedalam rumah sakit bersama Raka.
"Jadi bagaimana Bu, kondisi istri saya?". Tanya Raka sedikit ketakutan karena melihat wajah tresa sudah pucat.
"Selamat ya pak, istri bapak sekarang tengah mengalami fase awal kehamilan". Ucap sang dokter membuat Raka tampak senang lain halnya dengan tresa yang sedari tadi terus murung.
"Be-benar Bu? Kalau boleh tahu, anak saya perempuan atau laki laki?". Raka tampak sudah tak sabar. Sang dokter kemudian menjelaskan bahwa fase ini belum bisa menentukan jenis kelamin, sang dokter menyarankan untuk setiap bulan memeriksa kandungan agar tahu kondisi sang bayi.
Sepulang dari rumah sakit Raka tak bisa menutup senyumannya. Ia lalu memeluk tresa didalam mobil, namun reaksi pertama tresa adalah kesedihan.
"Tres? Aku sudah gak sabar kalau harus nunggu 9 bulan".
"Kamu seneng?". Tanya tresa tak menoleh.
"Dari pertama kali aku nikah sama kamu, hati ini terus merekah. Apalagi sekarang aku denger kamu lagi hamil, kebahagiaan aku double 100 persen". Jawab Raka yang membuat tresa sedikit tertegun.
Mobil pun melaju dan Raka fokus menyetir, sedangkan tresa menatap kearah perutnya sambil mengelusnya pelan. Lama kelamaan ada perasaan aneh dihatinya yang menorehkan senyum manis pada wajahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
🌷Bubu.id
lanjut kak
2023-11-09
0