Dengan berat hati Alesha memasuki mobil mewah entah siapa pemiliknya. Alesha hanya bisa sesekali melirik pria yang tengah memangku keponakannya tersebut dengan tatapan bingung. Kenapa pria ini begitu peduli itulah yang sekarang bersarang di otaknya.
"Maaf tuan, Anda mau bawa kami kemana?" Tanya Alesha ketika salah satu pria yang memegang kemudi itu menjalankan mobilnya.
Sontak saja suara yang sangat dirindukan milik gadis di sampingnya ini membuatnya menoleh. Seperkian detik tatapan keduanya bertemu hingga membuatnya seakan enggan mengalihkan pandangan. Jantung Alesha berdetak tak karuan kala mata itu seakan menyelami matanya.
"Mata ini kenapa mirip sekali sama....." Alesha menggantung ucapannya, Ketika ia merasakan perbedaan dengan tatapan yang dulu selalu memancarkan kehangatan padanya, Siapa di pikir Alesha kebingungan.
Alesha menggelengkan kepala dengan cepat sembari membuang pikiran yang berkelana kemana- kemana. Gadis bermata coklat itu menyangkal bahwa pria di depannya ini bukanlah seseorang yang dicarinya. Berbeda tentu saja, Karena pria yang dicarinya mempunya tatapan lembut dan wajah yang menenangkan.
Namun dilihat dari segi manapun pria di sebelahnya ini sangat jauh berbeda. Dimana tatapan tajam dan penuh intimidasi itu begitu mendominasi di raut wajah tampannya
"Apa nona baik- baik saja?" Tanya Ken ketika melihat gadis yang tengah duduk disebelah tuannya menggelengkan kepala. Sangat terlihat jelas dari kaca spion depan mobil. Ken berfikiran bahwa Alesha pusing hingga beberapa kali menggelengkan kepalanya tanpa sepengetahuan sang atasan tentunya.
"Ehh ... Mm aku baik saja tuan" Ujar Alesha merutuki dirinya sendiri karena telah kepergok bertingkah konyol di depan Ken.
Tatapannya kembali melirik ke arah Naina yang masih setia dipangkuan pria di sebelahnya. Terlihat nyaman sampai terlelap berbantal dada bidang milik pria tersebut.
"Mm maaf tuan, kalau boleh tau siapa nama anda?" Tanya Alesha mencoba sedikit tenang meskipun jantungnya berdegub kencang. Antara takut dan entahlah semua tak bisa di jelaskan dengan kata-kata.
Saga mengkerutkan keningnya mendengar penuturan gadis di sampingnya ini.
Ya , Saga dan Ken yang hampir saja menabrak Naina. Eh ralat tapi Ken yang hampir saja menabrak Naina karna faktor waktu. Namun setelah mendapat perintah dari sang bos akhirnya Saga menunda makan siang bersama sang klien. Meskipun kliennya bersikeras untuk tidak menunda pekerjaannya namun alibi Ken membuat sang klien tersebut bisa maklum atasnya.
Sehabis rapat dengan semua petinggi di perusahaannya, baik Ken maupun Saga bergegas ke restoran yang sudah di pesan olehnya bersama sang klien.
Namun takdir berkata lain, Saga malah bersikeukeuh meninggalkan schedulenya demi mengantarkan bocah kecil yang masih berada di pangkuannya. Entah apa yang mendorong kepedulian itu di hati Saga tak biasanya pria itu melakukan hal semacam itu.
Ken hanya diam melihat interaksi sang bos dan gadis muda di sampingnya. Kaca spion lah yang menjadi saksi mata penguntit milik Ken.
"Tuan saya bertanya pada anda." Sergah Alesha lagi ketika Saga tak menjawab sekalipun. Hanya lirikan tajam yang ditujukan oleh lelaki itu pada Alesha yang merasa Saga adalah sosok pria bisu.
"Mm Nona, Tuan yang di sebelah anda bernama........" Ucapan Ken menggantung kala suara bariton Saga memecahkan kecerewetan Alesha.
"Turun" Titah Saga sembari mengeluarkan dirinya dari mobil.
"Tuhan, Jangan sampai pria tadi adalah dia. Tatapannya sangat mengerikan. Aku tadi mengira dia bisu ternyata hanya irit bicara ." Monolog Alesha menyusul Saga yang sudah masuk ke dalam rumah sakit.
Meskipun Saga mempunyai sifat tak kenal ampun. Namun ia masih mempunyai sifat baik dan punya rasa kemanusiaan. Buktinya saja ia rela menunda pekerjaan yang sangat penting hanya untuk membawa gadis kecil berobat atas dasar tanggung jawab.
Meskipun tatapan tajam dan dingin selalu meghiasi wajahnya yang tampan rupawan.
"Aww....." Pekik Alesha ketika dirinya tak sengaja menabrak punggung lebar milik Saga.
Alesha sedari masuk kedalam rumah sakit seakan tak fokus pada setiap langkahnya bahkan ia hanya terus- terusan menyangkal apa yang tengah bergelut di otak dan hatinya.
"Sakit." Tanya Saga lembut sembari mengusap pelan dahi Alesha yang dengan cerobohnya menabrak punggungnya.
Degggg....
Jantung Alesha berdetak semakin kencang dengan perlakuan Saga. Ya, Saga berhasil membuat darahnya berdesir kembali setelah sekian tahun lamanya membeku karena kehilangan seseorang yang sangat dicintainya. Dimana dulu Aleshalah yang pergi meninggalkan sang pujaan hati karena sesuatu hal.
Tersadar dengan perlakuannya pada gadis yang masih mematung di depannya. Dengan cepat Saga pergi dari tempat itu tanpa berucap sepatah katapun.
Ia merutuki kebodohannya yang telah membuat Alesha berfikiran yang tidak- tidak tentang dirinya.
Setelah tersadar dari lamunannya, Alesha segera mengejar Saga yang sudah hilang dari pandangannya. Bukan apa- apa Alesha berbuat seperti itu karena ia belum sempat mengucapkan kata terima kasih pada seseorang yang telah menolong keponakannya tersebut
Niat hati tak ingin mengejar karena merasa salah tingkah dengan perlakuannya tadi namun kurang pas rasanya jika etikanya di kesampingkan.
"TTuan tunggu." Teriak Alesha ketika mobil yang ditumpangi tadi sudah melesat jauh bahkan di beberapa detik sudah hilang di indera penglihatannya.
"Ya Tuhan, kenapa wajahnya mirip sekali dengannya. Matanya dan aroma tubuhnya, bahkan aku ingat jelas .Meskipun ada sedikit berbeda tapi kenapa hatiku yakin kalau itu dia."Ujar Alesha dengan nafas terengah- engah setelah berlari kecil mengejar sosok Saga yang sudah hilang di pandangan matanya.
"Boo, Aku merindukanmu. Sangat merindukanmu, kuharap kamu mendengarnya." Timpal Alesha lagi dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.
Flashback on..
Didalam sebuah kelas 12 IPS seorang pria yang beberapa bulan lagi akan dinyatakan lulus. Pria tersebut memiliki kepintaran di atas rata- rata bahkan semua guru selalu membanggakan atas prestasi yang selalu digapai oleh siswa tersebut.
Walaupun bersekolah di kalangan orang atas hanya bermodal beasiswa. Tak sekalipun membuat dirinya minder akan tetapi dirinya semakin gigih belajar dan belajar. Ingin menunjukan Kepada dunia bahwa dirinya bukanlah orang yang lemah dan dengan gampangnya diinjak-injak harga dirinya.
Hidup sebatang kara dan berteduh dibawah naungan panti asuhan membuat dirinya tak tau siapakah orang tuanya.
"Boo." Panggil gadis bermata coklat yang masih menjadi adik kelasnya.
Sontak saja pria dengan kacamata yang selalu bertengger di hidungnya mendongakkan kepala. Suara lembut nan indah membuatnya tau betul siapa yang tengah memanggilnya.
Ya , Dia adalah Alesha Kaira Wilson
Seorang anak pengusaha dan donatur di sekolah Ganesha high school.
"Oh hy my sunshine." Sahutnya sembari menutup buku tebal yang sedari tadi di bacanya. Tiada hari tanpa membaca dan belajar di kamusnya namun jika menyangkut gadis didepannya ini semuanya ia lakukan.
Senyuman mengembang di bibir mungil gadis yang mempunyai rambut sebahu tersebut. Alesha mendudukkan dirinya di depan sang kekasih dengan menopang dagunya. Dengan matanya menatap lekat gerak gerik pemilik wajah hangat di depannya ini dengan penuh cinta.
"Apa hmm?" Tanyanya menoel hidung sang kekasih karena tak henti- hentinya melihatnya.
"Bangga deh punya pacar udah pinter juara terus lagi." Ujar Alesha mengembangkan senyumnya menampilkan deretan gigi putih miliknya.
"Muji terus perasaan" Sahutnya menarik hidung Alesha hingga sang pemilik memekik kesakitan.
"Sakit?" Tanyanya sembari mengelus hidung mancung milik sang kekasih. Padahal tadi dirinya menarik pelan tapi kenapa respon gadisnya seperti teraniaya.
Alesha mengannguk membenarkan ucapan sang kekasih bibirnya mencebik membuat pria yang berstatus kekasihnya semakin merasa bersalah.
"Maaf ya sunshine, Janji gak bakalan diulang." Ucapnya lembut tak henti- hentinya mengusap hidung mancung tersebut.
"Tapi Boong, Wleee....." Setelah berucap demikian Alesha berlari keluar kelas disusul oleh sang kekasih yang mengejarnya.
Sungguh senang bukan main ketika dirinya berhasil menjahili sang kekasih.
"Awas kamu ya" Sarkas si pria yang tak ingin kalah dengan gadisnya hatinya mengaku bahagia meskipun sang kekasih selalu menjahilinya.
"Semoga hubungan kita takkan terpisahkan Sunshine. Aku menyayangimu matahariku." Monolognya sembari melihat dang gadis tertawa lepas karena ulah nya.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
TereLea(♥ω♥ ) ~♪
lagi ♥
2023-12-19
0
Dewi Payang
5🌹buat Alesha
2023-12-19
1
Dewi Payang
Rupanya mereka sudah punya hubungan dimasa lalu.
2023-12-19
1