Tappp.... tapp.... tappp....
Suara fantofel mewah milik Sagara dan Ken menggema di area loby perusahaan A.M Company. Hampir seluruh karyawan yang melihat itu menatap ke arah kedua pria yang tengah berjalan maskulin. Raut wajah datar dan tanpa senyum membuat keduanya memiliki khas tersendiri.
Sungguh sempurna pikir karyawan yang senantiasa mengagumkan ketampanan keduanya.
Semua karyawan terlebih wanita memandang kagum pada sosok Sagara dan Ken. Bagaimana tidak, keduanya memiliki ketampanan yang mencolok di atas rata- rata bagi kaum hawa.
Sesekali juga para karyawati menunduk ketika mata elang baik Saga ataupun Ken melirik ke arahnya. Mereka takut jika kedua atasannya tau akan ada masalah yang menantinya. Karena sudah lengah dalam bekerja terlebih lagi memujanya tanpa izin
Dan setelah kejadian dimana Saga dan Ken melintas di koridor perusahaan . Suara gaduh mulai terdengar ketika sang atasan sudah hilang di pandangan mereka.
"Kenapa tuan Saga terlihat sangat cool banget" Pekik Hera karyawan senior ketika punggung tegap kedua pria tampan sudah tak nampak di pandangan matanya .
"Bisa gak sih, Tuan Saga jangan se cool itu. bikin jantung gak aman anjay." Timpal Dewi memegang dadanya sembari mendudukkan bokongnya di kursi kerjanya. Wajahnya dibuat seakan- akan bahwa dirinya tengah jatuh cinta bak seperti kepiting rebus.
"Tuan Ken juga Ulala, bikin gak bisa move mandang" Timpal Devina di sebelah Dewi yang memuja ketampanan Ken.
Begitulah celoteh unfaedah dari para karyawan terlebih kaum hawa. Dan yang menjadi muak adalah karyawan laki- laki bahkan tak sedikit dari mereka memutar bola matanya malas mendengar ocehan mereka. Tak Hayal telinga laki- laki disana harus kebal karena ucapan demi ucapan yang keluar dari para rekannya wanita disana.
"Berisik." Ujar Sultan yang tengah serius memandang komputernya hingga membuat suara gaduh itu mereda .
Dan ucapan itu hanya bertahan sebentar, sedetik kemudian para karyawan wanita memulai lagi bercerita tentang atasannya. Sungguh memuakkan bagi yang merasa tersaingi.
...****************...
"Apa schedule hari ini Ken?" Tanya Saga tanpa mengalihkan pandangan dari komputer.
Jari- jari besarnya secara lihai mengetik sesuatu dengan menampakkan wajah keseriusannya.
Ken membuka lembar per lembar schedule yang sudah diatur sebelumnya. Dengan berbicara sesekali melihat dokumen yang berada ditangannya. Alih - alih takut ada kesalahan saat membaca menurut Ken jika ia kembali tak memastikan schedule tersebut.
"Rapat dengan para petinggi setengah jam lagi. Nanti siang makan siang di Restoran flawless bersama tuan Gerald dari P.T Cone." Jelas Ken namun ucapannya terhenti kala tangan Saga mengayun ke udara.
Ken tau arti tangan Saga tersebut, berarti dirinya diperintahkan untuk berhenti membacakan schedulenya.
Ken terdiam menanti apa yang akan di perintahkan oleh atasannya ini padanya. Tanpa merasa berkecil hati karena Saga menyuruhnya membaca schedule namun matanya masih fokus pada layar komputer. Itu sudah biasa Saga lakukan dan hasilnya tak pernah mengecewakan.
Meskipun sikap Saga begitu Ken sangat antusias membacanya karena yakin jika Saga mendengarkan walaupun seperti tak menggubris sama sekali.
" Kita ke ruang rapat sekarang, perintahkan untuk semua petinggi dalam waktu 15 menit semuanya sudah harus berkumpul." Titah Saga membuka kacamatanya sembari berdiri dari kursi kebesarannya.
" Baik tuan." Sahut Ken menunduk, dilanjut Ken membuka ipad yang berada di genggamannya. Mengetikkan sesuatu pada iPad tersebut dengan wajah yang serius pula. Ia tak mau ada kesalahan disana apalagi kesalahan di mata Saga.
Suara Gaduh mulai terdengar dari ruangan kepala devisi. Karena tak ada bantahan untuk 15 menit harus sudah sampai di ruangan rapat. Entah hukuman apalagi nanti jika ada yang terlambat semenit saja.
...****************...
Seorang anak kecil tengah berlarian di bawah terik matahari dengan senyuman yang terus saja mengembang. Bermain dan berlari di padang rumput yang luas adalah keinginannya yang tak sekalipun tersalurkan.
Hidup di keluarga yang sangat menuntun dan orang tua yang otoriter tak bisa membuatnya seperti bocah pada kebanyakan bocah.
Namun saat ini, berkat kedatangan sang aunty membuat suasana hatinya berkali- kali lipat bahagia. Terlepas dari sang orang tua, bahkan kakek yang terus- terusan mengekangnya. Semuanya harus wajib dituruti jika tidak .Kemarahan yang akan diterimanya.
"Aunty, kejar Naina." Teriak gadis kecil itu dengan suara yang begitu nyaring.
"Jangan cepet- cepet Nai, nanti kamu jatuh." Sarkas Alesha yang melihat sang keponakan berlari terlalu cepat menurutnya.
Alesha Kaira Wilson
Wanita yang sangat humble dan ceria membuat siapa saja mudah akrab dengannya. Selain memiliki paras cantik dan terkesan kalem menambah kesan tersendiri untuk gadis cantik tersebut.
Alesha yang sering disapa Ale tersebut baru saja menampakkan batang hidungnya setelah sekian lama mengais ilmu di negeri Syam. Bukan kemauan dirinya sebenarnya, namun karena sang orang tua yang kekeh membuatnya harus mau tak mau menurutinya.
Semalam sejak kepulangannya dari negeri Syam. Racauan anak kecil yang masih berumur 5 tahun itu membuatnya tersayat.
Dimana nasibnya tak kalah jauh dengannya, Tidak ada kemauan sendiri semuanya harus serba di atur oleh sang orang tua. Terlebih lagi kisah asmaranya yang sangat di sayangkan.
"Aunty, Naina pengen bermain dan beli ice cream tapi mama sama papa bilang harus belajar terus. Naina capek Aunty." Adu Naina sembari menunduk di depan Ale. Membuat hati Alesha sangat tercubit .
Bagaimana nasib bocah 5 tahun ini jika semuanya harus tentang belajar. Tak ada kata bermain ataupun semacamnya.
Belajar memang penting namun terkadang bocah yang masih labil juga butuh bermain, berkreasi bahkan menambah ilmu lainya.
"Besok Aunty ajak Naina bermain di taman ya, tapi jangan kasih tau siapapun. Aunty gak mau Naina nanti kena marah." Ujar Ale mengusap lembut rambut sang keponakan dengan ketulusan.
Wajah Naina mendongak ke arah Alesha, dan benar saja. Hanya berkata seperti itu membuat bocah itu berbinar dengan wajah yang terus mengembangkan senyumannya.
Disinilah mereka sekarang, berada di taman kota tengah asik bercanda tawa. Bahkan Naina tak henti- hentinya menari dan berlari membuat hati Alesha merasakan lega.
"Aunty, ice cream boleh?" Tanya Naina menghampiri Alesha. Sorot matanya berharap - harap cemas menatikan jawabannya.
"Ayo." Sahut Alesha menggandeng tangan Naina ke arah penjual ice cream yang berada di pinggir taman.
Naina yang mendapatkan angin segar dari sang Auntynya berjingkrak - jingkrak tak karuan. Apalagi kemauannya dituruti oleh gadis yang berperan sebagai Auntynya tersebut .
Tanpa terasa tangan mungil yang tadi berada di dalam genggamannya tiba- tiba menghilang. Beriringan dengan Naina yang terus berlari ke arah penjual ice cream.
Alesha hanya menggelengkan kepala melihat tingkah laku keponakannya yang terlampau menggemaskan. Sembari berjalan kecil netranya lekat memandang ke arah sang keponakan yang terus saja berlari tanpa henti.
Hingga....
Cittt....
Bruakk......
Huaaa..........
"Naina...."Pekik Alesha sembari berlari ke arah keponakan yang sudah tersungkur di atas aspal.
Ya, Naina tersrempet mobil hitam legam mewah entah milik siapa. Alesha memaki dirinya sendiri yang tak becus menjaga Naina meskipun sudah berkali-kali Alesha diperingatkan.
Alesha mendudukkan Naina di pangkuannya. Air matanya menetes melihat luka di kedua lutut sang keponakan. Tak parah namun membuat hati Alesha tersayat.
"Maaf nona saya gak sengaja." Ucap pria yang baru saja turun dari dalam mobil mewah tersebut.
Alesha sekilas menoleh ke arah sumber suara tanpa menjawab. Netranya kembali lagi bergulir ke arah sang keponakan yang tengah menangis.
"Naina sakit sayang? Ayo Aunty antar ke rumah sakit." Ucap Alesha berusaha berdiri sembari menggendong tubuh mungil Naina.
"Berikan dia padaku" Suara bernada perintah itu menghentikan niat Alesha untuk berdiri.
Wajahnya menoleh ke arah belakang tepatnya pintu kemudi yang terbuka. Terlihat pantofel mengkilat nan mewah yang terlihat dan disusul pria berjas dengan kacamata hitam bertengger apik di hidungnya.
"Maksud anda apa?" Tanya Alesha dengan penuh kekhawatiran pasalnya Naina tak ada hentinya menangis.
Tanpa menjawab ucapan Alesha, pria jangkung dan berwibawa itu tanpa permisi mengambil alih menggendong Naina.
"Ehhh... mau dibawa kemana keponakanku?" sarkas Alesha ketika pria itu membawa Naina kedalam mobilnya.
"Masuk." Titah Pria itu pada Alesha yang masih berdiri sembari memegang pintu mobil .
Kasih semangatnya dong guys, biar nambah semangat.🥳🥳🥳
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Ibu Wawa
sampai disni dulu ya kak aku mampir🤗🤗🤗
2023-12-20
0
TereLea(♥ω♥ ) ~♪
next
2023-12-19
0
Dewi Payang
Aku lagi bayangin ketampanannya si Ken sama Segara🤭🤭
2023-12-19
0