Bab 5 Tatapan Cinta

Dengan nafas yang masih ngos-ngosan Starla kembali menuju meja kerjanya, kakinya masih terasa gemetar karena kejadian tadi di depan ruangan atasannya itu.

Starla masih mengelus dadanya dengan pelan, lalu ia mendudukkan dirinya di kursi kerjanya dengan perlahan.

Matanya tiba-tiba terasa memanas dan hatinya pun terasa seperti akan meledak, bukan karena kejadian dia dipergoki oleh Pria yang tidak dikenalnya tadi. melainkan karena hari ini ia benar-benar kembali melihat Bara laki-laki yang selama ini ia lupakan dengan susah payah.

Raya yang melihat tingkah aneh dari sahabatnya itu pun dengan pelan menghampirinya.

Lalu menatapnya dengan penuh pertanyaan.

"Elo kenapa kok wajahnya tegang kaya gitu?"tanya Raya heran

Namun Starla masih betah dengan diamnya, ia masih terlena dengan kenangan pahitnya selama 10 tahun ke belakang.

Starla menyandarkan kepalanya pada kursi kerjanya, ia menutup matanya dengan perlahan lalu menarik nafasnya pelan berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri.

Namun belum beberapa detik ia melakukan itu tiba-tiba saja suara telepon di mejanya berdering dengan nyaring. sehingga membuatnya kembali terperangah karena kaget.

Raya yang berada dekat dengannya terkekeh tertawa kecil.

Starla yang melihat sahabatnya tertawa lepas pun melemparinya dengan tisu yang sengaja ia gulung agar bisa mengenai tubuhnya.

Kemudian dengan cepat Starla segera mengangkat telepon yang terus berdering di mejanya.

"Halo dengan Starla Monica ada yang bisa saya bantu"

Untuk sesaat Bara terdiam ketika mendengar suara Starla yang menjawab  panggilan telepon darinya.

Dengan sengaja ia melakukan panggilan itu dari ruangan Stella yang tak lain adalah kakak perempuannya.

"Gimana, dia jawab enggak?" Tanya Stella sesaat kemudian  setelah melihat Adiknya itu terpana diam di dalam sambungan teleponnya.

Bara melihat ke arah kakaknya sejenak, ia hanya menganggukkan kepalanya tanpa bersuara, lalu menyerahkan sambungan teleponnya kepada Stella.

Dengan cepat dan tanpa  rasa curiga apa-apa Stella meraih teleponnya dari tangan adiknya itu.

"Halo Starla, ini saya Stella." 

 Starla yang tadinya masih terduduk lemas pun dengan  spontan bangkit dari duduknya sambil membulatkan matanya bulat-bulat karena kaget ketika mendengar bahwa yang meneleponnya itu adalah atasannya.

"Iya Bu saya disini" jawab Starla panik, karena ia tahu letak kesalahannya itu dimana.

"Ya ampun kamu gimana sih, aku kan tadi udah menyuruh kamu untuk  keruangan saya, kok sampe sekarang kamu belum kesini?" Tanya Stella nadanya sedikit terdengar seperti orang yang kesal.

"Oh, iya iya maaf Bu tadi sebenarnya saya sudah keruangan ibu, cuma tadi saya lihat ibu seperti sedang sibuk jadi saya memutuskan untuk kembali ke meja kerja saya" Jawaban Starla terdengar sedikit tergesa karena sejatinya ia merasa takut kepada atasannya itu, ia memang terlihat anggun dan lembut namun jika sudah menyangkut soal pekerjaan dia mendadak berubah menjadi wanita yang tegas. 

"Ya sudah kalau begitu kamu segera keruangan saya sekarang" jawab Stella kemudian ia menutup sambungan teleponnya dengan pelan.

"Huft!"Starla meniupkan angin ke arah poninya ketika sambungan teleponnya bersama Stella  berakhir.

Rasa lega kini  datang menghampirinya seolah melunturkan semua beban dan ketakutan yang ada di pundaknya sejak tadi.

"Kenapa Lo?"Raya kembali bertanya karena keheranan.

"Gue disuruh keruangan Ibu Stella Ray," jawab Starla lemas 

"Ya Udah lah gih sana pergi  entar telat di omelin lagi lu" titah Raya 

"Hmm" Starla hanya menggumam sambil menganggukkan kepalanya  dan kemudian melangkah berat ke arah ruangan atasannya.

Beberapa saat kemudian Starla sudah berada di depan pintu ruangan Stella.

Dia enggan untuk masuk karen tahu jika ia masuk ke dalam ruangan itu, pertemuannya dengan bara sudah pasti tidak akan bisa terelakkan,

Ia merasa belum siap untuk bertemu dengannya.

Apalagi dengan cara mendadak seperti ini.

Luka yang Bara torehkan di dalam hatinya  masih terukir  jelas, meskipun Starla sudah pernah menikah bersama orang lain lalu  kemudian terpaksa harus kembali bercerai  karena suaminya mempunyai wanita lain diluar sana, padahal pernikahan itu baru saja berjalan satu  bulan.

Tapi meskipun begitu pengalaman hidup baru tidak bisa mengobati luka di dalam hatinya.

"Ya tuhan seandainya saja jika aku tahu bahwa aku  akan bertemu kembali dengan dia disini, mungkin dulu aku akan kembali mempertimbangkan kembali untuk menerima tawaran bekerja di kantor ini." Batinnya di dalam hati.

Starla terus mondar-mandir di depan pintu ruangan itu, kakinya seolah sangat berat untuk melangkah masuk ke dalam

Namun disisi lain, ini pekerjaannya ia harus bisa bersikap profesional dengan semuanya sekalipun ini menyangkut dengan hatinya.

Setelah beberapa menit Starla berusaha meyakinkan dirinya kemudian dengan mantap ia memutuskan untuk masuk ke dalam ruangan itu.

Perlahan ia mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu ruangan atasannya  itu.

Namun belum sempat tangannya menyentuh pintu. dengan tiba-tiba pintu itu terbuka dari arah dalam.

Sontak hal itu membuat dirinya terperangah kaget, karena lagi-lagi si Pria yang tak dikenalnya  berhasil membuatnya mati kutu dengan kelakuannya sendiri.

"Kamu ngapain disini?" Pertanyaan itu kembali mengawali perbincangan antara Starla dan si pria itu

"Nah itu pasti Starla," terdengar sahutan Stella dari arah dalam.

Lalu ia tampak keluar dari ruangan dan menghentikan laju kursi rodanya di dekat Juan.

Saat itu Starla hanya mampu menebarkan senyuman sungkannya kepada Stella dan si Pria itu

"Oh, jadi ini Starla yang kamu maksud."ujar Pria itu kepada Stella seolah ia sudah mengetahui siapa dirinya.

"Iya, ayo Star masuk," titah Stella.

Untuk Sesaat Starla menarik nafasnya dalam-dalam sebelum ia menuruti perintah dari atasannya itu.

kemudian ia memberanikan dirinya untuk melangkah masuk ke dalam, sambil sesekali meluaskan pandangannya ke setiap sudut ruangan.

Iya, tepat di kursi sofa pojok ia melihat seseorang yang sangat ia kenal, tengah duduk  dengan posisi membelakangi dirinya, ia tampak  terlihat sedang asyik memandangi  suasana pusat kota melalui jendela.

Dengan ragu Starla terus melangkahkan kakinya hingga tanpa sadar kini dirinya sudah berada di dalam ruang kantor CEO utama.

"Ok Starla silahkan duduk" Stella mempersilahkan Dirinya untuk duduk tepat di sofa yang sama dengan laki-laki yang sangat ia kenal itu.

Secara otomatis perintah itu membuatnya seperti memakan buah simalakama.

Posisi itu membuat dirinya kebingungan setengah mati, jika ia duduk disana secara otomatis ia dan Bara akan duduk satu kursi dengannya dan itu akan membuatnya kembali mengingat luka yang telah Bara berikan untuknya.

Akan tetapi jika ia tidak duduk di sana nanti yang ada Stella akan menganggapnya karyawan yang tidak mematuhi perintah.

"Duduk." Pria itu  mengulurkan  tangan dan mempersilahkannya  untuk duduk.

Dengan berat hati, Starla mulai mendudukkan dirinya di sofa itu, ritme detak jantungnya mendadak berdegup dengan sangat kencang hingga  nyaris terdengar keluar oleh Bara.

Berharap bahwa Bara  akan terus dalam posisinya yang seperti itu, dan tidak akan pernah membalikan tubuhnya.

Namun harapannya salah, tak lama setelah beberapa detik dirinya duduk, dengan Perlahan Bara membalikan tubuhnya lalu kemudian menatap dalam kepada Starla yang kini tengah duduk sambil menatap lurus ke arahnya dengan mimik wajah yang tegang.

Spontan keadaan itu membuat mata dari keduanya saling menatap satu sama lain.

****

 

 

 

Episodes
1 Bab 1 Awal Kehancuran
2 Bab 2 Melepas
3 Bab 3 Buket Mawar
4 Bab 4 Pertemuan yang tak diinginkan
5 Bab 5 Tatapan Cinta
6 Bab 6 Aku ingin Mencintaimu
7 Bab 7 Beri aku kesempatan
8 Bab 8 hilangnya Brian
9 Episode 9 Mencari Brian
10 episode 10 Hari ke 2 pencarian Brian
11 episode 11 Pertemuan di Kantor Polisi
12 Episode 12 Pelukan yang dirindukan
13 Bab 13 Luka 10 tahun
14 MSS Bab 14 Pertengkaran Singkat
15 Episode 15 Ciuman di Apartemen
16 episode 16 penyesalan
17 episode 17 Mencoba menodai
18 Bab 18 mengganti pakaian
19 Bab 19 tidak ingin berhutang budi
20 Episode 20 Masih ibunya Brian
21 Bab 21 Datang di Waktu Yang Tepat
22 Bab 22 Ciuman itu
23 Bab 23 Penjelasan
24 episode 24 Pengakuan Juan
25 episode 25 Bos Killer
26 episode 26 Juan
27 Bab 27 Perlakuan Spesial
28 Episode 28 Makan Siang Bersama
29 Episode 29 Brian
30 episode 30 Pernyataan Juan
31 Bab 31 Sentuhan Cinta Bara
32 Episode 32 Pengakuan Juan
33 episode 33 Satu Gelas Coklat Panas
34 Episode 34 Pengakuan Bara
35 Episode 35 Pertengkaran Erica dan Bara
36 Episode 36 Di Antara 2 Pria
37 Bab 37 Erica Terpojok
38 Episode 38 Perintah yang Sulit
39 episode 39 Perintah yang Berat
40 Episode 40 Pertemuan Mahesa dan 2 Rivendra
41 Episode 41 Erica kecelakan
42 episode 42 Starla pingsan
43 Episode 43 Sadar
44 episode 44 Erica yang di Rawat
45 Episode 45 Kebahagiaan Brian
46 Episode 46 Ingin Memperbaiki Hubungan
47 Episode 47 Membongkar kejahatan Mahesa
48 Episode 48 Buket Lily Dari Juan
49 Episode 49 Percakapan 2 Pria
50 Episode 50 Erica yang Acuh
51 Episode 51 Pulang Dari Rumah Sakit
52 Episode 52 Apartemen Impian
53 Episode 53 Kembali Ke Kediaman Malik Rivendra
54 Episode 54 Hari yang Indah
55 Episode 55 Kecurigaan Juan
56 Episode 56 Memastikan Siapa Wanita itu
57 Episode 57 Menunggu Kepulangan Bara
58 Episode 58 Berkemas
59 Episode 59 Sandwich Tuna
60 Episode 60 Mabuk
61 Episode 61 Kemeja Putih
62 Episode 62 Malam yang Indah
63 Episode 63 Pagi yang Indah
64 Bab 64 Ciuman di Pagi Hari
65 Bab 65 Terlambat
66 Episode 66 Ruang Meeting
67 episode 67 Pertemuan Shakira dan Rendy
68 Episode 68 Brian di Perusahaan Malik Rivendra
69 MSs Episode 69 Pengakuan Juan
70 Episode 70 Sikap yang Mulai Terang-terangan
71 Episode 71 UGD
72 Episode 72
73 Episode 73
74 episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79 Malam yang Panjang
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82 Kebenaran Mulai Terkuak
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85 Insiden di Loby
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 episode 89
90 Episode 90
91 episode 91
92 Episode 92
93 episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 episode 100
101 Episode 101
102 Episode102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 episode 122
123 Episode 123
124 episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episod 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 MSS Bab 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 Episode 144
145 Episode 145
146 Episode 146
147 Episode 147
148 Episode 148
149 Episode 149
150 Episode 150
151 Episode 151
152 Episode 152
153 Episode 153
154 Episode154
155 Episode 154
156 Episode 156
157 Episode 157
158 Episode 158
159 Episode 159
Episodes

Updated 159 Episodes

1
Bab 1 Awal Kehancuran
2
Bab 2 Melepas
3
Bab 3 Buket Mawar
4
Bab 4 Pertemuan yang tak diinginkan
5
Bab 5 Tatapan Cinta
6
Bab 6 Aku ingin Mencintaimu
7
Bab 7 Beri aku kesempatan
8
Bab 8 hilangnya Brian
9
Episode 9 Mencari Brian
10
episode 10 Hari ke 2 pencarian Brian
11
episode 11 Pertemuan di Kantor Polisi
12
Episode 12 Pelukan yang dirindukan
13
Bab 13 Luka 10 tahun
14
MSS Bab 14 Pertengkaran Singkat
15
Episode 15 Ciuman di Apartemen
16
episode 16 penyesalan
17
episode 17 Mencoba menodai
18
Bab 18 mengganti pakaian
19
Bab 19 tidak ingin berhutang budi
20
Episode 20 Masih ibunya Brian
21
Bab 21 Datang di Waktu Yang Tepat
22
Bab 22 Ciuman itu
23
Bab 23 Penjelasan
24
episode 24 Pengakuan Juan
25
episode 25 Bos Killer
26
episode 26 Juan
27
Bab 27 Perlakuan Spesial
28
Episode 28 Makan Siang Bersama
29
Episode 29 Brian
30
episode 30 Pernyataan Juan
31
Bab 31 Sentuhan Cinta Bara
32
Episode 32 Pengakuan Juan
33
episode 33 Satu Gelas Coklat Panas
34
Episode 34 Pengakuan Bara
35
Episode 35 Pertengkaran Erica dan Bara
36
Episode 36 Di Antara 2 Pria
37
Bab 37 Erica Terpojok
38
Episode 38 Perintah yang Sulit
39
episode 39 Perintah yang Berat
40
Episode 40 Pertemuan Mahesa dan 2 Rivendra
41
Episode 41 Erica kecelakan
42
episode 42 Starla pingsan
43
Episode 43 Sadar
44
episode 44 Erica yang di Rawat
45
Episode 45 Kebahagiaan Brian
46
Episode 46 Ingin Memperbaiki Hubungan
47
Episode 47 Membongkar kejahatan Mahesa
48
Episode 48 Buket Lily Dari Juan
49
Episode 49 Percakapan 2 Pria
50
Episode 50 Erica yang Acuh
51
Episode 51 Pulang Dari Rumah Sakit
52
Episode 52 Apartemen Impian
53
Episode 53 Kembali Ke Kediaman Malik Rivendra
54
Episode 54 Hari yang Indah
55
Episode 55 Kecurigaan Juan
56
Episode 56 Memastikan Siapa Wanita itu
57
Episode 57 Menunggu Kepulangan Bara
58
Episode 58 Berkemas
59
Episode 59 Sandwich Tuna
60
Episode 60 Mabuk
61
Episode 61 Kemeja Putih
62
Episode 62 Malam yang Indah
63
Episode 63 Pagi yang Indah
64
Bab 64 Ciuman di Pagi Hari
65
Bab 65 Terlambat
66
Episode 66 Ruang Meeting
67
episode 67 Pertemuan Shakira dan Rendy
68
Episode 68 Brian di Perusahaan Malik Rivendra
69
MSs Episode 69 Pengakuan Juan
70
Episode 70 Sikap yang Mulai Terang-terangan
71
Episode 71 UGD
72
Episode 72
73
Episode 73
74
episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79 Malam yang Panjang
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82 Kebenaran Mulai Terkuak
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85 Insiden di Loby
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
episode 89
90
Episode 90
91
episode 91
92
Episode 92
93
episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
episode 100
101
Episode 101
102
Episode102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
episode 122
123
Episode 123
124
episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episod 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
MSS Bab 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
Episode 144
145
Episode 145
146
Episode 146
147
Episode 147
148
Episode 148
149
Episode 149
150
Episode 150
151
Episode 151
152
Episode 152
153
Episode 153
154
Episode154
155
Episode 154
156
Episode 156
157
Episode 157
158
Episode 158
159
Episode 159

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!